Usai Gerhana Matahari Hibrida BMKG Makassar Perkirakan Akan Muncul Hilal Lebaran Idul Fitri 122 Derajat


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Usai Gerhana Matahari Hibrida BMKG Makassar Perkirakan Akan Muncul Hilal Lebaran Idul Fitri 122 Derajat yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Petugas Masjid Al-Musyariin mengamati posisi hilal menggunakan teropong saat Rukyatul Hilal di Jakarta, Minggu (1/5/2022). Pemantauan hilal yang dilakukan menggunakan teropong tersebut memastikan Idul Fitri 1443 H jatuh pada 2 Mei 2022. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Makassar – Usai gerhana matahari hibrida, Balai Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar memperkirakan akan muncul bulan baru atau hilal awal bulan Syawal 1444 Hijriah alias Lebaran Idul Fitri, dengan ketinggian 1,22 derajat.

“Nanti sore kita amati di Wisata Pantai Gelesong Takalar untuk memantau wilayah di Sulsel berapa ketinggian hilal di atas ufuk ketika tadi terjadi proses gerhana,” ujar Kepala BBMKG Wilayah IV Makassar, Irawan Slamet, Kamis (20/4/2023).

Irawan mengatakan, biasanya proses gerhana itu terjadi gravitasi atau tarik menarik, antara bulan dan matahari sehingga berpengaruh terhadap air pasang laut dan angin. Meski demikian, itu merupakan hal yang wajar dan normal.

“Nanti sore kita lihat ketinggian hilal itu, diperkirakan 1 derajat 22 menit di atas ufuk untuk wilayah Makassar. Prosesnya nanti mudah-mudahan tidak terhalang awan bisa disaksikan selama tujuh menit menjelang matahari tenggelam,” paparnya.

Berdasarkan hitungan, apabila hilal terlihat sudah berada di atas satu derajat pada pemantauan hari ini, Kamis (20/4/2023), maka diprediksi ketinggian hilal pada Jumat (21/4/2023) di atas 10 derajat.

Sedangkan di daerah Aceh wilayah Indonesia Barat juga sudah di atas 14 derajat dan di Marauke wilayah Indonesia timur di atas lima derajat dan wilayah Indonesia tengah seperti di Kota Makassar, Sulsel diperkirakan 11-12 derajat.

Ia menjelaskan fenomena gerhana matahari hibrida tentu akan berpengaruh dan bisa memunculkan hilal, berbeda ketika gerhana tersebut terjadi pada saat sore hari.

Mengenai penentuan Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah, kata dia, tugas BMKG hanya mengamati dan memantau hilal guna memastikan apakah sudah masuk bulan baru atau tidak.

“Kalau soal penentuan hari raya tentu itu kebijakan pemerintah dan lembaga agama terkait. Kami hanya menjalankan perintah memantau hilal untuk selanjutnya dilaporkan ke pimpinan,” katanya.

Sedangkan untuk proses terjadinya gerhana matahari hibrida mulai kontak pertama pada pukul 10.41 Wita kemudian pada puncaknya terjadi pukul 12.12 Wita dan masa terakhir kontak pukul 13.45 Wita.

Proses gerhana selama tiga jam empat menit dengan terlihat 77 persen matahari tertutup bulan, di wilayah Kota Makassar dan sekitarnya.

Rencananya, Pemerintah Pusat melalui Kementerian Agama, bersama DPR RI serta beberapa lembaga islam akan melaksanakan rapat isbat penentuan akhir Ramadhan 1444 Hijriah.

Pelaksanaan Lebaran tahun ini apakah Jumat (21/4) atau Sabtu (22/4), belum ada kepastian karena masih menunggu hasil pemantauan hilal dari instansi berwenang. Sedangkan organisasi Muhammadiyah telah memastikan berlebaran dan menunaikan Shalat Id Idul Fitri 1444 Hijriah pada Jumat besok.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Gerhana Matahari Hibrida tak Boleh Dilihat Pakai Mata Telanjang Ini Bahayanya


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Gerhana Matahari Hibrida tak Boleh Dilihat Pakai Mata Telanjang Ini Bahayanya yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Masyarakat Indonesia bisa mengamati fenomena gerhana matahari hibrida pada Kamis (20/4/2023) sekitar pukul 10.00 WIB. Akan tetapi, masyarakat diimbau untuk tidak melihat ke arah matahari dengan mata telanjang, sebab bisa berbahaya untuk penglihatan.

Terkait bahayanya, Australian Radiation Protection and Nuclear Safety Agency (ARPANSA) memberikan penjelasan melalui situs www.arpansa.gov.au. Pada dasarnya, matahari sangat terang sehingga sulit dan sangat berbahaya untuk dilihat secara langsung.

Menatap kuatnya cahaya matahari (meski hanya beberapa detik) dapat menyebabkan kerusakan permanen pada retina. Retina merupakan bagian mata yang bertanggung jawab langsung untuk penglihatan. Mengekspos mata ke matahari tanpa pelindung mata yang tepat selama gerhana matahari dapat menyebabkan luka bakar retina atau solar retinopathy.

Pasalnya, retina tidak memiliki kepekaan terhadap rasa sakit. Karena efek kerusakan retina mungkin tidak muncul selama berjam-jam, bisa jadi tidak ada tanda awal bahwa telah terjadi cedera pada mata. Lamanya waktu melihat matahari yang berpotensi menyebabkan kerusakan mata bervariasi pada tiap individu, tetapi rata-rata hanya dalam hitungan detik.

“Kerusakan bisa bersifat sementara atau permanen dan dapat menyebabkan gejala seperti kehilangan penglihatan, penglihatan terdistorsi, atau penglihatan warna yang berubah,” ujar ARPANSA.

Saat terjadi gerhana matahari total, sebagian besar matahari tertutup sehingga masyarakat mungkin tergoda untuk melihatnya secara langsung. Ini sebaiknya tetap dihindari, sebab risiko kerusakan mata yang serius dan permanen dapat terjadi akibat melihat segala jenis gerhana matahari secara langsung.

Terlebih, tidak ada pengobatan untuk memulihkan penglihatan yang hilang. Anak-anak sangat berisiko, karena mata mereka cenderung mengirimkan lebih banyak cahaya ke retina daripada mata orang dewasa. Ini membuat mata anak-anak lebih rentan terhadap kerusakan akibat cahaya yang intens.

Lewat akun Instagram @planetariumjkt, Planetarium dan Observatorium Jakarta (POJ) juga telah memperingatkan mengenai hal itu. POJ membagikan cara mengamati gerhana matahari dengan aman, yakni menggunakan filter khusus matahari. Filter matahari bisa digunakan sebagai kacamata, atau pelapis di binokuler dan teleskop.

Jika tidak memiliki filter khusus matahari, bisa menggunakan metode proyeksi lubang jarum (pin hole). “Memandang langsung ke arah matahari dapat mengganggu kesehatan mata sampai pada level serius,” kata POJ lewat unggahannya, Rabu (19/4/2023).

POJ menjelaskan pula mengenai fenomena gerhana matahari hibrida. Secara umum, gerhana matahari merupakan fenomena astronomi yang terjadi ketika bulan melintas di antara matahari dan bumi. Akibatnya, cahaya matahari terhalang sebagian atau seluruhnya oleh piringan bulan.

Gerhana matahari hibrida terjadi ketika dalam satu waktu fenomena gerhana, ada daerah yang mengalami gerhana matahari total dan ada daerah yang mengalami gerhana matahari cincin. Ini tergantung dari lokasi pengamat, dan terjadi akibat adanya kelengkungan bumi.

Pada Kamis (20/4/2023), POJ menggelar pengamatan gerhana matahari parsial di Plaza Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki (TIM). Tersedia 13 teleskop yang telah dipasangi filter matahari dan 1.600 kacamata matahari. Ada pula aktivitas gelar wicara dan diskusi, nonton bareng peliputan gerhana matahari total, serta sholat gerhana di Masjid Amir Hamzah TIM.

Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mewanti-wanti bahwa kacamata hitam tidak boleh menjadi pengganti kacamata gerhana. Betapa pun gelapnya, kacamata hitam tidak aman untuk melihat matahari. Kacamata matahari yang aman ribuan kali lebih gelap dan harus mematuhi standar internasional ISO 12312-2.

Dikutip dari laman Nasa.gov, selalu periksa kacamata gerhana sebelum digunakan. Apabila sobek, tergores, atau rusak, segera buang perangkat dan ganti dengan kacamata gerhana dengan kondisi baik. Selalu awasi anak-anak saat menggunakannya untuk mengamati gerhana matahari.

Selain itu, tidak disarankan melihat matahari melalui lensa kamera, teleskop, teropong, atau perangkat optik lainnya saat sedang mengenakan kacamata gerhana. Sinar matahari yang terkonsentrasi bisa menembus filter dan menyebabkan cedera mata serius.

Banyak keuntungan nabung di bank syariah loh. Intip-intip, Kamu nasabah di bank syariah mana yaa?

  • Bank Syariah Indonesia
  • BCA Syariah
  • Bank Muamalat
  • Maybank Syariah Indonesia
  • Bank Panin Syariah
  • Bank Bukopin Syariah
  • Bank Mega Syariah
  • BJB Syariah
  • Bank Jago Syariah
  • BTPN Syariah
  • BTN Syariah

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Gerhana matahari hibrida Di mana dan kapan terjadi serta halhal yang perlu Anda ketahui


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Gerhana matahari hibrida Di mana dan kapan terjadi serta halhal yang perlu Anda ketahui yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Sumber gambar, AFP/Bay Ismoyo

Keterangan gambar,

Gerhana matahari yang baru sebagian terlihat di Jakarta, Kamis, 20 April 2023

Informasi artikel

  • Penulis, Pijar Anugerah
  • Peranan, BBC News Indonesia

Gerhana matahari hibrida telah berlangsung di Indonesia. Masyarakat di beberapa wilayah di Timur Indonesia menyaksikan gerhana total, sedangkan wilayah lainnya hanya bisa menyaksikan gerhana matahari sebagian.

Di Jakarta dan sekitarnya, sebagian warga sempat menyaksikan proses gerhana matahari sebagian, meski cuaca berawan.

Pukul 10.45 WIB, gerhana matahari sebagian bisa terlihat di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Fenomena alam itu juga disaksikan warga di Bintaro, Tangerang Selatan. Matahari yang mulai tertutup bulan terlihat di balik awan mendung.

Di Bali, gerhana matahari sebagian dengan ketertutupan yang lebih besar, sampai menyerupai bulan sabit, terlihat dari Denpasar pada pukul 12.30 WITA.

Observatorium Bosscha yang ada di Bandung Barat, Jawa Barat, juga menggelar pengamatan gerhana matahari sebagian.

Para siswa SD dan SMP menyaksikan gerhana sambil belajar astronomi.

Sumber gambar, Antara Foto

Keterangan gambar,

Sejumlah pelajar sekolah dasar antre untuk mengamati gerhana matahari sebagian menggunakan teleskop di Observatorium Bosscha, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Kamis (20/4).

Sumber gambar, Antara Foto

Keterangan gambar,

Foto sekuens gerhana matahari hibrida terlihat di atas langit di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Kamis (20/4).

Di saat sebagian warga menyaksikan proses berlangsungnya gerhana matahari dengan berbagai alat yang mereka punya— seperti kacamata yang dilengkapi filter khusus sampai wadah berisi air, sebagian warga lainnya melakukan salat gerhana.

Ribuan warga di Surabaya mengikuti salah gerhana di Masjid Al Akbar Surabaya, seperti yang dilaporkan detik.com.

Salat gerhana juga digelar di Masjid Istiqlal, Jakarta, dan Masjid Raya Darussalam, Palangka Raya, Kalimantan Tengah.

Warga yang tidak bisa menyaksikan gerhana matahari secara langsung juga bisa menyaksikannya secara daring melalui siaran langsung melalui kanal Youtube Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG).

Observatorium Bosscha juga menyiarkan proses gerhana matahari dari Pulau Kisar, Maluku, melalui kanal Bosccha Observatory.

Dari Pulau Kisar, masyarakat bisa melihat gerhana matahari total.

Sumber gambar, Observatorium Bosscha

Keterangan gambar,

Pengamatan gerhana matahari total yang dilakukan tim Observatorium Bosscha di Pulau Kisar, Maluku.

Sumber gambar, Antara Foto

Keterangan gambar,

Warga melihat fenomena gerhana matahari dari layar di kantor BMKG Kota Sorong, Papua Barat Daya, Kamis (20/4).

Gerhana matahari hibrida adalah gerhana matahari yang dalam jalurnya mengalami dua fase sekaligus, yaitu fase cincin dan fase total.

Ini adalah fenomena langka yang jarang terjadi di wilayah yang sama, kata peneliti astronomi dari BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional).

Berikut ini hal-hal yang perlu Anda ketahui tentang gerhana matahari hibrida.

Bagaimana gerhana matahari hibrida terjadi?

Ada macam-macam tipe gerhana karena jarak bulan ke Bumi berubah-ubah. Orbit Bumi berbentuk elips, sehingga posisi bulan dapat berada di titik terjauh (apogee) atau terdekat (perigee).

Gerhana terjadi saat bulan berada di antara matahari dan Bumi. Pada saat bulan lebih dekat ke bumi, piringan bulan akan menutupi seluruh piringan matahari (yang ukurannya lebih besar namun lebih jauh dari Bumi) sehingga bayangan bulan atau umbra akan jatuh ke permukaan Bumi. Inilah yang disebut gerhana matahari total.

Pada saat bulan berada di titik terjauh dari Bumi, maka permukaan matahari tidak tertutup seluruhnya, menyisakan bagian luar yang menyerupai cincin.

Namun ada saatnya kelengkungan Bumi turut berperan dalam menghasilkan dua jenis gerhana pada satu fenomena gerhana yang sama.

“Karena kelengkungan Bumi, bayangan bulan tidak sampai ke Bumi, dia agak menggantung sehingga membentuk perpanjangan dari bayangan, kita menyebutnya antumbra atau perpanjangan dari umbra. Nah, area yang ada di dalam antumbra inilah yang melihat gerhana matahari cincin,” kata Avivah Yamani, anggota komunitas astronomi Langit Selatan.

Di mana dan kapan gerhana terjadi?

Gerhana matahari hibrida pada 20 April akan melintasi beberapa wilayah — mulai dari Samudera Hindia, kemudian bagian utara Australia, kemudian bergeser ke Timor Leste, kemudian ke 11 wilayah di Indonesia bagian timur, dan akhirnya ke Samudera Pasifik.

Pengamat di Samudera Hindia dan Samudera Pasifik akan menyaksikan gerhana matahari cincin; sementara wilayah Australia, Timor Leste, dan 11 wilayah di Indonesia timur akan menyaksikan gerhana matahari total.

Gerhana akan dimulai dari Pulau Kisar, Maluku, kemudian melintas ke Pulau Maopora, Pulau Damar, Pulau Watubela; lalu ke wilayah Papua Barat, dan berakhir di Pulau Biak, Papua.

Adapun wilayah lainnya di Indonesia akan mengalami gerhana matahari sebagian karena terkena bayangan penumbra atau bayangan semu. Mereka hanya melihat sebagian dari permukaan matahari yang terhalang oleh bulan.

Peneliti astronomi dan astrofisika di Pusat Riset Antariksa BRIN, Andi Pangerang, menjelaskan bahwa semakin ke barat Indonesia, ketertutupan matahari akan semakin sedikit. Di Jakarta, misalnya, diperkirakan ketertutupan gerhana sekitar 42%. Di Medan, hanya 12,8%.

Itu berarti ada beberapa wilayah di Indonesia yang tidak mengalami gerhana sama sekali, tapi hanya mengalami konjungsi atau fase bulan baru. Mereka adalah lima kabupaten/kota di Aceh yaitu Sabang, Banda Aceh, Pidie, Aceh Jaya dan Aceh Besar.

Puncak gerhana diperkirakan terjadi sekitar pukul 13:30 sampai 14:30 Waktu Indonesia Timur.

Karena gerhana terjadi pada siang hari, intensitas sinar matahari akan menurun dan langit menjadi gelap seperti saat malam hari selama kurang-lebih satu menit. Andi mengatakan, benda-benda langit yang sebelumnya tidak kelihatan akan terlihat pada saat gerhana matahari total.

“Jadi pada saat gerhana matahari total, kita bisa melihat bintang maupun planet yang tidak dapat kita saksikan saat siang hari karena biasanya kan bintang atau planet-planet itu hanya disaksikan ketika setelah matahari terbenam hingga sebelum matahari terbit.

“Nah, karena ada fenomena gerhana ini, bintang dan planet pun dapat disaksikan saat siang hari saat terjadi gerhana,” kata Andi kepada BBC News Indonesia.

Seberapa langka fenomena ini?

Gerhana matahari sebenarnya terjadi setidaknya satu kali dalam setahun, lokasinya selalu berpindah-pindah. Namun, khusus gerhana matahari hibrida, biasanya butuh waktu lama untuk terjadi lagi di wilayah yang sama.

Sebelum tahun 2023, gerhana matahari hibrida ini terakhir kali terjadi di wilayah yang sama pada abad ke-19 dan abad ke-20.

Jika Anda melewatkan fenomena ini pada 20 April mendatang, jangan khawatir, Anda bisa mengamatinya lagi pada tahun 2049.

Jika itu pun terlewat, sayang sekali, gerhana matahari hibrida diperkirakan tidak akan terjadi lagi sampai nanti di abad ke-23.

“Jadi, masing-masing wilayah itu tidak akan mengalami gerhana matahari hingga waktu yang lebih lama lagi, kecuali kalau untuk gerhana matahari total saja atau gerhana matahari cincin saja. Itu secara rata-rata bisa terjadi antara 3 sampai 4 tahun sekali.

“Nah, untuk gerhana matahari yang terdekat nanti ada di tahun 2027 dan 2031 itu pun juga sebagian,” Andi menjelaskan.

Bagaimana cara mengamati gerhana?

Masyarakat dapat mengamati gerhana matahari bila langit cerah di tempat yang lapang dan tidak ada penghalang, seperti di lapangan atau di atas bukit.

Avivah Yamani dari Langit Selatan mewanti-wanti untuk tidak melihat matahari secara langsung, tapi menggunakan filter untuk menyaring 99,99% cahaya matahari supaya tidak membutakan mata.

Masyarakat bisa menggunakan teropong yang sudah dilapisi filter matahari atau kacamata gerhana.

“Tapi kalau pada saat gerhana matahari totalnya sedang terjadi, ketika bulan benar benar menutupi matahari, kita enggak perlu pakai filter. Kita bisa lihat dengan mata kita, tapi juga harus hati hati karena kita harus tahu timing ketika bulan meninggalkan matahari supaya kita bisa langsung menggunakan lagi kacamata gerhana yang dilapisi dengan filter,” kata Avivah.

Kalau Anda tidak punya kacamata gerhana, Anda bisa menggunakan alat yang lebih sederhana seperti .

Cara yang lebih sederhana lagi ialah melihat bayangan matahari dari balik dedaunan pohon yang rimbun, atau saringan memasak yang memiliki lubang-lubang kecil.

Andi menjelaskan ada dua cara yang tidak disarankan untuk melihat gerhana matahari.

Pertama, menggunakan kacamata las. Meskipun memiliki lapisan film, kata Andi, kacamata las ini bersifat menyerap sinar matahari ke mata kita sehingga dapat membahayakan retina mata.

Kedua, mengamati gerhana melalui pantulan air. “Karena apa? karena meskipun saat gerhana matahari itu intensitasnya mulai berkurang tapi masih ada sedikit radiasi elektromagnetik yang dipantulkan dari permukaan air ke mata kita. Nah, pantulan ini juga yang bisa merusak bola mata kita,” kata Andi.

Apa arti gerhana matahari hibrida bagi riset antariksa di Indonesia?

Para peneliti BRIN akan memanfaatkan momen langka ini untuk mengadakan riset tentang korona, atau lapisan atmosfer matahari, yang hanya bisa dilihat saat terjadi gerhana.

Mereka juga akan mempelajari dampak gerhana matahari pada teknologi satelit seperti satelit komunikasi dan satelit navigasi.

Sementara di Bumi, peneliti BRIN akan mengamati perilaku hewan pada saat gerhana. Ketika langit menjadi gelap akibat gerhana, hewan-hewan yang biasanya aktif di malam hari (nokturnal) akan aktif.

“Jadi dengan adanya riset matahari saat gerhana tanggal 20 besok diharapkan akan muncul pengetahuan-pengetahuan baru yang memang selama ini belum terungkap atau memang sebenarnya sudah terungkap namun karena momennya sangat langka, jadi baru bisa melakukan riset itu saat ini,” kata Andi.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Cek Daerah dan Jadwal Gerhana Matahari Hibrida Besok 20 April 2023 Tepat Hari ke29 Ramadhan


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Cek Daerah dan Jadwal Gerhana Matahari Hibrida Besok 20 April 2023 Tepat Hari ke29 Ramadhan yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

BANGKAPOS.COM — Jadwal fenomena Gerhana Matahari Hibrida akan terjadi pada besok, Kamis 20 April 2023.

Fenomena tersebut akan terjadi tepat hari ke-29 Ramadhan 2023.

Untuk jadwal atau waktu di beberapa daerah Indonesia berbeda.

“Insya Allah, pada 20 April 2023, bertepatan 29 Ramadan 1444 H, akan terjadi Gerhana Matahari Hibrida di seluruh wilayah Indonesia,” terang Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin di Jakarta, Selasa (18/4/2023) seperti dilansir Bangkapos.com dari Kemenag.go.id.

Menurutnya, Gerhana Matahari Hibrida di Indonesia terjadi paling awal di Jawa Barat, pada pukul 09.26 WIB.

Sekadar indormasi seperti dilansir dari Tribunnews dari unggahan brin.go.id, gerhana matahari hibrida ini terjadi ketika dalam satu waktu fenomena gerhana ada daerah yang mengalami gerhana matahari total dan ada pula yang mengalami gerhana matahari cincin.

Fenomena gerhana matahari hibrida ini terjadi karena terdapat kelengkungan bumi.

Peristiwa yang merupakan salah satu akibat dinamisnya pergerakan posisi Matahari, Bumi, dan Bulan ini hanya terjadi pada saat fase bulan baru dan dapat diprediksi sebelumnya.

Gerhana matahari hibrida terjadi saat matahari, bulan, dan bumi tepat berada segaris.

Sehingga di suatu tempat tertentu terjadi peristiwa piringan Bulan yang teramati dari Bumi lebih kecil daripada piringan Matahari dan tempat tertentu lainnya terjadi peristiwa piringan Bulan yang teramati dari Bumi sama dengan piringan Matahari.

Hal ini mengakibatkan saat puncak gerhana di suatu tempat tertentu, Matahari akan tampak seperti cincin, yaitu gelap di bagian tengahnya dan terang di bagian pinggirnya, sedangkan di tempat tertentu lainnya, Matahari seakan-akan tertutupi Bulan.

Maka gerhana matahari hibrida ini terdiri dari dua tipe gerhana, yaitu gerhana matahari cincin dan gerhana matahari total.

Nah bagi kalian yang ingin melihat lokasi dan jadwal terjadinya fenomena Gerhana Matahari Hibrida bisa baca artikel ini sampai selesai.

Daftar lokasi yang dapat melihat Gerhana Matahari Hibrida di Indonesia seperti dilansir dari Tribunnews.com.

Gerhana Matahari Total di Indonesia

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Toyota Lebih Memilih Fokus ke Mobil Hibrida Dibanding Mobil Listrik


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Toyota Lebih Memilih Fokus ke Mobil Hibrida Dibanding Mobil Listrik yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

JAKARTA, KOMPAS.com – Toyota dianggap lebih memilih mobil hibrida dan hidrogen ketimbang mobil listrik. Toyota kerap dikritik karena dianggap lambat memasuki era mobil listrik dan kurang sejalan dengan tema global.

Kini Toyota mengklaim memiliki data untuk membuktikan bahwa pilihan fokus pada mobil listrik, seperti yang dilakukan para pesaing, bukan hanya keputusan bisnis yang keliru, tetapi juga bisa berdampak buruk bagi lingkungan.

Baca juga: Daftar Harga BBM Februari 2023, Pertamax Turbo dan Dex Naik

Kepala ilmuwan Toyota Gill Pratt mengatakan, jauh lebih masuk akal bagi produsen mobil untuk menawarkan mobil dengan sumber energi campuran atau hibrida dan hidrogen ketimbang mobil listrik bertenaga baterai.

Dilansir dari Carscoops, Pratt mengatakan, mobil listrik memang tidak menghasilkan emisi tapi mobil listrik sangat tergantung pada ketersediaan litium, yaitu mineral yang digunakan dalam produksi paket baterai.

Pratt berspekulasi bahwa industri mobil bakal segera kekurangan litium serta mineral lain yang digunakan dalam produksi baterai.

Sebelum itu terjadi maka yang paling masuk akal yaitu membuat mobil hibrida. Teknologi yang menggabungkan mesin konvensional dan baterai sehingga bisa digunakan pada lebih banyak mobil.

Belum lagi kata Pratt, saat permintaan mobil listrik meningkat masalah yang mesti terus diantisipasi ialah kurangnya titik pengisian ulang baterai.

Baca juga: Federal Oil Gelar Lagi Program Sober 2023

“Ada krisis yang akan datang. Waktu ada di pihak kita. Kekurangan ini tidak hanya bahan baterai, tetapi juga infrastruktur pengisian daya akan memperjelas bahwa satu ukuran tidak cocok untuk semua, dan jawaban terbaik sebenarnya adalah campuran dari berbagai jenis kendaraan,” kata Pratt kepada Automotive News, dikutip Rabu (1/2/2023).

Pratt mengatakan, jika ukurannya yaitu emisi CO2, maka manfaat baterai litium yang digunakan untuk jutaan mobil hibrida lebih besar ketimbang hanya digunakan untuk mobil listrik dengan jumlah lebih kecil.

Dalam hipotesisnya, Pratt menjelaskan, 100 unit mobil berbahan bakar bensin akan menghasilkan CO2 sebesar 250 gram/Km.

Kemudian, misalnya untuk membuat satu baterai litium berkapasitas 100 kWh hanya bisa dipakai satu unit Tesla dengan spesifikasi teratas. Tetapi 99 mobil lain yang masih pakai bensin menghasilkan CO2 sebesar 248,5 gram/Km.

Pratt mengatakan, jika baterai berkapasitas 100 kWh itu digunakan membuat mobil hibrida maka bisa dipakai sekitar 90 unit mobil. Sehingga secara akumulasi tingkat emisi rata-rata turun menjadi 205 gram/Km.

Meski demikian, Toyota tidak anti mobil listrik. Baru-baru ini produsen asal Jepang itu mengumumkan akan melansir sedan listrik bZ3X untuk pasar China guna melengkapi SUV bZ4X yang sudah lebih dulu hadir.

Meski demikian, Toyota bersikeras bahwa merek mobil lain seperti Honda, Cadillac, dan Volvo, membuat kesalahan dengan mengerahkan seluruh sumber daya perusahaan hanya untuk membuat EV murni.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.