Dukung Upaya Transisi Energi Charge dan Utomo SolaRUV Bangun Pabrik EV Charger di Indonesia


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Dukung Upaya Transisi Energi Charge dan Utomo SolaRUV Bangun Pabrik EV Charger di Indonesia yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

KOMPAS.com –  Utomo SolaRUV, melalui PT Utomo Juragan Atap Surya Indonesia sebagai perusahaan penyedia solusi energi terbarukan, mendukung upaya transisi energi di Indonesia.

Salah satunya dengan menggandeng perusahaan penyedia solusi electric vehicle (EV) Chargers dan Charging Systems terkemuka di Asia Tenggara, Charge+.

Hal tersebut dilakukan sebagai dukungan pada pemerintah Indonesia yang menargetkan produksi 2 juta unit mobil listrik pada 2025 dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN).

Sebagai informasi, penandatanganan memorandom of understanding (MoU) antara PT Utomo Juragan Atap Surya Indonesia dan Charger+ dilaksanakan bertepatan dengan gelaran B20 Investment Forum dan Net Zero Summit sebagai rangkaian Business 20 (B20) Sideline Event menuju Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Group of Twenty (G20) yang dilaksanakan di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Bali, Jumat (11/11/2022).

Penandatanganan dilakukan oleh Managing Director Utomo SolaRUV, Anthony Utomo, dan CEO Charge+, Goh Chee Kiong.

“Sejalan dengan visi kami mendukung dekarbonisasi industri dan demokratisasi mobilitas dengan energi bersih untuk masyarakat Indonesia, kami menyambut baik kerja sama dengan Charge+ untuk memproduksi EV Chargers dan Charging Systems sebagai sistem pengisian baterai mobil listrik di Indonesia,” ujar Anthony dalam rilis yang diterima Kompas.com, Sabtu (12/11/2022).

Kerja sama tersebut, lanjut Anthony, dilakukan pihaknya demi memperkuat ekosistem untuk akselerasi transisi energi di Tanah Air, sekaligus transfer teknologi dari Charge+ yang sudah berpengalaman mengelola ribuan stasiun pengisian mobil listrik di Singapura.

Dengan begitu, pengguna tidak perlu khawatir akan after sales service dan back-end support di Tanah Air.

“SolaRUV sangat optimistis dan bangga bisa membawa teknologi dunia ke ekosistem dekarbonisasi di Indonesia” ujar Anthony Utomo yang juga B20 Energy, Sustainability & Climate Change Task Force Member.

Sejalan dengan visi RUEN pemerintah Indonesia, pihak Charge+ menargetkan setidaknya 10.000 titik pengisian daya pada 2030 melalui rangkaian solusi terintegrasi, mencakup pengisi daya ultra-tipis, smart charging software, dan model bisnis inovatif.

Sebagai informasi, Charge+ merupakan penyedia solusi pengisian daya kendaraan listrik terintegrasi terkemuka untuk Asia Tenggara. Charge+ punya misi meningkatkan utilisasi kendaraan listrik di wilayah tersebut.

“Pemerintah Indonesia telah menyampaikan target yang menarik untuk elektrifikasi sektor transportasinya. Sebagai pelaku industri pengisian kendaraan listrik terkemuka di Asia Tenggara, kami sangat bangga bermitra dengan Utomo SolaRUV, yakni perusahaan dengan visi demokratisasi energi bersih untuk berinvestasi di proses produksi EV charger di Indonesia,” ujar Goh Chee Kiong.

Adapun investasi tersebut, kata dia, adalah langkah awal yang penting untuk pihaknya berkontribusi dalam upaya transisi kendaraan listrik dan pengembangan ekonomi bersih di Indonesia.

Teknologi untuk wujudkan transisi energi

Perlu diketahui, ambisi transisi energi di Indonesia membutuhkan teknologi mutakhir dan ekosistem bisnis yang baik.

Merespons hal itu, Utomo SolaRUV sebagai bagian dari jaringan produsen atap nasional Utomodeck Group menangkap peluang tersebut untuk memasifkan teknologi Charge+ di Indonesia demi mendukung transisi energi Indonesia.

Sebagai informasi, sebelumnya Utomo SolaRUV memasang panel surya di stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) milik PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) di Denpasar Selatan, Bali.

Melalui kerja sama investasi senilai 20 juta dollar AS yang dilakukan Utomo SolaRUV bersama Charge+, kedua pihak akan membangun manufacturing plant atau fasilitas produksi untuk EV Chargers dan Charging Systems kendaraan listrik di Pandaan, Jawa Timur, dan pengembangan bisnis di Indonesia.

“Utomo SolaRUV membuka peluang untuk kerja sama, baik distribusi maupun bisnis EV Charger produksi Indonesia dengan para regional champion dan pemangku kepentingan pemerintah provinsi juga daerah di seluruh Indonesia dengan sistem kemitraan,” papar Anthony.

Ia berharap, dengan peluang tersebut, pelaku usaha dapat bergotong royong dalam menyambut era baru masyarakat dengan mobilitas energi bersih di Indonesia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Eksistensi Euro 4 Menuju Elektrifikasi Upaya Transisi Menekan Emisi


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Eksistensi Euro 4 Menuju Elektrifikasi Upaya Transisi Menekan Emisi yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Mitsubishi Fuso Fighter X Euro 4. (Dian Kurniawan / Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta – Bumi kian panas. Ancaman krisis iklim pun menjadikan elektrifikasi transportasi sebuah keniscayaan.

Berdasarkan laporan United Nations Intergovernmental Panel on Climate Change pada 2021, Bumi telah dengan cepat memanas 1,1 derajat Celcius lebih tinggi dari era pra industri. Bahkan kini bergerak menuju 1,5 derajat Celcius.

Menurut hasil studi Institute for Essential Services Reform (IESR), sektor transportasi menjadi penyumbang sekitar seperempat dari total emisi gas rumah kaca global. Jumlah emisi ini akan semakin meningkat seiring berkembangnya perekonomian suatu negara.

Di Indonesia, sektor transportasi menjadi penyumbang emisi gas rumah kaca terbesar kedua (157 juta ton CO2 atau 27 persen) setelah sektor industri (215 juta ton CO2 atau 37 persen) pada 2019. Indonesia pun menargetkan mencapai emisi gas rumah kaca puncak pada 2030 dan mencapai Net Zero Emission pada 2060 atau lebih awal.

Salah satu upaya transisi menekan emisi sebelum era elektrifikasi, pemerintah Indonesia mengeluarkan regulasi standar emisi Euro 4 untuk seluruh mobil bermesin diesel. Kebijakan yang diberlakukan mulai 7 April 2022 ini merupakan upaya menekan emisi gas rumah kaca hingga 26 persen.

Dengan kebijakan standar emisi Euro 4 ini, setiap usaha maupun kegiatan produksi tipe baru kendaraan bermotor beroda empat atau lebih, wajib memenuhi ketentuan Baku Mutu Emisi Gas Buang yang pengujiannya dilakukan menggunakan bahan bakar minyak diesel (solar) dengan parameter Cetane Number (CN) minimal 51, kandungan sulfur maksimal 50 ppm, dan kekentalan 2-4,5 mm2/s.

Standar emisi Euro awalnya diterapkan negara-negara Eropa untuk mengurangi emisi dengan menggunaan teknologi transportasi yang lebih ramah lingkungan. Dimulai pada awal 1990, Eropa mengeluarkan peraturan yang mewajibkan penggunaan katalis untuk mobil bensin, sering disebut standar Euro 1. Kemudian secara bertahap, Eropa memperketat peraturan menjadi standar Euro 2 (1996), Euro 3 (2000), Euro 4 (2005), Euro 5 (2009), dan Euro 6 (2014).

Mitsubishi Fuso Truck and Bus Corporation (MFTBC) telah meluncurkan truk listrik Fuso eCanter Next Generation secara global. Fuso eCanter generasi terbaru ini direncanakan bakal dijual di Indonesia.

Dampak Eksistensi Fuso di Era Euro 4

(ki-ka) Product Strategy Director of PT. Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) Shun Yatsugi, Presdir Nobukazu Tanaka, Sales & Marketing Director Duljatmono dan Kei Kubota pada peluncuran Mitsubishi truk Fuso model Canter dan Fighter X di ICE BSD, Tangerang (25/03/2022). (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Dengan adanya kebijakan standar emisi Euro 4, PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) sebagai distributor resmi kendaraan niaga Mitsubishi Fuso Truck and Bus Corporation (MFTBC) di Indonesia, langsung meluncurkan 15 varian Canter dan 14 varian Fighter X pada Maret 2022. Semua varian Canter dan Fighter X itu telah menggunakan mesin dengan standar emisi Euro 4.  

“Sebagai penerus dari Fuso Maru-P, kami meluncurkan Fighter X untuk memenuhi kebutuhan bisnis konsumen. Tersedia 14 varian Fighter X yang dapat dipilih,” ungkap Presiden Direktur PT. KTB Nobukazu Tanaka.

Hadir dengan standar Euro 4, mesin 4V21 untuk Canter dan mesin 6M60 untuk Fighter X dengan teknologi Common Rail dapat menghasilkan tenaga mesin yang maksimal, torsi yang lebih tinggi di range RPM yang lebih panjang sehingga performanya lebih optimal.

Selain itu, teknologi Exhaust Gas Recirculation, Positive Crankcase Ventilation, dan Diesel Oxidation Catalyst Muffler mampu menurunkan kadar emisi NOx (Nitrogen Oxide) sehingga emisi gas buang kendaraan lebih ramah lingkungan.

Dampak dari dimulainya era Euro 4, produk-produk PT. KTB mendapatkan respons positif dari konsumen. “Terutama di bisnis pertambangan. Jambi adalah salah satu contoh yang memberikan respons positif,” ujar Duljatmono, Sales and Marketing Director PT. KTB, seperti dilansir situs resminya ktbfuso.co.id, Jumat (27/1/2023).

Salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan batubara di Jambi, PT. Putra Mandiangin Utama (PT. PMU) telah memesan 300-unit Canter FE SHDX Euro 4. Menurut Managing Director PT. PMU Muhammad Alyafei, Mitsubishi Fuso telah terkenal dengan produk yang kuat, andal, dan berkinerja tinggi. “Hadir dengan reputasi yang baik, produk FUSO telah dijual dan dipercaya di seluruh dunia. Oleh karena itu, kami memilih FUSO sebagai kendaraan yang mendukung bisnis kami.”

Sementara itu, PT. Metalik Bara Sinergi (PT. MBS) yang bergerak di bidang jasa angkutan batubara juga telah memesan 100-unit Canter FE SHDX Euro 4. Managing Director PT. MBS Haspin Walad mengaku mempercayakan Mitsubishi Fuso sebagai kendaraan operasional karena mendapat masukan dari tim driver di lapangan.

“Mereka memberitahukan bahwa kendaraannya mudah dikendarai dan komunikasi dengan mekanik profesional dan tenaga penjual luar biasa. Jadi, kami tidak ragu untuk menggunakan Fuso sebagai kendaraan operasional kami untuk mendukung bisnis kami.”

Respons positif konsumen PT. KTB ini sejalan dengan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo). Berdasarkan data tersebut, penjualan Mitsubishi Fuso dari semua tipe sepanjang 2022 mencapai 37.586 unit, melampaui Isuzu yang menjual 36.646 unit dan Hino 30.853 unit. Capaian itu pun mengukuhkan Mitsubishi Fuso sebagai market leader untuk kendaraan niaga.

Menuju Era Elektrifikasi

Mitsubishi Fuso eCanter Next Generation di ajang IAA Transportation 2022, Hannover, Jerman. (Liputan6.com/Raden Trimutia Hatta)

Selain truk bersandar Euro 4, Mitsubishi Fuso Truck and Bus Corporation (MFTBC) juga telah meluncurkan truk listrik Fuso eCanter Next Generation secara global. Namun, hingga kini truk ramah lingkungan itu belum juga dijual di Indonesia. 

Dalam peluncuran pada ajang IAA Transportation 2022 di Hannover, Jerman, yang dihadiri Liputan6.com, Presiden dan CEO MFTBC Karl Deppen mengungkap sejumlah pembaruan yang disematkan pada Fuso eCanter Next Generation. “Generasi terbaru eCanter memiliki konsep baterai modular baru dengan tiga opsi berdasarkan jarak sumbu roda – S, M dan L,” katanya pada Senin 19 September 2022.

Untuk Fuso eCanter Model S memiliki jangkauan mengemudi 70 km, model M menawarkan 140 km dan model L dapat melaju hingga 200 km. Sama seperti model sebelumnya, eCanter generasi terbaru yang serba elektrik menawarkan pengendaraan yang tenang dan mulus sehingga lebih sedikit mengurangi kelelahan pengemudi.

“Kami juga telah menambahkan lebih banyak fitur keselamatan, seperti sistem rem mitigasi tabrakan tercanggih kami, ABA5. Selanjutnya, fitur Sideguard Assist, yang memperingatkan pengemudi tentang titik buta, juga akan membantu meningkatkan keselamatan di jalan, terutama bagi pejalan kaki dan pengendara sepeda di lingkungan perkotaan,” ujar Deppen.

Setiap paket baterai lithium-ion berkinerja tinggi memiliki kapasitas 370V/13.5kWh, dan Fuso eCanter generasi terbaru ditenagai dengan enam paket baterai terpasang. Ini memberikan eCanter jangkauan sekitar 100 km per pengisian daya, yang mampu diisi oleh dua jenis sistem pengisian baterai, yakni pengisian daya AC normal, atau pengisian DC cepat yang sesuai dengan protokol CCS2.

Menurut Deppen, pihaknya berencana untuk menjual truk listrik Fuso eCanter generasi terbaru ke berbagai pasar otomotif besar di sejumlah negara.

“Dengan senang hati saya umumkan bahwa awal penjualan untuk pasar Eropa direncanakan pada Q4 2022, dan produksi seri Fuso Next Generation eCanter akan menyusul pada 2023. Dalam beberapa tahun ke depan, kami juga bertujuan untuk membawa kendaraan ini ke pasar internasional kami, seperti Singapura, Hong Kong, Indonesia, dan pasar Taiwan. Dan juga ke pasar kami saat ini Australia dan Selandia Baru,” Deppen memungkasi.

Banner Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.