Elektrifikasi Kendaraan Komersial Terus Dikaji


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Elektrifikasi Kendaraan Komersial Terus Dikaji yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

OLEH ERIC ISKANDARSJAH Z

Kebutuhan elektrifikasi kendaraan segmen komersial sebenarnya cukup tinggi. Ini mengingat kendaraan seperti truk dan bus bermesin diesel beroperasi dalam durasi yang tinggi, sehingga kontribusinya dalam menyumbang polusi cukup signifikan.

Karenanya, beberapa jenama mulai mengembangkan electric vehicle (EV) dalam format truk atau bus listrik. Dengan begitu, mereka bisa berperan dalam mendorong era transportasi tanpa emisi.

Di Indonesia, beberapa merek yang mulai melakukan kajian elektrifikasi adalah Isuzu, Hino, dan Fuso. Marketing & Sales Division Head PT Isuzu Astra Motor Indonesia Attias Asril mengatakan, hal itu ditunjukkan lewat hadirnya Isuzu Elf EV di booth Isuzu dalam Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2022. Isuzu juga terlibat dalam project joint EV di Bali.

Truk listrik Hino – (Eric Iskandarsjah Z/Republika)

“Lewat beragam langkah itu, kami ingin menghimpun informasi yang menyeluruh dari para stakeholders EV di Indonesia, seperti pemerintah, pelaku usaha, dan asosiasi terkait. Seluruh informasi itu akan kami sampaikan kepada prinsipal di Jepang sebagai materi untuk memperkuat riset kami terkait EV,” kata Attias Asril, beberapa waktu lalu.

Isuzu tertarik untuk terjun dalam pasar EV karena melihat Pemerintah Indonesia cukup serius dalam hal ini. Meskipun, keseriusan itu memang masih diawali dari segmen kendaraan penumpang. Akan tetapi, diperkirakan, keseriusan itu juga akan menjamah ke pasar kendaraan komersial.

Menurutnya, pasar EV untuk kendaraan komersial di Indonesia cukup potensial. Karena, kehadiran jenis kendaraan ini bisa menunjang kebutuhan green vehicle dalam beragam kebutuhan, mulai dari transportasi umum, pariwisata, dan beragam kebutuhan lainya.

“Pengembangan EV untuk kendaraan komersial memang akan berbeda dengan kendaraan penumpang. Karena, EV untuk kendaraan komersial harus sangat memperhatikan tujuan penggunaan yang spesifik, daya angkut, dan daya jelajah yang sesuai dengan kebutuhan, sehingga bisa benar-benar jadi alternatif yang optimal,” ujarnya.

Truk listrik Mistubishi – (Eric Iskandarsjah Z/Republika)

Menurutnya, Elf EV merupakan kendaraan prototipe yang sedang dikembangkan di Jepang oleh Isuzu. Karena itu, pengembangannya belum melibatkan sejumlah kondisi yang ada di Indonesia.

Akan tetapi, mulai pertengahan tahun ini, Isuzu mulai menghimpun sejumlah informasi dari Indonesia. Dengan begitu, Isuzu bisa menghadirkan kendaraan listrik yang paling pas dengan kondisi medan, infrastruktur, dan karakter penggunaan di Tanah Air.

Sementara itu, Product Division Head PT Hino Motors Sales Indonesia (HMSI) Seno Wirdiyawantoro mengatakan, perusahaan juga ikut unjuk gigi dalam segmen EV dengan menghadirkan Dutro Z EV. “EV itu adalah keniscayaan sehingga pasti akan jadi bagian dari transportasi. Kami pun menyadari hal itu dan kehadiran Hino Dutro Z EV merupakan sinyal bahwa kami siap untuk menyambut pasar EV,” kata Seno Wirdiyawantoro.

Lewat sinyal itu, Hino sekaligus menekankan bahwa pabrikan Jepang tersebut akan serius dalam menggarap pasar EV. Apalagi, mengingat Hino merupakan salah satu market leader dalam sejumlah segmen kendaraan komersial.

“Kami akan terjun ke pasar EV dengan tetap memperhatikan best fit product. Sehingga, Hino bisa menghadirkan kendaraan komersial yang paling pas dengan kondisi pasar di Indonesia,” ujarnya.

Truk listrik Mistubishi – (Eric Iskandarsjah Z/Republika)

Sembari memperkenalkan Dutro Z EV, Hino juga sambil melakukan sejumlah persiapan dalam menyambut pasar EV. Persiapan itu akan disesuaikan dengan infrastruktur dan regulasi yang ada sehingga produk yang dihadirkan bisa berkembang bersama ekosistem yang ada.

After Sales Director HMSI Irwan Supriyono mengatakan, perusahaan memang sedang unjuk gigi lewat produk truk listrik. Akan tetapi, kemungkinan besar, produk EV yang pertama kali akan dipasarkan oleh Hino di Indonesia adalah kendaraan listrik dalam format bus.

“Kendaraan listrik saat ini harganya masih sangat tinggi sehingga akan menjadi kendala bagi perusahaan logistik yang akan beralih menggunakan kendaraan listrik,” kata Irwan.

Jika kendaraan listrik dalam format bus, lanjut dia, pasar utamanya adalah layanan transportasi publik. Artinya, akan ada peran pemerintah yang akan memberikan sejumlah dorongan agar operator transportasi umum mau beralih menggunakan bus listrik. Hal ini yang membuat Hino lebih berpeluang untuk mengawali elektrifikasinya lewat produk bus listrik.

Dari semua proses pengembangan tersebut, Mitsubishi Fuso rupanya menjadi salah satu pabrikan kendaraan yang paling agresif di Indonesia. Karena, merek yang dipasarkan oleh PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) itu telah mulai melakukan proses uji coba.

General Manager Of Product Strategy KTB Bayu Aprizal mengatakan, uji coba itu dilakukan lewat produk eCanter yang digunakan oleh beberapa perusahaan logistik di Indonesia. “Dengan adanya langkah ini, terlihat bahwa Fuso lebih berpotensi untuk mengawali elektrifikasi di Indonesia lewat truk terlebih dahulu,” kata Bayu kepada Republika.

Truk listrik Mistubishi – (Eric Iskandarsjah Z/Republika)

Setelah mengawali elektrifikasi lewat truk, lanjut dia, baru kemudian Fuso mulai melakukan elektrifikasi di segmen bus. Hal ini dilakukan karena Fuso juga melihat bahwa bus merupakan segmen yang sangat potensial. “Secara produk elektrifikasi, saat ini Fuso memang lebih siap untuk mengawalinya lewat truk listrik,” ujarnya.

Meskipun begitu, hingga saat ini, Fuso belum bisa memastikan kapan eCanter mulai dipasarkan di Indonesia. Karena, produk tersebut masih menjalani proof of concept lewat beragam kajian untuk memastikan sesuai dengan kondisi di Indonesia.

Secara prinsip, tambah dia, eCanter merupakan truk yang juga memungkinkan untuk dikonversi menjadi bus. Hal itu bisa dilakukan dengan melepas bagian kabin dan menggantinya dengan bodi bus serta melakukan sejumlah penyesuaian. Seperti bagian suspensi untuk angkutan penumpang.

Jika eCanter telah dipasarkan sebagai truk listrik di Indonesia, pengembangan bus listrik, terutama bus dengan ukuran kecil, akan bisa dilakukan dengan lebih cepat. Sehingga, nantinya Fuso bisa mengakomodasi kebutuhan kendaraan komersial ramah lingkungan baik untuk angkutan barang maupun angkutan penumpang.

 

Dalam kendaraan konvensional, kebakaran yang kerap terjadi terhadap bus dan truk disebabkan oleh instalasi kelistrikan. Biasanya, hal ini dipicu oleh persoalan wiring atau kabel.

Kajian Keselamatan

Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengimbangi beragam pengembangan EV dengan mendalami sejumlah potensi risiko yang bisa terjadi terhadap kendaraan listrik. Investigator senior KNKT Ahmad Wildan mengatakan, salah satu potensi risiko yang paling mungkin terjadi adalah kebakaran.

“Dalam kendaraan konvensional, kebakaran yang kerap terjadi terhadap bus dan truk disebabkan oleh instalasi kelistrikan. Biasanya, hal ini dipicu oleh persoalan wiring atau kabel,” kata Wildan.

Dia menekankan, kebakaran karena kelistrikan itu karena teknisi atau operator dalam industri kendaraan komersial belum terbiasa dengan budaya kelistrikan yang aman. Hal itu terlihat dari adanya modifikasi atau perawatan dan perbaikan bagian kelistrikan yang kurang sesuai dengan standar keamanan.

Kondisi itu pun mendorong KNKT untuk memberikan perhatian lebih pada sistem kelistrikan dalam EV. “KNKT mencoba melakukan pemetaan risiko bersama dengan Kementerian Perhubungan,” ujarnya.

Pemetaanya terbilang komprehensif karena keseluruhan bagian EV merupakan hal yang berbeda dengan kendaraan komersial, sehingga menimbulkan hazzard tersendiri. Begitu pula dengan pengereman karena bus dan truk konvensional mengandalkan sistem pengeraman tambahan lewat engine brake, exhaust brake, dan retarder. Sedangkan, EV mengandalkan sistem deselerasi yang ditunjang oleh sistem regenerative braking.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.