DPRD Kota Batu Minta Ada OPD Khusus yang Fokus Kelola Pasar


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul DPRD Kota Batu Minta Ada OPD Khusus yang Fokus Kelola Pasar yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

JATIMTIMES – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Batu meminta adanya Organisasi Perangkat Daerah (OPD) atau dinas yang khusus menangani dan mengelola pasar. 

Hal itu disampaikan Ketua Komisi C DPRD Kota Batu Khamim Tohari. Menurutnya, permintaan terkait adanya OPD khusus yang mengelola pasar, menyusul hampir rampungnya pembangunan Pasar Induk Among Tani Kota Batu yang telah mencapai lebih dari 93 persen. 

Baca Juga :
109 Kota Malang, Geliat Ekraf dan Pariwisata Terus Meningkat

Khamim mengatakan, permintaan terkait adanya OPD khusus yang menangani dan mengelola pasar ini merupakan dorongan agar Pemerintah Kota (Pemkot) Batu dapat maksimal dalam mengurusi pasar di Kota Batu, utamanya Pasar Induk Among Tani Kota Batu.  

“Kami menyarankan agar dibentuk Dinas Pasar tersendiri untuk Pasar Induk Among Tani Batu. Selama ini, ketika dikelola UPT itu masih belum maksimal,” ungkap Khamim. 

Politisi PDI Perjuangan ini menegaskan, dengan tidak adanya OPD yang khusus menangani pasar, jangan sampai sistem pengelolaan pasar ke depan tidak maksimal, pasca Pasar Induk Among Tani Kota Batu menjadi ikon baru Kota Batu. 

Menurutnya, jika dibentuk OPD khusus yang mengurusi dan mengelola pasar dalam hal ini Dinas Pasar dapat memiliki fokus dalam mengelola pasar di Kota Batu. Mulai dari pembinaan, pelatihan, pengajuan perizinan, hingga penyelenggaraan pungutan retribusi pasar. 

Sementara itu, Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapemperda) DPRD Kota Batu saat ini tengah melakukan pembahasan terkait Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) Kota Batu tentang pengelolaan pasar bersama Pemkot Batu. 

Baca Juga :
Prioritaskan Pejalan Kaki, DPRD Kabupaten Malang Bahas Pemasangan Lampu Penyeberangan Jalan

Ketua Bapemperda DPRD Kota Batu M Syaifuddin mengatakan dalam waktu dekat ini pihaknya akan membahas soal regulasi pengelolaan pasar secara keseluruhan bersama Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Batu dan Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan (Diskumperindag) Kota Batu. 

Lebih lanjut, terkait sebuah lembaga yang cocok dan berkompeten mengelola pasar, Syaifuddin mengatakan, hal itu masih dalam pembahasan antara legislatif dengan eksekutif. 

“Apakah nantinya dikelola oleh UPT, BUMD atau bisa di pihak ketiga kan,” pungkas Syaifuddin. 

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Toyota Lebih Memilih Fokus ke Mobil Hibrida Dibanding Mobil Listrik


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Toyota Lebih Memilih Fokus ke Mobil Hibrida Dibanding Mobil Listrik yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

JAKARTA, KOMPAS.com – Toyota dianggap lebih memilih mobil hibrida dan hidrogen ketimbang mobil listrik. Toyota kerap dikritik karena dianggap lambat memasuki era mobil listrik dan kurang sejalan dengan tema global.

Kini Toyota mengklaim memiliki data untuk membuktikan bahwa pilihan fokus pada mobil listrik, seperti yang dilakukan para pesaing, bukan hanya keputusan bisnis yang keliru, tetapi juga bisa berdampak buruk bagi lingkungan.

Baca juga: Daftar Harga BBM Februari 2023, Pertamax Turbo dan Dex Naik

Kepala ilmuwan Toyota Gill Pratt mengatakan, jauh lebih masuk akal bagi produsen mobil untuk menawarkan mobil dengan sumber energi campuran atau hibrida dan hidrogen ketimbang mobil listrik bertenaga baterai.

Dilansir dari Carscoops, Pratt mengatakan, mobil listrik memang tidak menghasilkan emisi tapi mobil listrik sangat tergantung pada ketersediaan litium, yaitu mineral yang digunakan dalam produksi paket baterai.

Pratt berspekulasi bahwa industri mobil bakal segera kekurangan litium serta mineral lain yang digunakan dalam produksi baterai.

Sebelum itu terjadi maka yang paling masuk akal yaitu membuat mobil hibrida. Teknologi yang menggabungkan mesin konvensional dan baterai sehingga bisa digunakan pada lebih banyak mobil.

Belum lagi kata Pratt, saat permintaan mobil listrik meningkat masalah yang mesti terus diantisipasi ialah kurangnya titik pengisian ulang baterai.

Baca juga: Federal Oil Gelar Lagi Program Sober 2023

“Ada krisis yang akan datang. Waktu ada di pihak kita. Kekurangan ini tidak hanya bahan baterai, tetapi juga infrastruktur pengisian daya akan memperjelas bahwa satu ukuran tidak cocok untuk semua, dan jawaban terbaik sebenarnya adalah campuran dari berbagai jenis kendaraan,” kata Pratt kepada Automotive News, dikutip Rabu (1/2/2023).

Pratt mengatakan, jika ukurannya yaitu emisi CO2, maka manfaat baterai litium yang digunakan untuk jutaan mobil hibrida lebih besar ketimbang hanya digunakan untuk mobil listrik dengan jumlah lebih kecil.

Dalam hipotesisnya, Pratt menjelaskan, 100 unit mobil berbahan bakar bensin akan menghasilkan CO2 sebesar 250 gram/Km.

Kemudian, misalnya untuk membuat satu baterai litium berkapasitas 100 kWh hanya bisa dipakai satu unit Tesla dengan spesifikasi teratas. Tetapi 99 mobil lain yang masih pakai bensin menghasilkan CO2 sebesar 248,5 gram/Km.

Pratt mengatakan, jika baterai berkapasitas 100 kWh itu digunakan membuat mobil hibrida maka bisa dipakai sekitar 90 unit mobil. Sehingga secara akumulasi tingkat emisi rata-rata turun menjadi 205 gram/Km.

Meski demikian, Toyota tidak anti mobil listrik. Baru-baru ini produsen asal Jepang itu mengumumkan akan melansir sedan listrik bZ3X untuk pasar China guna melengkapi SUV bZ4X yang sudah lebih dulu hadir.

Meski demikian, Toyota bersikeras bahwa merek mobil lain seperti Honda, Cadillac, dan Volvo, membuat kesalahan dengan mengerahkan seluruh sumber daya perusahaan hanya untuk membuat EV murni.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Elektrifikasi Kendaraan Menjadi Fokus Pemerintah


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Elektrifikasi Kendaraan Menjadi Fokus Pemerintah yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

SOLO, KOMPAS.com – Pemerintah pada 2019 telah menerbitkan Perpres 55 untuk mendorong percepatan penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) transportasi darat, dimana menkomarvest ditunjuk sebagai ketua tim koordinator dan telah menugaskan para menteri bidang terkait menerbitkan peraturan teknis turunanya.

Langkah tersebut menjadi awal pergerakan era elektrifikasi di Indonesia. Rencana pemerintah ke depan ingin membangun ekosistem yang ramah lingkungan dengan mengalihkan penggunaan kendaraan bermotor berbasis minyak menjadi kendaraan bermotor berbasis baterai.

Geliat pemerintah tentu banyak menyita perhatian masyarakat, kenapa pemerintah begitu berambisi melakukan program elektrifikasi ini?

Baca juga: Baterai Jadi Ekosistem Elektrifikasi Terpenting di Indonesia

Tenaga Ahli Menteri Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) Bidang Kelistrikan Sripeni Inten Cahyani mengatakan ada banyak faktor yang menyebabkan Indonesia juga harus ikut serta dalam era elektrifikasi ini.

“Tentu saja bukan tanpa alasan, kita perlu melangkah ke era elektrifikasi karena kondisi alam yang berubah, ini bukan hanya soal produk tapi juga ekosistem serta sumber daya alam yang tersedia,” ucap Inten dalam Seminar Nasional Net-Zero Emission di UNS Surakarta, Selasa (7/3/2023).

Dia mengatakan emisi karbon menjadi persoalan utama kenapa era elektrifikasi ini mausti terbentuk.

Baca juga: Indonesia Berpotensi Maju di Industri Otomotif Lewat Elektrifikasi

“Terbukti sejak adanya pandemi 2020 lalu, kualitas udara di sejumlah kota di Indonesia menjadi membaik, karena emisi karbon yang menurun dampak menurunnya aktivitas warga menggunakan kendaraan bermotor,” ucap Inten.

Selain itu, dia juga mengatakan kenaikan harga minyak dunia dan krisis energi global berdampak memberatkan keuangan negara.

“Terlebih lagi pemerintah telah mengalihkan sebagian beban subsidi energi untuk belanja yang lebih produktif berupa pembangunan infrastruktur, kesehatan dan pendidikan dalam tiga tahun terakhir hingga 66 persen atau setara Rp 635 triliun,” ucap Inten.

Baca juga: Menuju Era Elektrifikasi, 53 Persen Konsumen di Dunia Pilih Mobil Hybrid

Sementara itu, Inten mengatakan Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah dalam mendukung pembuatan baterai, sehingga ini akan menjadikan Indonesia sebagai negara yang menjadi pemain dalam era elektrifikasi.

“Seperti nikel, cobalt dan mineral lainnya tersedia melimpah di Indonesia, khususnya untuk membuat sel baterai selaku komponen utama di dalamnya,” ucap Inten.

Saat ini yang menjadi tantangan utama bagi Indonesia adalah belum terciptanya pasar sehingga ekosistem KBLBB belum tercipta, menurut Inten.

“Pemerintah memberikan insentif untuk pembelian atau konversi motor listrik, ini sebagai pemicu agar masyarakat lebih mudah merasakan teknologi terbaru ini, harapannya tidak hanya dalam pemasaran produk, tapi ekosistem tercipta,” ucap Inten.

Baca juga: Honda Bicara Strategi Elektrifikasi, Dimulai Mobil Hybrid

Dengan begitu, Indonesia akan dapat bersaing dengan negara lain dalam sektor industri otomotif, khususnya pembuatan baterai untuk KBLBB seperti HEV, BEV, dan PHEV. Tentu pemerintah tidak bisa bekerja sendiri, melainkan harus mendapatkan dukungan dari semua pihak, khususnya rakyat Indonesia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Gading Marten Fokus di Belakang Layar Film Mengaku Gugup Menunggu Duit dari Pemodal Cair


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Gading Marten Fokus di Belakang Layar Film Mengaku Gugup Menunggu Duit dari Pemodal Cair yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Setelah sukses menjadi seorang aktor, membuat Gading Marten ingin aktif di belakang layar menjadi produser dan sutradara.

Gading Marten mengawali debutnya ssbagai produser dalam series Vision+ bertajuk ‘Roy & Marten: Sahabat Sehidup Semati’.

Alasan Gading Marten ingin fokus dibalik layar, karena ia ingin mengaplikasikan semua ilmunya di akting menjadi sebuah karya.

Baca juga: Bingung Saat Gempi Minta Adik, Ucapan Gading Marten ke Gisel: Dari Lu apa Gua Nih?

“Jujur memang gua suka dan mau dibalik layar. Kenapa baru sekarang, karena baru saatnya aja,” kata Gading Marten ketika ditemui disela jumpa pers series Vision+ Roy & Marten: Sahabat Sehidup Semati, di gedung INews Tower Kebon Siri, Jakarta Pusat, Jumat (17/2/2023).

Beban dan cemas dirasakan pria berusia 40 tahun ini selama memproduksi series yang sudah tayang di platform Vision+.

“Yang paling berat nungguin duit cair dari pemodal, itu deg-degan banget,” ucapnya.

Mantan suami Gisella Anastasia mengakui punya rencana membuat film layar lebar, dengan mengangkat cerita tentang perjalanan motoran dan persahabatan geng Prediksi.

Baca juga: Mulai Jajal Jadi Produser, Gading Marten Kepikiran Bikin Film untuk Klub Motor The Prediksi

“Memang gua mau banget buat cerita tentang Prediksi. Tapi semua butuh waktu, gua harus ngomong sama semua anggotanya dan itu susah,” jelasnya.

Jika nantinya sudah mendapatkan persetujuan, anak dari aktor gaek Roy Marten ini akan memproduksi film tentang perjalanan geng Prediksi.

Inilah sumber kekayaan Gading Marten. (Instagram @gadiiing)

“Pokoknya tungguin aja, doakan semoga mereka mau,” ungkapnya.

Meski kedepannya akan fokus dibalik layar, Gading Marten memastikan dirinya tidak akan berhenti menjadi aktor. Ia akan menjalani dua-duanya beriringan.

“Gua engga berhenti. Didepan kamera masih tetap jalan kok, gua gak mau meninggalkan apa yang sudah membesarkan gua selama ini,” ujar Gading Marten. (ARI).

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.