Waspada Konsekuensi Tak Terduga dari Insentif Kendaraan Listrik


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Waspada Konsekuensi Tak Terduga dari Insentif Kendaraan Listrik yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

tirto.id – Seorang pendeta sekaligus fisikawan jenius asal Hungaria, Ányos István Jedlik adalah salah satu orang pertama yang menyumbangkan penemuan penting dalam sejarah perkembangan kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV).

Pada 1827, Jedlik berhasil menciptakan prototipe perangkat motor paling awal. Penemuannya hebat, tetapi tidak pernah membawa banyak perhatian kepada publik karena tidak menghasilkan kecepatan yang memecahkan rekor pada periode itu.

Mesin motor ciptaan Jedlik hanya mengandalkan elektromagnet dengan satu kumparan kawat (rotor) yang berputar dalam kerangka elektromagnetik stasioner (stator). Kemudian terdapat sakelar khusus (komutator) yang secara teratur membalik arah arus listrik agar rotor tetap berputar.

Setelah Jedlik, Robert Anderson muncul dari Skotlandia dan membawa model yang lebih inovatif. Pada 1832, Robert meluncurkan prototipe kereta bertenaga listrik non-rechargeable battery atau sel primer. Pengembangan terus dilakukan hingga seorang pandai besi asal Amerika Serikat (AS) bernama Thomas Davenport membuat mobil listrik skala kecil pada 1835.

Pada periode 1859-1881, duo Prancis Gaston Plante dan Camille Faure menemukan baterai penyimpanan yang lebih baik, lead–acid battery. Pada 1891, William Morrison memproduksi kendaraan listrik pertama di AS dengan spesifikasi wagon berkapasitas enam orang penumpang. Teknologi EV kemudian mulai berkembang di Jepang melalui Nissan pada 1947.

Tren Kendaraan Listrik

Dua abad setelah penemuan-penemuan hebat itu, kini kendaraan listrik tenar lagi. Konon, kebangkitannya adalah puncak dari kekhawatiran global akan krisis energi dan perubahan iklim. Dengan bermacam alasan, banyak negara melakukan konversi pada sistem bahan bakar alat transportasinya, termasuk Indonesia.

Setelah terkendala pada kompor elpiji, pemerintah kini bertekad mengalihkan kendaraan konvensional ke kendaraan listrik. Sebenarnya, EV bukan hal yang baru bagi negara ini. Namun sekarang gairah itu muncul lagi. Kali ini, negara menyediakan subsidi bagi konsumen yang mau membeli Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) mulai 20 Maret 2023.

Menurut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, insentif bertujuan mempercepat perkembangan industri KBLBB di Tanah Air. Pemerintah yakin teknologi EV mampu mendorong efisiensi, ketahanan energi serta menciptakan lingkungan dan udara yang berkualitas. Di sisi lain, subsidi diharap menjadi daya tarik bagi produsen kendaraan listrik berinvestasi di Indonesia.

“Kita berharap dengan aturan baru ini menjadikan posisi kita lebih kuat,” ujar Luhut saat menggelar temu pers di kantornya, Jakarta, Senin (6/3/2023).

Pada tahun ini, terdapat 200 unit kendaraan listrik roda dua yang disubsidi senilai Rp7 juta per unit. Tak hanya untuk pembelian baru, insentif juga tersedia bagi 50.000 unit sepeda motor berbahan bakar minyak yang ingin beralih (konversi) ke KBLBB.

Selain sepeda motor, pemerintah menyediakan subsidi bagi 35.900 unit mobil dan 138 unit bus listrik. Sejauh ini, ada dua tipe mobil yang sudah ditetapkan, yakni Wuling Air ev dan Hyundai Ioniq 5. Masing-masing mendapat bantuan Rp25 juta-Rp35 juta dan Rp70 juta-Rp80 juta.

Di samping Wuling dan Hyundai, sebenarnya ada dua produsen otomotif lagi yang akan diberi subsidi. Namun identitasnya masih dirahasiakan. Yang jelas, Luhut memastikan semua produsen kendaraan listrik bakal memeroleh insentif serupa, asalkan mereka mampu memenuhi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 40%.

Negara lain yang tingkatkan pamor EV lewat subsidi

Tidak hanya Indonesia yang sediakan subsidi EV. India mulai memberi berbagai insentif bagi warganya yang membeli kendaraan listrik dengan skema Faster Adoption and Manufacturing of Hybrid and Electric Vehicles (FAME). Saat ini, FAME sudah memasuki tahap kedua.

Subsidi berlaku sejak 1 April 2019 dengan alokasi anggaran 10.000 crore (100 miliar rupee) atau setara Rp18,6 triliun (asumsi kurs Rp185,82/rupee). Melalui skema ini, pemerintah menargetkan 1.000.000 unit sepeda motor listrik, 500.000 unit roda tiga listrik, 55.000 unit mobil listrik, dan 7.090 unit bus listrik.

Ada bermacam insentif ditawarkan negara ini. Antara lain subsidi pembelian kendaraan listrik baru ataupun konversi, kupon, diskon, potongan dan pinjaman tanpa bunga, pengurangan pajak penghasilan, pembebasan pajak jalan dan biaya registrasi, subsidi top-up serta insentif khusus kendaraan roda tiga.

Insentif yang diberikan untuk sepeda motor senilai 15.000 rupee per kWh. untuk mobil dan kendaraan roda tiga 10.000 rupee per kWh serta untuk bus dan truk 20.000 rupee per kWh. Ketentuan lebih lanjut mengenai rebate diatur oleh masing-masing negara bagian.

Berdasarkan data Kementerian Perindustrian India, ada 64 produsen kendaraan listrik yang terdaftar memohon insentif di bawah skema FAME fase kedua hingga Oktober 2022 lalu. Total dana insentif yang diajukan mencapai 36 miliar rupee atau setara Rp6.719,3 triliun.

Di lain pihak, pemerintah setempat Australia Selatan juga tercatat menggelontorkan dana jumbo untuk subsidi listrik. Demi mempercepat penggunaan kendaraan listrik, pemerintah rela menyisihkan total anggaran mencapai AUD41 juta atau setara Rp421,19 miliar (asumsi kurs Rp10.273/AUD).

Mereka membebaskan registrasi kendaraan listrik selama tiga tahun mulai 28 Oktober 2021 dan menyediakan bantuan AUD3.000 atau Rp30,9 juta/kendaraan untuk 7.000 unit EV, baik itu pembelian baru maupun konversi. Per 14 Maret 2023, masih tersisa 6.300 subsidi lagi.

Setiap warga Australia Selatan berhak mendapatkan 1-2 jenis subsidi kendaraan listrik di bawah harga AUD68.750 atau Rp708 juta. Beda dengan potongan pembayaran awal, tidak ada batasan jumlah EV baru untuk pembebasan registrasi.

Setidaknya ada enam manfaat besar yang ingin dicapai negara ini sehingga bertekad menerapkan sistem transportasi berbasis listrik.

Pemerintah Australia Selatan optimis cara tersebut mampu mengurangi biaya listrik, membuka peluang investasi senilai AUD25 juta, menambah lapangan kerja, menurunkan biaya transportasi, meredam polusi suara, meningkatkan kualitas udara dan kesehatan serta mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 50% pada 2030.

Subsidi Bisa Jadi Senjata Makan Tuan

Di samping India dan Australia, ada beberapa negara lagi yang juga jorjoran promosi EV. Antara lain Prancis, AS dan Norwegia. Berdasarkan laporan Norwegian Road Federation (OFV), terdapat 7.439 unit mobil penumpang baru yang didaftarkan pada Februari 2023, berkurang 8,7% secara tahunan (year on year/yoy).

Sepanjang tahun ini, sudah terdaftar 9.299 unit mobil. Dari jumlah tersebut, 7.420 unit atau 80% di antaranya adalah mobil listrik. Tesla menjadi merek yang paling banyak diminati.

“Proporsi mobil listrik kini telah stabil di 80%. Kami berasumsi bahwa pangsa tersebut akan sedikit meningkat sepanjang tahun, dan mendekati 90% pada akhir 2023,” kata Direktur OFV, Oyvind Solberg Thorsen.

Norwegia menutup 2022 dengan total 174.329 unit mobil baru. Sebanyak 79,3% di antaranya merupakan alat transportasi tanpa emisi. Proporsi jumlah kendaraan listrik mencatatkan peningkatan14,8% (yoy).

Bagi Norwegia, kesuksesan ini adalah buah dari perjalanan panjang. Mereka mengawalinya sejak 1990 dengan menghapus pajak impor EV, kemudian membebaskan PPN sebesar 25%, lalu menghapus pajak jalan hingga menggratiskan tol dan parkir.

Hasilnya, tidak ada negara lain di dunia yang mencapai dekarbonisasi sektor transportasi sejauh Norwegia. Negara tersebut memiliki sekitar 470.000 unit Zero-Emission Vehicles (ZEV), terbanyak di Eropa dan mencakup 16% dari total stok global. Akan tetapi, kesuksesan Norwegia membujuk warganya beli ZEV harus dibayar mahal.

Kebijakan tersebut menyebabkan pendapatan dari sektor bea cukai terkikis signifikan. OECD mencatat memperkirakan kerugian negara tersebut tembus 30 miliar krona atau Rp43,2 triliun.

“Pajak-pajak ini adalah korban dari keberhasilan mereka sendiri: mengurangi kegiatan yang merusak lingkungan telah melemahkan basis pajak,” petikan laporan OECD.


Infografik Subsidi Kendaraan Listrik. tirto.id/Quita

Temuan OECD selaras dengan laporan Reuters. Impian mengurangi emisi harus dibayar dengan kerugian mencapai 39,4 miliar krona atau setara Rp56,7 triliun pada 2022 lalu (asumsi kurs Rp1.439,4/krona).

Masalah tidak hanya dialami Norwegia. Pada pertengahan 2022 lalu, Kolumbia, pasar penjualan dan produksi mobil terbesar keempat di Amerika Latin, juga merasakan dampak negatif dari subsidi EV.

Hasil penelitian menemukan bahwa kebijakan yang memengaruhi peralihan konsumen dari kendaraan bensin ke EV justru berpotensi menurunkan kesejahteraan pribadi. Distorsi pasar disinyalir menjadi faktor penyebabnya.

Untuk diketahui, Pada 2017, Kolombia mengurangi pajak penjualan untuk semua kendaraan hibrida ataupun listrik. Dalam perkembangannya, mereka bahkan hampir menghapus total tarif impor. Langkah ini disambut positif oleh konsumen. Buktinya, terjadi lonjakan penjualan secara signifikan.

Meski insentif pajak terbukti efektif mendongkrak penjualan, kebijakan tersebut ternyata menimbulkan biaya yang tinggi. Peneliti memperkirakan biaya fiskal berkisar USD350-510 per metrik ton karbon dioksida yang dihindari. Sedangkan biaya kesejahteraan swasta rata-rata sebesar USD40-48 per ton karbon dioksida.

“Dengan demikian, secara paradoks, kebijakan yang menyebabkan konsumen beralih dari kendaraan bensin ke kendaraan hibrida dan listrik dapat menurunkan kesejahteraan pribadi,” tulis mereka.

Belajar dari kasus Norwegia dan Kolumbia, pemerintah Indonesia sebaiknya melakukan koordinasi kebijakan sectoral untuk memastikan bahwa insentif kendaraan listrik dibarengi dengan Tindakan untuk mengurangi distorsi pasar.

Pasalnya, peralihan pangsa pasar yang signifikan akan memberi dampak kerugian kepada produsen kendaraan konvensional yang bisa berujung pada penghentian aktifitas produksi.

Selain itu, untuk menghindari ketergantungan atas insentif, pemerintah perlu berupaya dalam melakukan perubahan struktural, seperti promosi perubahan perilaku dan fokus pada pengembangan layanan mobilitas bersama.

(tirto.id – Bisnis)

Penulis: Nanda Fahriza Batubara
Editor: Dwi Ayuningtyas

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Volkswagen Pimpin Penjualan Mobil Listrik Berbasis Baterai Buktikan Konsistensi Produksi Kendaraan Elektrifikasi


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Volkswagen Pimpin Penjualan Mobil Listrik Berbasis Baterai Buktikan Konsistensi Produksi Kendaraan Elektrifikasi yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Suara.com – Salah satu raksasa kendaraan roda empat dari Jerman, Volkswagen Group membagikan rapor menarik di sektor penjualan mobil listrik berbasis baterai atau Battery Electric Vehicle (BEV). Keberhasilan ini diraih untuk pasar Eropa dan mencapai posisi keempat untuk kategori yang sama di Amerika Serikat. Peningkatan terkuat datang dari perusahaannya di China, di mana pengiriman BEV naik sebesar 68 persen year-on-year (YoY).

Dikutip kantor berita Antara dari rilis resmi Volkswagen, perusahaan dengan markas besar di Wolfsburg ini berhasil mengejar jalur listriknya secara konsisten. Meskipun banyak tantangan dalam tiga tahun terakhir, seperti kekurangan semikonduktor dan lockdown COVID-19.

Kemajuan besar dalam produk elektrifikasi ditandai dengan menjual 572.100 unit kendaraan listrik pada 2022. Angka ini menunjukkan terjadinya kenaikan signifikan 26 persen bagi VW dibanding pencapaiannya pada 2021.

“Total pengiriman unit BEV mencapai 6,9 persen, naik dari 5,1 persen tahun sebelumnya,” jelas Volkswagen.

Baca Juga:
Rolls-Royce Black Badge Wraith Black Arrow Jadi Produk Pemungkas Menuju Era Mobil Listrik, Inspirasi dari Thunderbolt

Volkswagen ID.5 GTX  bertenaga listrik  [Volkswagen Newsroom].

Dan di tengah peningkatan pencapaian pada kendaraan listrik, penjualan global VW pada 2022 turun 7 persen dibanding tahun sebelumnya, menjadi 8,3 juta unit. Penyebabnya adalah kendala pasokan dan penghentian sementara produksi.

Pada paruh kedua 2022, situasi pasokan yang sedikit membaik menyebabkan peningkatan pengiriman sebesar 12 persen y-o-y. Namun, hal ini tidak dapat menutupi kerugian sebesar 22 persen y-o-y pada semester pertama 2022.

“Brand kami telah menunjukkan kinerja bagus terkait pengiriman di lingkungan yang sangat menantang tahun lalu. Saya bangga bahwa transformasi kami ke produk tenaga listrik menarik konsumen, dan mencapai pangsa target kami sekitar 7 hingga 8 persen untuk semua kendaraan listrik meskipun ada hambatan,” jelas Hildegard Wortmann, anggota Extended Executive Committee Penjualan Volkswagen.

Porsi pengerjaan BEV pada 2020 telah dinaikkan 2,5 persen, dan pada 2021 menjadi 5,1 persen. Serta menjadi 6,9 persen untuk 2022. Selama 2022, pabrik baru VW di Emden, Hanover, dan Chattanooga mulai memproduksi BEV.

Tahun ini, markas Volkswagen di Wolfsburg akan menyusul membuat mobil listrik. Oleh karena itu, ditargetkan untuk mencapai tingkat pengiriman BEV sekitar 11 persen pada 2023.

Baca Juga:
BMW dan VW Siap Saingi Tesla hingga Berani Kucurkan Modal Habis-habisan

Hal itu akan menjadi dasar untuk mencapai tujuan jangka menengah sekitar 20 persen EV pada 2025. Kemudian pada 2030, setiap kendaraan Volkswagen yang dikirimkan secara global diharapkan bertenaga full-electric.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Volume Kendaraan Mudik Lebaran 2022 Tertinggi Sepanjang Sejarah


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Volume Kendaraan Mudik Lebaran 2022 Tertinggi Sepanjang Sejarah yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

JAKARTA, KOMPAS.com – PT Jasa Marga (Persero) Tbk mencatat, volume kendaraan pada arus mudik Lebaran tahun 2022 ini adalah yang tertinggi dibandingkan saat normal atau mudik Lebaran tahun-tahun sebelumnya. 

Pada H-3 perayaan Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah atau Jumat (29/4/2022) lalu contohnya.

Volume kendaraan di hari itu memecahkan rekor volume kendaraan tertinggi sebelumnya, yakni pada periode Lebaran 2019 silam. 

Diketahui, volume kendaraan yang meninggalkan Jabodetabek menuju timur via jalan tol Trans Jawa pada periode mudik Lebaran 2019 mencapai 103.077 kendaraan. 

Baca juga: Hikayat Mudik di Indonesia…

Sementara, pada H-3 kemarin, tercatat 105.016 kendaraan meninggalkan Jabotabek menuju Timur (Cirebon, Semarang, Solo, Surabaya, dan sekitarnya).

Jumlah tersebut meningkat 165,5 persen dari lalu lintas normal periode mudik Lebaran pada November 2021, yakni sebanyak 39.554 kendaraan.

Corporate Communication and Community Development Group Head Jasa Marga Dwimawan Heru menjelaskan, demi memaksimalkan pelayanan pengguna, Jasa Marga mengoperasikan gardu operasi hingga dua kali lipat dari kondisi lalu lintas normal.

“Kami memaksimalkan kapasitas gerbang tol untuk melayani peningkatan volume lalu lintas di GT (Gerbang Tol) Cikampek Utama, yang mengoperasikan total 30 lajur transaksi serta penambahan 4 mobile reader secara tandem,” ujar Heru dikutip dari keterangan tertulis, Minggu (1/5/2022).

Baca juga: Puncak Arus Mudik Sudah Lewat, H-1 Lebaran Kendaraan Masih Padati Pelabuhan Merak

Heru melanjutkan, pihaknya tak henti-hentinya menjalin kolaborasi dengan kementerian dan lembaga terkait demi memberikan pelayanan terbaik bagi para pemudik. 

“Terselenggaranya layanan arus mudik dengan lalu lintas tertinggi sepanjang libur Hari Raya Idul Fitri ini tidak lepas dari kolaborasi bersama dengan Kepolisian, Kementerian Perhubungan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat serta stakeholder terkait lainnya,” ucap Heru.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Beli Kendaraan Listrik Dapat Insentif APM Dilarang Naikkan Harga


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Beli Kendaraan Listrik Dapat Insentif APM Dilarang Naikkan Harga yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

ILUSTRASI. Pemerintah resmi memberikan subsidi sebesar Rp7 juta per unit kepada produsen otomotif yang disasar untuk 200 ribu unit motor listrik konvensional dan konversi pada 2023. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/rwa.

Reporter: Ratih Waseso | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pemerintah menggelontorkan subsidi atau bantuan pembelian kendaraan listrik. Nah, agen pemegang merk (APM) pun dilarang menaikkan harga jual produk yang telah didaftarkan dalam program insentif kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB).

“APM enggak boleh menaikkan harga jual sampai program ini selesai. Khusus untuk produk yang mereka sudah daftarkan ke kami untuk ikuti program ini,” tegas Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita usai konferensi pers di Gedung Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Senin (6/3).

Ia menjelaskan, produsen yang ingin mendapatkan insentif harus mendaftarkan jenis kendaraan ke Kementerian Perindustrian (Kemenperin).

Setelahnya akan dilakukan verifikasi oleh lembaga verifikasi terhadap vehicle identification number (VIN). Verifikasi yang dilakukan ialah dengan pengukuran tingkat komponen dalam negeri (TKDN). Dimana TKDN kendaraan listrik yang ingin mendapatkan insentif minimal 40%.

Baca Juga: Pemerintah Tetapkan Insentif Kendaraan Listrik, Emiten Ini Ketiban Berkah

Saat ini, baru ada dua produsen mobil yang memenuhi TKDN kendaraan listrik di atas 40% yakni Wuling dengan Air EV dan Hyundai Ioniq 5. Sedangkan untuk kendaraan roda dua ada tiga produsen yakni Volta, Gesit dan Selis.

Kemudian, akan dilakukan pendataan melalui dealership. Kemenperin juga akan melakukan koordinasi dengan Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) untuk kembali melakukan verifikasi dari data yang sudah dikumpulkan. Maka pembayaran insentif akan diberikan kepada produsen.

“Dealership akan melakukan pemeriksaan data calon pembeli dan input berkas untuk klaim bantuan. Bank Himbara akan verifikasi dan penggantian bantuan kepada produsen,” imbuh Agus.

Insentif KBLBB akan diberikan kepada produsen. Pemberian insentif kepada produsen untuk memudahkan pemerintah mengontrol insentif agar tepat sasaran.

Ia menambahkan ada lima lembaga yang terlibat dalam program insentif KBLBB yakni Kementerian Perindustrian, Kementerian Keuangan, manufaktur, dealership, verifikator dan bank Himbara.

Baca Juga: Kebijakan Dana Bantuan Pembelian Kendaraan Listrik, Tepatkah?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

DONASI, Dapat Voucer Gratis!

Dukungan Anda akan menambah semangat kami untuk menyajikan artikel-artikel yang berkualitas dan bermanfaat.

Sebagai ungkapan terimakasih atas perhatian Anda, tersedia voucer gratis senilai donasi yang bisa digunakan berbelanja di KONTAN Store.

Reporter: Ratih Waseso
Editor: Khomarul Hidayat

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Toyota Karawang investasi Rp42 triliun untuk kendaraan elektrifikasi HEV


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Toyota Karawang investasi Rp42 triliun untuk kendaraan elektrifikasi HEV yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Karawang (ANTARA) – PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) menghadirkan kendaraan elektrifikasi Hybrid Electric Vehicle (HEV) dengan nilai investasi sebesar Rp4,2 triliun di pabrik Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

Presiden Direktur PT TMMIN, Warih Andang Tjahjono, di Karawang, Senin, mengatakan produksi Kijang Innova Zenix merupakan upaya kami untuk terus memberikan kontribusi terhadap perkembangan industri otomotif Indonesia.

“Kami ingin mengucapkan terima kasih atas dukungan kuat pemerintah dalam pengembangan industri otomotif nasional dan kepada masyarakat Indonesia yang telah memberikan kepercayaan kepada Kijang sebagai kendaraan pilihan utama keluarga Indonesia selama tujuh generasi,” katanya.

Menurut dia, produksi lokal Kijang Innova Zenix mencerminkan posisinya yang tumbuh berkembang bersama industri otomotif dan konsumen Indonesia selama 45 tahun hingga kini masuk ke era elektrifikasi.

Baca juga: Harga minyak naik, Toyota proyeksikan lonjakan ekspor mobil

Kijang Innova Zenix HEV juga menorehkan sejarah sebagai ekspor model elektrifikasi pertama Toyota Indonesia yang akan menjangkau pelanggan di 13 negara di kawasan Asia, Timur Tengah, dan Amerika Latin.

Langkah tersebut sesuai dengan komitmen untuk terus berkontribusi pada neraca perdagangan Indonesia. Keseluruhan Kijang Innova baru ini direncanakan melanglang ke lebih dari 40 negara, mulai dari Asia, Afrika, Amerika Latin, dan Timur Tengah dengan rencana volume sebesar 8.500 unit/tahun pada tahun pertamanya.

Disebutkan, Kijang Innova Zenix, baik tipe konvensional maupun hybrid memiliki efisiensi bahan bakar yang lebih tinggi dan menjadi bagian komitmen Toyota untuk mendukung target pemerintah dalam mengurangi emisi karbon.

Kijang Innova Zenix, baik tipe konvensional maupun hybrid, memiliki efisiensi bahan bakar yang lebih tinggi dan menjadi bagian komitmen Toyota untuk mendukung target pemerintah dalam mengurangi emisi karbon.

Baca juga: Relaksasi PPnBM naikkan penjualan ritel Toyota hingga 111 persen

Toyota menyediakan beragam pilihan kendaraan yang hemat bahan bakar, kendaraan dengan bahan bakar terbarukan, dan kendaraan berteknologi elektrifikasi yaitu HEV, Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV), dan Battery Electric Vehicle (BEV) hingga hydrogen sehingga semakin banyak masyarakat pengguna kendaraan beroda empat yang dapat turut berkontribusi menurunkan emisi karbon.

Produksi perdana ini disaksikan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto, Menteri Perindustrian RI Agus Gumiwang Kartasasmita, Duta Besar Jepang untuk RI Kanasugi Kenji, dan Toyota Motor Corporation (TMC) CEO of Asia Region and President of Toyota Motor Asia Pacific Hao Quoc Tien, yang didampingi manajemen Toyota Indonesia diantaranya Presiden Direktur PT TMMIN Warih Andang Tjahjono, Wakil Presiden Direktur PT TMMIN Nandi Julyanto, Vice President Director PT. Toyota-Astra Motor (TAM) Henry Tanoto, serta jajaran Direksi PT TMMIN dan PT TAM.

Produksi Kijang Innova Zenix yang menyerap sekitar 1.000 tenaga kerja baru, dikembangkan tim global bersama para engineer Indonesia yang secara aktif dan integral memberikan kontribusi dalam setiap tahap pengembangan, termasuk di lini produksi.

Baca juga: Toyota tarik 186.790 unit mobil sedan dari pasar China

Dalam produksinya, Kijang Innova Zenix dibidani 120 engineers lokal yang dibekali beragam keahlian yang bertujuan untuk menciptakan sumber daya manusia berkualitas global untuk melahirkan produk dan proses manufaktur berstandar global, serta didukung oleh SDM pemasok lokal yang mumpuni.

Direktur Hubungan Eksternal PT TMMIN, Bob Azam, menyampaikan, dalam pengembangan Kijang Innova Zenix, Toyota Indonesia memberikan komitmen dan perhatian penuh bagi partisipasi aktif serta penguatan kedalaman industri otomotif nasional.

Hal tersebut dilakukan dengan menggandeng lebih dari 100 rantai pasok lokal lapis pertama selain pemasok lokal lapis kedua dan ketiga dalam pengembangannya.

Sebanyak delapan pemasok lokal juga terlibat dalam perakitan baterai Kijang Innova HEV di pabrik Karawang TMMIN.

“Kijang Innova Zenix menjadi bukti peningkatan kemampuan dan kualitas rantai pasok lokal memasuki era elektrifikasi, tanpa harus meninggalkan industri otomotif nasional yang selama ini telah mendukung perekonomian dan neraca dagang Indonesia,” ungkapnya.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Stigma kalau Pakai Kendaraan Listrik Itu Rumit dan Mahal


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Stigma kalau Pakai Kendaraan Listrik Itu Rumit dan Mahal yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

JAKARTA, KOMPAS.com – Indonesia sudah mulai beralih dari kendaraan mesin bensin (ICE) ke kendaraan listrik (EV). Cepat atau lambat, era elektrifikasi bakal menjadi tren. Meski demikian tidak semudah itu melakukan peralihan tersebut.

Yannes Martinus Pasaribu, pengamat otomotif yang berprofesi sebagai dosen Institut Teknologi Bandung (ITB) mengatakan, saat ini jumlah kendaraan yang menggunakan mesin bensin di Indonesia per Agustus 2022 sudah mencapai 149.707.859 unit.

“Ini jumlah yang sangat besar, jika dibandingkan dengan data Kementerian Perhubungan jumlah kendaraan listrik baru sekitar 22.671 unit,” ucap Martinus saat dihubungi Kompas.com, Minggu (25/9/2022).

Baca juga: Soal Baterai Kendaraan Listrik, Indonesia Belum Bisa Lepas dari Perusahaan Asing

Martinus melanjutkan, dalam membangun kendaraan listrik di Indonesia tidak mudah lantaran harus ada beberapa hal yang diubah oleh masyarakat. Misalnya, seperti mengubah kebiasaan masyarakat dalam mengisi energi kendaraannya, dari yang aktif menjadi lebih terencana.

Selain itu, isu terkait mobil listrik juga menjadi hal yang penting. Tak sedikit masyarakat yang menilai bahwa menggunakan kendaraan berbasis baterai itu rumit dan mahal.

“Harga EV itu 30-200 persen lebih mahal dari kendaraan ICE. Belum lagi waktu pengisian baterai yang lama, bobot baterai yang cukup berat, serta jarak jangkauan kendaraan per pengisian baterai yang masih pendek,” kata dia.

“Masyarakat juga belum tahunya berapa total biaya kepemilikan EV, logika biaya yang dibayar di muka untuk membeli kendaraan, biaya operasional (energi atau biaya pengisian dan biaya pemeliharaan) hingga berapa nilai jual kembali EV,” lanjutnya.

Tak hanya itu, penyediaan infrastruktur seperti stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) dan penukaran baterai EV juga harus diperhatikan.

Baca juga: Bus Listrik Dinilai Belum Ideal untuk Layanan AKAP

Menurut Martinus, nilai positif kendaraan listrik saat ini baru terletak pada biaya operasional, sekitar 15 sampai 20 persen saja dari pengguna kendaraan bensin.

Untuk itu, penggunaan kendaraan listrik di Indonesia harus dibarengi dengan beberapa aspek agar masyarakat mau beralih dari mesin bensin ke teknologi elektrifikasi.

Seperti pengalihan subsidi dari BBM ke pembelian kendaraan listrik, atau PLN segera berbenah sistem grid terutama yang berkaitan dengan menggratiskan penambahan daya di masing-masing rumah. Sehingga baterai kendaraan listrik dapat diisi di rumah dengan biaya lebih murah pada saat idle capacity time PLN.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

APM Tidak Boleh Naikkan Harga Produk yang Didaftarkan Insentif Kendaraan Listrik


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul APM Tidak Boleh Naikkan Harga Produk yang Didaftarkan Insentif Kendaraan Listrik yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

ILUSTRASI. Agen pemegang merk (APM) tak boleh menaikkan harga jual produk yang telah didaftarkan dalam program insentif kendaraan bermotor listrik berbasis baterai

Reporter: Ratih Waseso | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Agen pemegang merk (APM) tak boleh menaikkan harga jual produk yang telah didaftarkan dalam program insentif kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB).

“APM enggak boleh menaikkan harga jual sampai program ini selesai. Khusus untuk produk yang mereka sudah daftarkan ke kami untuk ikuti program ini,” tegas Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita usai konferensi pers di Gedung Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Senin (6/3).

Ia menjelaskan, produsen yang ingin mendapatkan insentif harus mendaftarkan jenis kendaraan ke Kementerian Perindustrian (Kemenperin).

Setelahnya akan dilakukan verifikasi oleh lembaga verifikasi terhadap vehicle identification number (VIN). Verifikasi yang dilakukan ialah dengan pengukuran tingkat komponen dalam negeri (TKDN). Dimana TKDN kendaraan listrik yang ingin mendapatkan insentif minimal 40%.

Baca Juga: Pemerintah Tetapkan Insentif Kendaraan Listrik, Emiten Ini Ketiban Berkah

Saat ini, baru ada dua produsen mobil yang memenuhi TKDN kendaraan listrik di atas 40% yakni Wuling dengan Air EV dan Hyundai Ioniq 5. Sedangkan untuk kendaraan roda dua ada tiga produsen yakni Volta, Gesit dan Selis.

Kemudian, akan dilakukan pendataan melalui dealership. Kemenperin juga akan melakukan koordinasi dengan Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) untuk kembali melakukan verifikasi dari data yang sudah dikumpulkan. Maka pembayaran insentif akan diberikan kepada produsen.

“Dealership akan melakukan pemeriksaan data calon pembeli dan input berkas untuk klaim bantuan. Bank Himbara akan verifikasi dan penggantian bantuan kepada produsen,” imbuh Agus.

Insentif KBLBB akan diberikan kepada produsen. Pemberian insentif kepada produsen untuk memudahkan pemerintah mengontrol insentif agar tepat sasaran.

Ia menambahkan ada lima lembaga yang terlibat dalam program insentif KBLBB yakni Kementerian Perindustrian, Kementerian Keuangan, manufaktur, dealership, verifikator dan bank Himbara.

Baca Juga: Kebijakan Dana Bantuan Pembelian Kendaraan Listrik, Tepatkah?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

DONASI, Dapat Voucer Gratis!

Dukungan Anda akan menambah semangat kami untuk menyajikan artikel-artikel yang berkualitas dan bermanfaat.

Sebagai ungkapan terimakasih atas perhatian Anda, tersedia voucer gratis senilai donasi yang bisa digunakan berbelanja di KONTAN Store.

Reporter: Ratih Waseso
Editor: Khomarul Hidayat

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Spora EV Bakal Masuk Pasar Baterai Kendaraan Listrik di Indonesia


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Spora EV Bakal Masuk Pasar Baterai Kendaraan Listrik di Indonesia yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Pengemudi Grab tengah menukar baterai motor listrik di Gudang Grab Rental Cakung, Jakarta, Rabu, 23 Februari 2022. Untuk menyuplai tenaga lebih dari 8,500 unit armada kendaraan listriknya, Grab telah meluncurkan sejumlah titik Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU). Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta – Perusahaan rintisan teknologi Spora EV resmi menjalin kerja sama strategis dengan salah satu perusahaan baterai terbesar dari Tiongkok, Gotion High-Tech Co Ltd melalui anak usahanya PT Gotion Indonesia Materials. Mereka nantinya bakal masuk pasar baterai kendaraan listrik.

Penandatanganan MoU dilakukan oleh Ceo dan Founder Spora EV, Triharsa Adicahya bersama dengan Direktur Utama PT Gotion Indonesia Materials Anthony, sebagaimana dikutip dari keterangan resmi Spora EV. 

Menurut Triharsa, kerja sam ini akan memperkuat posisi Spora EV sebagai salah satu penyedia kendaraan listrik di Indonesia. Bukan hanya dari sisi pasokan, namun juga dari sisi pengembangan dan penguasaan teknologi baterai kendaraan listrik.

Target Gotion dan Spora EV dari nota kesepahaman ini adalah pengembangan pasar aplikasi teknologi baterai pada beberapa sektor. Mereka juga mengembangkan teknologi baterai pack, khususnya untuk kendaraan konversi yang saat ini menjadi bisnis utama Spora EV. 

Konversi sendiri adalah sebuah proses untuk mengubah kendaraan konversional berbahan bakar bensin menjadi kendaraan listrik berbasis baterai. Proses konversi ini dipandang pemerintah sebagai salah satu program strategis dalam menyambut era elektrifikasi kendaraan di Tanah Air.

Mengingat saat ini masih ada sekitar 120 juta sepeda motor dan sekitar 15 juta mobil yang beroperasi di jalan raya. Populasi kendaraan berbahan bakar fosil ini dinilai menghabiskan subsidi BBM dan mengeluarkan polusi yang sangat besar setiap harinya. 

Spora EV saat ini telah melakukan proses konversi, baik kendaraan roda dua, maupun kendaraan roda empat, hingga ke mobil segala medan untuk penggunaan di pertambangan.  

Melalui kerja sama dengan Gotion, memungkinkan Spora EV melakukan proses rancang bangun battery pack yang disesuaikan dengan kebutuhan dan menjamin ketersedian pasokannya selama beberapa tahun ke depan. 

Gotion High-Tech Co Ltd sendiri telah memasok baterai untuk banyak merek kendaraan listrik, baik roda dua, kendaraan roda empat, hingga pembangkit listrik sejak tahun 2009. 

Pada kesempatan terpisah Chairman Spora EV Muliandy Nasution memyampaikan, “Dalam rencana ke depan, Gotion memandang Indonesia sebagai salah satu market strategis dan berkomitmen untuk menjadi salah satu pemain utama baterai di Indonesia.”

JHON SEO

Baca juga: Kasus Dugaan Korupsi Formula E Dinilai Terlalu Dipaksakan, Begini Jawaban KPK


Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Produsen Mobil Asal Jepang Uji Coba Kendaraan Listrik Di Thailand


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Produsen Mobil Asal Jepang Uji Coba Kendaraan Listrik Di Thailand yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.