Update Harga BBM Pertamina Wilayah JawaBali Berlaku 1 Februari 2023


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Update Harga BBM Pertamina Wilayah JawaBali Berlaku 1 Februari 2023 yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

KOMPAS.com – Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di seluruh Indonesia kembali mengalami penyesuaian mulai 1 Februari 2023.

Langkah tersebut dilakukan Pertamina setelah melakukan penyesuaian harga BBM pada awal Januari 2023 yang lalu.

Penyesuaian harga BBM kali ini didasarkan pada Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 245.K/MG.01/MEM.M/2022 sebagai Perubahan Atas Kepmen No. 62 K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum.

Penyesuaian harga berlaku untuk beberapa BBM non-subsidi dan masyarakat yang tinggal di Jawa dan Bali turut merasakan dampaknya.

Lalu, berapa harga terbaru BBM untuk wilayah Jawa dan Bali yang berlaku di SPBU Pertamina?

Baca juga: Update Harga BBM Pertamina per 1 Februari 2023 di Seluruh Indonesia

Baca juga: Pemerintah Berencana Umumkan Harga BBM Tiap Minggu, Tanda-tanda Akan Naik?

Daftar harga terbaru BBM wilayah Jawa dan Bali

Pertamina telah mengumumkan penyesuaian harga, khususnya untuk BBM non-subsidi, melalui laman My Pertamina.

Berikut daftar harga terbaru BBM di wilayah Jawa dan Bali yang mulai berlaku 1 Februari 2023:

1. Banten

  • Biosolar: Rp 6.800
  • Pertalite: Rp 10.000
  • Pertamax: Rp 12.800
  • Pertamax Turbo Rp 14.850
  • Pertamina Dex: Rp 16.800
  • Dexlite: Rp 16.150

2. DKI Jakarta

  • Biosolar: Rp 6.800
  • Pertalite: Rp 10.000
  • Pertamax: Rp 12.800
  • Pertamax Turbo: Rp 14.850
  • Pertamina Dex: Rp 16.850
  • Dexlite: Rp 16.150

3. Jawa Barat

  • Biosolar: Rp 6.800
  • Pertalite: Rp 10.000
  • Pertamax: Rp 12.800
  • Pertamax Turbo: Rp 14.850
  • Pertamina Dex: Rp 16.850
  • Dexlite: Rp 16.150

4. Jawa Tengah

  • Biosolar: Rp 6.800
  • Pertalite: Rp 10.000
  • pertamax: Rp 12.800
  • Pertamax Turbo: Rp 14.850
  • Pertamina Dex: Rp 16.850
  • Dexlite: Rp 16.150

Baca juga: Cara Daftar MyPertamina untuk BBM Subsidi 2023

5. Daerah Istimewa Yogyakarta

  • Biosolar: Rp 6.800
  • Pertalite: Rp 10.000
  • Pertamax: Rp 12.800
  • Pertamax Turbo: Rp 14.850
  • Pertamina Dex: Rp 16.850
  • Dexlite: Rp 16.150

6. Jawa Timur

  • Biosolar: Rp 6.800
  • Pertalite: Rp 10.000
  • Pertamax: Rp 12.800
  • Pertamax Turbo: Rp 14.850
  • Pertamina Dex: Rp 16.850
  • Dexlite: Rp 16.150

7. Bali

  • Biosolar: Rp 6.800
  • Pertalite: Rp 10.000
  • Pertamax: Rp 12.800
  • Pertamax Turbo: Rp 14.850
  • Pertamina Dex: Rp 16.850
  • Dexlite: Rp 16.150.

Baca juga: Ramai soal Isi BBM di SPBU Self Service Susah hingga Menyembur, Bagaimana Cara yang Benar?

Dikutip dari Kontan, terlihat beberapa perbedaan harga dari periode sebelumnya menurut daftar terbaru yang dirilis Pertamina.

Harga Pertamax Turbo di DKI Jakarta mengalami kenaikan menjadi Rp 14.850 per liter dari yang semula Rp 14.050 per liter.

Sementara itu, penyesuaian harga juga terjadi di wilayah yang sama pada Pertamax Dex dari Rp 16.750 per liter menjadi Rp 16.850 per liter.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

LagiLagi Kilang Pertamina Kebakaran DPR RI Perlu Audit Teknologi dan Sistem Keamanan


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul LagiLagi Kilang Pertamina Kebakaran DPR RI Perlu Audit Teknologi dan Sistem Keamanan yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

TRIBUNBJAMBI.COM – Audit terhadap teknologi dan sistem keamanan di kilang minyak Pertamina diperlukan dan diharuskan seger dilakukan.

Hal itu dikatakan anggota Komisi VI DPR RI Amin Ak lantaran kerap kali terjadi musibah kebakaran yang berkaitan dengan Pertamina.

Seperti yang terjadi belakangan, kebakarang Kilang Minyak Pertamina Pekabaru, di Kota Dumai, Riau pada Sabtu (1/4/2023)o.

Dia mengatakan bahwa perlu ada audit terhadap teknologi dan sistem keamanan kilang minyak Pertamina.

Pasalnya, obyek vital Pertamina telah meledak dan terbakar secara berturut-turut.

Dimulai dari kebakaran kilang Cilacap, kilang Balikpapan, kilang Balongan, depo Plumpang, dan terbaru adalah kilang minyak Dumai.

Kebakaran juga terjadi pada kapal tanker pengangkut BBM.

Baca juga: Kilang Pertamina Pekanbaru Meledak, 9 Orang Alami Luka dan Sudah Kembali ke Rumah

Baca juga: Daftar Barang Rafael Alun yang Disita KPK, Ada Sepeda Brompton dan Hingga Uang Tunai untuk Bayar THR

“Harus dilakukan audit terhadap teknologi dan sistem keamanan kilang minyak Pertamina untuk memastikan apakah sudah sesuai dengan standar pengamanan obyek vital,” ujar Amin dalam keterangannya, Minggu (2/4/2023).

Amin berujar, beragam spekulasi terkait penyebab meledak dan terbakarnya berbagai fasilitas vital tersebut hingga saat ini tidak pernah dijawab tuntas oleh Pertamina.

Ia khawatir persoalan ini bukan sekadar menyangkut sistem keamanan kilang minyak.

“Kecelakaan bergilir semacam itu seakan terjadi secara sistemik dan ini harus segera dijawab dan dipertanggungjawabkan oleh Direksi dan Komisaris Pertamina,” ujar Amin.

Amin mengatakan, hal ini tak hanya memberi kerugian pada Pertamina, tetapi juga semakin menjauhkan dari upaya membangun kemandirian pengolahan minyak di dalam negeri.

“Lah, kalau setiap tahun ada kilang terbakar, bahkan lebih dari sekali, bagaimana Pertamina mau melakukan lompatan besar dalam upaya meminimalisir impor BBM maupun produk turunan migas lainnya?” kata Amin.

Sementara untuk mencegah spekulasi, terutama tudingan adanya motif perburuan rente ditengah melonjaknya konsumsi bahan bakar minyak, Komisi VI DPR akan meminta penjelasan Direksi Pertamina.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Kilang Dumai Meledak DPR Desak Pertamina Audit Seluruh Depo


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Kilang Dumai Meledak DPR Desak Pertamina Audit Seluruh Depo yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Jakarta, IDN Times – Belum sebulan Depo Pertamina Plumpang terbakar pada 3 Maret lalu, Kilang Pertamina yang berlokasi di Dumai, Riau, meledak pada Sabtu (1/4/2023) malam tadi. Peristiwa ini pun menjadi perhatian DPR.

Pimpinan Komisi VII DPR RI dari Fraksi PAN Eddy Soeparno, mendesak Pertamina segera melakukan audit keselamatan di berbagai kilangnya di seluruh Indonesia. Hal ini tak lepas dari dua insiden di depo yang terjadi dalam waktu berdekatan.

“Pertamina harus lakukan audit investigasi dan audit keselamatan secepatnya. Bukan hanya pada Plumpang atau Dumai, tapi seluruh kilang dan Depo Pertamina seluruh Indonesia” kata Eddy di Jakarta, Minggu (2/4/2023).

Baca Juga: Kilang Pertamina Dumai Riau Meledak, 5 Pekerja Luka-luka

1. Diduga ada masalah sistemik di operasional Pertamina

Aktivitas di area kilang PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit (RU) IV Cilacap, Jawa Tengah (IDN Times/Dhana Kencana)

Eddy tidak habis pikir, belum sebulan depo di Plumpang terbakar, kini giliran kilang di Dumai yang terbakar. Dia memprediksi, ada masalah sistemik dalam operasional Pertamina.

“Belum sebulan Depo Plumpang terbakar, sekarang ledakan terjadi lagi di Kilang Dumai. Ini berarti ada masalah sistemik dalam operasional Pertamina yang harus dibenahi segera,” kata Eddy di Jakarta, Minggu (2/4/2023).

2. Pertamina tak boleh berdalih lagi

Ilustrasi aktivitas di PT Pertamina EP Cepu. (Dok. PT Pertamina EP Cepu)

Lebih lanjut, Eddy yang merupakan Sekjen DPP PAN ini juga meminta Pertamina tidak berdalih soal ledakan dan kebakaran di Dumai yang diklaim cepat teratasi. Alasan terjadinya ledakan tak boleh sampai dilupakan.

“Pertanyaannya adalah kenapa sampai terjadi ledakan? Siapa yang lalai atau sistem apa yang tidak bekerja hingga meledak? Ini harus ditemukan segera penyebabnya agar tidak terjadi pada kilang dan depo Pertamina lain,” ujar Eddy.

3. Pertamina harus bertanggung jawab

Kilang Green Refinery yang salah satunya memproduksi Green Diesel (D100) di area PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit (RU) IV Cilacap, Jawa Tengah (IDN Times/Dhana Kencana)

Eddy meminta, Pertamina bertanggung jawab atas korban luka yang dibawa ke rumah sakit dan juga terhadap warga sekitar Kilang Dumai yang terdampak ledakan ini. Dia ingin Pertamina memastikan kejadian serupa tak terulang lagi.

“Tanggung jawab penuh Pertamina terhadap korban luka dan rumah warga yang rusak serta plafon masjid yang runtuh, akibat ledakan Kilang Dumai ini. Sekali lagi, Pertamina harus memastikan tidak ada kejadian serupa terulang,” ujar Eddy.

Baca Juga: Korban Luka Ledakan Kilang Pertamina Dumai Bertambah Jadi 9 Orang

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Kilang Milik Pertamina Dumai Meledak Ini Tanggapan DPR hingga Wali Kota Tanggapi Isu Gas Beracun


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Kilang Milik Pertamina Dumai Meledak Ini Tanggapan DPR hingga Wali Kota Tanggapi Isu Gas Beracun yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

TRIBUNNEWS.COM – Kilang PT Pertamina di Kota Dumai, Riau meledak, Sabtu (1/4/2023) malam.

Getaran ledakan kilang minyak bisa dirasakan hingga radius 7 kilometer.

Peristiwa ledakan dan kebakaran ini tak berselang lama setelah terbakarnya Depo Plumpang beberapa waktu lalu.

Anggota Komisi VI DPR RI, Amin Ak pun menanggapi peristiwa tersebut.

Ia menyebutkan, berulangnya peristiwa kebakaran di objek vital menandakan ada masalah serius di tubuh Pertamina.

Amin juga mendesak Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk evaluasi.

Baca juga: Kilang Dumai Meledak, DPR: Pertamina Harus Jaga Stok BBM Supaya Tidak Langka Jelang Lebaran

Ia meminta Menteri BUMN untuk melakukan evaluasi di Direksi dan Komisaris Pertamina.

Hal tersebut ditujukan sebagai bentuk tanggung jawab kepada masyarakat.

Diketahui, objek vital terbakar dan dikelola Pertamina terjadi berturut-turut, mulai dari kebakaran kilang Cilacap, kemudian kilang Balikpapan, kilang Balongan, Depo Plumpang, dan kilang minyak Dumai.

“Mengapa manajemen Pertamina seperti tidak peduli dan tidak pernah mau belajar dari kecelakaan beruntun ini sehingga standar keamanan obyek vital begitu buruk. Atau sebetulnya ada masalah lain,” kata Amin, Minggu (2/4/2023).

Spekulasi-spekulasi penyebab kebakaran juga hingga sekarang masih belum dijawab tuntas oleh Pertamina.

“Kilang minyak itu merupakan fasilitas vital dan strategis dan bersentuhan dengan hajat hidup orang banyak menjadi aneh karena secara bergiliran dan beruntun terus terbakar,” ujarnya.

Ia juga menyinggung, apakah standar pengamanan objek vital sudah mumpuni atau belum.

Ledakan keras terdengar dari Kilang Pertamina RU II Dumai di Jalan Putri Tujuh, Sabtu (1/4/2023) malam. (Tribunpekanbaru.com/Donny Kusuma)

Baca juga: Trauma Akibat Ledakan Kilang Minyak Pertamina Dumai, Warga Kini Mengungsi, Takut Ada Ledakan Susulan

“Harus dilakukan audit terhadap teknologi dan sistem keamanan kilang minyak Pertamina untuk memastikan apakah sudah sesuai dengan standar pengamanan obyek vital,” kata Amin.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Kilang Minyak Terbakar Lagi Komisi VI DPR Desak Erick Thohir Evaluasi Direksi Komisaris Pertamina


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Kilang Minyak Terbakar Lagi Komisi VI DPR Desak Erick Thohir Evaluasi Direksi Komisaris Pertamina yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

TRIBUN-VIDEO.COM – Anggota Komisi VI DPR RI Amin Ak mendesak Menteri BUMN, Erick Thohir segera mengevaluasi Direksi dan Komisaris Pertamina.

Hal tersebut harus dilakukan sebagai bentuk pertanggung jawaban.

Pasalnya, kejadian kebakaran di berbagai objek vital yang dikelola Pertamina sudah terjadi berulang kali.

Baca: Detik-detik Kilang Minyak Milik PT Pertamina Meledak, Getarannya Bahkan hingga Pecahkan Kaca Warga

Dilansir dari Tribunnews.com, menurut Amin Ak dengan adanya insiden kebakaran yang terjadi berulang kali menandakan ada masalah serius di tubuh Pertamina.

Diketahui, kejadian kebakaran objek vital secara berturut-turut mulai dari kebakaran kilang Cilacap, Balikpapan, Depo Plumpang, dan kilang minyak Dumai.

Bahkan, kebakaran juga sempat terjadi pada kapal tanker pengangkut BBM.

“Mengapa manajemen Pertamina seperti tidak peduli dan tidak pernah mau belajar dari kecelakaan beruntun ini sehingga standar keamanan obyek vital begitu buruk. Atau sebetulnya ada masalah lain,” terang Amin.

Hingga kini, pihak Pertamina belum memberikan klarifikasi yang sebenarnya terkait penyebab terbakarnya berbagai fasilitas vital tersebut.

Baca: Kilang Minyak Pertamina di Dumai Riau Meledak hingga Membuat Kaca Rumah Warga Pecah

Menurut Amin, apabila setiap tahun beberapa kilang terbakar, hal tersebut akan menjauhkan Pertamina dari upaya membangun kemandirian pengolahan minyak dalam negeri.

Lanjut Amin Ak menyatakan, semestinya kilang minyak mempunyai protokol pengoperasian, pemeliharaan dan pengamanan yang ketat.

Kegiatan audit harus dilakukan dalam rangka upaya pencegahan agar tidak lagi terjadi kebakaran yang dikelola oleh Pertamina.

“Harus dilakukan audit terhadap teknologi dan sistem keamanan kilang minyak Pertamina untuk memastikan apakah sudah sesuai dengan standar pengamanan obyek vital,” jelas Amin.

Lalu, kebakaran yang terjadi di kilang Dumai terjadi menjelang lebaran dan liburan panjang.

Tentunya, kebutuhan BBM, Avtur dan LPG sangat tinggi.

Baca: Kilang Minyak Pertamina di Kota Dumai Riau Meledak, 5 Pekerja Terluka dan Dilarikan ke Rumah Sakit

“Konsumsi BBM, Avtur dan LPG saat Lebaran biasanya naik, Pertamina harus punya exit strategi guna mencegah kelangkaan pasokan BBM, tanpa merugikan masyarakat maupun membebani keuangan negara,” tandasnya. (Tribun-Video.com/Tribunnews.com).

Baca juga berita terkait di sini

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kebakaran Objek Vital, Komisi VI DPR Desak Menteri BUMN Evaluasi Direksi & Komisaris Pertamina

# TRIBUNNEWS UPDATE # DPR # Erick Thohir # Pertamina # Kilang Minyak # kebakaran

Editor: Panji Anggoro Putro
Reporter: Adila Ulfa Muna Risna
Video Production: Nur Rohman Urip
Sumber: Tribunnews.com


Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Kilang Dumai Meledak DPR Pertamina Harus Jaga Stok BBM Supaya Tidak Langka Jelang Lebaran


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Kilang Dumai Meledak DPR Pertamina Harus Jaga Stok BBM Supaya Tidak Langka Jelang Lebaran yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Ledakan Kilang pertamina Internasional (KPI) RU II Dumai, Riau, pada Sabtu (1/4/2023) malam sekitar 22.50 Wib meluluhlantakkan bangunan warga sekitarnya.

Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi PDIP Darmadi Durianto mengatakan, meski kilangnya meledak, PT Pertamina selaku pemilik mesti jaga ketersediaan BBM jelang Lebaran.

“Pertamina harus fokus menjaga stok BBM supaya tidak langka apalagi menghadapi Lebaran Idulfitri,” ujarnya melalui pesan singkat kepada Tribunnews.com, Minggu (2/4/2023).

Baca juga: Ledakan Kilang Minyak Pertamina di Dumai: Korban 9 Orang Luka-luka, Wali Kota Tepis Isu Gas Beracun

Sementara itu terkait penyebab meledaknya kilang Pertamina tersebut, Darmadi masih tunggu keterangan lengkap dari perseroan.

“Biasanya faktor alam seperti disambar petir. Kita tunggu investigasi Pertamina penyebabnya seperti apa,” katanya.

Lebih lanjut, dia menyarankan Pertamina harus diaudit oleh auditor yang kredibel untuk mengetahui apa kelemahan dan ancaman terhadap kilang-kilang minyak.

Terutama soal standarisasi daripada Health, Safety, Security, and Environment (HSSE) atau Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).

“HSSE Pertamina harus dievaluasi lagi agar lebih mumpuni,” pungkas Darmadi.

Dikutip dari pertamina.com, kilang minyak RU II Dumai sudah beroperasi sejak 1971.

Kompleks kilang seluas 360 hektare ini mulai dibangun pada 1969 (CDU) oleh Kontraktor Jepang, IshikawajimaHarima Industries Co.

Baca juga: Getaran akibat Ledakan Kilang Pertamina Dumai Riau Dirasakan hingga Radius 1 Km

Dua kemudian, tepatnya pada 8 September 1971, kilang diresmikan oleh Presiden Soeharto.

Kilang minyak RU II Dumai terdiri atas kilang lama (Existing Plant) dan kilang baru (New Plant).

Sejumlah produk bahan bakar minyak (BBM) dan non bahan bakar binyak (NBBM) telah dihasilkan dari kilang Putri Tujuh Dumai-Sungai Pakning ini.

Bahkan produk Kilang minyak RU II Dumai telah didistribusikan ke berbagai pelosok tanah air dan manca negara.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Kilang Minyak Pertamina Terbakar di Dumai Anggota DPRD Pekanbaru Minta SPBU Perketat SOP Pengamanan


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Kilang Minyak Pertamina Terbakar di Dumai Anggota DPRD Pekanbaru Minta SPBU Perketat SOP Pengamanan yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU – Kasus kilang minyak milik Pertamina yang terbakar di Dumai, Provinsi Riau, Sabtu malam (1/4/2823) kemarin, diharapkan menjadi pelajaran berharga bagi pihak terkait.

Terutama yang berhubungan dengan bahan bakar minyak (BBM), termasuk SPBU.

Di Kota Pekanbaru sendiri terdapat belasan unit SPBU, dengan berbagai kategori. Pasca kejadian di Dumai tadi malam, Anggota Komisi IV DPRD Pekanbaru Robin Eduar SE MH, meminta agar seluruh SPBU di Kota Pekanbaru, lebih memperketat SOP pengamanannya.

Mulai dari larangan bagi konsumen, hingga karyawan yang bekerja, untuk secara kontineu memerhatikan standar keamanan SPBU.

“Kita ketahui di Kota Pekanbaru ini kan, banyak SPBU yang berdekatan dengan pemukiman masyarakat. Jangan sampai ada kejadian terbakar. Kita harapkan kasus di Dumai jadi pelajaran untuk tidak diabaikan,” tegas Robin Eduar kepada Tribunpekanbaru.com, Minggu (2/4/2023).

Baca juga: BREAKING NEWS: Kilang Pertamina Dumai Meledak

Baca juga: Petinggi Pertamina Didesak Mundur Buntut Ledakan Kilang di Dumai

Dijelaskan, demi keselamatan masyarakat dan konsumen, terutama saat melakukan pengisian BBM di SPBU, SOP dari Pertamina sering diabaikan. Padahal ini dilarang. Seperti larangan merokok, menggunakan telepon genggam saat pengisian, menyalakan mesin saat mengisi BBM, dan memotret dekat mesin pengisian BBM.

Larangan-larangan ini sebenarnya untuk keselamatan konsumen dan SPBU. Apalagi pernah kejadian kebakaran SPBU di Jalan Ababil Sukajadi Pekanbaru beberapa tahun lalu, diduga gara-gara konsumen bermain HP.

“Areal SPBU itu termasuk highly flammable atau mudah terbakar. Meski hanya tetesan BBM saat pengisian sangat minim, namun yang kurang diperhitungkan masyarakat adalah fume atau uap bahan bakar,” terangnya.

“Uap ini bisa menyebabkan kebakaran jika terdapat titik api. Di mana titik api disebabkan tidak hanya oleh api (misalnya dari rokok), tapi juga dari listrik statis, HP, kamera, merupakan alat yang mengeluarkan listrik statis saat digunakan. Jadi, ini perlu diperketat lagi untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan,” harapnya.

Lebih dari itu, Robin Eduar juga menghimbau kepada seluruh konsumen yang mengisi BBM, untuk mematuhi larangan yang sudah ada di SPBU. Sehingga ini untuk meminimalisir kejadian kebakaran.

Pertamina Harus Cek SPBU

Lebih lanjut disampaikan Politisi PDI-P ini, selain pihak SPBU memerhatikan SOP keamanan, pihaknya juga meminta kepada Pertamina untuk turun ke semua unit SPBU, untuk melakukan pengecekan secara ril.

Terutama mengenai peralatan standar keamanan SPBU, apakah memang sudah tersedia di tempat atau tidak. Seperti halnya racun api, keamanan bunker BBM, aliran listrik, serta tong berisi pasir di dekat pompa.

Pengecekan seperti ini tentunya dilakukan secara berkala, tidak hanya datang melihat CCTV SPBU, atau bertanya lewat telepon. Tapi harus turun ke TKP, untuk memastikan standar keamanannya.

“Ini tidak boleh dianggap sepele. Apalagi hanya datang ke SPBU lihat CCTV tanpa mengecek satu persatu di area SPBU, ini jangan sampai terjadi. Hal ini sengaja kita wanti-wanti, agar tidak ada lagi SPBU yang terbakar,” pintanya tegas. (Tribunpekanbaru.com/Syafruddin Mirohi).

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Kebakaran Objek Vital Komisi VI DPR Desak Menteri BUMN Evaluasi Direksi Komisaris Pertamina


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Kebakaran Objek Vital Komisi VI DPR Desak Menteri BUMN Evaluasi Direksi Komisaris Pertamina yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Anggota Komisi VI DPR RI Amin Ak mengatakan, berulangnya peristiwa kebakaran berbagai objek vital yang dikelola Pertamina menandakan ada masalah serius di tubuh Pertamina.

Amin pun mendesak Menteri BUMN agar mengevaluasi Direksi dan Komisaris Pertamina sebagai bentuk pertanggungjawaban publik.

Meledak dan terbakarnya berbagai obyek vital secara berturut-turut mulai dari kebakaran kilang Cilacap, kemudian kilang Balikpapan, kilang Balongan, depo Plumpang, dan kilang minyak Dumai.

Bahkan kebakaran juga terjadi pada kapal tanker pengangkut BBM.

Baca juga: Kilang Pertamina Dumai Meledak, Kaca Rumah Warga Pecah hingga Dinding Masjid Retak

“Mengapa manajemen Pertamina seperti tidak peduli dan tidak pernah mau belajar dari kecelakaan beruntun ini sehingga standar keamanan obyek vital begitu buruk. Atau sebetulnya ada masalah lain,” kata Amin, dalam keterangannya, Minggu (2/4/2023).

Beragam spekulasi terkait penyebab meledak dan terbakarnya berbagai fasilitas vital tersebut hingga saat ini tidak pernah dijawab tuntas oleh Pertamina.

Amin Ak khawatir persoalan ini bukan sekadar menyangkut sistem keamanan kilang minyak.

Kecelakaan bergilir semacam itu seakan terjadi secara sistemik, dan ini harus segera dijawab dan dipertanggungjawabkan oleh direksi dan komisaris Pertamina.

“Kilang minyak itu merupakan fasilitas vital dan strategis dan bersentuhan dengan hajat hidup orang banyak menjadi aneh karena secara bergiliran dan beruntun terus terbakar,” ujarnya.

Yang jelas, bukan hanya kerugian yang diderita Pertamina akibat hal itu.

Namun juga semakin menjauhkan Pertamina dari upaya membangun kemandirian pengolahan minyak di dalam negeri.

Baca juga: Kilang Pertamina Dumai Meledak, Kapolda Riau: Api Padam dan Terdapat 9 Korban Luka

“Kalau setiap tahun ada kilang terbakar, bahkan lebih dari sekali, bagaimana Pertamina mau melakukan lompatan besar dalam upaya meminimalisir impor BBM maupun produk turunan migas lainnya?” ujar Amin.

Lebih lanjut, dia menjelaskan, sudah semestinya kilang minyak itu memiliki protokol pengoperasian, pemeliharaan dan pengamanan yang ketat.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

DPR Dorong Pemerintah Tambah Insentif Biodiesel B35 kepada Pertamina


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul DPR Dorong Pemerintah Tambah Insentif Biodiesel B35 kepada Pertamina yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Komisi VII DPR mendorong pemerintah untuk memberikan insentif tambahan sebesar Rp 110 per liter kepada PT Pertamina sebagai badan usaha pelaksana mandatori biodiesel B35.

Tambahan stimulus itu dinilai perlu untuk meningkatkan kinerja pengolahan B35. Alasannya, fasilitas pengolahan biodiesel milik Pertamina masih tertahan untuk kualitas campuran B30.

Wakil Ketua Komisi VII DPR, Eddy Soeparno, mengatakan bahwa pemberian insentif itu bisa dalam bentuk kompensasi yang diberikan pada waktu tertentu, seperti yang pernah diterapkan pada distribusi BBM Pertamax.

Eddy menambahkan, campuran biodiesel dari fatty acid methyl ester atau FAME minyak kelapa sawit 35% ke dalam komposisi BBM solar merupakan praktik campuran BBM yang kurang populer dan langka. Menurutnya, mayoritas negara di dunia masih menggunakan campuran 30% atau B30.

“Pertamina memang diberikan tugas itu dan kami sudah bisa hitung, beban tambahan biaya untuk Pertamina rasanya itu diperlukan. Tanggapan awal kami, tambahan insentif memang diperlukan,” kata Eddy saat ditemui di Gedung Nusantara I DPR pada Kamis (16/3).

Program yang sudah berjalan sejak Februari 2023 itu berimplikasi pada peningkatan FAME sebesar 1,4 juta kiloliter (kl) yang harus diolah oleh Pertamina sebagai bahan campuran B35 hingga akhir tahun.

Peningkatan kapasitas itu berimplikasi pada kebutuhan Pertamina yang memerlukan tambahan infrastruktur berupa perluasan tempat penyimpanan dan pelebaran pipa.

“Kalau tidak dibantu pendanaannya dari pihak lain, maka itu akan menjadi beban Pertamina sepenuhnya. Apalagi Pertamina juga punya target untuk menghasilkan keuntungan bagi negara,” ujar Eddy.

Lebih lanjut, kata Eddy, Komisi Energi bakal mengadakan pertemuan lanjutan dengan PT Pertamina untuk membahas pengajuan tambahan insentif tersebut. Forum tersebut akan diselenggarakan usai dua lembaga negara itu merampunkan pertemuan soal musibah kebakaran Depo Plumpang.

“Memang belum kami bahas lagi secara lebih mendalam, tapi ini akan kami bahas di kemudian hari,” kata Eddy.

Sebelumnya, Pertamina mengajukan insentif tambahan sebesar Rp 110 per liter untuk pelaksanaan mandatori biodiesel B35. Tambahan insentif ini untuk menekan beban pembangunan infrastruktur tambahan seperti tempat penyimpanan hingga pipa. Insentif juga untuk menutup biaya pencampuran atau blending kilang.

Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, mengatakan pihaknya belum mendapatkan insentif dari implementasi biosolar, terutama pada pelaksanaan program B30 dan B35. Insentif pada program biodiesel hanya diterima oleh para pengusaha FAME ketika terdapat selisih harga antara harga FAME dan solar.

Adapun selisih harga tersebut dilunasi oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). “Pertamina membeli FAME itu seharga maksimum harga solar. “Kami perlu insentif baru karena yang eksisting kami belum mendapatkan apapun,” kata Nicke.

Di sisi lain, Kementerian ESDM belum melihat urgensi penambahan insentif untuk implementasi biodiesel B35 sebesar Rp 110 per liter yang diminta Pertamina.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (migas), Tutuka Ariadji, menyampaikan bahwa Kementerian ESDM telah melakukan pemeriksaan fasilitas distribusi B35 dengan hasil yang positif. Fasilitas penunjang distribusi seperti pipa penyalur dinilai masih mumpuni untuk mendukung implementasi B35.

“Kami cek ke instalasi pengisian Pertamina itu bisa, sementara ini kami masih belum melihat permasalahan,” kata Tutuka saat ditemui di Gedung Nusantara I DPR Jakarta pada Selasa (14/2).

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

PT Pertamina Hulu Energi PHE


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul PT Pertamina Hulu Energi PHE yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Klik tombol Play untuk mendengarkan artikel

Sonora.ID – PT Pertamina Hulu Energi (PHE) menemukan tiga titik cadangan minyak dan gas (migas) baru. Ketiga lokasi tersebut berada di lepas pantai Aceh bagian Barat, di daratan Jawa Barat bagian Utara, dan daratan Salawati Papua. Tepat sehari selepas perayaan momentum HUT RI ke-77, Subholding Upstream Pertamina.

Kabar ini, membawa semangat baru khususnya bagi para mahasiswa Program Studi Teknik Perminyakan Universitas Pertamina (UPER). Tania Farah Hasna misalnya, mengungkapkan harapannya untuk dapat segera terjun ke industri migas profesional, dan berkontribusi dalam pemenuhan suplai energi nasional.

Mahasiswi yang menyelesaikan Tugas Akhir (TA) di JOB Pertamina – Medco E&P Tomori Sulawesi, tersebut, telah membekali diri dengan sejumlah kemampuan keilmuan dan kemampuan praktis untuk menjadi SDM terlatih. Selain bergabung dengan Himpunan Mahasiswa Teknik Perminyakan UPER, Tania juga rajin mengikuti berbagai ajang kejuaraan di level nasional dan internasional.

Bersama dua rekan lainnya, Ivory Hanif Hermawan dan Rakai Aji Bramasta, Tania menyabet Juara Pertama di Ajang PETRAM Case Solution, besutan Himpunan Mahasiswa Teknik Perminyakan, STT Migas Balikpapan.

“Dalam kompetisi ini, seluruh peserta ditantang untuk menghitung cadangan minyak dari dua studi kasus dan lapangan yang berbeda. Kami dibebaskan untuk memilih metode yang digunakan untuk perhitungan. Luaran dari hasil analisa dan penghitungan ini berupa paper yang kemudian kami presentasikan kepada panitia,” jelas Tania dalam wawancara daring, Minggu (21/08/2022).

Disampaikan Rakai, anggota tim, mereka memilih metode volumetrik dan metode material balance untuk menghitung jumlah cadangan minyak dalam studi kasus tersebut. Metode ini dilakukan dengan cara menganalisis karakteristik geologi di wilayah tersebut, seperti sifat batuan dan ketebalan reservoir.

“Metode volumetrik umumnya digunakan di wilayah yang belum memiliki data lengkap. Sedangkan metode material balance dapat digunakan untuk mengembangkan perhitungan yang sebelumnya sudah dilakukan,” tutur mahasiswa yang aktif di organisasi The Society of Petrophysicists and Well Log Analysts (SPWLA) tersebut. SPWLA merupakan organisasi kenamaan dunia yang berfokus pada pengembangan mutu pendidikan di bidang minyak dan gas bumi serta mineral lainnya. 

Melalui kedua metode tersebut, lanjut Ivory, ketua tim, nantinya akan diketahui data-data untuk menunjang analisa eksplorasi. “Misalnya banyaknya gas yang terdapat di dalam reservoir, faktor perolehan hidrokarbon, dan perkirakan perolehan akhir hidrokarbon. Selain itu, peneliti juga bisa mengetahui kelayakan eksploitasi di suatu lapangan minyak,” ujar mahasiswa yang menyelesaikan Tugas Akhir (TA) di Pertamina Hulu Rokan tersebut.

Raka Sudira Wardana, M.T., Ketua Program Studi Teknik Perminyakan UPER sekaligus pakar teknik pengeboran UPER, mengapresiasi capaian ketiga mahasiswa tersebut. “Dengan terlatih mengaplikasikan pembelajaran di Mata Kuliah melalui Project Based Learning semacam ini, lulusan Teknik Perminyakan UPER akan menjadi SDM terampil yang sesuai dengan kebutuhan industri energi,” pungkasnya.

Disebutkan dalam Global Oil and Gas Training and Development Survey yang digagas oleh Society of Petroleum Engineers (SPE) dan British Petroleum (BP), diketahui bahwa soft skill bagi para pekerja di bidang migas, sama pentingnya dengan hard skill.

Dalam survey, dikatakan bahwa 69 persen responden memilih kemampuan untuk belajar sebagai kemampuan yang harus dimiliki seorang pekerja di industri migas, disusul dengan team work sebesar 61 persen, dan komunikasi di angka 60 persen.

“Ketiga kemampuan tersebut, bisa didapatkan oleh mahasiswa salah satunya melalui keikutsertan di berbagai ajang kejuaraan. Bisa juga diperoleh melalui keaktifan dalam kegiatan di luar perkuliahan, dengan bergabung di organisasi atau forum,” tutup Raka. (*Kilas Pemberitaan)

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.