Stigma kalau Pakai Kendaraan Listrik Itu Rumit dan Mahal


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Stigma kalau Pakai Kendaraan Listrik Itu Rumit dan Mahal yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

JAKARTA, KOMPAS.com – Indonesia sudah mulai beralih dari kendaraan mesin bensin (ICE) ke kendaraan listrik (EV). Cepat atau lambat, era elektrifikasi bakal menjadi tren. Meski demikian tidak semudah itu melakukan peralihan tersebut.

Yannes Martinus Pasaribu, pengamat otomotif yang berprofesi sebagai dosen Institut Teknologi Bandung (ITB) mengatakan, saat ini jumlah kendaraan yang menggunakan mesin bensin di Indonesia per Agustus 2022 sudah mencapai 149.707.859 unit.

“Ini jumlah yang sangat besar, jika dibandingkan dengan data Kementerian Perhubungan jumlah kendaraan listrik baru sekitar 22.671 unit,” ucap Martinus saat dihubungi Kompas.com, Minggu (25/9/2022).

Baca juga: Soal Baterai Kendaraan Listrik, Indonesia Belum Bisa Lepas dari Perusahaan Asing

Martinus melanjutkan, dalam membangun kendaraan listrik di Indonesia tidak mudah lantaran harus ada beberapa hal yang diubah oleh masyarakat. Misalnya, seperti mengubah kebiasaan masyarakat dalam mengisi energi kendaraannya, dari yang aktif menjadi lebih terencana.

Selain itu, isu terkait mobil listrik juga menjadi hal yang penting. Tak sedikit masyarakat yang menilai bahwa menggunakan kendaraan berbasis baterai itu rumit dan mahal.

“Harga EV itu 30-200 persen lebih mahal dari kendaraan ICE. Belum lagi waktu pengisian baterai yang lama, bobot baterai yang cukup berat, serta jarak jangkauan kendaraan per pengisian baterai yang masih pendek,” kata dia.

“Masyarakat juga belum tahunya berapa total biaya kepemilikan EV, logika biaya yang dibayar di muka untuk membeli kendaraan, biaya operasional (energi atau biaya pengisian dan biaya pemeliharaan) hingga berapa nilai jual kembali EV,” lanjutnya.

Tak hanya itu, penyediaan infrastruktur seperti stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) dan penukaran baterai EV juga harus diperhatikan.

Baca juga: Bus Listrik Dinilai Belum Ideal untuk Layanan AKAP

Menurut Martinus, nilai positif kendaraan listrik saat ini baru terletak pada biaya operasional, sekitar 15 sampai 20 persen saja dari pengguna kendaraan bensin.

Untuk itu, penggunaan kendaraan listrik di Indonesia harus dibarengi dengan beberapa aspek agar masyarakat mau beralih dari mesin bensin ke teknologi elektrifikasi.

Seperti pengalihan subsidi dari BBM ke pembelian kendaraan listrik, atau PLN segera berbenah sistem grid terutama yang berkaitan dengan menggratiskan penambahan daya di masing-masing rumah. Sehingga baterai kendaraan listrik dapat diisi di rumah dengan biaya lebih murah pada saat idle capacity time PLN.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Makin Mahal Ini Pilihan MPV Murah di Bawah Rp 250 Juta


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Makin Mahal Ini Pilihan MPV Murah di Bawah Rp 250 Juta yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

JAKARTA, KOMPAS.com – Semakin hari banderol mobil yang sebelumnya nampak terjangkau makin mahal. Contoh untuk segmen low multi purpose vehicle (LMPV) atau biasa disebut MPV murah.

Bila pada bulan-bulan sebelumnya masih ada pilihan di bawah Rp 200 juta, kini jangan terlalu berharap lagi. Rata-rata harga yang dipasarkan beberapa pemain LMPV sudah di atasnya, hanya Wuling yang masih bertahan.

Melihat dari update harga MPV pada September 2022, bisa dibilang kalau mau lebih banyak kini pilihan naik dengan kisaran di bawah Rp 250 juta.

Baca juga: Kupas Cara Kerja SmartSense Hyundai Stargazer

Namun pilihannya bukan varian-varian mewah yang menghadirkan banyak fitur. Karena itu, konsumen yang tertarik harus pintar menyesuaikan kebutuhan.

Lalu ada apa saja pilihan LMPV yang masih ditawarkan di bawah Rp 250 juta?

Pertama datang dari penguasa pasar, yakni Toyota Avanza. MPV sejuta umat ini masih ada yang dipasarkan di bawah Rp 250 juta, tapi pilihan yang tersdia hanya mesin 1.300 cc, yakni 1.3 E M/T sebesar Rp 233,1 juta, dan 1.3 E CVT Rp 247,8 juta.

Kedua dari saudaranya, yaitu Xenia, dengan pilihan mesin 1.300 cc atau 1.500 cc. Total ada 10 Xenia yang bisa dipilih baik transmisi manual atau DCVT dengan harga mulai dari Rp 216,9 juta.

Baca juga: Diskon MPV Murah Bulan Ini, Avanza Rp 20 Juta, Ertiga Rp 23 Juta

Setelah itu ada Suzuki Ertiga dalam dua tipe yang dijual di bawah Rp 250 juta. Lalu bagi yang minat produk Honda, masih ada Mobilio manual versi terendah dengan harga Rp 229 juta.

Terakhir ditawarkan brand asal China, yakni Wuling dengan Confero dan Formo. Untuk harganya lebih mengiurkan lantaran berada di bawah Rp 200 juta.

Berikut pilihan MPV murah di bawah Rp 250 juta pada September 2022 ;

Suzuki

ERTIGA GA MT Rp 225.100.000
ERTIGA GL MT Rp 248.500.000

Honda

Mobilio S Rp 229.000.000

Wuling

New Confero S 1.5C MY Lux MT Rp 185.700.000
New Confero S 1.5L MY lux+ MT Rp 200.850.000
New Confero S 1.5L AC Lux+ MT Rp 210.300.000
New Confero 1.5 DB MY MT Rp 154.800.000
Formo S – 5 Seater Rp 147.800.000
Formo S – 8 Seater Rp 152.600.000




Daihatsu

ALL NEW XENIA 1.3 M MT Rp 216.900.000
ALL NEW XENIA 1.3 X MT Rp 220.100.000
ALL NEW XENIA 1.3 X CVT Rp 237.500.000
ALL NEW XENIA 1.3 R MT Rp 231.100.000
ALL NEW XENIA 1.3 R MT SC Rp 232.600.000
ALL NEW XENIA 1.3 R MT ADS Rp 240.200.000
ALL NEW XENIA 1.3 R CVT Rp 248.600.000
ALL NEW XENIA 1.3 R MT SC ADS Rp 241.700.000
ALL NEW XENIA 1.5 R MT Rp 248.300.000
ALL NEW XENIA 1.5 R MT SC Rp 249.800.000








Toyota

Avanza 1.3 E M/T Rp 233,1 juta
Avanza 1.3 E CVT Rp 247,8 juta

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Biaya Konversi Kendaraan Listrik Dinilai Masih Mahal


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Biaya Konversi Kendaraan Listrik Dinilai Masih Mahal yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

JAKARTA, KOMPAS.com – Pemerintah memperbolehkan sepeda motor dan mobil berbahan bakar minyak (BBM) dikonversi menjadi kendaraan listrik berbasis baterai (electrified vehicle), sebagai upaya mendorong era elektrifikasi di Tanah Air.

Kebijakan tersebut, termaktub dalam Peraturan Menteri Perhubungan RI No.65 Tahun 2020 untuk kendaraan roda dua, dan Permenhub Nomor 15 Tahun 2022 bagi roda empat atau lebih.

Sehingga setiap tindak konversi akan terjamin keamanan dan keselamatannya. Serta, yang tidak kalah penting, setiap kendaraan terkait juga masih legal untuk digunakan di seluruh ruas jalan.

Baca juga: Ini Kendaraan Listrik yang Digunakan Kepolisian Selama KTT G20 Bali

Hanya saja dalam pelaksanaannya, sebagaimana dikatakan Direktur Sarana Transportasi Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Danto Restyawan, masih ada beberapa tantangan.

Salah satu tantangan terbesar ialah biaya konversi yang masih tinggi sehingga kurang kompetitif dibandingkan sepeda motor listrik maupun mobil listrik dari pabrikan langsung.

“Sebenarnya perkembangannya cukup bagus, seperti sepeda motor listrik itu, selama berjalan dua tahun (2020-2022), sekarang sudah ada sepuluh bengkel konversi karena persyaratan (jadi bengkel konversi resmi) tidak ribet,” kata dia kepada Kompas.com, Jumat (16/9/2022).

“Tetapi memang cost (biaya) untuk konversi itu masih cukup tinggi. Pada kasus roda dua, biaya mengubahnya itu sekitar Rp 15 juta. Dengan dana yang sama, itu sebenarnya sudah bisa beli motor listrik yang sudah jadi,” lanjut Danto.

Dengan temuan tersebut, pihaknya diakui akan melakukan komunikasi kembali ke Kementerian terkait, seperti Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) agar membuat biaya tadi bisa lebih ditekan.

Baca juga: Pelaku Konversi Motor Listrik Minta Skema yang Sederhana

Sehingga dapat mendorong masyrakat lebih luas supaya melakukan konversi, tanpa mengurangi kualitas dan keamanannya.

“Kita juga ngomong sama ESDM, kalau Rp 15 juta rasa-rasanya susah ya jika bersaing dengan motor listrik jadi (bukan konversi). Kalau mau konversi ya harus murah. Ini yang dikaji lagi,” ucapnya.

Demikian pula pada kasus konversi kendaraan bermotor roda empat atau lebih. Tetapi karena masih baru, perkembangannya masih dipantau lebih dulu.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.