Volkswagen Mulai Bangun Pabrik Baterai Mobil Listrik di Luar Eropa


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Volkswagen Mulai Bangun Pabrik Baterai Mobil Listrik di Luar Eropa yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

REPUBLIKA.CO.ID,WOLSFBURG–Volkswagen memilih negara Kanada untuk membangun pabrik sel baterai pertamanya di luar Eropa. Produsen mobil asal Jerman tersebut mengincar insentif  untuk mobilnya dari pemerintah Kanada dan AS sejalan dengan rencana Volkswagen melokalkan rantai produksi kendaraan listriknya di wilayah tersebut.

Seperti dilaporkan Reuters pada Senin (13/3/2023) VW  tidak merinci besarnya investasi atau kapasitas pabrik tersebut. Tetapi anggota dewan direksi VW Thomas Schmall mengatakan pada bulan Agustus perusahaan menargetkan kapasitas 20 gigawatt-hour (GWh)di lokasi pertamanya di Amerika Utara.

Volkswagen AG mengonfirmasi  pada Desember 2022 sedang mencari lokasi untuk pabrik di Kanada setelah menandatangani nota kesepahaman dengan negara tersebut enam bulan sebelum mengamankan akses ke bahan mentah utama untuk baterai.

Kanada, yang memiliki sektor pertambangan besar untuk mineral termasuk litium, nikel, dan kobalt, sedang mencoba merayu perusahaan yang terlibat di semua tingkat rantai pasokan mobil listrik (EV) melalui dana teknologi hijau bernilai miliaran dolar AS untuk melindungi masa depan manufakturnya saat dunia berupaya mengurangi emisi karbon.

Raksasa bahan kimia BASF setahun yang lalu juga mengamankan investasinya di Kanada untuk rencana fasilitas material baterai guna melayani pasar kendaraan listrik dengan lebih baik di AS dan Meksiko.

Ini juga mencerminkan upaya perusahaan Eropa untuk memperluas kehadiran mereka di Amerika Serikat, yang ingin memanfaatkan Undang-Undang Pengurangan Inflasi (IRA) yang diluncurkan tahun lalu oleh pemerintahan Presiden AS Joe Biden.

Mobil dengan baterai dari lokasi Volkswagen yang direncanakan, juga akan memenuhi syarat untuk subsidi IRA, yang dialokasikan untuk kendaraan dengan baterai yang dibuat dengan proporsi mineral kritis minimum yang diekstraksi atau diproses di Amerika Serikat atau negara dengan perjanjian perdagangan bebas AS, atau daur ulang di Amerika Utara. Departemen Keuangan AS akan merilis detail panduan ini pada bulan Maret. 

Volkswagen telah lama menyiapkan rantai pasokan regional di Eropa, Amerika Utara, dan China untuk produksi EV mengingat tingginya biaya transportasi dan logistik, risiko rantai pasokan, dan ketegangan geopolitik.

sumber : reuters/firkah fansuri

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Schneider targetkan netralitas karbon di pabrik Cikarang pada 2025


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Schneider targetkan netralitas karbon di pabrik Cikarang pada 2025 yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Cikarang (ANTARA) – Schneider Electric Indonesia mempertegas komitmen terhadap program berkelanjutan dengan menargetkan netralitas karbon atau emisi nol bersih pada tahun 2025 di pabrik pintar mereka di Cikarang, Jawa Barat.

“Targetnya kita 2025 sudah zero carbon operation di Cikarang. Sekarang baru 20 persen (mengonsumsi energi listrik dari tenaga surya), targetnya 2025 kita 100 persen,” ungkap Direktur pabrik Schneider Electric Cikarang Rudy Granet saat dijumpai di pabrik Cikarang, Jawa Barat, Kamis.

Rudy mengatakan mereka membuat green energy, enegi hijau, yang ramah lingkungan.

“Saat ini kami menggunakan panel surya. Kapasitasnya itu kira-kira 200 kwp. Itu sama kira-kira dengan 20 persen total konsumsi listrik kita atau kita bisa mengurangi kira-kira 181 ton Co2 per tahun,” kata Rudy.

Baca juga: 3 Indonesia gandeng Schneider Electric modernisasi tiga pusat data

Sebagai upaya berkelanjutan, Rudy juga menyampaikan bahwa pabrik pintar Cikarang menerapkan efisiensi air. Mereka melakukannya dengan menampung penggunaan air wudhu di pabrik tersebut, kemudian menggunakannya untuk menyiram tanaman.

Target netralitas karbon tersebut juga diwujudkan dengan pemanfaatan energi terbarukan sebagai sumber energi listrik di pabrik pintar Cikarang. Selain itu, Schneider juga menerapkan green supply chain seperti mengurangi air freight ratio di sektor logistik dan program 3R (reduce, reuse, recycle) di sektor kemasan produk hingga dapat mencapai zero waste dalam pengelolaan sampah.

“Yang kita lakukan adalah green supply chain. Itu adalah tentang bagaimana sistem supply chain kita tidak menghasilkan banyak Co2. Contohnya kita mengurangi yang namanya air freight. Kalau kita kirim pakai udara kan pesawat itu banyak menghasilkan Co2. Jadi kita kontrol. Kalau bisa semaksimal mungkin pengiriman digabung jadi satu, dikirim lewat laut,” kata Rudy menjelaskan.

Schneider Electric Indonesia merupakan perusahaan asal Prancis yang bergerak pada transformasi digital dalam pengelolaan energi dan otomasi. Saat ini, pabrik pintar Cikarang mempekerjakan 800 karyawan.

Schneider Electric Cikarang merupakan pabrik perakitan panel dengan spesifikasi khusus untuk berbagai macam produk mulai dari peralatan listrik bertegangan rendah hingga menengah.

Baca juga: Schneider Electric Indonesia kembali selenggarakan EEPC


Baca juga: Schneider Electric dukung pengembangan pusat data berkelanjutan


Baca juga: EVLink, alat pengisian daya mobil listrik dari Schneider

Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Natisha Andarningtyas
COPYRIGHT © ANTARA 2023

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Pabrik EV Charger di Indonesia Siap Dibangun


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Pabrik EV Charger di Indonesia Siap Dibangun yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA — Pemerintah Indonesia menargetkan dua juta unit mobil listrik bisa diproduksi pada tahun 2025 dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN). 

Demi mendukung upaya transisi energi di Indonesia, Utomo SolaRUV, melalui PT Utomo Juragan Atap Surya Indonesia, perusahaan penyedia solusi energi terbarukan, melakukan berbagai terobosan di antaranya dengan menggandeng perusahaan penyedia solusi EV Chargers dan Charging Systems terkemuka di Asia Tenggara, Charge+. 

Penandatanganan nota kesepahaman dilaksanakan pada B20 Investment Forum dan Net Zero Summit  sebagai rangkaian B20 Sideline Event menuju KTT G20, di ruang Kintamani, Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Bali, Jumat (11/11). Utomo SolaRUV diwakili oleh Anthony Utomo, selaku Managing Director Utomo SolaRUV. Sedangkan, Charge+ diwakili oleh CEO Charge+, Goh Chee Kiong.

“Sejalan dengan visi kami mendukung dekarbonisasi industri dan demokratisasi mobilitas dengan energi bersih untuk masyarakat Indonesia, kami menyambut baik kerja sama dengan Charge+ untuk produksi EV Chargers dan Charging Systems sistem pengisian baterai mobil listrik di Indonesia,” ujar Anthony Utomo yang juga B20 Energy, Sustainability & Climate Change Task Force Member, dalam siaran pers, Sabtu (12/11).

Menurut Anthony, kerja sama tersebut akan memperkuat ekosistem untuk akselerasi transisi energi di tanah air sekaligus transfer teknologi dari Charge+ yang sudah berpengalaman di Singapura mengelola ribuan stasiun pengisian mobil listrik. ”Karena itu pengguna tidak perlu khawatir akan after sales service dan back end support di tanah air. SolaRUV sangat optimis dan bangga bisa membawa teknologi dunia ke ekosistem dekarbonisasi di Indonesia,” lanjutnya.

Sejalan dengan visi Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) pemerintah Indonesia, Charge+ menargetkan setidaknya 10 ribu titik pengisian daya pada tahun 2030 melalui rangkaian solusi terintegrasi, mencakup pengisi daya ultra-tipis, smart charging software, dan model bisnis inovatif.  

“Pemerintah Indonesia telah menyampaikan target yang menarik untuk elektrifikasi sektor transportasinya. Charge+ sebagai pelaku industri pengisian kendaraan listrik terkemuka di Asia Tenggara, sangat bangga bermitra dengan Utomo SolaRUV, perusahaan dengan visi demokratisasi energi bersih untuk berinvestasi di proses produksi EV charger di Indonesia. Investasi ini adalah langkah awal yang sangat penting untuk berkontribusi dalam transisi kendaraan listrik dan pengembangan ekonomi bersih di Indonesia” ujar Goh Chee Kiong, CEO Charge+.

Sebelumnya, Utomo SolaRUV memasang panel surya di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) milik PT PLN di Denpasar Selatan, Bali. Melalui kerja sama investasi senilai 20 juta dolar AS ini, Utomo SolaRUV bersama Charge+ akan membangun fasilitas produksi untuk EV Chargers dan Charging Systems kendaraan listrik di Pandaan, Jawa Timur dan pengembangan bisnis di Indonesia.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Pabrik baru Ford targetkan produksi 500000 truk listrik per tahun


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Pabrik baru Ford targetkan produksi 500000 truk listrik per tahun yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Jakarta (ANTARA) – Ford Motor menargetkan untuk memproduksi hingga 500.000 truk listrik per tahun di kompleks BlueOval City yang sedang dibangun di Tennessee, Amerika Serikat.

Dilaporkan Reuters pada Jumat (24/3), BlueOval City akan merakit beberapa versi pikap listrik F-series generasi berikutnya, yang oleh perusahaan disebut Project T3.

CEO Ford Jim Farley mengatakan produksi akan dimulai dalam waktu sekitar 30 bulan, atau pada musim gugur 2025.

Baca juga: Tiga perusahaan tarik 28.643 kendaraan karena suku cadang rusak

Ia mengatakan, Pabrik Stanton di Memphis adalah bagian dari rencana Ford untuk memiliki kapasitas produksi EV global sebesar 2 juta kendaraan per tahun pada akhir 2026.

Sebuah video menggambarkan pikap listrik baru sebagai “sekuel F150 Lightning” yang saat ini dibangun di dekat markas Ford di Dearborn, Michigan, dan didasarkan pada pickup F-series bermesin pembakaran standar.

Ford mengatakan BlueOval City akan memiliki jejak perakitan umum yang 30 persen lebih kecil dari pabrik perakitan tradisional, dengan kapasitas produksi yang lebih tinggi.

Sebagian besar pabrik mobil saat ini dirancang untuk membangun 250.000-300.000 kendaraan per tahun.

Pickup Project T3 Ford sedang dikembangkan pada arsitektur truk EV khusus baru.

Pabrikan mengatakan bahwa platform baru, yang membawa penunjukan internal TE1, juga akan mendukung SUV listrik ukuran penuh pada tahun 2026 yang dapat melengkapi atau menggantikan Ford Expedition dan Lincoln Navigator saat ini.

Kawasan BlueOval City sendiri bernilai 5,6 miliar dolar AS, yang sedang dikembangkan bersama dengan mitra Korea SK On.

Di lokasi ini juga akan memiliki pabrik baterai yang mampu memproduksi cell senilai lebih dari 40 gigawatt hours, di mana jumlah tersebut cukup untuk pasokan hingga setengah juta EV per tahun.

Baca juga: Ford Ranger Wildtrak X debut di Australia sebagai Baby Raptor

Baca juga: Ford tingkatkan produksi penuhi permintaan

Baca juga: McLaren pertimbangkan usung powertrain Red Bull pada 2026

Pewarta: Adimas Raditya Fahky P
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Misterius Pabrik Jepang Masih Ogah Jualan Mobil Listrik


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Misterius Pabrik Jepang Masih Ogah Jualan Mobil Listrik yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Jakarta, CNBC Indonesia – Satu per satu pabrikan mobil mulai menatap kendaraan elektrifikasi. Setelah pabrikan asal Korea Selatan Hyundai dan Pabrikan China Wuling mulai jor-joran untuk menggarap kendaraan ini. Terbaru Toyota pun dikabarkan bakal merilis mobil elektrifikasi, memang bukan langsung Battery Electric Vehicle (BEV), melainkan Hybrid.

Toyota dikabarkan bakal meluncurkan Innova Hybrid sebagai pengganti Kijang Innova Diesel. Informasi ini terungkap dari tenaga penjual di Diler Toyota. Namun, pihak agen pemegang merk (APM) belum bisa berbicara banyak.

“Saya belum bisa komen untuk future product strategy,” kata Direktur Marketing PT Toyota Astra Motor (TAM) Anton Jimmy Suwandi kepada CNBC Indonesia, Kamis (22/9/22).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Tanda-tanda munculnya kendaraan elektrifikasi Toyota terlihat sejak Indonesia Internasional Motor Show (IIMS) 2022 Maret lalu, dimana kala itu TAM secara mengejutkan menampilkan Toyota Kijang Innova EV.

Memamerkan kendaraan listrik juga dilakukan agen pemegang merk lain, salah satunya Daihatsu. Pada ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2022 lalu, Daihatsu menampilkan mobil konsep Ayla EV.

Meski sudah terlihat gagah dari eksteriornya, namun Daihatsu belum bisa memastikan kapan bakal merilis mobil ini. Padahal, progres pengembangannya terus terlihat. Dimulai 2020 dengan riset, pengembangan detail lanjut di 2021 dan desainnya di 2022 ini.

“Ini merupakan konsep car kita masih studi, begitu selesai nanti akan kita kasih tahu. Kita selesaikan proses studi terlebih dahulu. Kapan selesainya? Begitu selesai nanti kita kasih tahu,” kata Direktur Marketing PT ADM, Sri Agung Handayani di GIIAS lalu.

Honda juga mengumumkan akan memperkenalkan dua model hybrid baru di Indonesia pada tahun 2023. Kedua model tersebut akan mengusung teknologi e:HEV, yaitu sistem hybrid terdepan dari Honda yang memberikan efisiensi bahan bakar lebih baik, emisi yang lebih bersih, namun dengan performa sporty yang menjadi ciri khas seluruh mobil Honda.

Tak hanya itu, setelah memperkenalkan dua model e:HEV tersebut, Honda terus memperkenalkan model berbasis listrik lainnya, termasuk model yang akan diproduksi secara lokal di Indonesia.

“Sementara untuk mendukung terwujudnya visi elektrifikasi Honda di Indonesia, kami menampilkan berbagai model hybrid yang akan menjadi teknologi yang kami fokuskan saat ini sebagai transisi menuju era elektrifikasi,” kata kata Kotaro Shimizu, President Director PT Honda Prospect Motor.

Adapun pabrikan Jepang yang sudah lebih dulu mencuri start dalam penjualan mobil listrik adalah Suzuki. Melalui APM PT Suzuki Indomobil Sales, mereka resmi meluncurkan All New Ertiga Hybrid pada Jumat (10/6/22) lalu di Atrium Mall Kelapa Gading 3.

“Harga All New Ertiga Hybrid mulai dari Rp 270,3 untuk tipe GX transmisi manual hingga tertinggi Rp 292,3 juta untuk All New Ertiga Hybrid Suzuki Sport transmisi matic. Harga perkenalan ini sampai Agustus 2022,” kata Hady Surjono Salim Deputy Sales and Marketing Director PT Suzuki Indomobil Sales (SIS).

[Gambas:Video CNBC]

Yang Mau Cari Mobil-Motor Listrik Baru, Bisa Datang ke Sini!

(hoi/hoi)


Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Karawang Lokasi Pabrik Kendaraan Listrik Pertama di Asia Tenggara Ini Fasilitasnya


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Karawang Lokasi Pabrik Kendaraan Listrik Pertama di Asia Tenggara Ini Fasilitasnya yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

JAKARTA, KOMPAS.com – Karawang New Industry City (KNIC) terpilih menjadi lokasi pabrik baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) pertama di Asia Tenggara. 

Pabrik baterai ini dibangun oleh PT HKML Battery Indonesia yang merupakan perusahaan konsorsium LG Energy Solution, Hyundai Mobis, Hyundai Motor Company, dan KIA Corporation.

Menempati area seluas 319.000 meter persegi, pabrik ini ditargetkan menghasilkan kapasitas produksi hingga 10 Giga Watt per hour (GWh) baterai pada tahap pertama.

“Pembangunan ini akan menjadi pabrik baterai EV pertama di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara,” kata Presiden Joko Widodo (Jokowi), saat peresmian.

Baca juga: Siap Layani Pelaku Industri, KNIC Perluas Area 200 Hektar di Karawang

Jokowi menjelaskan, Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia.

Dalam tiga hingga empat tahun ke depan melalui manajemen yang baik, pengelolaan yang baik, Indonesia akan menjadi produsen utama produk-produk barang jadi berbasis nikel seperti baterai lithium, baterai listrik, dan baterai kendaraan listrik. 

“Pengembangan industri baterai juga akan meningkatkan daya tarik Indonesia sebagai negara tujuan investasi dari industri turunan yang menggunakan baterai, seperti investasi motor listrik, bus listrik, dan industri mobil listrik,” ujarnya. 

Sementara itu, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, total nilai investasi LG Energy Solution untuk industri sel baterai kendaraan listrik terintegrasi mencapai 9,8 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 142 triliun. 

Dari total investasi tersebut, 1,1 miliar dolar AS atau sebesar Rp 15,6 triliun di antaranya akan digunakan untuk pengembangan pabrik baterai EV di KNIC.

“Kemitraan ini juga akan melibatkan konsorsium baterai BUMN PT Industri Baterai Indonesia (IBC) di dalam seluruh rantai pasoknya, serta usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) sesuai amanat UU Cipta Kerja,” ujarnya. 

Baca juga: Gandeng XL Axiata, Suryacipta Kembangkan Jaringan Fiber Optik di Karawang

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Hyundai dan LG Siap Bikin Pabrik Battery Pack di Indonesia


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Hyundai dan LG Siap Bikin Pabrik Battery Pack di Indonesia yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Seoul, Korea Selatan — Hyundai Motor Group berencana mendirikan pabrik battery pack Hyundai Energy Indonesia untuk kendaraan listrik dengan tujuan mengamankan stabilitas pasokan baterai di ASEAN.

Pembangunan Hyundai Energy Indonesia rencananya akan dimulai pada semester pertama 2023 mendatang.

Sementara Hyundai Motor Group berencana memulai produksi massal battery pack pada semester kedua 2024.

Pabrik tersebut nantinya akan memasok kebutuhan battery pack dan sistem untuk kendaraan baterai.

Sel baterainya pun akan diproduksi secara lokal untuk dipasok ke model-model kendaraan listrik yang dibuat di Tanah Air.

Guna merealisasi hal tersebut, Hyundai Energy Indonesia menjalin kerja sama dengan LG Energy Solution Ltd.

Diharapkan dengan adanya pabrik battery pack ini bisa melengkapi ekosistem elektrifikasi yang dimiliki oleh Hyundai Motor Group di Indonesia.

Lebih lanjut Hyundai menjelaskan, saat pabrik sel baterai dan battery pack tersebut sudah beroperasi pada 2024, bebas pajak ekspor untuk Battery Electric Vehicle (BEV) buatan lokal ke ASEAN akan sangat memungkinkan.

Salah satu tujuan Pemerintah, dalam hal ini, pajak barang mewah HEV akan naik dari 6% menjadi 10% sehingga mampu membantu percepatan pertumbuhan pasar kendaraan listrik di Indonesia.

Pabrik Hyundai. (Foto: Hyundai)

Sebelumnya Hyundai Motor Group dan LG Energy Solution bekerja sama dalam investasi pabrik sel baterai di Karawang, Jawa Barat.

Pabrik tersebut disiapkan untuk menghasilkan 10 GWh NCMA sel baterai lithium-ion setiap tahunnya yang akan mendukung lebih dari 150.000 BEV.

Pemilihan Indonesia untuk menjadi lokasi pabrik baterai pun juga memiliki alasan kuat.

Hyundai menilai Indonesia memiliki potensi besar yang dibutuhkan untuk menjadi pemain penting dalam industri kendaraan listrik global.

Tak hanya itu, Tanah Air tercinta juga menjadi negara dengan sumber daya nikel dan kobalt terbesar di dunia yang mana bahan tersebut merupakan bahan baku utama baterai BEV.

Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki semua sumber daya yang dibutuhkan untuk memproduksi BEV sekaligus memperkuat posisinya sebagai salah satu pemain penting di era elektrifikasi dunia.

Penulis: Rizen Panji
Editor: Dimas

Download Aplikasi Carmudi untuk Dapatkan Deretan Mobil Baru & Bekas Terbaik serta Informasi Otomotif Terkini! 

Pikirannya selalu dipenuhi oleh mobil buatan asal Jerman, Swedia, dan Prancis dengan tahun produksi di bawah 2000. Jangan lupa, mesin yang bersemayam di dalam kap mesin tentunya harus 6 silinder guna memompa adrenalin ketika mengendarainya

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Dukung Upaya Transisi Energi Charge dan Utomo SolaRUV Bangun Pabrik EV Charger di Indonesia


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Dukung Upaya Transisi Energi Charge dan Utomo SolaRUV Bangun Pabrik EV Charger di Indonesia yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

KOMPAS.com –  Utomo SolaRUV, melalui PT Utomo Juragan Atap Surya Indonesia sebagai perusahaan penyedia solusi energi terbarukan, mendukung upaya transisi energi di Indonesia.

Salah satunya dengan menggandeng perusahaan penyedia solusi electric vehicle (EV) Chargers dan Charging Systems terkemuka di Asia Tenggara, Charge+.

Hal tersebut dilakukan sebagai dukungan pada pemerintah Indonesia yang menargetkan produksi 2 juta unit mobil listrik pada 2025 dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN).

Sebagai informasi, penandatanganan memorandom of understanding (MoU) antara PT Utomo Juragan Atap Surya Indonesia dan Charger+ dilaksanakan bertepatan dengan gelaran B20 Investment Forum dan Net Zero Summit sebagai rangkaian Business 20 (B20) Sideline Event menuju Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Group of Twenty (G20) yang dilaksanakan di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Bali, Jumat (11/11/2022).

Penandatanganan dilakukan oleh Managing Director Utomo SolaRUV, Anthony Utomo, dan CEO Charge+, Goh Chee Kiong.

“Sejalan dengan visi kami mendukung dekarbonisasi industri dan demokratisasi mobilitas dengan energi bersih untuk masyarakat Indonesia, kami menyambut baik kerja sama dengan Charge+ untuk memproduksi EV Chargers dan Charging Systems sebagai sistem pengisian baterai mobil listrik di Indonesia,” ujar Anthony dalam rilis yang diterima Kompas.com, Sabtu (12/11/2022).

Kerja sama tersebut, lanjut Anthony, dilakukan pihaknya demi memperkuat ekosistem untuk akselerasi transisi energi di Tanah Air, sekaligus transfer teknologi dari Charge+ yang sudah berpengalaman mengelola ribuan stasiun pengisian mobil listrik di Singapura.

Dengan begitu, pengguna tidak perlu khawatir akan after sales service dan back-end support di Tanah Air.

“SolaRUV sangat optimistis dan bangga bisa membawa teknologi dunia ke ekosistem dekarbonisasi di Indonesia” ujar Anthony Utomo yang juga B20 Energy, Sustainability & Climate Change Task Force Member.

Sejalan dengan visi RUEN pemerintah Indonesia, pihak Charge+ menargetkan setidaknya 10.000 titik pengisian daya pada 2030 melalui rangkaian solusi terintegrasi, mencakup pengisi daya ultra-tipis, smart charging software, dan model bisnis inovatif.

Sebagai informasi, Charge+ merupakan penyedia solusi pengisian daya kendaraan listrik terintegrasi terkemuka untuk Asia Tenggara. Charge+ punya misi meningkatkan utilisasi kendaraan listrik di wilayah tersebut.

“Pemerintah Indonesia telah menyampaikan target yang menarik untuk elektrifikasi sektor transportasinya. Sebagai pelaku industri pengisian kendaraan listrik terkemuka di Asia Tenggara, kami sangat bangga bermitra dengan Utomo SolaRUV, yakni perusahaan dengan visi demokratisasi energi bersih untuk berinvestasi di proses produksi EV charger di Indonesia,” ujar Goh Chee Kiong.

Adapun investasi tersebut, kata dia, adalah langkah awal yang penting untuk pihaknya berkontribusi dalam upaya transisi kendaraan listrik dan pengembangan ekonomi bersih di Indonesia.

Teknologi untuk wujudkan transisi energi

Perlu diketahui, ambisi transisi energi di Indonesia membutuhkan teknologi mutakhir dan ekosistem bisnis yang baik.

Merespons hal itu, Utomo SolaRUV sebagai bagian dari jaringan produsen atap nasional Utomodeck Group menangkap peluang tersebut untuk memasifkan teknologi Charge+ di Indonesia demi mendukung transisi energi Indonesia.

Sebagai informasi, sebelumnya Utomo SolaRUV memasang panel surya di stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) milik PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) di Denpasar Selatan, Bali.

Melalui kerja sama investasi senilai 20 juta dollar AS yang dilakukan Utomo SolaRUV bersama Charge+, kedua pihak akan membangun manufacturing plant atau fasilitas produksi untuk EV Chargers dan Charging Systems kendaraan listrik di Pandaan, Jawa Timur, dan pengembangan bisnis di Indonesia.

“Utomo SolaRUV membuka peluang untuk kerja sama, baik distribusi maupun bisnis EV Charger produksi Indonesia dengan para regional champion dan pemangku kepentingan pemerintah provinsi juga daerah di seluruh Indonesia dengan sistem kemitraan,” papar Anthony.

Ia berharap, dengan peluang tersebut, pelaku usaha dapat bergotong royong dalam menyambut era baru masyarakat dengan mobilitas energi bersih di Indonesia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.