Toyota Lebih Memilih Fokus ke Mobil Hibrida Dibanding Mobil Listrik


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Toyota Lebih Memilih Fokus ke Mobil Hibrida Dibanding Mobil Listrik yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

JAKARTA, KOMPAS.com – Toyota dianggap lebih memilih mobil hibrida dan hidrogen ketimbang mobil listrik. Toyota kerap dikritik karena dianggap lambat memasuki era mobil listrik dan kurang sejalan dengan tema global.

Kini Toyota mengklaim memiliki data untuk membuktikan bahwa pilihan fokus pada mobil listrik, seperti yang dilakukan para pesaing, bukan hanya keputusan bisnis yang keliru, tetapi juga bisa berdampak buruk bagi lingkungan.

Baca juga: Daftar Harga BBM Februari 2023, Pertamax Turbo dan Dex Naik

Kepala ilmuwan Toyota Gill Pratt mengatakan, jauh lebih masuk akal bagi produsen mobil untuk menawarkan mobil dengan sumber energi campuran atau hibrida dan hidrogen ketimbang mobil listrik bertenaga baterai.

Dilansir dari Carscoops, Pratt mengatakan, mobil listrik memang tidak menghasilkan emisi tapi mobil listrik sangat tergantung pada ketersediaan litium, yaitu mineral yang digunakan dalam produksi paket baterai.

Pratt berspekulasi bahwa industri mobil bakal segera kekurangan litium serta mineral lain yang digunakan dalam produksi baterai.

Sebelum itu terjadi maka yang paling masuk akal yaitu membuat mobil hibrida. Teknologi yang menggabungkan mesin konvensional dan baterai sehingga bisa digunakan pada lebih banyak mobil.

Belum lagi kata Pratt, saat permintaan mobil listrik meningkat masalah yang mesti terus diantisipasi ialah kurangnya titik pengisian ulang baterai.

Baca juga: Federal Oil Gelar Lagi Program Sober 2023

“Ada krisis yang akan datang. Waktu ada di pihak kita. Kekurangan ini tidak hanya bahan baterai, tetapi juga infrastruktur pengisian daya akan memperjelas bahwa satu ukuran tidak cocok untuk semua, dan jawaban terbaik sebenarnya adalah campuran dari berbagai jenis kendaraan,” kata Pratt kepada Automotive News, dikutip Rabu (1/2/2023).

Pratt mengatakan, jika ukurannya yaitu emisi CO2, maka manfaat baterai litium yang digunakan untuk jutaan mobil hibrida lebih besar ketimbang hanya digunakan untuk mobil listrik dengan jumlah lebih kecil.

Dalam hipotesisnya, Pratt menjelaskan, 100 unit mobil berbahan bakar bensin akan menghasilkan CO2 sebesar 250 gram/Km.

Kemudian, misalnya untuk membuat satu baterai litium berkapasitas 100 kWh hanya bisa dipakai satu unit Tesla dengan spesifikasi teratas. Tetapi 99 mobil lain yang masih pakai bensin menghasilkan CO2 sebesar 248,5 gram/Km.

Pratt mengatakan, jika baterai berkapasitas 100 kWh itu digunakan membuat mobil hibrida maka bisa dipakai sekitar 90 unit mobil. Sehingga secara akumulasi tingkat emisi rata-rata turun menjadi 205 gram/Km.

Meski demikian, Toyota tidak anti mobil listrik. Baru-baru ini produsen asal Jepang itu mengumumkan akan melansir sedan listrik bZ3X untuk pasar China guna melengkapi SUV bZ4X yang sudah lebih dulu hadir.

Meski demikian, Toyota bersikeras bahwa merek mobil lain seperti Honda, Cadillac, dan Volvo, membuat kesalahan dengan mengerahkan seluruh sumber daya perusahaan hanya untuk membuat EV murni.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.