Industri Ritel Menggeliat Enam Mal Baru Akan Dibuka di Jakarta


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Industri Ritel Menggeliat Enam Mal Baru Akan Dibuka di Jakarta yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Knight Frank Indonesia menyatakan akan ada dua mal baru yang beroperasi di Jakarta Pusat pada semester II-2022, yakni Thamrin Nine Mixed Use dan Holland Village Mall. Hingga 2024, total akan ada enam pusat perbelanjaan baru di DKI Jakarta.

Senior Research Advisor Knight Frank, Syarifah Syaukat, mengatakan secara umum luas properti ritel di Jakarta akan bertambah 247.154 meter persegi hingga 2024. Adapun, properti ritel eksisting di Jakarta saat ini mencapai 4,91 juta meter persegi.

“Jumlah properti ritel baru mencapai 247.000 meter persegi dan umumnya bukan di lokasi pusat bisnis. Kami melihat hanya satu properti ritel yang masuk di wilayah pusat bisnis,” kata Syarifah dalam konferensi pers virtual, Rabu (31/8).

Adapun enam mal baru yang akan dibuka tersebut adalah:

1. Thamrin Nine Mixed di Thamrin, beroperasi 2022
2. Holland Village Mall di Cempaka Putih, beroperasi 2022
3. Menara Jakarta Shopping Mall di Kemayoran, beroperasi 2023
4. Daan Mogot City di Daan Mogot, beroperasi 2023
5. Pusat Grosir Senen Jaya di Senen, beroperasi 2023
6. Fatmawati City Center, di TB Simatupang beroperasi 2024




Dari enam mal yang akan dibuka hingga 2024, properti dengan luas terbesar adalah Menara Jakarta Shopping Mall di Kemayoran. Total area yang akan disewakan dalam properti bertipe sewa tersebut mencapai 90.360 meter persegi.

Mayoritas atau 52% dari total properti ritel baru di Jakarta tersebut akan berada di Jakarta Pusat. Namun demikian, sebanyak 36% atau mayoritas pusat perbelanjaan eksisting masih berada di Jakarta Selatan, sedangkan kontribusi mal di Jakarta pusat hanya mencapai 19%.

Syarifah mengatakan pusat perbelanjaan baru di Jakarta akan mendekatkan lokasinya ke wilayah perumahan. Maka dari itu, Syarifah menilai kantong permukiman masih menjadi sumber penggerak kunjungan ke mal.

Selain itu, mal-mal baru yang akan beroperasi hingga 2024 akan memiliki desain yang cukup berbeda, yakni perluasan ruang terbuka di dalam mal. Syarifah menilai perubahan desain tersebut merupakan hasil adaptasi pengusaha pusat perbelanjaan ke arah bisnis yang lebih hijau.

Tingkat kunjungan konsumen akan lebih tinggi kepada properti yang menekankan aspek ramah lingkungan. Dengan kata lain, Syarifah berpendapat ruang terbuka di dalam mal akan meningkatkan tingkat kunjungan ke pusat perbelanjaan.

 Oleh karena itu, Syarifah menyarankan agar pusat perbelanjaan memperbanyak acara bazar dan gerai outdoor untuk meningkatkan kunjungan. Selain itu, Syarifah mendorong pengelola mal untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan ruang mengingat ajang outdoor memiliki karakter pemeliharaan ruang yang berbeda.

Syarifah mendata tingkat okupansi properti ritel pada semester I-2022 naik tipis 1% menjadi 78,52%. Secara umum, tenant yang mengisi mal sejak awal 2022 berasal dari sektor makanan dan minuman, peralatan rumah, elektronika, pakaian olah raga, busana, dan departemen store.

Sebelumnya, VP of Finance 99 Group Indonesia Timothy Alamsyah mengatakan harga properti di Jakarta justru akan tumbuh dengan pemindahan pemerintahan ke IKN Nusantara. Pasalnya, kondisi udara di Ibu Kota akan semakin bersih karena pengurangan jumlah kendaraan, alhasil kondisi lalu lintas akan menjadi kondusif.

“Pemindahan pemerintahan bukan sesuatu yang harus kita takutkan. Menurut saya, Jakarta jadi less crowded dan itu hal yang bagus untuk kenaikan harga properti di Jakarta,” kata Timothy.

 Pusat perbelanjaan di DKI Jakarta kembali menggeliat. Tingkat hunian pusat perbelanjaan di DKI Jakarta diperkirakan akan meningkat ke level 71,2% pada tahun 2022.

Tahun 2021, tingkat hunian pusat perbelanjaan di ibu kota sebesar 70,9%, menurut Colliers International. Peningkatan ini akan mengakhiri tren penurunan yang terlihat setidaknya sejak tahun 2018.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Ekspansi ke Bali Xurya Bidik Lebih Banyak Industri Luar Pulau Jawa Pasang PLTS Atap


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Ekspansi ke Bali Xurya Bidik Lebih Banyak Industri Luar Pulau Jawa Pasang PLTS Atap yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

ILUSTRASI. Tamora Square Bali memasang PLTS Atap dengan kapasitas 86,8 ribu kWH/tahun dan menjadi bangunan komersial pertama di Bali yang gunakan PLTS Atap Xurya

KONTAN.CO.ID – Xurya, startup energi terbarukan yang mempelopori metode Rp0,- dalam pembiayaan PLTS Atap, berhasil melakukan ekspansi ke luar Pulau Jawa di awal tahun 2023 ini. Ekspansi pasar ini merupakan bentuk kontribusi Xurya terhadap upaya pemerintah untuk meningkatkan penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sesuai dengan target Dewan Energi Nasional dalam penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 23 persen pada 2025.

Pulau Bali sendiri menjadi pulau ke-4 bagi Xurya dalam melakukan ekspansi bisnisnya, setelah sebelumnya Xurya berhasil melakukan proyek instalasi atap di Pulau Sumatera, Jawa, dan Sulawesi. Bekerja sama dengan Tamora Square, yaitu sebuah lifestyle hub yang berlokasi di daerah strategis Canggu. Proyek PLTS Atap ini telah diselesaikan pada bulan Februari lalu dan saat ini sudah mulai beroperasi.

Eka Himawan, Managing Director Xurya menjelaskan, “Kami melihat pangsa pasar di luar Pulau Jawa sangat potensial, mengingat Indonesia merupakan negara tropis yang mendapatkan sinar matahari hampir sepanjang tahun. Kerjasama Xurya dengan Tamora Square menjadi langkah awal dalam memperluas jangkauan pasar PLTS Atap di Indonesia, khususnya di luar Pulau Jawa. Kami mengapresiasi dan mendukung komitmen Tamora Square dalam mewujudkan bisnis yang ramah lingkungan serta berkelanjutan, mendukung pemerintah dalam pemanfaatan EBT.”

Sejak awal didirikan, Tamora Square dirancang sebagai sebuah lifestyle hub modern yang unik. Sejalan dengan salah satu visi Tamora yaitu menciptakan urban space yang memiliki banyak ruang hijau, pemasangan PLTS Atap ini diharapkan dapat mempertegas komitmen Tamora dalam mendukung penggunaan energi bersih di Indonesia dan mencapai visi tersebut.

Mark D. Ching, Co-Founder Tamora Square menyampaikan, “Pemasangan PLTS Atap ini merupakan salah satu langkah yang kami ambil untuk mewujudkan visi dari Tamora Square. Kami berkomitmen untuk menghadirkan ruang publik yang berorientasi pada efisiensi dan berkelanjutan.

Memiliki tujuan yang sama dalam mengurangi emisi gas rumah kaca, kami mempercayakan Xurya untuk melakukan instalasi PLTS Atap di Tamora Square. Mengingat Xurya saat ini telah memiliki lebih dari 100 proyek PLTS Atap di Indonesia, kami yakin PLTS Atap yang ada di Tamora Square dapat memiliki kualitas yang baik untuk jangka panjang.”

Penggunaan PLTS Atap di Tamora Square dapat menekan emisi karbon sebesar lebih dari 77,5 ribu kg setiap tahunnya, yang mana setara dengan banyaknya gas CO2 yang diserap oleh lebih dari 1.000 pohon yang berumur 10 tahun atau setara dengan yang dihasilkan oleh  pengisian daya 7,5 juta smartphone dalam setahun. Tamora Square menjadi bangunan komersial pertama di Bali yang menggunakan PLTS Atap Xurya.

Ketertarikan pelaku industri dan bisnis terhadap pemasangan PLTS Atap saat ini semakin meningkat. Selain dapat menekan biaya listrik, penggunaan PLTS Atap juga merupakan bentuk tanggung jawab sosial perusahaan untuk menerapkan efisiensi energi bersih yang berkelanjutan serta berkontribusi terhadap kelestarian lingkungan karena mengurangi produksi CO2.

Hingga saat ini, Xurya telah memiliki lebih dari 130 proyek PLTS Atap yang tersebar di Medan, Palembang, Lampung, Jawa Barat, Banten, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, dan Makassar. Proyek PLTS Atap Xurya telah berhasil memproduksi lebih dari 120 juta kWh energi bersih dan membuat lebih dari 2.900 ketersediaan lapangan pekerjaan hijau.

Tentang Xurya Daya Indonesia

PT Xurya Daya Indonesia (Xurya) adalah perusahaan energi terbarukan yang berbasis di Indonesia dengan visi untuk merevolusi industri energi Indonesia. Xurya mempelopori metode sewa TANPA INVESTASI untuk memberikan insentif kepada perusahaan komersial dan industri untuk beralih ke energi surya.

Xurya bertujuan untuk memudahkan perusahaan menggunakan energi bersih dan terbarukan dengan memberikan one stop service kepada pelanggannya mulai dari desain, studi kelayakan, instalasi, pengoperasian dan pemeliharaan serta pendanaan.

Sampai saat ini, Xurya telah memasang dan mengoperasikan PLTS Atap di lebih dari  100 perusahaan di seluruh Indonesia, dari berbagai industri, seperti cold storage, hotel, logistik pusat perbelanjaan, rumah sakit, kawasan industri, manufaktur (air mineral, baja, ban mobil, benih sayuran, beton, biskuit, cat, consumer goods, keramik,kimia, makanan, tekstil, dll), mulai dari Medan, Palembang, Lampung, Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali dan Makassar.

Tentang Tamora Square

Tamora square adalah sebuah lifestyle hub modern yang unik. Desainnya dibuat sesuai dengan visi Tamora dalam menciptakan “urban space” yang memiliki perpaduan sempurna antara desain unik, lingkungan yang asri, dan kehidupan modern. Konsepnya sendiri menampilkan sebuah taman dan kolam di tengah bangunan yang menjadi ruang bersama yang indah di mana pengunjung dapat bersantai dan menikmati lingkungan yang asri. Semua toko memiliki pemandangan indah yang mengarah ke taman, hal tersebut bertujuan untuk menciptakan rasa lebih terbuka, lebih alami, dan seimbang.

Baca Juga: Xurya Perluas Ekspansi Proyek Instalasi PLTS Atap ke Pulau Bali

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Ekspansi ke Bali Xurya Bidik Lebih Banyak Industri di Luar Pulau Jawa


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Ekspansi ke Bali Xurya Bidik Lebih Banyak Industri di Luar Pulau Jawa yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Rumah-rumah yang menggunakan listrik tenaga suya

Xurya,  startup energi terbarukan yang mempelopori metode Rp0,- dalam pembiayaan PLTS Atap,  melakukan ekspansi ke  Bali, ke Tamora Square, lifestyle hub yang berlokasi di daerah Canggu. Proyek PLTS Atap ini telah diselesaikan pada bulan Februari lalu dan saat ini sudah mulai beroperasi. 

Tamora Square Bali memasang PLTS Atap dengan kapasitas 86,8 ribu kWH/tahun dan menjadi bangunan komersial pertama di Bali yang gunakan PLTS Atap Xurya. Pulau Bali sendiri menjadi pulau ke-4 bagi Xurya dalam melakukan ekspansi bisnisnya, setelah sebelumnya Xurya berhasil melakukan proyek instalasi atap di Pulau Sumatera, Jawa, dan Sulawesi. 

“Pangsa pasar di luar Pulau Jawa sangat potensial, mengingat Indonesia merupakan negara tropis yang mendapatkan sinar matahari hampir sepanjang tahun. Kerjasama Xurya dengan Tamora Square menjadi langkah awal dalam memperluas jangkauan pasar PLTS Atap di Indonesia, khususnya di luar Pulau Jawa. Kami mengapresiasi dan mendukung komitmen Tamora Square dalam mewujudkan bisnis yang ramah lingkungan serta berkelanjutan, mendukung pemerintah dalam pemanfaatan EBT,” ujar Eka Himawan, Managing Director Xurya. 

Sejak awal didirikan, Tamora Square dirancang sebagai sebuah lifestyle hub modern yang unik,   urban space yang memiliki banyak ruang hijau. Pemasangan PLTS Atap ini diharapkan dapat mempertegas komitmen Tamora dalam mendukung penggunaan energi bersih di Indonesia dan mencapai visi tersebut.

“Pemasangan PLTS Atap ini merupakan salah satu langkah yang kami ambil untuk mewujudkan visi dari Tamora Square. Kami berkomitmen untuk menghadirkan ruang publik yang berorientasi pada efisiensi dan berkelanjutan. Memiliki tujuan yang sama dalam mengurangi emisi gas rumah kaca, kami mempercayakan Xurya untuk melakukan instalasi PLTS Atap di Tamora Square. Mengingat Xurya saat ini telah memiliki lebih dari 100 proyek PLTS Atap di Indonesia, kami yakin PLTS Atap yang ada di Tamora Square dapat memiliki kualitas yang baik untuk jangka panjang,” ungkap Mark D. Ching, Co-Founder Tamora Square. 

Penggunaan PLTS Atap di Tamora Square dapat menekan emisi karbon sebesar lebih dari 77,5 ribu kg setiap tahunnya,  setara dengan banyaknya gas CO2 yang diserap oleh lebih dari 1.000 pohon yang berumur 10 tahun atau setara dengan yang dihasilkan oleh  pengisian daya 7,5 juta  smartphone dalam setahun.
  Ketertarikan pelaku industri dan bisnis terhadap pemasangan PLTS Atap saat ini semakin meningkat. Selain dapat menekan biaya listrik, penggunaan PLTS Atap juga merupakan bentuk tanggung jawab sosial perusahaan untuk menerapkan efisiensi energi bersih yang berkelanjutan serta berkontribusi terhadap kelestarian lingkungan karena mengurangi produksi CO2. 

Hingga saat ini, Xurya telah memiliki lebih dari 130 proyek PLTS Atap yang tersebar di Medan, Palembang, Lampung, Jawa Barat, Banten, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, dan Makassar. Proyek PLTS Atap Xurya telah berhasil memproduksi lebih dari 120 juta kWh energi bersih dan membuat lebih dari 2.900 ketersediaan lapangan pekerjaan hijau.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Tantangan Besar Industri Otomotif Nasional di Era Elektrifikasi


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Tantangan Besar Industri Otomotif Nasional di Era Elektrifikasi yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

SOLO, KOMPAS.com – Pemerintah bakal memberikan insentif pada masyarakat untuk membeli kendaraan listrik. Baik untuk motor listrik baru, hasil konversi, mobil listrik, hingga bus listrik.

Kebijakan tersebut disambut baik berbagai pihak, termasuk salah satunya produsen mobil Toyota. Meski tidak terpilih sebagai merek yang mendapatkan insentif, Toyota tetap menyambut baik kebijakan pemerintah.

Justru yang Toyota lihat adalah tantangan besar yang ada di depan mata dalam rangka menyambut era elektrifikasi ini. Mungkin hal ini ada kaitannya dengan status mobil listrik di pasaran yang sebagian besar inden hingga berbulan-bulan.

Direktur Hubungan Eksternal PT TMMIN Bob Azam mengatakan, Toyota menyambut baik upaya pemerintah memberikan insentif untuk pembelian mobil listrik meski Toyota sendiri tidak termasuk yang terpilih.

Baca juga: Elektrifikasi Kendaraan Menjadi Fokus Pemerintah

“Pemerintah kan memang fokusnya ingin mempercepat era elektrifikasi, terlihat dari pemberian insentif yang dilakukan adalah untuk baterai electric vehicle (BEV), namun yang sebenarnya dihadapi saat ini adalah suplai baterai yang tidak ada,” ucap Bob kepada rekan media, Selasa (7/3/2023).

Dia mengatakan proses industri ini sangat bergantung pada suplai baterai, karena produsen mobil tidak bisa berdiri sendiri melainkan harus bekerja sama dengan produsen baterai.

“Melihat kondisi saat ini, baterai masih menjadi komponen yang susah didapat, suplainya lama, maka dari itu yang terpenting adalah mempersiapkan infrastrukturnya seperti komponen mobil listriknya, baterainya dan sejenisnya,” ucap Bob.

Baca juga: Indonesia Berpotensi Maju di Industri Otomotif Lewat Elektrifikasi

Dia juga mengapresiasi adanya seminar yang membahas percepatan elektrifikasi dan salah satu ekosistem yang dibahas adalah baterai, sehingga beberapa pihak menjadi belajar harus mempersiapkan apa dalam menyambut era elektifikasi ini.

“Bagaimana cara mempercepat pengadaan komponen baterai itu salah satu yang penting, Toyota sendiri mengikuti suplainya dari mana, ini kan perusahaan manufaktur otomotif bukan perusahaan baterai, jadi tetap harus bekerja sama,” ucap Bob.

Dia juga mengatakan semua negara sebenarnya ingin langsung bisa memproduksi mobil listrik, tapi kondisi yang membuatnya tidak bisa.

Baca juga: Menuju Era Elektrifikasi, 53 Persen Konsumen di Dunia Pilih Mobil Hybrid

“Di seluruh dunia kan bukan source (sumber) lithiumnya yang tidak ada, tapi (mining) pertambangan lithiumnya yang terbatas,” ucap Bob.

Jadi, baterai bakal menjadi kunci dalam industri otomotif di era elektifikasi ini. Ketika produsen baterai sudah tercipta, suplai baterai tersedia maka era elektifikasi ini akan mudah tercipta dengan melakukan percepatan produksi kendaraan listrik.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Seminar Nasional 100 Tahun Industri Manufaktur Indonesia di ITB Bahas Era Elektrifikasi Kendaraan Bermotor


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Seminar Nasional 100 Tahun Industri Manufaktur Indonesia di ITB Bahas Era Elektrifikasi Kendaraan Bermotor yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

ITB berkesempatan menjadi Perguruan Tinggi Negeri keempat diadakannya acara ini. Kegiatan berlangsung secara luring di Gedung CRCS ITB dan disiarkan secara langsung di YouTube Institut Teknologi Bandung pada Kamis (1/12/2022).

Seminar Nasional seri keempat mengusung tema “Strategi Transisi pengembangan Teknologi Elektrifikasi dan Manajemen Unit In Operation Menuju Net Zero Emission di Indonesia”. Acara dibuka oleh Rektor Institut Teknologi Bandung Prof. Reini Wirahadikusumah, Ph.D., dan secara simbolis Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia Ir. Warih Andang Tjahjono, M.T., Staf Khusus Menko Perekonomian Bidang Pengembangan Industri dan Kawasan I Gusti Putu Surya Wirawan, dan Sekretaris Lembaga Bidang Inovasi Arif Sasongko, S.T, M.T, Ph.D.

Seminar diisi oleh beberapa pembicara yang ahli di bidangnya. ITB diwakili oleh Dr. Agus Purwadi dan Prof. Dradjad Irianto. Sementara dari Toyota, Project General Manager Toyota Daihatsu Engineering & Manufacturing Co., Ltd. Dr. Indra Chandra Setiawan menjadi narasumber.

Selain dicerdaskan melalui seminar, para peserta yang hadir secara luring juga berkesempatan mendapatkan pengalaman mengemudi mobil elektrifikasi. Selain itu, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) juga membuka kesempatan program magang (Internship Toyota) bagi mahasiswa ITB.

Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Ir. Warih menjelaskan bahwa Toyota selalu mengoptimalkan pengembangan sumber daya manusia (SDM) unggul melalui fasilitas terbaru mereka, Toyota Learning Center (TLC). Diharapkan melalui keberadaan TLC, proses transfer teknologi dan keahlian di lingkungan Toyota akan semakin meningkat.

Dalam rangka mewujudkan cita-cita pemerintah Indonesia yakni Net Zero Emission (NZE), Toyota berkomitmen menjadi green company yang berpedoman pada Toyota Environment Management dengan Clean, Right, Comfort, dan Flexibility. Tentunya, industri tidak bisa bergerak sendiri dalam mencapai NZE. Peran universitas sebagai bagian dari triple helix juga penting dalam kolaborasi dan katalisator industri dan pemerintah.  “Kolaborasi triple helix mampu mengantarkan kita ke era elektrifikasi,” ujar Ir. Warih.

Prof. Reini menambahkan bahwa dalam mencapai NZE kita harus memiliki rencana dan strategi yang matang. Eksekusi yang nyata perlu dukungan dari semua pihak di antaranya masyarakat, akademisi, pemerintah, dan industri. ITB memiliki SDM yang ahli dalam hal sumber daya pengembangan teknologi dan inovasi terbaik di Indonesia. Sehingga, ITB selalu siap untuk berdiskusi secara mengerucut dan memperkuat cita-cita bersama.

Arif Sasongko mewakili LPIK juga turut menyambut senang dan apresiasi kerja sama ITB dan PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) melalui acara Seminar Nasional di ITB karena dapat memberikan berbagai pandangan dari berbagai perspektif sehingga tercipta pandangan yang luas untuk menciptakan NZE Tahun 2060.

Putu menjelaskan bahwa bahwa perekonomian Indonesia pada Triwulan III-2022 mencatatkan pertumbuhan yang impresif sebesar 5,72% atau 1,81% dan secara kumulatif 5,40%. Namun dalam sektor manufaktur belum mencapai kestabilan ekonomi seperti sebelum pandemi covid-19 tapi masih terus berupaya untuk mencapainya.

Namun, kontribusi alat angkut terhadap ekonomi Indonesia cukup tinggi di atas 1% terhadap PDB. Hal ini karena Industri manufaktur Indonesia mempunyai basis yang kuat dan rantai pasok yang luas.

Dalam sektor manufaktur, industri dituntut menghasilkan kendaraan ramah lingkungan seperti kendaraan listrik. Namun, terdapat tantangan yang menjadi perhatian bersama yakni jumlah emisi yang dihasilkan selama dioperasikan dan peran lingkungan dalam menciptakan NZE.

Indonesia menyampaikan komitmen pada COP21 untuk mengurangi emisi CO2 29% dengan usaha sendiri, dan mengurangi emisi CO2 41% dengan dukungan internasional hingga tahun 2030. Untuk mendorong komitmen Ketahanan Energi dan Pengurangan Emisi Karbon, Pemerintah Indonesia telah menetapkan Perpres No. 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBL BB)/BEV Untuk Transportasi Jalan.

Kontribusi Toyota dalam menuju era elektrifikasi diwujudkan dalam investasi sebesar Rp27.1 Triliun untuk mendukung realisasi multi-pathway, ekspansi ekspor dan juga pengembangan teknologi baru di era elektrifikasi. Investasi yang dilakukan meliputi electrified vehicle, new model introduction and supply chain devt, IR 4.0 and green manufacturing.

Tahun 2022, Toyota juga telah meresmikan ×EV Center yang diharapkan menjadi pusat fasilitas pembelajaran elektrifikasi, di mana disediakan informasi lengkap tentang setiap jenis mobil elektrifikasi beserta komponen utama dan unit-unit test-drive nya.

Triple helix diperlukan supaya perguruan tinggi bisa melakukan kajian terkait NZE terutama tentang KBLBB. Dalam mewujudkan NZE tidak melulu soal kendaraan listrik, namun peran lingkungan juga harus bisa mendukung NZE dan emisi yang dikeluarkan bisa mengganti emisi yang dikeluarkan oleh satu mobil listrik bukan menambah,” ungkap Staf Khusus Menko Perekonomian Bidang Pengembangan Industri dan Kawasan I Gusti Putu Surya Wirawan Putu.

Reporter: Pravito Septadenova Dwi Ananta (Teknik Geologi 2019)

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Pandangan Toyota Indonesia tentang Industri Hijau di Masa Depan


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Pandangan Toyota Indonesia tentang Industri Hijau di Masa Depan yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.


YOGYAKARTA, KOMPAS.com
– Era elektrifikasi sudah di depan mata. Banyak produsen otomotif berlomba membuat mobil yang mengusung konsep kendaraan ramah lingkungan, mulai hybrid sampai listrik full baterai.

Kendaraan yang menggunakan tenaga listrik atau hybrid diklaim mampu menekan angka emisi gas buang sehingga akan berdampak baik pada lingkungan. Itu sebabnya banyak negara maju mendukung program elektrifikasi ini.

Sayangnya, tidak semua masyarakat setuju bila mobil listrik dikatakan lebih ramah lingkungan pasalnya dalam hal polusi udara, pabrik pembuat baterai atau pembangkit listrik juga masih saja menghasilkan polusi.

Baca juga: Penghargaan Industri Hijau, Riwayat Pengelolaan Sumber Daya

Direktur Hubungan Eksternal PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam mengatakan, elektrifikasi ini merupakan salah satu wujud usaha dalam membangun industri green atau industri yang ramah lingkungan.

“Tidak menutup kemungkinan, tidak hanya mobil listrik saja yang bakal dikembangkan, tapi ada banyak sumber energi yang bisa dijadikan sebagai sumber penggerak atau tenaga pada kendaraan,” ucap Bob kepada Kompas.com, Selasa (31/1/2023).

Dia mengatakan dengan program multi pathway akan banyak kemungkinan yang terjadi khususnya dalam hal menciptakan teknologi yang ramah lingkungan.

Baca juga: Penerapan Industri Hijau Bisa Bikin Perusahaan Lebih Untung

“Ada juga flexy engine, itu kita bisa memproduksi kendaraan dengan etanol, kemudian bio fuel, tidak menutup kemungkinan kita juga akan menggunakan hidrogen untuk sumber energi kendaraan, itu sudah menjadi suatu keniscayaan,” ucap Bob.

Menanggapi isu pembangkit listrik yang menghasilkan polusi, nantinya akan ada pembangkit listrik yang ramah lingkungan.

“Jika bicara keramahan lingkungan, itu orientasinya tidak hanya pada produksi mobil listrik, tapi juga menciptakan pembangkit listrik yang ramah lingkungan, itu penting untuk dipikirkan, kemudian selain green industri, ada juga green economy, green job dan lain sebagainya,” ucap Bob.

Baca juga: Pertamina Kembangkan Green Hydrogen untuk Mewujudkan Klaster Industri Hijau

Perubahan besar tersebut perlu dilakukan menurut Bob, pasalnya tuntutan dunia memang demikian. Jadi, teknologi-teknologi tidak akan berhenti, akan selalu ada pembaharuan demi menjaga ekosistem yang tetap stabil.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Lewat Kerja Sama IndonesiaJepang Kemenperin Ingin Tingkatkan Industri Pendukung Otomotif


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Lewat Kerja Sama IndonesiaJepang Kemenperin Ingin Tingkatkan Industri Pendukung Otomotif yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Pekerja saat menyelesaikan produksi mobil di pabrik Toyota, Jawa Barat (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta – Dalam lawatannya ke Jepang, Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, menginginkan adanya peningkatkan kerja sama antara Indonesia dan Jepang dalam sektor industri pendukung otomotif.

Guna memberikan perjanjian yang menghasilkan, Kementerian Perindustrian, terus melakukan fasilitas kerja sama antara pelaku industri otomotif di Indonesia dan Jepang untuk bersama-sama menghadirkan inovasi produk yang sesuai.

Hal ini direalisasikan melalui penyelenggaraan “Indonesia-Japan Autoparts Business Forum” dalam rangkaian kunjungan kerja Menperin ke Jepang.

“Merupakan suatu kebanggaan untuk melihat begitu banyak perusahaan dari Indonesia dan Jepang yang mengikuti acara ini, menandakan ketertarikan yang besar untuk mengambil peluang yang ada. Tentunya diharapkan dapat membawa dampak yang luas bagi perekonomian,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di acara tersebut yang berlangsung di Nagoya, Jepang, Senin (27/6).

Dalam pemaparannya tersebut, Agus Gumiwang, menyampaikan bahwa dari sekitar 30.000 jenis komponen atau parts untuk mobil, sebesar 15% atau 4.500 jenis komponen berpeluang dipasok dari IKM.

Melihat jumlahnya belum memenuhi kebutuhan tersebut, pemeritah berharap melalui pertemuan ini dapat mengenalkan kemampuan IKM komponen otomotif Indonesia yang lebih baik lagi. Pemerintah bertekad mempromosikan IKM komponen otomotif dan menjadikannya prioritas strategis dalam rantai pasokan otomotif global.

“Kualitas produk IKM di Indonesia, khususnya otomotif, tidak perlu diragukan. Produk-produk IKM telah memperoleh sertifikat seperti ISO 9001, ISO 14001, ISO18001, dan lainnya,” jelas Menperin.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Mobil baru dan mobil bekas melonjak harganya di AS, menekan jumlah pembeli mobil. Lagi-lagi akibat varian Delta yang menghambat jalur distribusi, terutama bagi chip semikonduktor yang banyak diproduksi di Asia. Raksasa-raksasa otomotif AS pun akhirny…

Berharap IKM Dapat Tumbuh Lebih Signifikan

Pada forum tersebut, Menperin mengemukakan, industri alat angkutan mengalami kinerja gemilang pada triwulan I tahun 2022 dengan mampu tumbuh dua digit, yakni 14,2%. Capaian ini melampaui pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,01%.

“Sebagai kontributor utama PDB industri alat angkutan,di Indonesia saat ini telah terdapat 21 perusahaan industri kendaraan bermotor roda empat, dengan kapasitas produksi sebesar 2,35 juta unit per tahun,” sebutnya.

Industri otomotif di Indonesia telah menyerap tenaga kerja langsung hingga 38 ribu orang, serta lebih dari 1,5 juta orang yang bekerja di sepanjang rantai nilai sektor tersebut, termasuk industri kecil dan menengah (IKM).

“Di samping itu, pangsa pasar ekspor produk otomotif untuk kendaraan roda empat atau lebih termasuk komponen telah mencapai lebih dari 80 negara dengan kinerja pada periode Januari-Mei 2022 tercatat sebanyak 158 ribu unit kendaraan CBU, 40 ribu set CKD, dan 50 juta pieces komponen,” imbuhnya.

Indonesia ditargetkan menjadi pemain global di sektor otomotif dan sebagai hub ekspor kendaraan bermotor untuk kendaraan berbasis bahan bakar (internal combustion engine/ICE) dan kendaraan listrik(EV).

“Kami meyakini bahwa kolaborasi dan koordinasi seluruh stakeholders sangat penting, terutama dalam hal peningkatan efisiensi produksi dan daya saing produk melalui implementasi industri 4.0,” ujarnya.

Infografis bulu tangkis. (Liputan6.com/Abdillah)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Industri Otomotif Indonesia Mobil Listrik dan ICE Berjalan Beriringan


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Industri Otomotif Indonesia Mobil Listrik dan ICE Berjalan Beriringan yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

JAKARTA, KOMPAS.com – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memastikan kendaraan bermotor dengan teknologi pembakaran dalam (internal combustion engine/iCE) alias mobil konvensional masih akan tetap diproduksi di Indonesia kendati era elektrifikasi tengah didorong.

Pasalnya, industri otomotif Indonesia memiliki kontribusi besar terhadap penjualan, produksi, dan ekspor di Indonesia. Artinya, kedua jenis mobil itu akan berjalan beriringan setidaknya sampai 2035 mendatang.

Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arif mengtakan, target atau peta jalan (roadmap) industri kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) yang sudah disusun akan terus diupayakan.

Baca juga: Konversi Motor Konvensional Jadi Listrik, Ini Syaratnya

“Kemenperin berkomitmen mendukung upaya transformasi kendaraan listrik, (khususnya pada Inpres Nomor 7 tahun 2022). Hal ini sejalan dengan peta jalan pengembangan KBLBB yang telah disusun,” kata Febri dalam keterangannya, Selasa (20/9/2022).

Sesuai dengan Inpres tersebut, lanjut Febri, Kemenperin mendapatkan tugas untuk melakukan percepatan produksi berbagai jenis KBLBB, baik sepeda motor maupun kendaraan bermotor roda empat atau lebih sebagai upaya memenuhi kebutuhan transformasi.

Adapun dalam peta jalan Kemenperin, disebutkan pada 2025 total KBLBB di Indonesia akan mencapai 400.000 unit atau 25 persen dari total produksi kendaraan bermotor roda empat yang akan mencapai 1,6 juta unit.

Sedangkan pada tahun 2035, kendaraan listrik roda empat ditargetkan mampu memasuki total produksi 1 juta unit dan 3,22 juta KBLBB untuk roda dua. Artinya, presentasi total KBLBB akan terus meningkat bila dibandingkan dengan jumlah kendaraan ICE.

“Target tersebut diharapkan dapat menghemat penggunaan bahan bakar fosil dan menurunkan emisi CO2 hingga 12,5 juta barel/4,6 juta ton untuk roda empat atau lebih dan 4 juta barel per 1,4 juta ton CO2 untuk sepeda motor,” ujar Febri.

Baca juga: Destinasi Wisata Indonesia Bakal Gunakan Kendaraan Listrik

Ia menambahkan, hingga saat ini, telah terdapat empat perusahaan bus listrik, tiga perusahaan mobil listrik, serta 31 perusahaan roda dua dan roda tiga listrik dengan total investasi sebesar Rp 1,872 Triliun.

Kapasitas produksi kendaraan listrik per tahun di Indonesia saat ini mencapai 2.480 unit bis, 14.000 unit mobil listrik, serta 1,04 juta unit untuk kendaraan roda dua dan roda tiga listrik.

“Dari tahun 2017 sampai 2021, pendaftaran KBLBB di Kementerian Perhubungan selalu mengalami peningkatan tiap tahun. Terakhir pada 2021 meningkat sebanyak 360 persen dari 2020,” jelasnya.

Selain itu, industri otomotif di Indonesia terbukti telah menyerap tenaga kerja langsung hingga 38.000 orang, serta lebih dari 1,5 juta orang yang bekerja di sepanjang rantai nilai sektor tersebut, termasuk industri kecil dan menengah (IKM).

Baca juga: Menteri ESDM Sebut Pakai Motor Listrik Bisa Lebih Hemat

Adapun kendaraan ICE juga menunjukkan angka ekspor yang tinggi. Hingga Agustus 2022, ekspor kendaraan konvensional mencapai 285.941 unit, dari total produksi sebesar 920.376 unit.

Sementara itu, pangsa pasar ekspor produk otomotif untuk kendaraan roda empat atau lebih, termasuk komponen, telah mencapai lebih dari 80 negara.

“Baru-baru ini, industri otomotif di Tanah Air melakukan ekspor ke Australia yang terkenal memiliki spesifikasi yang ketat,” ujar dia lagi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Insentif Fiskal Dorong Pertumbuhan Industri


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Insentif Fiskal Dorong Pertumbuhan Industri yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada Forum Diskusi The Opportunity Behind Indonesia 4.0.

Pemerintah terus berupaya memformulasikan skema insentif fiskal yang lebih menarik sesuai kebutuhan pelaku usaha saat ini. Fasilitas perpajakan dinilai mampu meningkatkan investasi sekaligus memacu pertumbuhan di sektor industri manufakur.

“Insentif fiskal diperlukan dalam upaya mendorong investasi dan pertumbuhan sektor manufaktur,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, (30/9/2018). Apalagi, menurutnya, gairah pelaku industri nasional untuk ekspansif sedang bagus lantaran didukung kebijakan pemerintah yang pro-bisnis.

Menperin menyampaikan, beberapa insentif yang tengah ditunggu para pengusaha, antara lain adalah super deductible tax dan aturan terkait pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM). “Insentif super deductible tax akan diberikan kepada industri yang terlibat dalam program pendidikan vokasi serta melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan (litbang) untuk menghasilkan inovasi,” jelasnya.

Kementerian Perindustrian telah mengusulkan skema super deductible tax kepada Kementerian Keuangan. Bagi industri yang melakukan pelatihan dan pendidikan vokasi akan diberikan pengurangan pajak sebesar 200 persen, sedangkan industri yang melakukan kegiatan litbang atau inovasi mendapat pemotongan pajak sebesar 300 persen. “Penerapan super deductible tax sejalan dengan inisiatif di dalam roadmap Making Indonesia 4.0. Artinya, pemberian fasilitas ini selain melengkapi insentif fiskal tax allowance dan tax holiday, akan mengakselerasi industri manufaktur nasional agar siap menuju revolusi industri 4.0,” paparnya.

Kemenperin juga telah mengusulkan harmonisasi skema PPnBM untuk mobil sedan dan kendaraan listrik, dengan menurunkan sampai menghapuskan tarifnya. Upaya ini guna mendongkrak produktivitas industri otomotif nasional supaya dapat memenuhi kebutuhan pasar domestik hingga ekspor. “Kami sedang menggenjot produksi sedan untuk memperluas pasar ekspor. Apalagi industri otomotif memang berorientasi ekspor dan prioritas dalam penerapan revolusi industri 4.0. Kami juga sedang fokus pada pengembangan produksi kendaraan listrik,” ungkapnya.

Dalam skema baru ini, perhitungan PPnBM tidak lagi berbasis tipe kendaraan, ukuran mesin, dan peranti penggerak. Pajak akan diperhitungkan berdasarkan hasil pengujian emisi karbondioksida (CO2) dan volume silinder (ukuran mesin). Batas emisi terendah, yakni 150 gram per kilometer dan tertinggi 250 gram per kilometer. Adapun PPnBM yang berlaku 0-50 persen.

Semakin rendah emisi dan volume mesinnya, pajak yang dibayarkan semakin murah. Pemerintah juga akan memberikan perlakuan khusus berupa pajak yang lebih rendah untuk kendaraan komersial serta kendaraan yang masuk program emisi karbon rendah (low carbon emission vehicle/LCEV) dan kendaraan bermotor hemat bahan bakar dan harga terjangkau (KBH2). PPNBM yang berlaku 0-30 persen.

Di samping itu, Airlangga menyampaikan, pemerintah akan mengeluarkan skema mini tax holiday bagi investor dengan nilai investasi di bawah Rp500 miliar. Dalam aturan itu, rencananya investor diberikan diskon pajak penghasilan (PPh) sebesar 60 persen. “Insentif ini diharapkan dapat menumbuhkan sektor industri kecil dan menengah (IKM),” tuturnya.

Menperin optimistis, apabila insentif-insentif fiskal tersebut dapat dimanfaatkan oleh para pelaku usaha di dalam negeri, pertumbuhan industri manufaktur sebesar 5 persen pada tahun 2019 dapat tercapai. Sektor unggulan yang akan menopang pertumbuhan manufaktur pada tahun depan, antara lain industri makanan dan minuman, kimia, tekstil dan produk tekstil, alas kaki, serta kosmetika.

Pasalnya, pertumbuhan industri tersebut rata-rata di atas pertumbuhan ekonomi Indonesia. “Selama ini industri manufaktur berperan penting menjadi tulang punggung perekonomian nasional, karena memberi efek yang luas bagi peningkatan nilai tambah, penyerapan tenaga kerja, penambahan pajak dan cukai, serta penerimaan devisa dari ekspor,” sebutnya.

Kemenperin mencatat, industri pengolahan nonmigas masih menunjukkan kinerja yang positif, di mana pada triwulan II tahun 2018 tumbuh hingga 4,41 persen atau lebih tinggi dibandingkan capaian di periode yang sama tahun lalu sebesar 3,93 persen. Bahkan, sektor manufaktur konsisten menjadi kontributor terbesar bagi Produk Domestik Bruto (PDB) nasional, yang tercatat di angka 19,83 persen.

Selanjutnya, industri memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan nilai investasi pada semester I-2018. Jumlah penanaman modal dari kelompok manufaktur mencapai Rp122 triliun melalui 10.049 proyek atau menyumbang 33,6 persen dari total nilai investasi sebesar Rp361,6 triliun.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Indonesia Bakal Kembangkan Industri Baterai Kendaraan Listrik


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Indonesia Bakal Kembangkan Industri Baterai Kendaraan Listrik yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memastikan bahwa Indonesia akan semakin gencar untuk mengembangkan ekosistem baterai kendaraan listrik pada tahun 2023.

Hal tersebut sejalan dengan upaya pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai pemain utama dalam era elektrifikasi seraya mencapai Net Zero Emission pada 2060.

“Presiden juga telah menegaskan pengembangan hulu-hilir dari Electric Vehicle (EV) Battery sampai dengan industri otomotif berbasis EV,” kata AIrlangga disitat dari YouTube Sekertariat Presiden dalam Sidang Kabinet Paripurna, Selasa (6/12/2022).

Baca juga: Kemenperin Percepat Bangun Ekosistem Industri Semikonduktor

Dikatakan juga bahwa insentif perlu diberikan agar memastikan perkembangan optimal serta tepat sasaran. Sekaligus, merangsang para investor untuk turut ikut mengakselerasi era elektrifikasi.

“Perencanaan roda empat, roda dua, maupun perencanaan ekosistem dan insentif perlu diberikan agar memastikan investasinya masuk. Ini akan menjadi andalan ekonomi nasional ke depan,” kata Airlangga.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar adanya pendalaman terhadap berbagai komoditas utama di baterai kendaraan listrik seperti bauksit, aluminium, maupun nikel.

Seiring dengan hal tersebut, ia yakin bahwa industri otomotif global akan menyerbu Indonesia. Mereka akan berinvestasi di Indonesia untuk membeli baterai kendaraan listrik yang dibuat di dalam negeri.

Baca juga: Cerita Pengalaman Mahasiswa Brawijaya Kunjungi Pabrik Mobil di Inggris

“Begitu ini jadi, saya sampaikan kepada Menko Marinves, kepada Menteri Investasi, tidak usah ke mana-mana mau marketing soal investasi. Mereka yang akan datang ke kita. Percaya saya. Mereka yang akan datang ke kita, untuk mencari, untuk beli baterai EV kita,” kata dia pekan lalu.

Tidak hanya baterai kendaraan listrik, bahkan jika eksosistemnya terwujud di Indonesia, dari sasis sampai baterai akan menggunakan material dari dalam negeri. Sehingga tingkat TKDN suatu kendaraan bakal semakin besar.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.