Dukung Era Elektrifikasi Bisa Kursus Bahasa Berhadiah Kendaraan Listrik


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Dukung Era Elektrifikasi Bisa Kursus Bahasa Berhadiah Kendaraan Listrik yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Suara.com – Kemampuan komunikasi memegang peranan yang sangat penting bagi setiap orang di era Revolusi Industri 4.0. Apalagi Indonesia ikut serta dalam program Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dimana tenaga kerja asing dari Negara ASEAN lainnya bisa datang dan bekerja di Indonesia.

Hal ini menciptakan kompetisi baru di mana setiap orang harus meningkatkan kapasitas dan kapabilitas agar bisa memenangkan persaingan di tingkat regional juga global.

PT EVCBU International Universal yang dikenal sebagai LKP EV Language Scholarship hadir untuk membantu generasi muda dengan menitikberatkan penguasaan empat pilihan bahasa asing, yakni Inggris, Mandarin, Jepang dan Korea.

PT EVCBU International Universal yang dikenal dengan nama LKP EV Language Scholarship sediakan KBL bagi generasi muda peserta didik [PT EVCBU].

Selain itu, didukung langsung PT Kurnia EVCBU Internasional LKP EV Language Scholarship menyediakan 1.000 (seribu) unit Kendaraan Bermotor Listrik (KBL) secara gratis bagi 1.000 (seribu) peserta didik yang mengikuti kursus.

Baca Juga:
CEK FAKTA : Bek Vietnam Doan Van Hau ke PSIS Semarang Isi Slot Pemain Asing ASEAN Musim Depan

Direktur LP EV Language Scholarship, Satria Bagus Narendra mengatakan, pihaknya mendukung keberadaan KBL lebih banyak beroperasi di Indonesia agar polusi udara yang selama ini dihasilkan mesin kendaraan bermotor dapat berkurang secara signifikan, sekaligus mendukung program pemerintah Indonesia.

“Kami bercita-cita untuk melihat langit yang cerah dan indah, berpotensi meningkatkan semangat dan motivasi bagi semua orang khususnya generasi muda dalam memulai menuntut ilmu maupun bekerja,” ujar Satria Bagus Narendra, di Jakarta.

Pelaksanaan kursus bahasa asing akan berlangsung 12 bulan. Adapun mengenai biaya terdiri dari: biaya pendaftaran les bahasa asing masa promosi sebesar Rp 5,5 juta dan biaya belajar Rp 1 juta per bulan dengan keseluruhan total biaya sebesar Rp 17,5 juta selama 12 bulan, dan hadiah langsung KBL.

Bagi peserta didik yang melakukan pendaftaran sampai 15 Juni masih berkesempatan mendapatkan motor listrik model skuter. Melewati tenggang waktu tersedia motor listrik atau mobil listrik compact bergaya SUV.

Mobil berjuluk Electric Vehicle Jeep memiliki dimensi panjang 2.900 mm, lebar 1.450 mm, dan tinggi 1.700 mm. Dibekali baterai acid lead 60 Volt 45-100 Ampere, dengan motor listrik 1.200-2.500 watt. Kecepatan maksimalnya 55 km per jam yang disalurkan ke roda belakang.

Baca Juga:
Mendag RI Zulkifli Hasan Gulirkan Diplomasi Harmoni Hidup Candi Borobudur

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Elektrifikasi Kendaraan Menjadi Fokus Pemerintah


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Elektrifikasi Kendaraan Menjadi Fokus Pemerintah yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

SOLO, KOMPAS.com – Pemerintah pada 2019 telah menerbitkan Perpres 55 untuk mendorong percepatan penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) transportasi darat, dimana menkomarvest ditunjuk sebagai ketua tim koordinator dan telah menugaskan para menteri bidang terkait menerbitkan peraturan teknis turunanya.

Langkah tersebut menjadi awal pergerakan era elektrifikasi di Indonesia. Rencana pemerintah ke depan ingin membangun ekosistem yang ramah lingkungan dengan mengalihkan penggunaan kendaraan bermotor berbasis minyak menjadi kendaraan bermotor berbasis baterai.

Geliat pemerintah tentu banyak menyita perhatian masyarakat, kenapa pemerintah begitu berambisi melakukan program elektrifikasi ini?

Baca juga: Baterai Jadi Ekosistem Elektrifikasi Terpenting di Indonesia

Tenaga Ahli Menteri Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) Bidang Kelistrikan Sripeni Inten Cahyani mengatakan ada banyak faktor yang menyebabkan Indonesia juga harus ikut serta dalam era elektrifikasi ini.

“Tentu saja bukan tanpa alasan, kita perlu melangkah ke era elektrifikasi karena kondisi alam yang berubah, ini bukan hanya soal produk tapi juga ekosistem serta sumber daya alam yang tersedia,” ucap Inten dalam Seminar Nasional Net-Zero Emission di UNS Surakarta, Selasa (7/3/2023).

Dia mengatakan emisi karbon menjadi persoalan utama kenapa era elektrifikasi ini mausti terbentuk.

Baca juga: Indonesia Berpotensi Maju di Industri Otomotif Lewat Elektrifikasi

“Terbukti sejak adanya pandemi 2020 lalu, kualitas udara di sejumlah kota di Indonesia menjadi membaik, karena emisi karbon yang menurun dampak menurunnya aktivitas warga menggunakan kendaraan bermotor,” ucap Inten.

Selain itu, dia juga mengatakan kenaikan harga minyak dunia dan krisis energi global berdampak memberatkan keuangan negara.

“Terlebih lagi pemerintah telah mengalihkan sebagian beban subsidi energi untuk belanja yang lebih produktif berupa pembangunan infrastruktur, kesehatan dan pendidikan dalam tiga tahun terakhir hingga 66 persen atau setara Rp 635 triliun,” ucap Inten.

Baca juga: Menuju Era Elektrifikasi, 53 Persen Konsumen di Dunia Pilih Mobil Hybrid

Sementara itu, Inten mengatakan Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah dalam mendukung pembuatan baterai, sehingga ini akan menjadikan Indonesia sebagai negara yang menjadi pemain dalam era elektrifikasi.

“Seperti nikel, cobalt dan mineral lainnya tersedia melimpah di Indonesia, khususnya untuk membuat sel baterai selaku komponen utama di dalamnya,” ucap Inten.

Saat ini yang menjadi tantangan utama bagi Indonesia adalah belum terciptanya pasar sehingga ekosistem KBLBB belum tercipta, menurut Inten.

“Pemerintah memberikan insentif untuk pembelian atau konversi motor listrik, ini sebagai pemicu agar masyarakat lebih mudah merasakan teknologi terbaru ini, harapannya tidak hanya dalam pemasaran produk, tapi ekosistem tercipta,” ucap Inten.

Baca juga: Honda Bicara Strategi Elektrifikasi, Dimulai Mobil Hybrid

Dengan begitu, Indonesia akan dapat bersaing dengan negara lain dalam sektor industri otomotif, khususnya pembuatan baterai untuk KBLBB seperti HEV, BEV, dan PHEV. Tentu pemerintah tidak bisa bekerja sendiri, melainkan harus mendapatkan dukungan dari semua pihak, khususnya rakyat Indonesia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Eksistensi Euro 4 Menuju Elektrifikasi Upaya Transisi Menekan Emisi


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Eksistensi Euro 4 Menuju Elektrifikasi Upaya Transisi Menekan Emisi yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Mitsubishi Fuso Fighter X Euro 4. (Dian Kurniawan / Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta – Bumi kian panas. Ancaman krisis iklim pun menjadikan elektrifikasi transportasi sebuah keniscayaan.

Berdasarkan laporan United Nations Intergovernmental Panel on Climate Change pada 2021, Bumi telah dengan cepat memanas 1,1 derajat Celcius lebih tinggi dari era pra industri. Bahkan kini bergerak menuju 1,5 derajat Celcius.

Menurut hasil studi Institute for Essential Services Reform (IESR), sektor transportasi menjadi penyumbang sekitar seperempat dari total emisi gas rumah kaca global. Jumlah emisi ini akan semakin meningkat seiring berkembangnya perekonomian suatu negara.

Di Indonesia, sektor transportasi menjadi penyumbang emisi gas rumah kaca terbesar kedua (157 juta ton CO2 atau 27 persen) setelah sektor industri (215 juta ton CO2 atau 37 persen) pada 2019. Indonesia pun menargetkan mencapai emisi gas rumah kaca puncak pada 2030 dan mencapai Net Zero Emission pada 2060 atau lebih awal.

Salah satu upaya transisi menekan emisi sebelum era elektrifikasi, pemerintah Indonesia mengeluarkan regulasi standar emisi Euro 4 untuk seluruh mobil bermesin diesel. Kebijakan yang diberlakukan mulai 7 April 2022 ini merupakan upaya menekan emisi gas rumah kaca hingga 26 persen.

Dengan kebijakan standar emisi Euro 4 ini, setiap usaha maupun kegiatan produksi tipe baru kendaraan bermotor beroda empat atau lebih, wajib memenuhi ketentuan Baku Mutu Emisi Gas Buang yang pengujiannya dilakukan menggunakan bahan bakar minyak diesel (solar) dengan parameter Cetane Number (CN) minimal 51, kandungan sulfur maksimal 50 ppm, dan kekentalan 2-4,5 mm2/s.

Standar emisi Euro awalnya diterapkan negara-negara Eropa untuk mengurangi emisi dengan menggunaan teknologi transportasi yang lebih ramah lingkungan. Dimulai pada awal 1990, Eropa mengeluarkan peraturan yang mewajibkan penggunaan katalis untuk mobil bensin, sering disebut standar Euro 1. Kemudian secara bertahap, Eropa memperketat peraturan menjadi standar Euro 2 (1996), Euro 3 (2000), Euro 4 (2005), Euro 5 (2009), dan Euro 6 (2014).

Mitsubishi Fuso Truck and Bus Corporation (MFTBC) telah meluncurkan truk listrik Fuso eCanter Next Generation secara global. Fuso eCanter generasi terbaru ini direncanakan bakal dijual di Indonesia.

Dampak Eksistensi Fuso di Era Euro 4

(ki-ka) Product Strategy Director of PT. Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) Shun Yatsugi, Presdir Nobukazu Tanaka, Sales & Marketing Director Duljatmono dan Kei Kubota pada peluncuran Mitsubishi truk Fuso model Canter dan Fighter X di ICE BSD, Tangerang (25/03/2022). (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Dengan adanya kebijakan standar emisi Euro 4, PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) sebagai distributor resmi kendaraan niaga Mitsubishi Fuso Truck and Bus Corporation (MFTBC) di Indonesia, langsung meluncurkan 15 varian Canter dan 14 varian Fighter X pada Maret 2022. Semua varian Canter dan Fighter X itu telah menggunakan mesin dengan standar emisi Euro 4.  

“Sebagai penerus dari Fuso Maru-P, kami meluncurkan Fighter X untuk memenuhi kebutuhan bisnis konsumen. Tersedia 14 varian Fighter X yang dapat dipilih,” ungkap Presiden Direktur PT. KTB Nobukazu Tanaka.

Hadir dengan standar Euro 4, mesin 4V21 untuk Canter dan mesin 6M60 untuk Fighter X dengan teknologi Common Rail dapat menghasilkan tenaga mesin yang maksimal, torsi yang lebih tinggi di range RPM yang lebih panjang sehingga performanya lebih optimal.

Selain itu, teknologi Exhaust Gas Recirculation, Positive Crankcase Ventilation, dan Diesel Oxidation Catalyst Muffler mampu menurunkan kadar emisi NOx (Nitrogen Oxide) sehingga emisi gas buang kendaraan lebih ramah lingkungan.

Dampak dari dimulainya era Euro 4, produk-produk PT. KTB mendapatkan respons positif dari konsumen. “Terutama di bisnis pertambangan. Jambi adalah salah satu contoh yang memberikan respons positif,” ujar Duljatmono, Sales and Marketing Director PT. KTB, seperti dilansir situs resminya ktbfuso.co.id, Jumat (27/1/2023).

Salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan batubara di Jambi, PT. Putra Mandiangin Utama (PT. PMU) telah memesan 300-unit Canter FE SHDX Euro 4. Menurut Managing Director PT. PMU Muhammad Alyafei, Mitsubishi Fuso telah terkenal dengan produk yang kuat, andal, dan berkinerja tinggi. “Hadir dengan reputasi yang baik, produk FUSO telah dijual dan dipercaya di seluruh dunia. Oleh karena itu, kami memilih FUSO sebagai kendaraan yang mendukung bisnis kami.”

Sementara itu, PT. Metalik Bara Sinergi (PT. MBS) yang bergerak di bidang jasa angkutan batubara juga telah memesan 100-unit Canter FE SHDX Euro 4. Managing Director PT. MBS Haspin Walad mengaku mempercayakan Mitsubishi Fuso sebagai kendaraan operasional karena mendapat masukan dari tim driver di lapangan.

“Mereka memberitahukan bahwa kendaraannya mudah dikendarai dan komunikasi dengan mekanik profesional dan tenaga penjual luar biasa. Jadi, kami tidak ragu untuk menggunakan Fuso sebagai kendaraan operasional kami untuk mendukung bisnis kami.”

Respons positif konsumen PT. KTB ini sejalan dengan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo). Berdasarkan data tersebut, penjualan Mitsubishi Fuso dari semua tipe sepanjang 2022 mencapai 37.586 unit, melampaui Isuzu yang menjual 36.646 unit dan Hino 30.853 unit. Capaian itu pun mengukuhkan Mitsubishi Fuso sebagai market leader untuk kendaraan niaga.

Menuju Era Elektrifikasi

Mitsubishi Fuso eCanter Next Generation di ajang IAA Transportation 2022, Hannover, Jerman. (Liputan6.com/Raden Trimutia Hatta)

Selain truk bersandar Euro 4, Mitsubishi Fuso Truck and Bus Corporation (MFTBC) juga telah meluncurkan truk listrik Fuso eCanter Next Generation secara global. Namun, hingga kini truk ramah lingkungan itu belum juga dijual di Indonesia. 

Dalam peluncuran pada ajang IAA Transportation 2022 di Hannover, Jerman, yang dihadiri Liputan6.com, Presiden dan CEO MFTBC Karl Deppen mengungkap sejumlah pembaruan yang disematkan pada Fuso eCanter Next Generation. “Generasi terbaru eCanter memiliki konsep baterai modular baru dengan tiga opsi berdasarkan jarak sumbu roda – S, M dan L,” katanya pada Senin 19 September 2022.

Untuk Fuso eCanter Model S memiliki jangkauan mengemudi 70 km, model M menawarkan 140 km dan model L dapat melaju hingga 200 km. Sama seperti model sebelumnya, eCanter generasi terbaru yang serba elektrik menawarkan pengendaraan yang tenang dan mulus sehingga lebih sedikit mengurangi kelelahan pengemudi.

“Kami juga telah menambahkan lebih banyak fitur keselamatan, seperti sistem rem mitigasi tabrakan tercanggih kami, ABA5. Selanjutnya, fitur Sideguard Assist, yang memperingatkan pengemudi tentang titik buta, juga akan membantu meningkatkan keselamatan di jalan, terutama bagi pejalan kaki dan pengendara sepeda di lingkungan perkotaan,” ujar Deppen.

Setiap paket baterai lithium-ion berkinerja tinggi memiliki kapasitas 370V/13.5kWh, dan Fuso eCanter generasi terbaru ditenagai dengan enam paket baterai terpasang. Ini memberikan eCanter jangkauan sekitar 100 km per pengisian daya, yang mampu diisi oleh dua jenis sistem pengisian baterai, yakni pengisian daya AC normal, atau pengisian DC cepat yang sesuai dengan protokol CCS2.

Menurut Deppen, pihaknya berencana untuk menjual truk listrik Fuso eCanter generasi terbaru ke berbagai pasar otomotif besar di sejumlah negara.

“Dengan senang hati saya umumkan bahwa awal penjualan untuk pasar Eropa direncanakan pada Q4 2022, dan produksi seri Fuso Next Generation eCanter akan menyusul pada 2023. Dalam beberapa tahun ke depan, kami juga bertujuan untuk membawa kendaraan ini ke pasar internasional kami, seperti Singapura, Hong Kong, Indonesia, dan pasar Taiwan. Dan juga ke pasar kami saat ini Australia dan Selandia Baru,” Deppen memungkasi.

Banner Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Gelar Konvoi Motor Listrik dan Konversi Komunitas Electric Vehicle Dekatkan Warga Maluku kepada Era Elektrifikasi


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Gelar Konvoi Motor Listrik dan Konversi Komunitas Electric Vehicle Dekatkan Warga Maluku kepada Era Elektrifikasi yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Suara.com – Aksi konvoi Komunitas Electric Vehicle (EV) di berbagai kasawan di Kepulauan Maluku adalah sebentuk kampanye agar masyarakat lebih dekat dengan keunggulan motor listrik. Sekaligus lanjutan sosialisasi penggunaan motor listrik kepada masyarakat yang dimulai sejak 21 Oktober 2021 di Masohi, Kabupaten Maluku Tengah.

Dikutip dari kantor berita Antara, PLN Unit Induk Wilayah Maluku Maluku Utara (UIW MMU) menggencarkan gaya hidup serba listrik atau “electrifying lifestyle” dengan mengkampanyekan penggunaan kendaraan ramah lingkungan kepada masyarakat di Provinsi Maluku.

PLN terus mengkampanyekan penggunaan kendaraan ramah lingkungan kepada masyarakat dengan menggelar konvoi motor listrik di kota Masohi, Kabupaten Maluku Tengah, Kata Senior Manajer Niaga dan Pelayanan Pelanggan PLN UIW MMU, Maman Sulaeman, di Ambon, Rabu (18/1/2023).

Sejumlah pengguna sepeda motor listrik mengikuti konvoi motor listrik, di Jakarta, Sabtu (28/10). Sebagai ilustrasi [ANTARA].

“Konvoi bertujuan untuk memperkenalkan motor listrik kepada masyarakat luas, di mana motor listrik tidak menghasilkan emisi karbon, lebih ramah lingkungan, tidak berisik, dan sejalan dengan program Pemerintah menuju transisi energi,” jelas Maman Sulaeman.

Baca Juga:
Pegawai PLN Perkosa Istri Orang Hingga Tewas di Banda Neira, Polda Meluku Tengah Buru Pelaku

Manager PLN UP3 Masohi, I Made Agus Dwi Putra mengatakan, pihaknya akan terus melakukan sosialisasi maupun berkolaborasi dengan Pemerintah Daerah, BUMN, dan Lembaga terkait lainnya untuk membangun ekosistem kendaraan listrik di Kota Masohi.

Hal yang berbeda dalam pelaksanaan kegiatan ini yakni, konvoi yang dilaksanakan tidak hanya menggunakan motor listrik pabrikan, tetapi memakai motor listrik hasil konversi dari motor konvensional.

PLN UP3 Masohi memperkenalkan motor operasional PLN berstatus mangkrak yang berhasil dikonversi dari kendaraan konvensional menjadi motor listrik.

Langkah ini dimaksudkan untuk mendukung program transisi energi bersih guna mencapai target net zero emission pada 2060 dan ketahanan energi nasional yang telah dicanangkan oleh Pemerintah.

Baca Juga:
INFOGRAFIS: 3 Syarat Konversi Motor BBM ke Motor Listrik

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Gencarkan Era Elektrifikasi PLN Operasikan SPKLU di Singkawang


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Gencarkan Era Elektrifikasi PLN Operasikan SPKLU di Singkawang yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

JAKARTA, KOMPAS.com – Sebagai upaya mendorong ekosistem kendaraan listrik (EV) di Tanai Air, PT PLN (Persero) gencarkan pembangunan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) sebagai fasilitas pendukungnya.

Setelah melakukannya di wilayah Pulau Jawa dan Bali, kini pembangunannya di Singkawang, Kalimantan Barat. Dalam tahap awal, fasilitas berkapasitas 60 kW dan pengembangannya akan dilakukan secara berkesinambungan.

“Hingga saat ini PLN sudah mengoperasikan lebih dari 142 unit SPKLU yang tersebar di berbagai lokasi strategis di seluruh Indonesia. Sementara SPKLU ini merupakan yang pertama di Kota Singkawan dan kedua di Kalimantan Barat,” kata General Manager Unit Induk Wilayah Kalimantan Barat, Ari Dartomo dalam keterangan resmi.

Baca juga: Benar atau Tidak, Pasang Spoiler Bikin Mobil Irit BBM?

Walikota Singkawang, Tjhai Cui Mie juga turut mengapresiasi langkah PLN ini dalam mendorong ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.

Dengan adanya infrastruktur kendaraan listrik yang masif, maka masyarakat semakin familiar dengan kendaraan listrik yang telah didukung oleh PLN dengan diresmikannya SPKLU pertama di Kota Singkawang.

“Kami sangat mengapresiasi upaya PLN dalam memberikan kemudahan bagi pengguna dan pemilik kendaraan listrik. Keberadaan SPKLU di Kota Singkawang ini selaras dengan tujuan Pemerintah Kota Singkawang dalam mewujudkan kota yang modern dan green energy,” ungkap Tjhai Cui Mie.

Baca juga: Alasan Kenapa Bus Jarang Matikan Mesin Saat Isi BBM

Peresmian SPKLU ini juga ditandai dengan peresmian Komunitas Electric Vehicle SingBeBas dan konvoi kendaraan listrik di kota Singkawang, dilanjutkan dengan peresmian layanan kelistrikan di Gerai Mall Pelayanan Publik (MPP) di Grand Mall Singkawang.

Dengan adanya kerja sama dan pembukaan layanan kelistrikan dari PLN di Gerai Mall Pelayanan Publik di Grand Mall Singkawang, maka pelayanan kepada masyarakat semakin meningkat.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Dorong Era Elektrifikasi Hyundai Usul Ada Insentif Bea Masuk Impor Komponen


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Dorong Era Elektrifikasi Hyundai Usul Ada Insentif Bea Masuk Impor Komponen yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

JAKARTA, KOMPAS.com – PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) mengusulkan adanya pemberian insentif terhadap bea masuk impor untuk komponen kendaraan listrik ke dalam negeri untuk bisa mengurangi biaya produksi dan menambah nilai jual di pasar.

Pasalnya, saat ini masih cukup banyak komponen yang harus didatangkan atau diimpor untuk bisa memproduksi suatu kendaraan listrik Hyundai, yaitu Ioniq 5. Salah satunya ialah baterai sebagai komponen penting sekaligus penggerak.

Demikian dikatakan oleh External Affairs Manager HMID Merbayoga Rio Hastra dalam RDP bersama Komisi VII DPR dan Dirjen ILMATE Kementerian Perindustrian, Rabu (9/11/2022).

Baca juga: Total Investasi Kendaraan Listrik di Indonesia Capai Rp 1,92 Triliun

“Hyundai Indonesia sudah memiliki fasilitas lengkap untuk produksi mobil listrik di pabrik Hyundai Motor Manufacturing Indonesia (HMMI) Cikarang. Kita sudah memproduksi Ioniq 5 mulai Maret 2022 kemarin,” kata Yoga.

“Skema produksi untuk Ioniq 5 sekarang masih CKD (completely knocked down) jadi mayoritas komponennya masih diimpor. Jadi yang bisa kita usulkan ialah bea masuk (diberikan insentif) karena ini berkontribusi ke biaya produksi dan market competitiveness,” lanjut dia.

Seperti diketahui, Hyundai telah memulai produksi Ioniq 5 sejak April 2022 dan ditargetkan mencapai 1.500 unit sampai akhir tahun nanti. Hingga Oktober 2022, produksi kendaraan listrik tersebut telah mencapai 1.458 unit.

Dengan skema CKD, Ioniq 5 diklaim memiliki Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) 40 persen walau tidak dijelaskan secara rinci. Langkah ini sesuai amanat pemerintah yang tercantum dalam Permenperin No.6 tahun 2022.

Yoga pun mengapresiasi insentif-insentif yang telah diberikan oleh pemerintah selama ini. Menurutnya, insentif seperti tax holiday, relaksasi PPnBM, dan lain-lain turut berdampak pada kinerja penjualan.

“Semua insentif yang diberikan alhamdulillah berpengaruh terhadap penjualan. Untuk (usulan) peluang insentif ke depan yang mungkin bisa disampaikan di kesempatan kali ini mungkin bea masuk impor untuk komponen,” ujarnya.

Baca juga: Kesiapan Wuling Hadapi Era Kendaraan Listrik di Indonesia

Selain itu, ia juga berharap pemerintah bisa memacu pengembangan infrastruktur kendaraan listrik hingga ke luar Pulau Jawa.

Sebab hal tersebut sangat berpengaruh terhadap penciptaan ekosistem industri kendaraan listrik.

“(Pengembangan infrastruktur kendaraan listrik) juga bisa dilakukan merata, mungkin terutama di luar Jawa. Hal itu mungkin bisa menambah peluang pak untuk membuka pasar mobil listrik di indonesia,” ujarnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Formula E Diharap Bisa Perbesar Momentum Era Elektrifikasi Indonesia


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Formula E Diharap Bisa Perbesar Momentum Era Elektrifikasi Indonesia yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

JAKARTA, KOMPAS.com – Formula E Jakarta diharapkan dapat menjadi momentum besar untuk mempercepat era elektrifikasi kendaraan bermotor (electric vehicle/EV) di Indonesia, khususnya mobil listrik.

Pasalnya, dalam kegiatan tersebut penyelenggara tidak hanya tampilkan kegiatan balap saja tetapi juga edukasi terhadap masyarakat mengenai EV.

Demikian harapan Ketua Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) Ahmad Safrudin dalam diskusinya pada Selasa (10/5/2022).

Baca juga: Begini Spek Tembok dan Pagar Pengaman Sirkuit Ancol buat Formula E

“Formula E ini suatu momentum, pemicu bagi kita semua untuk menggeser kecenderungan kita yaitu memindahkan fokus dari teknologi mesin bakar yang berpolusi dan boros energi ke EV,” katanya.

Puput, sapaan akrabnya, melanjutkan bila adopsi kendaraan rendah emisi termasuk EV terus digalakkan maka Tanah Air dapat menekan angka emisi CO2 yang dihasilkan.

Mengingat, berdasarkan angka emisi pada 2019 lalu, transportasi darat di Indonesia menyumbangkan 255 juta ton CO2. Apabila tiak ditekan dapat terus naik menjadi 470 juta ton pada 2030 nanti.

“Jika dapat konsisten menerapkan low carbon EV, bisa mengurangi gas rumah kaca sampai 59 persen pada 2030 nanti. Ini jauh melampaui target NDC yang hanya sampai 41 persen,” ujar Puput.

Baca juga: Mitos atau Fakta Jalan Aspal Beton Bikin Ban Mobil Cepat Botak?

Selain itu, adopsi EV yang lebih cepat juga akan memberikan banyak manfaat dari segi ekonomi. Salah satu yang paling besar, penghematan dari berkurangnya kebutuhan pengadaan bahan bakar minyak (BBM).

“Pada 2030, proyeksi penghematannya sendiri adalah sebesar 59 juta kiloliter untuk jenis bensin dan 56 juta kiloliter untuk jenis solar,” kata Puput.

“Dari situ saja kira-kira sudah hemat senilai Rp 677 triliun, kalau ditambah multiplier effects lainnya total penghematannya bisa Rp 9,603 triliun,” tambahnya.

Baca juga: Kapan Pebalap Formula E Akan Jajal Sirkuit Ancol?

Ia pun berharap ajang Formula E Jakarta bisa memacing pemerintah pusat untuk memberikan insentif yang lebih menyeluruh untuk kendaraan rendah emisi termasuk EV.

Sebab sampai saat ini, harga kendaraan rendah emisi masih dua hingga tiga kali lipat dari kendaraan konvensional.

“Jangan mau kalah dengan Jakarta, yang 2020 lalu langsung berikan BBN 0 persen untuk kendaraan listrik,” kata dia.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Ford Indonesia Belum Lirik Era Elektrifikasi


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Ford Indonesia Belum Lirik Era Elektrifikasi yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

JAKARTA, KOMPAS.com – Kehadiran kembali Ford di Indonesia di bawah bendera RMA Group Indonesia tahun ini bakal berfokus pada pengembangan pasar, khususnya fleet market lebih dahulu karena sudah tak berjualan sejak 2015.

Sehingga, perseroan belum akan melangkah menuju era elektrifikasi kendaraan bermotor dalam waktu dekat. Meskipun diakui perkembangan mobil listrik di Tanah Air belakangan ini cukup baik.

Demikian dikatakan Sales and Marketing General Manager RMA Indonesia Yanto Mardianto saat peresmian diler 3S pertama Ford di Jakarta, Jumat (5/8/2022).

Baca juga: Ford Buka Diler 3S Pertama di Jakarta

Electric vehicle (EV) tentu kami akan lihat dari Amerika Serikat (AS) sana yang banyak sekali produk yang dikembangkan. Tetapi saat ini, memang belum,” kata dia kepada wartawan, Jumat.

Menurut Yanto, alasan utamnya ialah harga mobil listrik di dalam negeri yang belum kompetitif. Sehingga penyerapan pasarnya sangat kecil bila dibanding kendaraan berpembakaran dalam (internal combustion engine).

Meski begitu, ia tidak menutup kemungkinan dalam beberapa waktu ke depan prinsipal pada akhirnya memutuskan untuk menjual mobil ramah lingkungan tersebut.

“Apabila ada kesempatan dan regulasi, serta harga EV bisa kompetitif, tidak menutup kemungkinan ya. Kenapa tidak,” kata Yanto.

“Kalau dari sisi prinsipal sekarang, kita belum dapat update dari mereka (terkait EV) walau sudah ada pertemuan dengan pemerintah RI. Menurut kami, ini sangat positif ya,” tambah dia.

Sebelumnya, Country Manager RMA Indonesia Pinaki Mukherjee menyebut akan ada beberapa produk dari Ford yang diperkirakan cocok untuk pasar Indonesia. Pada kendaraan listrik, salah satunya Mustang March E.

Baca juga: Beli Mobil Tua Punya Sensasi yang Beda

Namun sebelum mendatangkannya, perseroan harus memastikan beberapa aspek pendukung terlebih dahulu seperti purna jual, servis, sparepart, sampai regulasi dan fasilitas pendukung mobil listrik di Indonesia.

“Ketika Mustang Mach E sudah tersedia dengan setir kanan, kami akan melihat lebih lanjut kesempatannya untuk dijual di sini,” kata dia beberapa waktu lalu.

“Jika kami melihat ada kesempatan Mach E untuk dijual di sini, maka kami akan dapatkan dan kami pastikan dukungnya ke kendaraan tersebut,” tambahnya.

Sebagai informasi, Ford Mustang Mach E memiliki jangkauan hingga 300 mil dengan opsi baterai range extender.

Model ini dipersenjatai mesin V8 5.0 liter yang telah dimodifikasi, mobil ini dikabarkan mampu menyemburkan tenaga hingga 480 HP pada 7.000 rpm dan torsi 569 Nm pada 4.600 rpm.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Elektrifikasi Kendaraan Komersial Terus Dikaji


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Elektrifikasi Kendaraan Komersial Terus Dikaji yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

OLEH ERIC ISKANDARSJAH Z

Kebutuhan elektrifikasi kendaraan segmen komersial sebenarnya cukup tinggi. Ini mengingat kendaraan seperti truk dan bus bermesin diesel beroperasi dalam durasi yang tinggi, sehingga kontribusinya dalam menyumbang polusi cukup signifikan.

Karenanya, beberapa jenama mulai mengembangkan electric vehicle (EV) dalam format truk atau bus listrik. Dengan begitu, mereka bisa berperan dalam mendorong era transportasi tanpa emisi.

Di Indonesia, beberapa merek yang mulai melakukan kajian elektrifikasi adalah Isuzu, Hino, dan Fuso. Marketing & Sales Division Head PT Isuzu Astra Motor Indonesia Attias Asril mengatakan, hal itu ditunjukkan lewat hadirnya Isuzu Elf EV di booth Isuzu dalam Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2022. Isuzu juga terlibat dalam project joint EV di Bali.

Truk listrik Hino – (Eric Iskandarsjah Z/Republika)

“Lewat beragam langkah itu, kami ingin menghimpun informasi yang menyeluruh dari para stakeholders EV di Indonesia, seperti pemerintah, pelaku usaha, dan asosiasi terkait. Seluruh informasi itu akan kami sampaikan kepada prinsipal di Jepang sebagai materi untuk memperkuat riset kami terkait EV,” kata Attias Asril, beberapa waktu lalu.

Isuzu tertarik untuk terjun dalam pasar EV karena melihat Pemerintah Indonesia cukup serius dalam hal ini. Meskipun, keseriusan itu memang masih diawali dari segmen kendaraan penumpang. Akan tetapi, diperkirakan, keseriusan itu juga akan menjamah ke pasar kendaraan komersial.

Menurutnya, pasar EV untuk kendaraan komersial di Indonesia cukup potensial. Karena, kehadiran jenis kendaraan ini bisa menunjang kebutuhan green vehicle dalam beragam kebutuhan, mulai dari transportasi umum, pariwisata, dan beragam kebutuhan lainya.

“Pengembangan EV untuk kendaraan komersial memang akan berbeda dengan kendaraan penumpang. Karena, EV untuk kendaraan komersial harus sangat memperhatikan tujuan penggunaan yang spesifik, daya angkut, dan daya jelajah yang sesuai dengan kebutuhan, sehingga bisa benar-benar jadi alternatif yang optimal,” ujarnya.

Truk listrik Mistubishi – (Eric Iskandarsjah Z/Republika)

Menurutnya, Elf EV merupakan kendaraan prototipe yang sedang dikembangkan di Jepang oleh Isuzu. Karena itu, pengembangannya belum melibatkan sejumlah kondisi yang ada di Indonesia.

Akan tetapi, mulai pertengahan tahun ini, Isuzu mulai menghimpun sejumlah informasi dari Indonesia. Dengan begitu, Isuzu bisa menghadirkan kendaraan listrik yang paling pas dengan kondisi medan, infrastruktur, dan karakter penggunaan di Tanah Air.

Sementara itu, Product Division Head PT Hino Motors Sales Indonesia (HMSI) Seno Wirdiyawantoro mengatakan, perusahaan juga ikut unjuk gigi dalam segmen EV dengan menghadirkan Dutro Z EV. “EV itu adalah keniscayaan sehingga pasti akan jadi bagian dari transportasi. Kami pun menyadari hal itu dan kehadiran Hino Dutro Z EV merupakan sinyal bahwa kami siap untuk menyambut pasar EV,” kata Seno Wirdiyawantoro.

Lewat sinyal itu, Hino sekaligus menekankan bahwa pabrikan Jepang tersebut akan serius dalam menggarap pasar EV. Apalagi, mengingat Hino merupakan salah satu market leader dalam sejumlah segmen kendaraan komersial.

“Kami akan terjun ke pasar EV dengan tetap memperhatikan best fit product. Sehingga, Hino bisa menghadirkan kendaraan komersial yang paling pas dengan kondisi pasar di Indonesia,” ujarnya.

Truk listrik Mistubishi – (Eric Iskandarsjah Z/Republika)

Sembari memperkenalkan Dutro Z EV, Hino juga sambil melakukan sejumlah persiapan dalam menyambut pasar EV. Persiapan itu akan disesuaikan dengan infrastruktur dan regulasi yang ada sehingga produk yang dihadirkan bisa berkembang bersama ekosistem yang ada.

After Sales Director HMSI Irwan Supriyono mengatakan, perusahaan memang sedang unjuk gigi lewat produk truk listrik. Akan tetapi, kemungkinan besar, produk EV yang pertama kali akan dipasarkan oleh Hino di Indonesia adalah kendaraan listrik dalam format bus.

“Kendaraan listrik saat ini harganya masih sangat tinggi sehingga akan menjadi kendala bagi perusahaan logistik yang akan beralih menggunakan kendaraan listrik,” kata Irwan.

Jika kendaraan listrik dalam format bus, lanjut dia, pasar utamanya adalah layanan transportasi publik. Artinya, akan ada peran pemerintah yang akan memberikan sejumlah dorongan agar operator transportasi umum mau beralih menggunakan bus listrik. Hal ini yang membuat Hino lebih berpeluang untuk mengawali elektrifikasinya lewat produk bus listrik.

Dari semua proses pengembangan tersebut, Mitsubishi Fuso rupanya menjadi salah satu pabrikan kendaraan yang paling agresif di Indonesia. Karena, merek yang dipasarkan oleh PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) itu telah mulai melakukan proses uji coba.

General Manager Of Product Strategy KTB Bayu Aprizal mengatakan, uji coba itu dilakukan lewat produk eCanter yang digunakan oleh beberapa perusahaan logistik di Indonesia. “Dengan adanya langkah ini, terlihat bahwa Fuso lebih berpotensi untuk mengawali elektrifikasi di Indonesia lewat truk terlebih dahulu,” kata Bayu kepada Republika.

Truk listrik Mistubishi – (Eric Iskandarsjah Z/Republika)

Setelah mengawali elektrifikasi lewat truk, lanjut dia, baru kemudian Fuso mulai melakukan elektrifikasi di segmen bus. Hal ini dilakukan karena Fuso juga melihat bahwa bus merupakan segmen yang sangat potensial. “Secara produk elektrifikasi, saat ini Fuso memang lebih siap untuk mengawalinya lewat truk listrik,” ujarnya.

Meskipun begitu, hingga saat ini, Fuso belum bisa memastikan kapan eCanter mulai dipasarkan di Indonesia. Karena, produk tersebut masih menjalani proof of concept lewat beragam kajian untuk memastikan sesuai dengan kondisi di Indonesia.

Secara prinsip, tambah dia, eCanter merupakan truk yang juga memungkinkan untuk dikonversi menjadi bus. Hal itu bisa dilakukan dengan melepas bagian kabin dan menggantinya dengan bodi bus serta melakukan sejumlah penyesuaian. Seperti bagian suspensi untuk angkutan penumpang.

Jika eCanter telah dipasarkan sebagai truk listrik di Indonesia, pengembangan bus listrik, terutama bus dengan ukuran kecil, akan bisa dilakukan dengan lebih cepat. Sehingga, nantinya Fuso bisa mengakomodasi kebutuhan kendaraan komersial ramah lingkungan baik untuk angkutan barang maupun angkutan penumpang.

 

Dalam kendaraan konvensional, kebakaran yang kerap terjadi terhadap bus dan truk disebabkan oleh instalasi kelistrikan. Biasanya, hal ini dipicu oleh persoalan wiring atau kabel.

Kajian Keselamatan

Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengimbangi beragam pengembangan EV dengan mendalami sejumlah potensi risiko yang bisa terjadi terhadap kendaraan listrik. Investigator senior KNKT Ahmad Wildan mengatakan, salah satu potensi risiko yang paling mungkin terjadi adalah kebakaran.

“Dalam kendaraan konvensional, kebakaran yang kerap terjadi terhadap bus dan truk disebabkan oleh instalasi kelistrikan. Biasanya, hal ini dipicu oleh persoalan wiring atau kabel,” kata Wildan.

Dia menekankan, kebakaran karena kelistrikan itu karena teknisi atau operator dalam industri kendaraan komersial belum terbiasa dengan budaya kelistrikan yang aman. Hal itu terlihat dari adanya modifikasi atau perawatan dan perbaikan bagian kelistrikan yang kurang sesuai dengan standar keamanan.

Kondisi itu pun mendorong KNKT untuk memberikan perhatian lebih pada sistem kelistrikan dalam EV. “KNKT mencoba melakukan pemetaan risiko bersama dengan Kementerian Perhubungan,” ujarnya.

Pemetaanya terbilang komprehensif karena keseluruhan bagian EV merupakan hal yang berbeda dengan kendaraan komersial, sehingga menimbulkan hazzard tersendiri. Begitu pula dengan pengereman karena bus dan truk konvensional mengandalkan sistem pengeraman tambahan lewat engine brake, exhaust brake, dan retarder. Sedangkan, EV mengandalkan sistem deselerasi yang ditunjang oleh sistem regenerative braking.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Bos Toyota Jelaskan Pentingnya Hybrid Menuju Era Elektrifikasi


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Bos Toyota Jelaskan Pentingnya Hybrid Menuju Era Elektrifikasi yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

JAKARTA, KOMPAS.com – Proses transisi industri menuju era elektrifikasi kendaraan bermotor harus dilakukan secara hati-hati agar tepat sasaran dan meminimalisir seluruh risiko. Apalagi untuk perusahaan yang sudah memiliki rantai pasok begitu panjang seperti Toyota.

Jangan sampai, seperti dijelaskan Executive Vice President Toyota Daihatsu Engineering & Manufacturing Pras Ganesh, langkah yang memiliki tujuan mulia tersebut pada akhirnya malah merugikan banyak pihak.

“Tujuan kita ialah mengurangi emisi (decarbonization) dan mencapai cabon neutrality di 2025. Oleh karena itu kita memperkenalkan elektrifikasi kendaraan listrik melalui strategi multiple pathways,” ujar dia dalam presentasinya.

Baca juga: Libur Nataru, Ini Daftar Ruas Tol Baru yang Bakal Dibuka Fungsional

“Apalagi mobilitas di Asia itu berbeda-beda sehingga dibutuhkan berbagai teknologi yang sesuai peruntukannya,” lanjut Pras.

Dengan latar belakang tersebut, maka mobil listrik murni berbasis baterai (battery electric vehicle/BEV) bukan satu-satunya cara untuk mengurangi emisi.

Tetapi ada teknologi lain yaitu hybrid electric vehicle (HEV), Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV), sampai Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV).

Lebih jauh dikatakan bahwa BEV dan FCEV merupakan teknologi yang ampuh mengurangi emisi CO2 karena memang suatu kendaraan tak menghasilkan emisi sama-sekali. Sebab tidak ada mesin pembakaran.

Namun untuk menerapkannya, butuh investasi besar baik pada sisi infrastruktur, industri dan bisnis, keuangan, dan lain-lain. Belum lagi metode penggunaan kendaraan harus disesuaikan kembali.

Sementara HEV, walau masih memakai mesin bakar sebagai penggerak utama, sangatlah relefan diterapkan untuk mengurangi emisi dan konsumsi BBM karena tak membutuhkan infrastruktur tambahan dan perubahan karakter penggunaan. Sehingga secara biaya, lebih murah.

Baca juga: Masih Dendam, Marc Marquez Enggan Berdamai dengan Valentino Rossi

“Mengambil studi kasus penjualan HEV di Thailand selama 2009-September 2022, Toyota mengalami tren penjualan yang positif yaitu sekitar 150.000 unit. Jumlah ini berkontribusi mengurangi emisi sampai 0,8 juta ton CO2,” ucap Pras.

Dalam kesempatan serupa, dijelaskan bahwa Toyota sejak 1997 sedikitnya sudah memiliki lebih dari 60 model pilihan untuk elektrifikasi, yang di antaranya 48 model HEV, 5 model PHEV, 8 model BEV, dan 2 model FCEV.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.