Suzuki Jimny Versi EV Disiapkan Buat Tangkal Isu Emisi


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Suzuki Jimny Versi EV Disiapkan Buat Tangkal Isu Emisi yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Suzuki Jimny 4Sport dipasarkan di Brasil dengan jumlah terbatas.

Liputan6.com, Jakarta – Meski kabar mengenai Suzuki Jimny versi lima pintu kian santer terdengar, namun hal tersebut bukan lagi sebuah kejutan baru.

Kini, isu terbarunya adalah pabrikan otomotif dengan logo ‘S’ ini akan menghadirkan Jimny bertenaga listrik.

Menurut Managing Director Suzuki Australia, Michael Pachota, hal ini lantaran ada beberapa regulasi yang menjadi kendala mereka untuk merilis model ikonik ini di beberapa negara.

“Suzuki akan menawarkan versi hybrid dari setiap modelnya secara lokal pada tahun 2025,” jelasnya seperti dilansir Carsales Australia.

Di samping itu, masih dari laman tersebut, Suzuki akan memperkenalkan Jimny versi listrik ini pada tahun 2030 mendatang.

Meski desas-desus tersebut sudah tercium oleh awak media, namun belum ada informasi terkait penggunaan powertrain yang akan mereka sematkan di ruang mesin.

Meski yang ia garisbawahi adalah versi listrik, namun secara umum versi hybrid juga bakal mereka perkenalkan ke beberapa negara.

“Tapi kita harus memperkenalkan (Jimny hybrid) di suatu tempat di seluruh jangkauan,” tambah Michael Pachota.

Dari informasi yang dilansir tersebut, menjelaskan bahwa Suzuki Jimny versi listrik ini akan memiliki bobot yang lebih berat dibandingkan dengan versi saat ini.

Meski demikian, untuk urusan torsi yang dihasilkan akan lebih instan dibandingkan versi bensin.

“Saya tidak bisa memastikannya. Kami tidak memiliki apa pun dari pabrik terkait konfirmasi Jimny dengan platform EV. Tapi tidak salah berasumsi berdasarkan arah dan kecepatan yang kita tuju,” tandas Michael Pachota.

PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) resmi meluncurkan Suzuki Jimny pada ajang otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2019. Dikenal sebagai mobil legendaris yang memiliki nilai sejarah, generasi pertama mobil pabrikan Jepang ini sudah…

All New Honda HR-V dan BR-V Dapat Rating Keselamatan Tertinggi di ASEAN NCAP

Dua model andalan Honda, all new HR-V dan all new BR-V dapat rating keselamatan tertinggi, yaitu bintang lima di ASEAN NCAP. Hasil ini, didapat dari pengetesan uji tabrak dari bagian depan, samping, serta pengujian fitur-fitur keselamatan.

All new Honda BR-V berhasil meraih skor 81,38 dari 100, di mana mobil ini berhasil melewati serangkaian tes uji tabrak dari bagian depan dan juga samping serta pengujian fitur-fitur keselamatanya.

Sedangkan all new Honda HR-V berhasil meraih skor 28.00/32 untuk kategori Adult Occupant Protection (AOP), skor 45.31/51 untuk Child Occupant Protection (COP), skor 19.50/21 untuk Safety Assist Technologies (SATs), dan 8.00/16 for Motorcyclist Safety (MS).

All new Honda HR-V pertama kali diperkenalkan di kawasan Asia Tenggara pada November 2021. Di Indonesia sendiri model ini diluncurkan pada 23 Maret 2022 lalu.

Hingga kini All New Honda HR-V ini telah dijual di sembilan (9) Negara di kawasan ASEAN dengan total penjualan kumulatif lebih dari 25.000 unit.

Model SUV Honda lainnya yaitu all new Honda BR-V berhasil meraih skor 77.02 dari 100 di mana mobil ini berhasil melewati serangkaian tes uji tabrak dari bagian depan dan juga sampingnya serta pengujian fitur-fitur keselamatannya.

Infografis Perburuan Hacker Bjorka Pembocor Data Pejabat Negara

Infografis Perburuan Hacker Bjorka Pembocor Data Pejabat Negara (Liputan6.com/Triyasni)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Toyota Sudah Jual 21 Juta Mobil Listrik Kurangi 160 Juta Ton Emisi CO2


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Toyota Sudah Jual 21 Juta Mobil Listrik Kurangi 160 Juta Ton Emisi CO2 yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Jakarta

Pabrikan otomotif kondang asal Jepang, Toyota, mengatakan sudah menjual puluhan juta mobil listrik berbagai jenis secara global. Diketahui Toyota telah mengembangkan mobil listrik jenis hybrid (kombinasi bensin dan listrik) sejak 1990-an. Kini produk elektrifikasi Toyota sudah makin berkembang dengan banyaknya pilihan model.

Kendaraan listrik atau elektrifikasi tengah menjadi tren akhir-akhir ini di industri otomotif dunia dan Indonesia. Toyota, sebagai penguasa market mobil di Indonesia ternyata sudah menjual kendaraan elektrifikasi secara global sejak tahun 1997. Hingga kini, jutaan mobil listrik Toyota telah dijual di seluruh dunia dan berkontribusi besar terhadap pengurangan emisi karbon CO2.

“Toyota memulai pengembangan teknologi elektrifikasi secara global di tahun 1997 dengan menghadirkan Toyota Prius. Dan saat ini secara global kita sudah memasarkan tak kurang dari 21 juta kendaraan elektrifikasi dengan berbagai teknologi dan model. Ini setara dengan kontribusi mengurangi setidaknya 160 juta ton emisi CO2 secara global,” kata Vice President PT Toyota-Astra Motor (TAM) Henry Tanoto di Jakarta, Kamis (10/11/2022).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dalam pengembangan kendaraan elektrifikasi, Toyota memilih strategi multipath-way, di mana Toyota menyediakan pilihan kendaraan dengan teknologi elektrifikasi yang lengkap, mulai dari Hybrid EV, Plug-in Hybrid EV, dan juga Battery EV.

Kendaraan Elektrifikasi Toyota di Indonesia

Di Indonesia sendiri, Toyota sudah memasarkan kendaraan elektrifikasi sejak 2009 melalui mobil hybrid Toyota Prius. Jumlah model kendaraan elektrifikasi Toyota makin berkembang, hingga akhirnya Toyota meluncurkan mobil listrik full baterai pertamanya di Indonesia, bZ4X, pada November 2022. Dalam waktu dekat, Toyota juga akan merilis mobil hybrid pertamanya yang sudah dirakit secara lokal di Indonesia.

“Di Indonesia kami mulai memasarkan kendaraan elektrifikasi di tahun 2009 lewat Toyota Prius Hybrid generasi ketiga. Berawal dari 1 model, sekarang kita telah memiliki 14 model, dengan penjualan total hingga Q3 (kuartal 3) ini sebesar 7.021 unit. Setidaknya Toyota Indonesia berkontribusi menurunkan total emisi CO2 hingga lebih dari 7.500 ton atau sama dengan tidak menggunakan lebih dari 2.500 kendaraan dengan mesin konvensional atau ICE,” kata Henry.

“Ke depan, Toyota tidak akan berhenti di sini dalam melakukan pengembangan teknologi elektrifikasi. Secara global, Toyota berkomitmen menghadirkan 30 model baru berteknologi BEV (Battery Electric Vehicle) dengan target penjualan 3,5 juta unit di tahun 2030,” sambung Henry.

“Di Indonesia, kami juga terus menghadirkan lebih banyak pilihan model elektrifikasi, baik itu BEV, PHEV, dan Hybrid. Dan kami segera akan memasuki era industrialisasi elektrifikasi untuk model lokal,” tukasnya.

Simak Video “Ketika Toyota bZ4X Dites Tabrak Secara Ekstrem, Bagaimana Hasilnya?”
[Gambas:Video 20detik]
(lua/din)

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Mengurangi Emisi PBB Mengusulkan Pakta Solidaritas Iklim


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Mengurangi Emisi PBB Mengusulkan Pakta Solidaritas Iklim yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Darilaut – Untuk memastikan bahwa suhu global tidak naik lebih dari 1,5 derajat Celcius di atas tingkat pra-industri, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengusulkan Pakta Solidaritas Iklim. Salah satu cara untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dengan mengakhiri pembangkit listrik tenaga batu bara.

Usulan ini disampaikan Sekretaris Jenderal PBB António Guterres kepada kelompok G20 ekonomi yang sangat maju. Melalui “Pakta Solidaritas Iklim” semua penghasil emisi besar akan melakukan upaya ekstra untuk mengurangi emisi.

Selain itu, negara-negara kaya juga akan memobilisasi sumber daya keuangan dan teknis untuk mendukung ekonomi baru dalam upaya bersama.

Guterres menjelaskan sedang mempresentasikan rencana untuk mendorong upaya mencapai Pakta tersebut melalui Agenda Percepatan. Agenda ini melibatkan para pemimpin negara maju yang berkomitmen untuk mencapai nol bersih sedekat mungkin hingga 2040, dan negara berkembang sedekat mungkin hingga 2050.

Agenda menyerukan diakhirinya pembangkit listrik tenaga batu bara, net-zero pada tahun 2035 untuk semua negara maju dan 2040 seluruh dunia. Kemudian menghentikan semua perizinan atau pendanaan minyak dan gas baru, dan setiap perluasan minyak dan gas yang ada.


Langkah-langkah ini, kata Guterres, harus menyertai perlindungan bagi masyarakat yang paling rentan, meningkatkan keuangan dan kapasitas untuk adaptasi dan kerugian dan kerusakan. Mempromosikan reformasi untuk memastikan Bank Pembangunan Multilateral memberikan lebih banyak hibah dan pinjaman, dan sepenuhnya memobilisasi keuangan swasta.

Dalam pesan melalui video yang dirilis pada hari Senin (20/3), Sekjen PBB menggambarkan laporan laporan Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) terbaru yang dirilis di Interlaken, Swiss, Senin, sebagai “panduan cara menjinakkan bom waktu iklim.”

Aksi iklim diperlukan di semua lini: “semuanya, di mana saja, sekaligus,” katanya, merujuk pada pemenang Penghargaan Film Akademi Terbaik tahun ini.

Menantikan konferensi iklim PBB yang akan datang, yang akan diadakan di Dubai dari tanggal 30 November hingga 12 Desember, Guterres mengharapkan semua pemimpin G20 untuk berkomitmen pada kontribusi ekonomi baru yang ditentukan secara nasional yang ambisius yang mencakup semua gas rumah kaca, dan menunjukkan target pemotongan emisi absolut mereka untuk tahun 2035 dan 2040.


Program Pembangunan PBB (UNDP) Achim Steiner menjelaskan tanda-tanda perjalanan menuju net-zero semakin cepat saat dunia menyongsong Konferensi Perubahan Iklim PBB 2023 atau COP28 di Uni Emirat Arab.

“Itu termasuk Undang-Undang Pengurangan Inflasi di AS, menggambarkan ‘undang-undang paling signifikan dalam sejarah untuk mengatasi krisis iklim’ dan Rencana Industri Kesepakatan Hijau terbaru Uni Eropa, sebuah strategi untuk menjadikan blok itu rumah bagi teknologi bersih dan pekerjaan ramah lingkungan,” katanya.

“Sekarang adalah waktunya untuk era investasi bersama dalam solusi yang berani. Karena jendela sempit kesempatan untuk menghentikan perubahan iklim tertutup dengan cepat, pilihan yang sekarang dibuat oleh pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat — atau tidak dibuat — akan dicatat dalam sejarah.”

Perubahan Iklim

Sebuah “laporan” utama PBB dari Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) yang berwenang, menguraikan banyak pilihan yang dapat diambil sekarang, untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan beradaptasi dengan perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia.

Studi “Climate Change 2023: Synthesis Report”, dirilis pada hari Senin setelah sesi IPCC selama seminggu di Interlaken. Laporan ini fokus secara tajam pada kerugian dan kerusakan yang dialami saat ini, dan diperkirakan akan terus berlanjut di masa mendatang.

Suhu telah meningkat menjadi 1,1 derajat Celcius di atas tingkat pra-industri, akibat dari pembakaran bahan bakar fosil selama lebih dari satu abad, serta energi dan penggunaan lahan yang tidak setara dan tidak berkelanjutan.

Hal ini mengakibatkan peristiwa cuaca ekstrim yang semakin sering dan intens yang menimbulkan dampak yang semakin berbahaya bagi alam dan manusia di setiap wilayah di dunia.

Kerawanan pangan dan air yang didorong oleh iklim diharapkan tumbuh dengan meningkatnya pemanasan: ketika risiko digabungkan dengan kejadian buruk lainnya, seperti pandemi atau konflik, risiko tersebut menjadi semakin sulit untuk dikelola.

Waktunya Singkat

Jika suhu dipertahankan hingga 1,5 derajat Celcius di atas tingkat pra-industri, pengurangan emisi gas rumah kaca yang mendalam, cepat, dan berkelanjutan akan diperlukan di semua sektor dekade ini, menurut laporan tersebut.

Emisi harus diturunkan sekarang, dan dipotong hampir setengahnya pada tahun 2030, jika tujuan ini memiliki peluang untuk tercapai.

Solusi yang diusulkan oleh IPCC adalah “pembangunan yang tahan iklim”, yang melibatkan pengintegrasian langkah-langkah untuk beradaptasi dengan perubahan iklim dengan tindakan untuk mengurangi atau menghindari emisi gas rumah kaca dengan cara yang memberikan manfaat yang lebih luas.

Contohnya termasuk akses ke energi bersih, elektrifikasi rendah karbon, promosi transportasi nol dan rendah karbon, serta kualitas udara yang lebih baik. Manfaat ekonomi bagi kesehatan masyarakat antara lain peningkatan kualitas udara saja kira-kira sama, atau bahkan mungkin lebih besar, daripada biaya untuk mengurangi atau menghindari emisi.

“Keuntungan terbesar dalam kesejahteraan dapat diperoleh dengan memprioritaskan pengurangan risiko iklim bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan terpinggirkan, termasuk orang yang tinggal di permukiman informal,” kata Christopher Trisos, salah satu penulis laporan tersebut.

“Aksi iklim yang dipercepat hanya akan terjadi jika ada peningkatan keuangan berkali-kali lipat. Keuangan yang tidak memadai dan tidak selaras menghambat kemajuan.”

Pemerintah Kuncinya

Kekuatan pemerintah untuk mengurangi hambatan untuk menurunkan emisi gas rumah kaca, melalui pendanaan publik dan sinyal yang jelas kepada investor, dan meningkatkan langkah-langkah kebijakan yang telah dicoba dan diuji, ditekankan dalam laporan tersebut.

Perubahan di sektor makanan, listrik, transportasi, industri, bangunan, dan tata guna lahan disoroti sebagai cara penting untuk mengurangi emisi, serta beralih ke gaya hidup rendah karbon, yang akan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan.

“Perubahan transformasi lebih mungkin berhasil jika ada kepercayaan, di mana setiap orang bekerja sama untuk memprioritaskan pengurangan risiko, dan di mana keuntungan dan beban dibagi secara adil,” kata Ketua IPCC Hoesung Lee.

“Laporan Sintesis ini menggarisbawahi urgensi untuk mengambil tindakan yang lebih ambisius dan menunjukkan bahwa, jika kita bertindak sekarang, kita masih dapat mengamankan masa depan berkelanjutan yang dapat ditinggali untuk semua.”

Sumber: Un.org

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Eksistensi Euro 4 Menuju Elektrifikasi Upaya Transisi Menekan Emisi


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Eksistensi Euro 4 Menuju Elektrifikasi Upaya Transisi Menekan Emisi yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Mitsubishi Fuso Fighter X Euro 4. (Dian Kurniawan / Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta – Bumi kian panas. Ancaman krisis iklim pun menjadikan elektrifikasi transportasi sebuah keniscayaan.

Berdasarkan laporan United Nations Intergovernmental Panel on Climate Change pada 2021, Bumi telah dengan cepat memanas 1,1 derajat Celcius lebih tinggi dari era pra industri. Bahkan kini bergerak menuju 1,5 derajat Celcius.

Menurut hasil studi Institute for Essential Services Reform (IESR), sektor transportasi menjadi penyumbang sekitar seperempat dari total emisi gas rumah kaca global. Jumlah emisi ini akan semakin meningkat seiring berkembangnya perekonomian suatu negara.

Di Indonesia, sektor transportasi menjadi penyumbang emisi gas rumah kaca terbesar kedua (157 juta ton CO2 atau 27 persen) setelah sektor industri (215 juta ton CO2 atau 37 persen) pada 2019. Indonesia pun menargetkan mencapai emisi gas rumah kaca puncak pada 2030 dan mencapai Net Zero Emission pada 2060 atau lebih awal.

Salah satu upaya transisi menekan emisi sebelum era elektrifikasi, pemerintah Indonesia mengeluarkan regulasi standar emisi Euro 4 untuk seluruh mobil bermesin diesel. Kebijakan yang diberlakukan mulai 7 April 2022 ini merupakan upaya menekan emisi gas rumah kaca hingga 26 persen.

Dengan kebijakan standar emisi Euro 4 ini, setiap usaha maupun kegiatan produksi tipe baru kendaraan bermotor beroda empat atau lebih, wajib memenuhi ketentuan Baku Mutu Emisi Gas Buang yang pengujiannya dilakukan menggunakan bahan bakar minyak diesel (solar) dengan parameter Cetane Number (CN) minimal 51, kandungan sulfur maksimal 50 ppm, dan kekentalan 2-4,5 mm2/s.

Standar emisi Euro awalnya diterapkan negara-negara Eropa untuk mengurangi emisi dengan menggunaan teknologi transportasi yang lebih ramah lingkungan. Dimulai pada awal 1990, Eropa mengeluarkan peraturan yang mewajibkan penggunaan katalis untuk mobil bensin, sering disebut standar Euro 1. Kemudian secara bertahap, Eropa memperketat peraturan menjadi standar Euro 2 (1996), Euro 3 (2000), Euro 4 (2005), Euro 5 (2009), dan Euro 6 (2014).

Mitsubishi Fuso Truck and Bus Corporation (MFTBC) telah meluncurkan truk listrik Fuso eCanter Next Generation secara global. Fuso eCanter generasi terbaru ini direncanakan bakal dijual di Indonesia.

Dampak Eksistensi Fuso di Era Euro 4

(ki-ka) Product Strategy Director of PT. Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) Shun Yatsugi, Presdir Nobukazu Tanaka, Sales & Marketing Director Duljatmono dan Kei Kubota pada peluncuran Mitsubishi truk Fuso model Canter dan Fighter X di ICE BSD, Tangerang (25/03/2022). (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Dengan adanya kebijakan standar emisi Euro 4, PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) sebagai distributor resmi kendaraan niaga Mitsubishi Fuso Truck and Bus Corporation (MFTBC) di Indonesia, langsung meluncurkan 15 varian Canter dan 14 varian Fighter X pada Maret 2022. Semua varian Canter dan Fighter X itu telah menggunakan mesin dengan standar emisi Euro 4.  

“Sebagai penerus dari Fuso Maru-P, kami meluncurkan Fighter X untuk memenuhi kebutuhan bisnis konsumen. Tersedia 14 varian Fighter X yang dapat dipilih,” ungkap Presiden Direktur PT. KTB Nobukazu Tanaka.

Hadir dengan standar Euro 4, mesin 4V21 untuk Canter dan mesin 6M60 untuk Fighter X dengan teknologi Common Rail dapat menghasilkan tenaga mesin yang maksimal, torsi yang lebih tinggi di range RPM yang lebih panjang sehingga performanya lebih optimal.

Selain itu, teknologi Exhaust Gas Recirculation, Positive Crankcase Ventilation, dan Diesel Oxidation Catalyst Muffler mampu menurunkan kadar emisi NOx (Nitrogen Oxide) sehingga emisi gas buang kendaraan lebih ramah lingkungan.

Dampak dari dimulainya era Euro 4, produk-produk PT. KTB mendapatkan respons positif dari konsumen. “Terutama di bisnis pertambangan. Jambi adalah salah satu contoh yang memberikan respons positif,” ujar Duljatmono, Sales and Marketing Director PT. KTB, seperti dilansir situs resminya ktbfuso.co.id, Jumat (27/1/2023).

Salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan batubara di Jambi, PT. Putra Mandiangin Utama (PT. PMU) telah memesan 300-unit Canter FE SHDX Euro 4. Menurut Managing Director PT. PMU Muhammad Alyafei, Mitsubishi Fuso telah terkenal dengan produk yang kuat, andal, dan berkinerja tinggi. “Hadir dengan reputasi yang baik, produk FUSO telah dijual dan dipercaya di seluruh dunia. Oleh karena itu, kami memilih FUSO sebagai kendaraan yang mendukung bisnis kami.”

Sementara itu, PT. Metalik Bara Sinergi (PT. MBS) yang bergerak di bidang jasa angkutan batubara juga telah memesan 100-unit Canter FE SHDX Euro 4. Managing Director PT. MBS Haspin Walad mengaku mempercayakan Mitsubishi Fuso sebagai kendaraan operasional karena mendapat masukan dari tim driver di lapangan.

“Mereka memberitahukan bahwa kendaraannya mudah dikendarai dan komunikasi dengan mekanik profesional dan tenaga penjual luar biasa. Jadi, kami tidak ragu untuk menggunakan Fuso sebagai kendaraan operasional kami untuk mendukung bisnis kami.”

Respons positif konsumen PT. KTB ini sejalan dengan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo). Berdasarkan data tersebut, penjualan Mitsubishi Fuso dari semua tipe sepanjang 2022 mencapai 37.586 unit, melampaui Isuzu yang menjual 36.646 unit dan Hino 30.853 unit. Capaian itu pun mengukuhkan Mitsubishi Fuso sebagai market leader untuk kendaraan niaga.

Menuju Era Elektrifikasi

Mitsubishi Fuso eCanter Next Generation di ajang IAA Transportation 2022, Hannover, Jerman. (Liputan6.com/Raden Trimutia Hatta)

Selain truk bersandar Euro 4, Mitsubishi Fuso Truck and Bus Corporation (MFTBC) juga telah meluncurkan truk listrik Fuso eCanter Next Generation secara global. Namun, hingga kini truk ramah lingkungan itu belum juga dijual di Indonesia. 

Dalam peluncuran pada ajang IAA Transportation 2022 di Hannover, Jerman, yang dihadiri Liputan6.com, Presiden dan CEO MFTBC Karl Deppen mengungkap sejumlah pembaruan yang disematkan pada Fuso eCanter Next Generation. “Generasi terbaru eCanter memiliki konsep baterai modular baru dengan tiga opsi berdasarkan jarak sumbu roda – S, M dan L,” katanya pada Senin 19 September 2022.

Untuk Fuso eCanter Model S memiliki jangkauan mengemudi 70 km, model M menawarkan 140 km dan model L dapat melaju hingga 200 km. Sama seperti model sebelumnya, eCanter generasi terbaru yang serba elektrik menawarkan pengendaraan yang tenang dan mulus sehingga lebih sedikit mengurangi kelelahan pengemudi.

“Kami juga telah menambahkan lebih banyak fitur keselamatan, seperti sistem rem mitigasi tabrakan tercanggih kami, ABA5. Selanjutnya, fitur Sideguard Assist, yang memperingatkan pengemudi tentang titik buta, juga akan membantu meningkatkan keselamatan di jalan, terutama bagi pejalan kaki dan pengendara sepeda di lingkungan perkotaan,” ujar Deppen.

Setiap paket baterai lithium-ion berkinerja tinggi memiliki kapasitas 370V/13.5kWh, dan Fuso eCanter generasi terbaru ditenagai dengan enam paket baterai terpasang. Ini memberikan eCanter jangkauan sekitar 100 km per pengisian daya, yang mampu diisi oleh dua jenis sistem pengisian baterai, yakni pengisian daya AC normal, atau pengisian DC cepat yang sesuai dengan protokol CCS2.

Menurut Deppen, pihaknya berencana untuk menjual truk listrik Fuso eCanter generasi terbaru ke berbagai pasar otomotif besar di sejumlah negara.

“Dengan senang hati saya umumkan bahwa awal penjualan untuk pasar Eropa direncanakan pada Q4 2022, dan produksi seri Fuso Next Generation eCanter akan menyusul pada 2023. Dalam beberapa tahun ke depan, kami juga bertujuan untuk membawa kendaraan ini ke pasar internasional kami, seperti Singapura, Hong Kong, Indonesia, dan pasar Taiwan. Dan juga ke pasar kami saat ini Australia dan Selandia Baru,” Deppen memungkasi.

Banner Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.