Peritel dan Pengelola Pusat Perbelanjaan Ketiban Berkah Momentum Lebaran Idul Fitri


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Peritel dan Pengelola Pusat Perbelanjaan Ketiban Berkah Momentum Lebaran Idul Fitri yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

ILUSTRASI. Momentum Lebaran Idul Fitri 2023 diyakini akan membawa dampak positif yang signifikan bagi para pebisnis ritel.. KONTAN/Baihaki/27/03/2023

Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Momentum Lebaran Idul Fitrii 2023 diyakini akan membawa dampak positif yang signifikan bagi para pebisnis ritel. Apalagi, Lebaran tahun ini berlangsung tanpa adanya kebijakan PPKM seperti tahun-tahun sebelumnya.

Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja mengatakan, Ramadan dan Lebaran tahun ini sangat disambut baik oleh para peritel setelah tiga tahun berturut-turut sebelumnya selalu disertai dengan berbagai pembatasan mobilitas akibat pandemi Covid-19.

APPBI memperkirakan rata-rata tingkat kunjungan ke pusat perbelanjaan pada Ramadan dan Lebaran Idul Fitrii 2023 dapat tumbuh lebih dari 100% dibandingkan periode sebelum pandemi, atau setidaknya sama dengan sebelum pandemi.

“Puncak kunjungan ke pusat perbelanjaan umumnya akan terjadi dua minggu atau seminggu jelang Idul Fitri,” ujar dia, Minggu (26/3).

Baca Juga: Likuiditas Perekonomian Bakal Lebih Tinggi

Selama Ramadan, umumnya masyarakat akan berbelanja barang atau produk kategori non makanan dan minuman. Sementara ketika libur Lebaran, maka masyarakat akan beralih lebih banyak mengonsumsi barang di kategori makanan dan minuman, serta pergi mencari hiburan di pusat perbelanjaan.

Alphonzus juga bilang, para pengelola pusat perbelanjaan nasional sudah mulai gencar mengadakan kegiatan serta beragam promo belanja untuk menyambut Lebaran tahun ini.

Setali tiga uang, Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) menyebut, euforia Lebaran sudah mulai dirasakan para pebisnis ritel sejak awal Ramadan. “Sudah terjadi lonjakan permintaan produk, terutama untuk para pemain fesyen,” kata Ketua Umum Hippindo Budihardjo Iduansjah, Minggu (26/3).

Baca Juga: BI Siapkan Rp 195 Triliun Uang Tunai untuk Ramadan dan Lebaran, Ini Kata Ekonom

Budihardjomemproyeksikan, potensi penjualan ritel di pusat perbelanjaan saat periode Lebaran Idul Fitrii akan tumbuh sekitar 30%-40% dibandingkan bulan sebelumnya. Kebutuhan pokok seperti makanan dan minuman, serta produk-produk pakaian menjadi barang yang paling banyak diburu masyarakat saat Lebaran tiba.

Lebih lanjut, berhubung mobilitas masyarakat tampak lebih longgar pada Lebaran 2023, Hippindo meyakini akan terjadi pemerataan perputaran uang di berbagai daerah. Alhasil, besar kemungkinan gerai-gerai ritel di pusat perbelanjaan yang ada di level kabupaten atau kota-kota kecil Tanah Air juga mengalami kenaikan penjualan dan tingkat kunjungan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

DONASI, Dapat Voucer Gratis!

Dukungan Anda akan menambah semangat kami untuk menyajikan artikel-artikel yang berkualitas dan bermanfaat.

Sebagai ungkapan terimakasih atas perhatian Anda, tersedia voucer gratis senilai donasi yang bisa digunakan berbelanja di KONTAN Store.

Reporter: Dimas Andi
Editor: Handoyo .

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Emiten Pengelola Pusat Perbelanjaan Dapat Angin Segar dari Momentum Ramadan


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Emiten Pengelola Pusat Perbelanjaan Dapat Angin Segar dari Momentum Ramadan yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

ILUSTRASI. Momentum Ramadan dan Idul Fitri 2023 berpotensi menghembuskan angin segar bagi emiten pengelola pusat perbelanjaan atau mal.

Reporter: Aris Nurjani | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Momentum Ramadan dan Idul Fitri 2023 berpotensi menghembuskan angin segar bagi emiten pengelola pusat perbelanjaan atau mal.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus melihat, momen Ramadan 2023 ini akan memberikan dampak positif. Apalagi sudah tidak ada lagi pembatasan PPKM sehingga aktivitas dan mobilitas masyarakat meningkat. 

“Hal ini memberikan dorongan yang lebih besar kepada masyarakat untuk berbelanja secara offline yang tentu memberikan sentimen yang positif bagi tenant yang ada di dalam mal serta pengelola mal tersebut,” kata Nico kepada Kontan.co.id, Selasa (7/3).

Baca Juga: Jelang Ramadan, Emiten Pengelola Pusat Perbelanjaan Bisa Lebih Bergairah

Analis Henan Putihrai Jono Syafei mengatakan harga saham emiten mal cenderung bergerak sideways sejak awal tahun 2023. Momentum Ramadan dan Idul Fitri membuat pusat perbelanjaan akan ramai. 

“Seluruh emiten yang bergerak di pengelola pusat perbelanjaan atau mal memiliki pendapatan dari pusat perbelanjaan secara tidak langsung mendapatkan sentimen positif,” kata Jono kepada Kontan.co.id, Selasa, (7/3).

Jono mengatakan emiten yang paling mendapatkan keuntungan paling besar yaitu, SMRA dan PWON. Pasalnya, kontribusi segmen pusat perbelanjaan pada dua emiten ini terhitung besar. Jono merekomendasi beli untuk saham SMRA dengan target harga Rp 850 per saham dan PWON dengan target Rp 600 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

DONASI, Dapat Voucer Gratis!

Dukungan Anda akan menambah semangat kami untuk menyajikan artikel-artikel yang berkualitas dan bermanfaat.

Sebagai ungkapan terimakasih atas perhatian Anda, tersedia voucer gratis senilai donasi yang bisa digunakan berbelanja di KONTAN Store.

Reporter: Aris Nurjani
Editor: Wahyu T.Rahmawati

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Formula E Diharap Bisa Perbesar Momentum Era Elektrifikasi Indonesia


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Formula E Diharap Bisa Perbesar Momentum Era Elektrifikasi Indonesia yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

JAKARTA, KOMPAS.com – Formula E Jakarta diharapkan dapat menjadi momentum besar untuk mempercepat era elektrifikasi kendaraan bermotor (electric vehicle/EV) di Indonesia, khususnya mobil listrik.

Pasalnya, dalam kegiatan tersebut penyelenggara tidak hanya tampilkan kegiatan balap saja tetapi juga edukasi terhadap masyarakat mengenai EV.

Demikian harapan Ketua Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) Ahmad Safrudin dalam diskusinya pada Selasa (10/5/2022).

Baca juga: Begini Spek Tembok dan Pagar Pengaman Sirkuit Ancol buat Formula E

“Formula E ini suatu momentum, pemicu bagi kita semua untuk menggeser kecenderungan kita yaitu memindahkan fokus dari teknologi mesin bakar yang berpolusi dan boros energi ke EV,” katanya.

Puput, sapaan akrabnya, melanjutkan bila adopsi kendaraan rendah emisi termasuk EV terus digalakkan maka Tanah Air dapat menekan angka emisi CO2 yang dihasilkan.

Mengingat, berdasarkan angka emisi pada 2019 lalu, transportasi darat di Indonesia menyumbangkan 255 juta ton CO2. Apabila tiak ditekan dapat terus naik menjadi 470 juta ton pada 2030 nanti.

“Jika dapat konsisten menerapkan low carbon EV, bisa mengurangi gas rumah kaca sampai 59 persen pada 2030 nanti. Ini jauh melampaui target NDC yang hanya sampai 41 persen,” ujar Puput.

Baca juga: Mitos atau Fakta Jalan Aspal Beton Bikin Ban Mobil Cepat Botak?

Selain itu, adopsi EV yang lebih cepat juga akan memberikan banyak manfaat dari segi ekonomi. Salah satu yang paling besar, penghematan dari berkurangnya kebutuhan pengadaan bahan bakar minyak (BBM).

“Pada 2030, proyeksi penghematannya sendiri adalah sebesar 59 juta kiloliter untuk jenis bensin dan 56 juta kiloliter untuk jenis solar,” kata Puput.

“Dari situ saja kira-kira sudah hemat senilai Rp 677 triliun, kalau ditambah multiplier effects lainnya total penghematannya bisa Rp 9,603 triliun,” tambahnya.

Baca juga: Kapan Pebalap Formula E Akan Jajal Sirkuit Ancol?

Ia pun berharap ajang Formula E Jakarta bisa memacing pemerintah pusat untuk memberikan insentif yang lebih menyeluruh untuk kendaraan rendah emisi termasuk EV.

Sebab sampai saat ini, harga kendaraan rendah emisi masih dua hingga tiga kali lipat dari kendaraan konvensional.

“Jangan mau kalah dengan Jakarta, yang 2020 lalu langsung berikan BBN 0 persen untuk kendaraan listrik,” kata dia.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Calon Produsen Baterai EV Indonesia Jangan Kehilangan Momentum


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Calon Produsen Baterai EV Indonesia Jangan Kehilangan Momentum yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Bisnis, JAKARTA — Pengembangan kendaraan listrik dan ekosistemnya secara global menguntungkan Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki sumber bahan baku alam yang dibutuhkan untuk mendukung bisnis tersebut. 

Bahkan, Indonesia disebut-sebut dapat menjadi pemain utama industri baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di dunia seiring dengan melimpahnya bahan baku di dalam negeri. 

CEO PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) Alexander Barus mengatakan bahwa Indonesia memiliki seluruh komponen baterai untuk kebutuhan kendaraan listrik mulai dari katoda, anoda maupun litium.

“Mudah-mudahan kita juga tidak [hanya] mengekspor katoda, tapi kita produksi EV komplet. Kita pack di Indonesia katoda, anoda, dan litiumnya sehingga kita betul-betul produsen yang komplet bukan saja bagian dari baterai EV ini,” katanya saat webinar Minerba for Energy, Selasa (15/9/2021) malam. 

Indonesia, kata Alex, juga memiliki seluruh tipe baterai yang dibutuhkan dunia mulai dari baterai litium NCA (Nickel Cobalt Aluminum Oxide), lithium NMC (Nickel Manganese Cobalt Oxide) maupun Lithium Iron Phosphate. 

Dia mengatakan bahwa langkah itu dapat dimulai dengan pengembangan sumber daya manusia andal agar mampu bermain pada energi bersih termasuk mobil listrik maupun baterai penggerak. 

“Jadi, kita bisa menjadi main player of EV battery di Indonesia,” terangnya.

Direktur Hubungan Kelembagaan MIND ID Dany Amrul Ichdan memproyeksikan kebutuhan baterai di Indonesia bahkan mencapai 29 gigawatt hour pada 2035 seiring dengan meningkatnya penggunaan energi berbasis baterai pada masa depan.

“Kalau skenario base case-nya, memang ini passenger cars memang paling besar pada 2035,” katanya. 

Holding industri perusahaan pertambangan pelat merah itu memperkirakan pertumbuhan industri baterai mengalami peningkatan signifikan pada tahun-tahun mendatang. Kebutuhan baterai diperkirakan mulai menyentuh 2,4 Gwh pada 2025. 

Kemudian permintaan terus meningkat pada 2030 menjadi 11,9 Gwh. Lima tahun berselang atau pada 2035, permintaan baterai di Tanah Air diproyeksikan melonjak hingga 29,3 Gwh. 

Dari proyeksi tersebut, kendaraan penumpang akan mendominasi permintaan untuk baterai yakni 19,0 Gwh disusul untuk kebutuhan electric motorcycle 5,3 Gwh serta untuk kebutuhan energy storage system 1,8 Gwh. 

“Indonesia juga diekspektasikan menjadi top two supplier untuk EV di Asia Tenggara dengan market share 25 persen,” terangnya. 

RELAKSASI KEBIJAKAN

Pada bagian lain, ujar Dany, pengusaha tambang meminta relaksasi sejumlah kebijakan dari pemerintah untuk mendukung pengembangan ekosistem baterai.

Menurutnya, kebijakan yang mendukung pengembangan baterai dalam negeri melibatkan instansi seperti Kementerian Keuangan, Kemenperin, Kementerian ESDM serta Kementerian LHK. 

“Kita butuh sekali dukungan kebijakan agar ekosistem baterai ini bisa sukses.”

Perusahaan tambang meminta agar Kemenkeu menerbitkan kebijakan penambahan jangka waktu pembebasan bea masuk impor bahan baku precursor, katoda, battery cell/pack, dan battery recycling

Kemudian, penambahan jangka waktu dan lingkup industri yang diberikan fasilitas tax holiday, pembebasan PPN impor untuk precursor, katoda, battery cell/pack. 

Dany juga meminta kebijakan pemerintah dalam pembuatan pos tarif khusus untuk precursor, katoda,dan battery cell/pack agar dikenakan tarif Most Favorable Nations (MFN) tinggi serta bea masuk preferensi. 

“Dukungan ini sebenarnya jangka pendek saja sih, ketika sudah mandiri kita bisa produksi, ini enggak akan diperlukan lagi pembebasan bea masuk,” ujarnya.

Dia juga meminta agar Ditjen Minerba Kementerian ESDM memberi diskon royalti untuk bijih nikel limonit untuk bahan baku baterai EV dan diskon harga patokan mineral (HPM) bijih limonit. 

BUMN juga diharapkan agar tetap dapat mengalihkan sebagian wilayah izin usaha pertambangan/izin usaha pertambangan khusus (IUP/IUPK) kepada anak usaha yang mayoritas sahamnya milik BUMN. Badan usaha stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) sebagai pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik (IUPTL) diharapkan dapat bekerja sama dengan pemegang izin usaha jasa penunjang tenaga listrik (IUJPTL). 

Selanjutnya, penetapan batas atas tarif tenaga listrik diharapkan dapat meningkatkan lagi kelayakan ekonomi bagi pemegang IUPTL/IUJPTL. MIND ID juga meminta agar Kementerian LHK memberi kemudahan perizinan sisa hasil pengolahan nikel untuk bahan baku baterai kendaraan listrik. 

Sementara itu, pemerintah telah mengakomodir sejumlah permintaan perusahaan tambang terkait ekosistem baterai. 

Tiga kebijakan yang dilahirkan pemerintah yakni formulasi tingkat komponen dalam negeri (TKDN) untuk baterai kendaraan lsitrik dan komponen pembentuknya, pemberian tarif tenaga listrik untuk SPKLU sesuai dengan tarif untuk penjualan curah serta kewajiban menyediakan tanpa wajib memiliki baterai bagi pelaku usaha baterai kendaraan listrik. 

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.