Volkswagen Pimpin Penjualan Mobil Listrik Berbasis Baterai Buktikan Konsistensi Produksi Kendaraan Elektrifikasi


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Volkswagen Pimpin Penjualan Mobil Listrik Berbasis Baterai Buktikan Konsistensi Produksi Kendaraan Elektrifikasi yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Suara.com – Salah satu raksasa kendaraan roda empat dari Jerman, Volkswagen Group membagikan rapor menarik di sektor penjualan mobil listrik berbasis baterai atau Battery Electric Vehicle (BEV). Keberhasilan ini diraih untuk pasar Eropa dan mencapai posisi keempat untuk kategori yang sama di Amerika Serikat. Peningkatan terkuat datang dari perusahaannya di China, di mana pengiriman BEV naik sebesar 68 persen year-on-year (YoY).

Dikutip kantor berita Antara dari rilis resmi Volkswagen, perusahaan dengan markas besar di Wolfsburg ini berhasil mengejar jalur listriknya secara konsisten. Meskipun banyak tantangan dalam tiga tahun terakhir, seperti kekurangan semikonduktor dan lockdown COVID-19.

Kemajuan besar dalam produk elektrifikasi ditandai dengan menjual 572.100 unit kendaraan listrik pada 2022. Angka ini menunjukkan terjadinya kenaikan signifikan 26 persen bagi VW dibanding pencapaiannya pada 2021.

“Total pengiriman unit BEV mencapai 6,9 persen, naik dari 5,1 persen tahun sebelumnya,” jelas Volkswagen.

Baca Juga:
Rolls-Royce Black Badge Wraith Black Arrow Jadi Produk Pemungkas Menuju Era Mobil Listrik, Inspirasi dari Thunderbolt

Volkswagen ID.5 GTX  bertenaga listrik  [Volkswagen Newsroom].

Dan di tengah peningkatan pencapaian pada kendaraan listrik, penjualan global VW pada 2022 turun 7 persen dibanding tahun sebelumnya, menjadi 8,3 juta unit. Penyebabnya adalah kendala pasokan dan penghentian sementara produksi.

Pada paruh kedua 2022, situasi pasokan yang sedikit membaik menyebabkan peningkatan pengiriman sebesar 12 persen y-o-y. Namun, hal ini tidak dapat menutupi kerugian sebesar 22 persen y-o-y pada semester pertama 2022.

“Brand kami telah menunjukkan kinerja bagus terkait pengiriman di lingkungan yang sangat menantang tahun lalu. Saya bangga bahwa transformasi kami ke produk tenaga listrik menarik konsumen, dan mencapai pangsa target kami sekitar 7 hingga 8 persen untuk semua kendaraan listrik meskipun ada hambatan,” jelas Hildegard Wortmann, anggota Extended Executive Committee Penjualan Volkswagen.

Porsi pengerjaan BEV pada 2020 telah dinaikkan 2,5 persen, dan pada 2021 menjadi 5,1 persen. Serta menjadi 6,9 persen untuk 2022. Selama 2022, pabrik baru VW di Emden, Hanover, dan Chattanooga mulai memproduksi BEV.

Tahun ini, markas Volkswagen di Wolfsburg akan menyusul membuat mobil listrik. Oleh karena itu, ditargetkan untuk mencapai tingkat pengiriman BEV sekitar 11 persen pada 2023.

Baca Juga:
BMW dan VW Siap Saingi Tesla hingga Berani Kucurkan Modal Habis-habisan

Hal itu akan menjadi dasar untuk mencapai tujuan jangka menengah sekitar 20 persen EV pada 2025. Kemudian pada 2030, setiap kendaraan Volkswagen yang dikirimkan secara global diharapkan bertenaga full-electric.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Volkswagen Mulai Bangun Pabrik Baterai Mobil Listrik di Luar Eropa


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Volkswagen Mulai Bangun Pabrik Baterai Mobil Listrik di Luar Eropa yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

REPUBLIKA.CO.ID,WOLSFBURG–Volkswagen memilih negara Kanada untuk membangun pabrik sel baterai pertamanya di luar Eropa. Produsen mobil asal Jerman tersebut mengincar insentif  untuk mobilnya dari pemerintah Kanada dan AS sejalan dengan rencana Volkswagen melokalkan rantai produksi kendaraan listriknya di wilayah tersebut.

Seperti dilaporkan Reuters pada Senin (13/3/2023) VW  tidak merinci besarnya investasi atau kapasitas pabrik tersebut. Tetapi anggota dewan direksi VW Thomas Schmall mengatakan pada bulan Agustus perusahaan menargetkan kapasitas 20 gigawatt-hour (GWh)di lokasi pertamanya di Amerika Utara.

Volkswagen AG mengonfirmasi  pada Desember 2022 sedang mencari lokasi untuk pabrik di Kanada setelah menandatangani nota kesepahaman dengan negara tersebut enam bulan sebelum mengamankan akses ke bahan mentah utama untuk baterai.

Kanada, yang memiliki sektor pertambangan besar untuk mineral termasuk litium, nikel, dan kobalt, sedang mencoba merayu perusahaan yang terlibat di semua tingkat rantai pasokan mobil listrik (EV) melalui dana teknologi hijau bernilai miliaran dolar AS untuk melindungi masa depan manufakturnya saat dunia berupaya mengurangi emisi karbon.

Raksasa bahan kimia BASF setahun yang lalu juga mengamankan investasinya di Kanada untuk rencana fasilitas material baterai guna melayani pasar kendaraan listrik dengan lebih baik di AS dan Meksiko.

Ini juga mencerminkan upaya perusahaan Eropa untuk memperluas kehadiran mereka di Amerika Serikat, yang ingin memanfaatkan Undang-Undang Pengurangan Inflasi (IRA) yang diluncurkan tahun lalu oleh pemerintahan Presiden AS Joe Biden.

Mobil dengan baterai dari lokasi Volkswagen yang direncanakan, juga akan memenuhi syarat untuk subsidi IRA, yang dialokasikan untuk kendaraan dengan baterai yang dibuat dengan proporsi mineral kritis minimum yang diekstraksi atau diproses di Amerika Serikat atau negara dengan perjanjian perdagangan bebas AS, atau daur ulang di Amerika Utara. Departemen Keuangan AS akan merilis detail panduan ini pada bulan Maret. 

Volkswagen telah lama menyiapkan rantai pasokan regional di Eropa, Amerika Utara, dan China untuk produksi EV mengingat tingginya biaya transportasi dan logistik, risiko rantai pasokan, dan ketegangan geopolitik.

sumber : reuters/firkah fansuri

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Toyota Mau Bangun Fasilitas Pengolahan Limbah Baterai EV Asalkan


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Toyota Mau Bangun Fasilitas Pengolahan Limbah Baterai EV Asalkan yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Bisnis.com, JAKARTA – Toyota Indonesia berencana akan membangun fasilitas pengolahan limbah baterai kendaraan listrik di Indonesia.

Director Corporate and External Affairs Toyota Motor Bob Azam menyampaikan fasilitas pengolahan limbah baterai kendaraan listrik ini sangat penting untuk industri otomotif di Indonesia.

Oleh karenanya, Toyota berencana akan membangun fasilitas tersebut asalkan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia sudah banyak.

“Sudah pasti fasilitas R-3 [reduce, recycle, reuse] perlu dibangun untuk industri otomotif memasuki era elektrifikasi, [Toyota] bisa buat sendiri atau kerja sama dengan pihak lain, [tergantung] jumlah battery yang ada,” ujar Bob saat dihubungi Bisnis, Rabu (21/12/2022).

Bob menambahkan bahwa untuk saat ini Toyota masih melihat perkembangan kendaraan listrik di Indonesia, sebelum membangun fasilitas pengelolaan limbah baterai kendaraan listrik.

“Yah kita lihat kedepan bagaimana akselerasi kendaraan elektrifikasi [di Indonesia]. Biasa nya setelah 8-10 tahun pakai baru muncul reuse atau recycle. Sekarang belum banyak,” tambahnya.

Berbeda dengan Thailand, Bob mengatakan di “Negeri Gajah Putih” itu kendaraan listrik sudah berkembang cukup pesat sejak 10 tahun yang lalu. Artinya, pengelolaan baterai kendaraan listrik di Thailand sudah menjadi kebutuhan hingga saat ini dan seterusnya.

“Di Thailand sudah berkembang karena di sana elektrifikasi utamanya hybrid model berkembang cepat sejak 10 tahun lalu sehingga sekarang sudah ada kebutuhan recycle,” jelasnya.

Sementara itu, sebelumnya PT Toyota Astra Motor (TAM) sudah menegaskan pihaknya telah membentuk tim khusus untuk menangani limbah baterai kendaraan listrik.

Hal itu disampaikan Vice President Director PT TAM Henry Tanoto saat peluncuran mobil listrik murni teranyar, yakni bZ4X beberapa waktu lalu.

Dia menyebut untuk tidak perlu khawatir mengenai limbah baterai mobil listrik, khususnya merek Toyota. Pasalnya, TAM dan Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) telah membentuk tim khusus untuk menangani limbah baterai kendaraan listrik.

“Ini sudah menjadi pertimbangan dan persiapan dari kami. Jadi TAM dan TMMIN sudah membentuk satu tim khusus yang akan menangani limbah baterai,” ujar Henry, Kamis (10/11/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Konten Premium

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Spora EV Bakal Masuk Pasar Baterai Kendaraan Listrik di Indonesia


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Spora EV Bakal Masuk Pasar Baterai Kendaraan Listrik di Indonesia yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Pengemudi Grab tengah menukar baterai motor listrik di Gudang Grab Rental Cakung, Jakarta, Rabu, 23 Februari 2022. Untuk menyuplai tenaga lebih dari 8,500 unit armada kendaraan listriknya, Grab telah meluncurkan sejumlah titik Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU). Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta – Perusahaan rintisan teknologi Spora EV resmi menjalin kerja sama strategis dengan salah satu perusahaan baterai terbesar dari Tiongkok, Gotion High-Tech Co Ltd melalui anak usahanya PT Gotion Indonesia Materials. Mereka nantinya bakal masuk pasar baterai kendaraan listrik.

Penandatanganan MoU dilakukan oleh Ceo dan Founder Spora EV, Triharsa Adicahya bersama dengan Direktur Utama PT Gotion Indonesia Materials Anthony, sebagaimana dikutip dari keterangan resmi Spora EV. 

Menurut Triharsa, kerja sam ini akan memperkuat posisi Spora EV sebagai salah satu penyedia kendaraan listrik di Indonesia. Bukan hanya dari sisi pasokan, namun juga dari sisi pengembangan dan penguasaan teknologi baterai kendaraan listrik.

Target Gotion dan Spora EV dari nota kesepahaman ini adalah pengembangan pasar aplikasi teknologi baterai pada beberapa sektor. Mereka juga mengembangkan teknologi baterai pack, khususnya untuk kendaraan konversi yang saat ini menjadi bisnis utama Spora EV. 

Konversi sendiri adalah sebuah proses untuk mengubah kendaraan konversional berbahan bakar bensin menjadi kendaraan listrik berbasis baterai. Proses konversi ini dipandang pemerintah sebagai salah satu program strategis dalam menyambut era elektrifikasi kendaraan di Tanah Air.

Mengingat saat ini masih ada sekitar 120 juta sepeda motor dan sekitar 15 juta mobil yang beroperasi di jalan raya. Populasi kendaraan berbahan bakar fosil ini dinilai menghabiskan subsidi BBM dan mengeluarkan polusi yang sangat besar setiap harinya. 

Spora EV saat ini telah melakukan proses konversi, baik kendaraan roda dua, maupun kendaraan roda empat, hingga ke mobil segala medan untuk penggunaan di pertambangan.  

Melalui kerja sama dengan Gotion, memungkinkan Spora EV melakukan proses rancang bangun battery pack yang disesuaikan dengan kebutuhan dan menjamin ketersedian pasokannya selama beberapa tahun ke depan. 

Gotion High-Tech Co Ltd sendiri telah memasok baterai untuk banyak merek kendaraan listrik, baik roda dua, kendaraan roda empat, hingga pembangkit listrik sejak tahun 2009. 

Pada kesempatan terpisah Chairman Spora EV Muliandy Nasution memyampaikan, “Dalam rencana ke depan, Gotion memandang Indonesia sebagai salah satu market strategis dan berkomitmen untuk menjadi salah satu pemain utama baterai di Indonesia.”

JHON SEO

Baca juga: Kasus Dugaan Korupsi Formula E Dinilai Terlalu Dipaksakan, Begini Jawaban KPK


Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Optimalkan Kinerja Baterai Kendaraan Listrik EV dengan Perawatan yang Tepat Tips dan Trik Praktis


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Optimalkan Kinerja Baterai Kendaraan Listrik EV dengan Perawatan yang Tepat Tips dan Trik Praktis yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Baterai pada kendaraan listrik adalah salah satu komponen kunci yang memungkinkan mobil listrik beroperasi. Baterai ini berperan sebagai sumber daya utama yang menyimpan dan menyediakan energi yang dibutuhkan untuk menggerakkan motor listrik dan menyalakan sistem elektronik kendaraan.

Baterai EV

Baterai pada kendaraan listrik terdiri dari sel baterai yang terhubung dalam seri dan paralel untuk membentuk sebuah paket baterai. Setiap sel baterai terdiri dari elektroda positif dan negatif yang terpisah oleh separator dan diisi dengan elektrolit. Ketika kendaraan dihidupkan, energi disimpan dalam baterai dan dialirkan ke motor listrik melalui inverter, yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik yang diperlukan untuk menggerakkan roda.

Baterai kendaraan listrik dapat dibuat dari berbagai jenis bahan kimia, termasuk ion litium, nikel-kadmium, dan nikel-logam-hidrida. Namun, baterai ion litium saat ini menjadi pilihan yang paling umum karena memiliki kepadatan energi yang lebih tinggi dan masa pakai yang lebih panjang dibandingkan dengan jenis baterai lainnya. Selain itu, baterai ion litium juga lebih ringan dan lebih mudah diatur ulang daripada baterai jenis lainnya.

Salah satu tantangan terbesar dalam penggunaan kendaraan listrik adalah jangkauan baterai. Baterai kendaraan listrik memiliki kapasitas terbatas dan memerlukan pengisian ulang secara teratur. Namun, teknologi baterai terus berkembang dan produsen kendaraan listrik terus meningkatkan jangkauan baterai mereka. Beberapa produsen bahkan telah memperkenalkan kendaraan listrik dengan jangkauan lebih dari 400 km.

Yang menjadi permasalaahan berikutnya adalah bagaimana merawat peforma dari suatu baterai pada kendaraan listrik agar tetap handal. Benar bahwa pemilik mobil listrik sekarang tidak perlu lagi melakukan penggantian oli mesin, namun bagaimanapun perhatian perlu diperhatikan pada perawatan baterai. Baterai kendaraan mobil listrik murni memiliki karakteristik tersendiri. Walhasil, ada banyak faktor yang mempengaruhi performa dan usia pemakaian baterai, salah satunya adalah karakteristik baterai yang dipakai.  Dalam konteks tersebut, seorang pemilik mobil listrik murni tidak bisa sembarangan memperbaiki komponen baterai dan motor listrik di dalam bodi kendaraan, sebab hal itu membutuhkan keahlian khusus. Karena itu dalam hal merawat baterai mobil listrik, ada dua hal penting yang harus diterapkan secara mandiri:

  1. Selalu perhatikan buku manual kendaraan

Buku manual kendaraan listrik berisi panduan maupun larangan yang sebaiknya tidak dilakukan oleh para pemilik Battery EV, dan ini termasuk bila pemilik kendaraan mendapati masalah pada baterai dan motor listrik. Dengan kata lain, pemilik Battery EV sebaiknya memperhatikan buku panduan pemilik secara seksama dan tidak sembarangan mengutak-atik komponen baterai, agar kendaraan tidak mengalami masalah di kemudian hari.

2. Awasi performa baterai

Salah satu hal yang bisa dilakukan para pemilik Battery EV adalah mengawasi performa baterai, baik ketika diisi ulang maupun dalam keadaan normal (ketika kendaraan dijalankan). Kalau terjadi overheating, sudah pasti ada sesuatu yang salah dengan baterai kendaraan dan pengendara Battery EV perlu membawa mobil kesayangannya ke bengkel resmi segera. Dengan menjaga serta mempertahankan performa baterai dari waktu ke waktu, Battery EV akan tetap berada dalam performa bagus meski dipakai dalam jangka panjang.

Untuk mengawasi dari peforma suatu baterai kita bisa melakukan screening terhadap suatu baterai EV. Parameter-parameter yang perlu diuji adalah :

Kapasitas baterai adalah besarnya arus listrik baterai (ampere) yang dapat disuplai/dialirkan ke suatu rangkaian luar atau beban dalam waktu tertentu (jam) untuk memberikan tegangan tertentu. Kapasitas baterai (Ah) dinyatakan sebagai berikut: C = I . Untuk menguji suatu kapasitas baterai bisa dilakukan uji charge-discharge baterai, kapsitas ini dinyatakan dalam prosentase.

2. Internal Resistance Baterai

Baterai memiliki resistansi internal karena elemen penyusunnya bukanlah konduktor yang sempurna. Elektroda dan elektrolit tidak 100% konduktif. Jadi mereka akan memiliki beberapa perlawanan (resistensi internal) di dalamnya. Idealnya, baterai harus memiliki resistansi internal 0Ω. Jadi selama pengoperasian baterai, semua voltase akan diturunkan saat melintasi beban,sama juga dengan baterai yang mana mempunya hambatan dalam maka berpotensi untuk membuat drop tegangan di dalam baterai.. Hukum Ohm menayatakan  V = IR, menunjukkan semakin tinggi resistansi, semakin besar penurunan tegangan. Jadi pengujian Internal Resistance dari baterai sangat penting dilakukan untuk menajamin peforma dari baterai EV.

Alat uji intaernal resistance baterai

3. Tegangan Drop Baterai

Tegangan Drop pada baterai perlu diperhatikan. Mengingat bahwa bilamana tegangan yang tersupply pada suatu perangakat beban pada mobil listrik turun dari nilai nominalnya maka perangkat tersebut tidak dapat beroperasi.

4. Cycle Baterai

Cycle baterai juga bisa disebut lifetime baterai yaitu kemampuan baterai dapat diisi dan dipakai dalam beberapa kali. Semisal suatu baterai memiliki 1000 cycle dan ketika terpakai hingga 2 kali charge-discharge maka baterai tersebut tersisa 998 cycle charge-discharge lagi.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Menko Airlangga Dukung Produksi Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk Akselerasi Net Zero Emission


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Menko Airlangga Dukung Produksi Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk Akselerasi Net Zero Emission yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN

REPUBLIK INDONESIA

SIARAN PERS
HM.4.6/421/SET.M.EKON.3/08/2022

Menko Airlangga Dukung Produksi Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk Akselerasi Net Zero Emission

Cikarang, 8 Agustus 2022

Di tengah tantangan global 5C atau “The Perfect Storm” yakni Covid-19, Conflict, Climate Change, Commodity Prices, dan Cost of Living, perekonomian Indonesia mampu bangkit dan meneruskan tren pemulihannya. Pada Q2-2022, perekonomian Indonesia tetap tangguh dan melanjutkan pertumbuhan positif sebesar 5,44% (yoy).

Pertumbuhan ekonomi yang impresif pada Q2-2022 tersebut salah satunya ditopang oleh sektor industri pengolahan Non-Migas yang mampu tumbuh sebesar 4,33% (yoy) dengan kontribusi sebesar 16,01% terhadap PDB. Secara keseluruhan, industri pengolahan tumbuh sebesar 4,01% (yoy) dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 17,84%.

“Industri alat angkutan merupakan salah satu industri yang tumbuh cepat dan hingga Q2-2022  industri alat angkutan mampu meneruskan tren pemulihan dan tumbuh 7,35% dengan share terhadap PDB yaitu 1,36%,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam sambutannya pada acara Peluncuran Produksi Perdana Wuling Air EV di PT. SAIC General Motors Wuling (SGMW) Motor Indonesia Cikarang, Jawa Barat, Senin (8/08).

Dalam kunjungan kerja tersebut, Menko Airlangga secara resmi membuka acara peluncuran produksi perdana mobil Wuling Air EV buatan Indonesia. Menko Airlangga juga berkesempatan untuk meninjau general assembly pabrik Wuling untuk melihat proses pembuatan mobil-mobil produksi Wuling serta kemudian melakukan test drive mengendarai mobil Wuling Air EV.

Berdasarkan data Bloomberg, potensi permintaan Electric Vehicle (EV) di dunia diperkirakan akan terus meningkat dan mencapai sekitar 55 juta unit EV hingga tahun 2040. Untuk menangkap peluang tersebut sekaligus mendukung agenda Conference of Parties tentang Perubahan Iklim (COP21), Indonesia telah menerbitkan Perpres Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBL-BB)/BEV untuk Transportasi Jalan serta mempercepat pembangunan infrastruktur energi baru terbarukan dan pengembangan ekosistem industri KBL-BB melalui Peta Jalan Industri Otomotif Nasional dan Peta Jalan Pengembangan Industri KBL-BB.

“Tentu dengan peluncuran ini diharapkan masyarakat Indonesia bisa menggunakan kendaraan baterai atau electric vehicle yang harganya affordable. Dengan adanya mobil EV ini diharapkan dapat menciptakan net zero emission dan dengan semakin banyak kota-kota yang menggunakan EV, tingkat pencemaran lingkungannya semakin menurun,” tutur Menko Airlangga.

Pemerintah memandang optimis bahwa sektor industri akan mampu terus tumbuh. Purchasing Manager Index (PMI) Manufaktur Indonesia kembali mengalami ekspansi ke level 51,3 pada Juli 2022 atau meneruskan tren ekspansif 11 bulan berturut-turut. Survei Kegiatan Dunia Usaha yang dilakukan oleh Bank Indonesia juga menunjukkan bahwa sektor Industri Pengolahan pada Q3-2022 diperkirakan masih akan mampu meneruskan pertumbuhan kembali.

“Saya berharap PT SGMW yang baru sekitar 7 tahun berdiri di Indonesia, bisa menjadi leading EV producer di seluruh Indonesia. Dengan investasi sebesar USD 1 miliar, 10.000 karyawan, dan luas area sebesar 60 hektar, ini juga menjadi salah satu basis ekspor otomotif Indonesia,” tutur Menko Airlangga.

Produk Wuling Air EV yang diluncurkan perdana pada kesempatan tersebut, merupakan peluncuran KBL-BB terbaru yang dikembangkan oleh Wuling. Produk ini juga telah dikonfirmasi sebagai kendaraan resmi untuk KTT G20 di Bali mendatang.

Pemerintah mengapresiasi komitmen kerjasama dari PT SGMW yang terus mendukung suksesnya penyelenggaraan KTT G20 dengan kualitas produk dan layanan yang terbaik, dan bersama-sama menunjukkan upaya Indonesia dalam penerapan penghematan energi, pengurangan emisi, perlindungan lingkungan hijau, serta pengembangan masa depan industri otomotif Indonesia.

Kegiatan tersebut turut dihadiri oleh Menteri Perindustrian, Duta Besar Cina untuk Indonesia, Staf Khusus Presiden, Direktur Utama PT PLN, Pj Bupati Bekasi, dan Direktur Wulings Motor. (dlt/fsr)

***

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi, dan Persidangan

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

Haryo Limanseto

Website: www.ekon.go.id
Twitter, Instagram, Facebook, TikTok, & Youtube: @PerekonomianRI
Email: [email protected]
LinkedIn: Coordinating Ministry for Economic Affairs of the Republic of Indonesia


Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Menuju Era Elektrifikasi Indonesia Bengkel Konversi Mobil Listrik dan Baterai Jadi Perhatian


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Menuju Era Elektrifikasi Indonesia Bengkel Konversi Mobil Listrik dan Baterai Jadi Perhatian yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Suara.com – Pemerintah telah menerbitkan aturan konversi mobil konvensional ke mobil listik lewat Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) No 15 tahun 2022.

Namun sejauh ini masih sedikit bengkel tersertifikasi yang mampu melakukan konversi sesuai standar.

Selain itu, salah satu kendala yang dihadapi bengkel modifikasi adalah biaya konversi memang tidak murah, terutama komponen baterai.

Toyota Kijang Innova EV Concept di ajang IIMS Hybrid 2022, juga muncul di seremoni pembukaan pameran otomotif ini, Kamis (31/3/2022) [Suara.com/Manuel Jeghesta Nainggolan].

Tomi Gunawan, dari bengkel Tomi Airbrush menjelaskan baterai dan motor listriknya yang memang masih mahal dan sebagian besar diimpor dari luar negeri.

Baca Juga:
Rolls-Royce Black Badge Wraith Black Arrow Jadi Produk Pemungkas Menuju Era Mobil Listrik, Inspirasi dari Thunderbolt

“Sebenarnya orang lebih problem ke baterai, ada plus minusnya. Sehingga kini lebih ke modifikasi. Tapi jika sudah berjalan, konsumen tinggal pilih mau yang jarak tempuh berapa itu tinggal disesuaikan dengan harga,” ujar Tomi di JCC Senayan, Jakarta Pusat, belum lama ini.

Nanun demikian, Tomi optimistis bila ke depan akan banyak bengkel modifikasi yang melakukan konversi ke mobil listrik.  Hanya, saat ini memang masih ada yang baru belajar, terkait teknologi baru itu.

“Indonesia bisa bikin produk massal sebenarnya, kita bikin rumah girboks, gir untuk transfer dari listrik ke gardan manualnya, itu tinggal kita produksi,” ungkap Tomi.

Ia menambahkan, ketika sudah ada prototipe terkait konversi mobil listrik, kemudian sudah dilakukan uji tipe, maka untuk melakukan produksi massal sudah bisa dilakukan di masa mendatang.

Baca Juga:
Kendaraan Listrik, Benar Ramah Lingkungan atau Ada Dampak Buruk?

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan saat ini baru ada 10 bengkel yang tersertifikasi untuk melakukan konversi motor listrik. Sementara bengkel untuk konversi mobil listrik sejauh ini belum ada yang mendaftarkan diri.

Jumlah bengkel ini masih jauh dari target yang ditetapkan pemerintah, yakni 50 bengkel konversi motor listrik.

Beberapa bengkel konversi motor listrik ini di antaranya Litbang ESDM, Elders Garage, dan Juara Bike (Selis).

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Indonesia Bakal Kembangkan Industri Baterai Kendaraan Listrik


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Indonesia Bakal Kembangkan Industri Baterai Kendaraan Listrik yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memastikan bahwa Indonesia akan semakin gencar untuk mengembangkan ekosistem baterai kendaraan listrik pada tahun 2023.

Hal tersebut sejalan dengan upaya pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai pemain utama dalam era elektrifikasi seraya mencapai Net Zero Emission pada 2060.

“Presiden juga telah menegaskan pengembangan hulu-hilir dari Electric Vehicle (EV) Battery sampai dengan industri otomotif berbasis EV,” kata AIrlangga disitat dari YouTube Sekertariat Presiden dalam Sidang Kabinet Paripurna, Selasa (6/12/2022).

Baca juga: Kemenperin Percepat Bangun Ekosistem Industri Semikonduktor

Dikatakan juga bahwa insentif perlu diberikan agar memastikan perkembangan optimal serta tepat sasaran. Sekaligus, merangsang para investor untuk turut ikut mengakselerasi era elektrifikasi.

“Perencanaan roda empat, roda dua, maupun perencanaan ekosistem dan insentif perlu diberikan agar memastikan investasinya masuk. Ini akan menjadi andalan ekonomi nasional ke depan,” kata Airlangga.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar adanya pendalaman terhadap berbagai komoditas utama di baterai kendaraan listrik seperti bauksit, aluminium, maupun nikel.

Seiring dengan hal tersebut, ia yakin bahwa industri otomotif global akan menyerbu Indonesia. Mereka akan berinvestasi di Indonesia untuk membeli baterai kendaraan listrik yang dibuat di dalam negeri.

Baca juga: Cerita Pengalaman Mahasiswa Brawijaya Kunjungi Pabrik Mobil di Inggris

“Begitu ini jadi, saya sampaikan kepada Menko Marinves, kepada Menteri Investasi, tidak usah ke mana-mana mau marketing soal investasi. Mereka yang akan datang ke kita. Percaya saya. Mereka yang akan datang ke kita, untuk mencari, untuk beli baterai EV kita,” kata dia pekan lalu.

Tidak hanya baterai kendaraan listrik, bahkan jika eksosistemnya terwujud di Indonesia, dari sasis sampai baterai akan menggunakan material dari dalam negeri. Sehingga tingkat TKDN suatu kendaraan bakal semakin besar.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Grup MIND ID Kembangkan Produksi EV Baterai


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Grup MIND ID Kembangkan Produksi EV Baterai yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

INFO NASIONAL – Grup BUMN Holding Industri Pertambangan Mining Industry Indonesia (MIND ID), bersama anggotanya yang terdiri dari PT Antam Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Freeport Indonesia, PT Inalum (Persero), PT Timah Tbk, berkomitmen untuk mewujudkan komitmen Pemerintah dalam mewujudkan ekosistem energi baru terbarukan. salah satunya melalui pengembangan EV dan EV baterai terintegrasi.

Tren pasar atas kebutuhan baterai EV di dunia mengalami peningkatan dalam dua tahun terakhir. Diprediksi pada tahun 2035 kebutuhan baterai EV dunia mencapai 5.300 GWh yang didominasi oleh kebutuhan dari kendaraan Listrik, khususnya roda 4. Sedangkan di Indonesia, hingga tahun 2035 diperkirakan mencapai 59 GWh dan didominasi dari sektor transportasi.

MIND ID bersama dengan PT Antam Tbk membentuk anak usaha yang fokus untuk mengembangkan bisnis baterai di Indonesia, yani Indonesia Battery Company (IBC). IBC yang baru berusia 1,5 tahun ini telah menyusun roadmap dalam pengembangan ekosistem EV baterai di Indonesia. Mulai dari pembuatan prototipe baterai untuk motor listrik, konsep energi storager system, penyiapan fasilitas pengolahan nikel dan bahan baku baterai, ekspansi kapasitas produksi, hingga penguasaan teknologi baterai yang akan dicapai pada tahun 2030. 

Dalam RDP bersama Komisi VII DPR, Danny Amrul Ichdan selaku Direktur Hubungan Kelembagaan menyatakan IBC menjadi salah satu pilar penting untuk mewujudkan energi terbarukan di sektor ev baterai. “Selain itu juga memperkuat kemandirian kita, artinya mampu mengurangi ketergantungan terhadap impor dan mampu mengurangi emisi karbon serta subsidi dari bahan bakar.”

Saat ini, seluruh kebutuhan bahan baku untuk komponen EV Baterai, seperti: Graphite, Lithium Hydroxide, Cobalt Sulphate, dan Mangan Sulphate masih sangat di dominasi dari impor. Maka Pemerintah perlu memastikan pasokan bahan baku nikel sebagai salah satu bahan baku pembuatan EV baterai, dan sebanyak 80 persen disediakan oleh PT Antam Tbk. “Dengan kondisi ini IBC ditargetkan bisa menjadi market leader di Asia Tenggara sebagai penyedia EV baterai,” kata Danny.

Sesuai dengan Permenko No.09 tahun 2022, pengembangan industri ev baterai ini telah terdaftar sebagai Proyek Strategis Nasional. Untuk mempercepat realisasinya maka diperlukan adanya konsorsium dengan LGES (LG Energy Solution) dan dengan CBL.

Area penelitian dan pengembangan akan terus dilakukan dalm rangka mewujudkan penguasaan teknologi EV baterai. IBC menggandeng Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta beberapa lembaga pendidikan tinggi dan universitas, seperti ITB, UI, UNS, dan National Battery Research Institute. Selain itu penting juga untuk meningkatkan kualitas SDM industri EV baterai melalui beragam training dan workshop.

“MIND ID Mendukung penuh program Pemerintah dalam membentuk ekosistem EV baterai yang saat ini telah menjadi salah satu program strategi Nasional. Perlu dukungan dan sinergi untuk mempercepat realisasinya, salah satunya dalam bentuk kebijakan insentif dan kemudahan bagi ekosistem kendaraan listrik (EV),” tutur Danny. (*)

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Calon Produsen Baterai EV Indonesia Jangan Kehilangan Momentum


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Calon Produsen Baterai EV Indonesia Jangan Kehilangan Momentum yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Bisnis, JAKARTA — Pengembangan kendaraan listrik dan ekosistemnya secara global menguntungkan Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki sumber bahan baku alam yang dibutuhkan untuk mendukung bisnis tersebut. 

Bahkan, Indonesia disebut-sebut dapat menjadi pemain utama industri baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di dunia seiring dengan melimpahnya bahan baku di dalam negeri. 

CEO PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) Alexander Barus mengatakan bahwa Indonesia memiliki seluruh komponen baterai untuk kebutuhan kendaraan listrik mulai dari katoda, anoda maupun litium.

“Mudah-mudahan kita juga tidak [hanya] mengekspor katoda, tapi kita produksi EV komplet. Kita pack di Indonesia katoda, anoda, dan litiumnya sehingga kita betul-betul produsen yang komplet bukan saja bagian dari baterai EV ini,” katanya saat webinar Minerba for Energy, Selasa (15/9/2021) malam. 

Indonesia, kata Alex, juga memiliki seluruh tipe baterai yang dibutuhkan dunia mulai dari baterai litium NCA (Nickel Cobalt Aluminum Oxide), lithium NMC (Nickel Manganese Cobalt Oxide) maupun Lithium Iron Phosphate. 

Dia mengatakan bahwa langkah itu dapat dimulai dengan pengembangan sumber daya manusia andal agar mampu bermain pada energi bersih termasuk mobil listrik maupun baterai penggerak. 

“Jadi, kita bisa menjadi main player of EV battery di Indonesia,” terangnya.

Direktur Hubungan Kelembagaan MIND ID Dany Amrul Ichdan memproyeksikan kebutuhan baterai di Indonesia bahkan mencapai 29 gigawatt hour pada 2035 seiring dengan meningkatnya penggunaan energi berbasis baterai pada masa depan.

“Kalau skenario base case-nya, memang ini passenger cars memang paling besar pada 2035,” katanya. 

Holding industri perusahaan pertambangan pelat merah itu memperkirakan pertumbuhan industri baterai mengalami peningkatan signifikan pada tahun-tahun mendatang. Kebutuhan baterai diperkirakan mulai menyentuh 2,4 Gwh pada 2025. 

Kemudian permintaan terus meningkat pada 2030 menjadi 11,9 Gwh. Lima tahun berselang atau pada 2035, permintaan baterai di Tanah Air diproyeksikan melonjak hingga 29,3 Gwh. 

Dari proyeksi tersebut, kendaraan penumpang akan mendominasi permintaan untuk baterai yakni 19,0 Gwh disusul untuk kebutuhan electric motorcycle 5,3 Gwh serta untuk kebutuhan energy storage system 1,8 Gwh. 

“Indonesia juga diekspektasikan menjadi top two supplier untuk EV di Asia Tenggara dengan market share 25 persen,” terangnya. 

RELAKSASI KEBIJAKAN

Pada bagian lain, ujar Dany, pengusaha tambang meminta relaksasi sejumlah kebijakan dari pemerintah untuk mendukung pengembangan ekosistem baterai.

Menurutnya, kebijakan yang mendukung pengembangan baterai dalam negeri melibatkan instansi seperti Kementerian Keuangan, Kemenperin, Kementerian ESDM serta Kementerian LHK. 

“Kita butuh sekali dukungan kebijakan agar ekosistem baterai ini bisa sukses.”

Perusahaan tambang meminta agar Kemenkeu menerbitkan kebijakan penambahan jangka waktu pembebasan bea masuk impor bahan baku precursor, katoda, battery cell/pack, dan battery recycling

Kemudian, penambahan jangka waktu dan lingkup industri yang diberikan fasilitas tax holiday, pembebasan PPN impor untuk precursor, katoda, battery cell/pack. 

Dany juga meminta kebijakan pemerintah dalam pembuatan pos tarif khusus untuk precursor, katoda,dan battery cell/pack agar dikenakan tarif Most Favorable Nations (MFN) tinggi serta bea masuk preferensi. 

“Dukungan ini sebenarnya jangka pendek saja sih, ketika sudah mandiri kita bisa produksi, ini enggak akan diperlukan lagi pembebasan bea masuk,” ujarnya.

Dia juga meminta agar Ditjen Minerba Kementerian ESDM memberi diskon royalti untuk bijih nikel limonit untuk bahan baku baterai EV dan diskon harga patokan mineral (HPM) bijih limonit. 

BUMN juga diharapkan agar tetap dapat mengalihkan sebagian wilayah izin usaha pertambangan/izin usaha pertambangan khusus (IUP/IUPK) kepada anak usaha yang mayoritas sahamnya milik BUMN. Badan usaha stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) sebagai pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik (IUPTL) diharapkan dapat bekerja sama dengan pemegang izin usaha jasa penunjang tenaga listrik (IUJPTL). 

Selanjutnya, penetapan batas atas tarif tenaga listrik diharapkan dapat meningkatkan lagi kelayakan ekonomi bagi pemegang IUPTL/IUJPTL. MIND ID juga meminta agar Kementerian LHK memberi kemudahan perizinan sisa hasil pengolahan nikel untuk bahan baku baterai kendaraan listrik. 

Sementara itu, pemerintah telah mengakomodir sejumlah permintaan perusahaan tambang terkait ekosistem baterai. 

Tiga kebijakan yang dilahirkan pemerintah yakni formulasi tingkat komponen dalam negeri (TKDN) untuk baterai kendaraan lsitrik dan komponen pembentuknya, pemberian tarif tenaga listrik untuk SPKLU sesuai dengan tarif untuk penjualan curah serta kewajiban menyediakan tanpa wajib memiliki baterai bagi pelaku usaha baterai kendaraan listrik. 

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.