Rumus Rangkaian Seri dan Paralel


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Rumus Rangkaian Seri dan Paralel yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Arus listrik adalah aliran muatan yang mengalir (bergerak) dalam suatu penghantar. Listrik termasuk bentuk energi yang memuat muatan listrik. Ada dua jenis muatan yaitu positif (proton) dan negatif (elektron). Arus listrik akan mengalir dari tegangan tinggi ke tegangan rendah.

Dalam fisika, listrik memiliki satuan untuk dihitung. Ampere adalah satuan kuat arus listrik. Nama alat pengukurnya adalah amperemeter. Satuan tegangan listrik adalah volt. Sedangkan nama alat pengukur tegangan yaitu voltmeter. Watt merupakan jumlah energi listrik yang digunakan setiap detik. Daya listrik (watt) 1 kWh artinya jumlah energi yang dipakai seribu watt untuk satu jam.

Kemudahan teknologi menghasilkan pembangkit listrik tenaga air, uap, diesel, panas bumi, angin, dan nuklir. Energi listrik ini dipakai untuk kebutuhan sehari-hari. Contohnya kompor listrik dan setrika menggunakan energi listrik yang diubah ke energi panas.

Ada juga energi listrik yang berubah dari energi bunyi pada bel. Misalnya klakson, sirene, dan faksimile. Selain kebutuhan rumah tangga, listrik dipakai untuk kantor dan pabrik. Kebutuhan listrik ini membutuhkan rangkaian listrik yang mengalir dari arus listrik.

Mengutip dari Akupintar.id, rangkaian listrik adalah jalur elektron yang mengalir dari arus listrik. Proses perpindahan elektron ini menghasilkan listrik untuk dipakai dalam kebutuhan sehari-hari. Kabel tembaga merupakan penghantar arus listrik.

Terdapat tiga macam rangkaian arus listrik yaitu rangkaian seri, paralel, dan campuran. Berikut penjelasan dan rumus rangkaian seri dan paralel.

1. Rangkaian Seri

Rangkaian seri adalah sebuah rangkaian listrik yang tersusun berurutan dan tidak bercabang. Kelebihan rangkaian seri ini untuk menghemat kabel sebagai penghantar listrik. Tetapi, kelemahan rangkaian seri membuat lampu menyala redup. Penyebabnya karena hambatan lebih besar. Jika satu lampu padam maka lampu yang lain ikut padam.

Rangkaian seri arus listrik mengalir sama besar tiap elemen. Rumus rangkaian seri yaitu:

I masuk = I1 = I2 = I3 = … = In = I keluar

Total hambatan resistor yang bekerja pada rangkaian seri adalah jumlah masing-masing hambatan. Maka rumus rangkaian seri yaitu:

  • Hambatan listrik: R seri = R1 + R2 + R3 … + Rn
  • Beda potensial atau tegangan: V = V1 + V2 + … + Vn
  • Kuat arus: I = I1 = I2 = … = In

2. Rangkaian Paralel

Rangkaian paralel adalah rangkaian listrik yang komponen disusun sejajar. Rangkaian listrik ini terdapat lebih dari satu jalur listrik bercabang secara paralel. Kelebihan rangkaian paralel ini membuat lampu terang dan hambatannya kecil. Selain itu lampu tetap menyala meski sebagian lampu lain padam.

Rumus rangkaian paralel:

Beda potensial atau tegangan: V = V1 = V2 = … = Vn
Kuat arus: I = I1 + I2 + … + In
Hambatan listrik: 1/Rp = 1/R1 + 1/R2 + … + 1/Rn

3. Rangkaian Campuran

Rangkaian Campuran (Buku Kumpulan Rumus Biologi Fisika SMP)

Jenis rangkaian listrik yang disusun secara seri dan paralel. Rangkaian campuran digunakan pada perangkat elektronik. Cara Menghitung hambatan pengganti harus mengetahui dulu hambatan pengganti R1, R2, dan R3 yang terangkai paralel.

Selain itu rangkaian listrik dibagi menjadi rangkaian listrik terbuka dan tertutup. Rangkaian listrik terbuka dipakai untuk posisi saklar mati (off). Mengutip dari buku Sikat Habis Teori dan Rumus IPA SMP, arus listrik tidak mengalir maka lampu tidak menyala. Sedangkan rangkaian tertutup adalah posisi saklar ketika dinyalakan (on). Arus listrik mengalir maka lampu bisa menyala.

Contoh Soal Rangkaian Seri dan Paralel

Seorang montir sedang memperbaiki rasio rusak. Kerusakan ada pada hambatan yang nilainya 2 ohm dan harus diganti. Sedangkan dia memiliki tiga hambatan, yang nilainya masing-masing 4 ohm, 6 ohm, dan 12 ohm. Apa yang harus dilakukan montir untuk mengganti hambatan yang rusak?

Diketahui:

  • R1 = 4 ohm
  • R2 = 6 ohm
  • R3 = 12 ohm

R5 = R1 + R2 + R3
R5 = 4 + 6 + 12
R5 = 22 ohm

Jika ketiga hambatan dirangkai secara paralel, maka nilainya menjadi

1/Rp = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3
1/Rp = 3/12 + 2/12 + 1/12
Rp = 12/6 ohm
Rp = 2 ohm


Jadi, montir harus merangkaikan ketiga hambatan secara paralel untuk mendapatkan hambatan yang nilainya 2 ohm.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Rangkaian Arus Sejarah Pengertian Contoh Soal dan Pembahasannya


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Rangkaian Arus Sejarah Pengertian Contoh Soal dan Pembahasannya yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Klik tombol Play untuk mendengarkan artikel

Sonora.ID – Berikut adalah penjelasan mengenai pengertian rangkaian arus searah, lengkap dengan contoh soal dan pembahasannya.

Rangkaian arus searah adalah konsep penting dalam mempelajari ilmu fisika. Konsep ini merujuk pada aliran arus listrik yang mengalir dalam satu arah saja.

Dalam penjelasan yang lebih detail, rangkaian arus searah dapat diartikan sebagai rangkaian listrik yang muatannya bergerak satu arah saja, sehingga polaritasnya tetap.

Dalam pembelajaran fisika, pemahaman tentang rangkaian arus searah sangatlah penting karena arus listrik yang mengalir dalam rangkaian ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan arus listrik yang mengalir dalam rangkaian yang lebih kompleks.

Contoh dari rangkaian arus searah adalah penerapan dalam lampu penerangan.

Lampu penerangan biasanya menggunakan rangkaian arus searah karena arus listrik yang mengalir dalam rangkaian ini stabil dan dapat memberikan cahaya yang konstan.

Adapun di dalam artikel ini, untuk menambah pengetahuam pembaca, Sonora hendak memberi paparan soal contoh soal tentang rangkaian arus searah, lengkap dengan pembahasannya.

Dengan pemahaman yang baik tentang rangkaian arus searah, pembaca diharap dapat meningkatkan kemampuan masing-masing dalam memahami konsep dasar fisika dan memecahkan soal-soal fisika yang berkaitan dengan arus listrik.

Baca Juga: Faktor yang Mempengaruhi Besarnya Tekanan dalam Ilmu Fisika

Untuk tahu lebih jauh, simak contoh soal tentang rangkaian arus searah dan pembahasannya yang dikutip Sonora dari buku “Konsep Dasar Ilmu Listrik dan Aplikasinya” karya Marthen Paloboran (152:2022) berikut ini.

Contoh Soal Rangkaian Arus Searah dan Pembahasannya

4. Pernyataan yang benar proses pengosongan aki yang elektrolitnya asam sulfat adalah…

6. Lima buah hambatan masing – masing 3,75 Ω, 4,45 Ω, 9 Ω, 11,4 Ω, dan 7 Ω. Kelimanya dirangkai secara seri dan dihubungkan dengan baterai 25 volt. Hitung hambatan pengganti rangkaian tersebut!

Demikian penjelasan mengenai pengertian rangkaian arus sejarah, lengkap dengan contoh soal dan pembahasannya sebagaimana di atas. Semoga bermanfaat.

Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News

Baca Juga: Sistem Tanam Paksa: Sejarah, Latar Belakang, dan Aturannya

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Rangkaian Milad Universitas Djuanda ke36 FISIPKOM UNIDA Adakan Pelatihan Mengutip dan Kelola Referensi


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Rangkaian Milad Universitas Djuanda ke36 FISIPKOM UNIDA Adakan Pelatihan Mengutip dan Kelola Referensi yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Menulis skripsi dan hasil penelitian merupakan kewajiban bagi
seluruh civitas akademik, terutama untuk mahasiswa yang ingin lulus dari
kampus. Namun, selain
memiliki proses penelitian dan menulis yang memerlukan proses, mahasiswa juga
harus bisa menulis sesuai kaidah, utamanya dalam mengutip berbagai sumber untuk
menguatkan hasil penelitian.

Untuk itu, Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik dan Ilmu Komputer
(FISIPKOM) Universitas Djuanda (UNIDA)
mengadakan Pelatihan Mengutip dan Kelola Referensi pada Rabu (15/3/2023).

Dekan FISIPKOM UNIDA, Hj. Ginung Pratidina, Dra., M.Si menyampaikan bahwa menulis skripsi sesuai kaidah adalah
kewajiban bagi seluruh mahasiswa. Dan saat ini sudah banyak aplikasi pendukung
yang memudahkan.

“Plagiarisme itu tidak ditoleransi dalam dunia pendidikan
perguruan tinggi. Sebenarnya saya yakin kita semua tidak ada yang berniat
melakukan plagiarisme namun terkadang hilaf dalam menyertakan kutipan sehingga
ketika diuji text similarity nilainya
tinggi. Saya harap dalam pelatihan hari ini Mahasiswa FISIPKOM bisa mengutip
dengan benar. Dan saat ini sudah banyak aplikasi pendukung seperti Mendeley dan
Zotero untuk memudahkan penulis dalam mengutip dan menyusun daftar pustaka
sebagai sumber referensi,” ujarnya.

Hj. Ginung
Pratidina,
Dra., M.Si menambahkan,
kegiatan Pelatihan Mengutip dan Kelola Referensi ini merupakan salah satu kegiatan dari FISIPKOM
untuk memperingati Hari Milad ke-36 UNIDA yang
diperingati setiap tanggal 21 Maret.

Hadir sebagai pembicara, Kepala Lab Sains Komunikasi Robby
Firliandoko, S.I.Kom., M.Si menyampaikan
bahwa kutipan sangat penting untuk menyusun teori-teori dan memperkuat hasil
penelitian yang sudah dibahas.

“Setidaknya posisi kutipan itu ada tiga, ada di atas,
tengah dan bawah dengan gaya penulisan yang sesuai kaidah. Agar tidak terdetek
terlalu tinggi ketika diuji
kesamaan kata melalui aplikasi turnitin. Untuk itu sumber kutipan perlu
diparafrase dengan tidak keluar dari konteks sumber asalnya,” katanya.

Robby Firliandoko, S.I.Kom., M.Si juga menambahkan bahwa sumber kutipan yang
digunakan harus sumber utama yang berusia maksimal lima tahun terakhir.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Lab Administrasi Publik
Cecep Wahyudin, S.Sos., M.A.P menyampaikan
bahwa untuk mengelola sumber referensi bisa menggunakan Mendeley atau Zotero. Kedua aplikasi tersebut merupakan
alat bantu untuk membantu penulis dalam mengutip dan menyusun daftar pustaka.

“Mendeley bagaikan bank data yang berisi jurnal, buku dan
referensi untuk membantu penulis. Namun bank data itu pun harus sesuai jadi
harus disesuaikan dengan kaidah. Agar apa yang mereka tulis tidak sia-sia,
berbobot tanpa adanya plagiat atau minim teks yang sama atau text similarity,” jelasnya.

Salah satu peserta
pelatihan, Mahasiswa
Semester VI atas nama Tirtayasa yang mengikuti pelatihan menyampaikan sangat
merasakan manfaat yang sangat banyak dari pelatihan yang didakan oleh FISIPKOM. Mahasiswa yang berasal dari
Program Studi Administrasi Publik itu bercerita awalnya sudah mengetahui cara
mengutip dan menggunakan Mendeley, namun setelah ikut pelatihan menjadi semakin
tercerahkan.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Rangkaian Listrik yang Dapat Dialiri Arus Listrik


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Rangkaian Listrik yang Dapat Dialiri Arus Listrik yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Perbesar

Ilustrasi Arus Listrik Hanya Dapat Mengalir pada Rangkaian Listrik, Foto Unsplash Etienne Girardet
Listrik sudah menjadi kebutuhan manusia sehari-hari. Tanpa listrik, manusia tidak bisa memanfaatkan teknologi dengan maksimal. Contohnya, manusia tidak bisa menonton televisi, mengisi baterai telpon dan laptop, menyalakan lampu, dan lain sebagainya. Mungkin kehidupan akan kembali sederhana seperti dulu saat tidak ada listrik. Listrik mempunyai arus yang mengalir di rangkaian listrik. Arus listrik inilah yang membuat alat-alat yang menggunakan listrik bisa menyala atau dapat digunakan. Namun, arus listrik hanya dapat mengalir pada rangkaian listrik tertutup. Mengapa demikian? Simak alasannya di bawah ini.

Arus Listrik pada Rangkaian Listrik

Kita sudah mengetahui bahwa arus listrik bisa membuat alat-alat yang memerlukan listrik dapat digunakan. Namun, apa sebenarnya arus listrik itu? Dikutip dari buku Listrik dan Magnet – Persiapan Olimpiade Fisika oleh Prof. Yohanes Surya, Ph.D (2009:84), aliran muatan positif dari potensial tinggi ke potensial rendah ini dinamakan arus listrik. Jadi, arus listrik mempunyai prinsip yang sama seperti air yang mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah.

Arus listrik memang sangat berguna di kehidupan sehari-hari. Namun sebelum Anda memasang instalasi listrik di rumah Anda atau di tempat lain, Anda harus tahu bahwa arus listrik dapat mengalir di rangkaian listrik tertutup. Apa itu rangkaian listrik tertutup?

Perbesar

Ilustrasi Arus Listrik Hanya Dapat Mengalir pada Rangkaian Listrik, Foto Unsplash Patrick Schneider
Rangkaian listrik secara sederhana terdiri atas sumber listrik, kabel, dan alat-alat yang menggunakan listrik. Nah, seluruh rangkaian tersebut harus tersambung agar alat yang menggunakan listrik dapat menyala. Rangkaian yang tersembung itu dinamakan rangkaian listrik tertutup. Bila ingin mematikan listrik tersebut, kita bisa mencabut kabel listrik atau menggunakan saklar.

Bila ada kerusakan rangkaian pada listrik yang membuat rangkaian tersebut terbuka tanpa pengaman sedikit saja, maka arus listrik tentu tidak bisa dihantarkan dengan baik. Di samping itu, kerusakan rangkaian listrik juga berbahaya karena bisa merusak bahkan membuat kebakaran. Oleh sebab itu, diciptakanlah sekring untuk langsung memutus arus listrik yang ada dengan tujuan melindungi kita bila ada kerusakan pada rangkaian listrik.

Itulah alasan mengapa arus listrik hanya bisa mengalir pada rangkaian listrik tertutup. Semoga bisa menambah pengetahuan Anda. (LOV)

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Perbedaan Rangkaian Seri Dan Paralel pada Listrik


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Perbedaan Rangkaian Seri Dan Paralel pada Listrik yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.


Ilustrasi lampu LED. ©Shutterstock.com/nikkytok

Merdeka.com – Ketika ada dua atau lebih perangkat listrik dalam rangkaian dengan sumber energi, ada beberapa cara dasar untuk menghubungkannya. Mereka dapat dihubungkan secara seri atau paralel.

Rangkaian seri adalah rangkaian di mana dua komponen berbagi simpul yang sama dan arus yang sama mengalir melaluinya. Namun, dalam rangkaian paralel, komponen berbagi dua node yang sama.

Dalam teknik kelistrikan dan elektronika, sangat penting untuk mengetahui perbedaan antara rangkaian seri dan paralel. Mereka adalah dua bentuk rangkaian listrik yang paling dasar dan yang lainnya adalah rangkaian seri-paralel, yang merupakan kombinasi keduanya, dapat dipahami dengan menerapkan aturan yang sama.

Berikut merdeka.com merangkum perbedaan rangkaian seri dan pararel pada listrik yang perlu dipahami dilansir dari Byjus:

Pengertian Rangkaian Seri dan Pararel

Sebelum masuk ke perbedaannya, pertama kita akan membahas apa itu rangkaian listrik dan apa saja komponen utama dari rangkaian listrik.

Apa itu Rangkaian Seri?

Suatu rangkaian dikatakan terhubung secara seri ketika arus yang sama mengalir melalui semua komponen di rangkaian. Di sirkuit seperti itu, arus hanya memiliki satu jalur. Misalnya lampu tali hias rumah tangga sebagai contoh rangkaian seri. Ini tidak lain adalah serangkaian bohlam kecil yang dihubungkan secara seri. Jika salah satu bohlam sekering, semua bohlam secara seri tidak menyala.

Apa itu Rangkaian Paralel?

Suatu rangkaian dikatakan paralel ketika arus listrik memiliki banyak jalur untuk mengalir. Komponen yang merupakan bagian dari rangkaian paralel akan memiliki tegangan konstan di semua ujungnya.

Perbedaan Rangkaian Seri dan Pararel

Perbedaan rangkaian seri dan paralel yang utama adalah besarnya arus yang mengalir melalui masing-masing komponen dalam rangkaian. Dalam rangkaian seri, jumlah arus yang sama mengalir melalui semua komponen yang ditempatkan di dalamnya. 

Di sisi lain, dalam rangkaian paralel, komponen-komponen ditempatkan secara paralel satu sama lain yang karenanya rangkaian tersebut membagi aliran arus. Arus yang mengalir dari sumber akan terbagi menjadi arus yang mengalir melalui masing-masing komponen tersebut.

Perbedaan Rangkaian Seri dan Paralel Selengkapnya:

  1. Komponen dalam rangkaian seri disusun dalam satu jalur dari satu ujung suplai ke ujung lainnya. Namun, beberapa komponen dalam rangkaian paralel disusun dalam beberapa jalur di kedua terminal ujung baterai.
  2. Dalam rangkaian seri, arus bersama mengalir melalui semua komponen rangkaian. Sedangkan dalam rangkaian paralel, jumlah arus yang berbeda mengalir melalui setiap cabang rangkaian paralel.
  3. Di rangkaian seri, tegangan berbeda ada di setiap komponen di rangkaian. Sedangkan di rangkaian paralel, tegangan yang sama ada di beberapa komponen di rangkaian.
  4. Sebuah kesalahan di salah satu komponen dari rangkaian seri menyebabkan hambatan dalam operasi sirkuit lengkap. Sebagai lawan kesalahan dalam satu komponen dalam jaringan paralel tidak menghalangi fungsi bagian lain dari rangkaian.
  5. The deteksi kesalahan dalam kasus rangkaian seri adalah sulit, tetapi cukup mudah dalam sirkuit paralel.
  6. The setara resistensi dalam kasus rangkaian seri selalu lebih dari nilai tertinggi perlawanan di sambungan seri. Sementara resistansi ekuivalen dalam rangkaian paralel selalu lebih kecil dari resistansi individu mana pun dalam kombinasi paralel.
  7. Pada rangkaian seri, jika V.t adalah tegangan total maka itu sama dengan V1 + V2 + V3. Sedangkan pada rangkaian pararel Jika V.t adalah tegangan total maka sama dengan V1 = V2 = V3.

[amd]

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Pengertian Rangkaian Seri Serta Contoh dan Rumusnya


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Pengertian Rangkaian Seri Serta Contoh dan Rumusnya yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Dilansir dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, rangkaian listrik merupakan jalur yang tersusun dari berbagai komponen elektronik yang mengalirkan arus listrik dari sumbernya ke berbagai perangkat. Terdapat dua jenis komponen elektronik yang dapat ditemukan dalam rangkaian listrik, yaitu rangkaian seri dan paralel. Dalam artikel ini, rangkaian seri akan dijelaskan lebih dalam.

Rangkaian seri memiliki prinsip kerja, ciri-ciri, rumus, serta kekurangan dan kelebihan yang berbeda dengan rangkaian paralel. Ingin mempelajari rangkaian seri lebih dalam? Simak artikel berikut ini!.

Mengutip situs pintar.jatengprov.go.id, rangkaian seri adalah suatu rangkaian yang input komponennya berasal dari output komponen lain. Jenis komponen elektronik satu ini terdiri dari dua atau lebih beban listrik dan dihubungkan ke catu daya lewat satu rangkaian.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Rangkaian seri hanya memiliki satu baris arus listrik yang rangkaiannya dipasang secara berurutan tanpa ada percabangan. Rangkaiannya hanya dapat terbentuk bila dua buah atau lebih komponen elektronik dihubungkan secara berderet dengan sumber tegangan yang dihubungkan secara berderet juga.

Prinsip Kerja Rangkaian Seri

Prinsip kerja rangkaian seri terdiri dari tiga hal, yaitu:

  1. Hambatan total rangkaian seri diperoleh dari penjumlahan tiap hambatan serinya.
  2. Kuat arus dalam tiap hambatan tetap dan besar kuat arus setiap hambatan sama dengan kuat arus totalnya.
  3. Beda potensial atau tegangan dari tiap hambatan berbeda-beda dan hasil penjumlahan tegangan tiap hambatannya sama dengan tegangan totalnya.

Ciri-ciri Rangkaian Seri

Rangkaian seri memiliki empat ciri yang membedakannya dengan rangkaian paralel. Berikut ini rinciannya:

  1. Setiap beban memiliki aliran arus yang sama.
  2. Tegangan sumber akan dibagi dengan jumlah tahanan seri jika besar tahanan sama. Jumlah penurunan tegangan dalam rangkaian seri dari masing-masing tahanan seri adalah sama dengan tegangan total sumber tegangan.
  3. Banyak beban listrik yang dihubungkan dalam rangkaian seri. Tahanan total rangkaian menyebabkan naiknya penurunan arus yang mengalir dalam rangkaian. Arus yang mengalir tersebut bergantung pada jumlah besar tahanan beban dalam rangkaian.
  4. Aliran arus akan berhenti bila salah satu beban atau bagian dari rangkaian tidak terhubung atau putus.

Kelebihan dan Kekurangan Rangkaian Seri

Baik rangkaian seri maupun paralel memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Berikut ini kelebihan dan kekurangan yang dimiliki rangkaian paralel:

1. Kelebihan

Rangkaian seri lebih hemat kabel serta saklar. Hal ini membuat rangkaian seri membutuhkan biaya yang lebih murah daripada rangkaian paralel.

2. Kekurangan

  • Adanya salah satu komponen yang dicabut atau rusak akan menyebabkan komponen lainnya tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
  • Semakin jauh letak lampu, semakin redup juga nyala lampunya.

Rumus Rangkaian Seri

Rumus-rumus yang berlaku dalam rangkaian seri yaitu:

  • Jumlah arus listrik pada setiap titik sama besar dalam rangkaian arus listrik. Hal ini dinyatakan dalam rumus: I = I₁ = I₂ = I₃
  • Besar hambatan listrik dalam rangkaian sama dengan jumlah dari masing-masing hambatan dinyatakan dalam rumus: Rs = R₁ + R₂ + R₃

Benda yang Mengaplikasikan Rangkaian Seri

Tanpa kita sadari, rangkaian seri dapat ditemukan di berbagai benda. Benda-benda yang mengaplikasikan rangkaian seri yaitu:

Contoh Soal Rangkaian Seri

Setelah memahami pengertian rangkaian seri, ciri-ciri, dan prinsipnya, penting untuk memahami rangkaian seri lebih dalam melalui contoh-contoh soal yang ada. Berikut ini berbagai contoh soal rangkaian seri:

Contoh 1

Suatu rangkaian tahanan yang dihubungkan secara seri memiliki R1 = 2 Ω, R2 = 5 Ω, R3 = 3 Ω, dan tegangan sumber V = 20 V. Hitunglah hambatan pengganti dan arus yang mengalir pada rangkaian tersebut!

Jawaban:

a. Hambatan Pengganti
RT = R1 + R2 + R3
RT = 2 Ω + 5 Ω + 3 Ω
RT = 10 Ω


b. Arus yang Mengalir
V = I . RT
I = V
———–
R1 + R2 + R3
I = 20 V
—— = 2 A
10 Ω






Contoh 2

Hitunglah hambatan total suatu rangkaian seri jika R1 = 5 Ω, R2 = 10 Ω, dan R3 = 3 Ω.

Jawaban:
RT = R1 + R2 + R3
RT = 5 Ω + 10 Ω + 3 Ω
RT = 18 Ω


Contoh Penerapan Rangkaian Listrik Seri di Sekitar Kita

Nyatanya, rangkaian seri diterapkan dalam banyak hal di sekitar. Berikut ini contoh penerapannya dalam kehidupan sehari-hari:

  1. Lampu hias pohon Natal model lama cenderung menggunakan rangkaian seri dari beberapa lampu sehingga menerima tegangan sesuai dengan jala-jalan.
  2. Tube lamp atau lampu neon model lama masih memakai ballast. Di dalam box-nya masih ditemukan rangkaian seri antara jala-jala dengan ballastnya.
  3. Di dalam setrika, umumnya terdapat bimetal atau temperatur kontrol dengan rangkaian seri.
  4. Saklar atau switch lampu merupakan penerapan rangkaian seri dengan beban.

Itulah informasi seputar rangkaian seri sebagai salah satu jenis komponen dari rangkaian listrik. Semoga artikel ini membantu detikers memahami rangkaian seri lebih baik, ya!

Simak Video “Sensasi Makan Raos Pisaan Euy, Dapur Kraton Cimahi”
[Gambas:Video 20detik]

(des/fds)

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Mengenal Rangkaian Arus Listrik dan Tokoh Penemunya


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Mengenal Rangkaian Arus Listrik dan Tokoh Penemunya yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

TRIBUNNEWS.COM – Listrik telah membawa banyak perubahan dalam kehidupan masyarakat di seluruh dunia.

Arus listrik merupakan gelombang elektromagnetik yang dapat merambat meski tidak ada media perantara.

Gelombang elektromagnetik terbentuk dari hasil perubahan medan magnet dan medan listrik yang terjadi terus menerus.

Proses tersebut memicu terjadinya arus yang kemudian dikenal sebagai arus listrik.

Dikutip dari Buku Siswa SD/MI Tema Tokoh dan Penemuan, (2018) oleh Angi Anggari dkk, arus listrik dihasilkan oleh generator raksasa pada pusat pembangkit listrik.

Arus listrik disalurkan melalui jaringan listrik tegangan tinggi berupa jaringan kabel pada menara-menara tinggi yang menuju ke gardu penerima di berbagai daerah.

Dari gardu-gardu penerima, arus listrik kemudian disalurkan ke rumah penduduk dan berbagai tempat yang memerlukan.

lalu, arus listrik yang diterima di rumah disalurkan melalui rangkaian kabel listrik di dalam rumah.

Baca juga: Peduli Terhadap Lingkungan dengan Mengenal Tanaman Obat Kencur, Kunyit, Jahe dan Cara Menanamnya

Baca juga: Mengenal Padi sebagai Makanan Pokok Masyarakat Indonesia, Berikut Tahap Pertumbuhannya

Rangkaian kabel tersebut umumnya berada di atap untuk tempat dudukan lampu atau di dinding rumah untuk sakelar dan colokan listrik tempat menghubungkan beragam peralatan elektronik seperti televisi, kipas angin, dan kulkas.

Rangkaian listrik di dalam rumah dapat berupa rangkaian seri atau rangkaian paralel.

Rangkaian seri dan paralel merupakan jenis-jenis rangkaian yang dipakai untuk menyambungkan dua ataupun lebih komponen listrik sehingga menjadi satu kesatuan utuh.

Jika dilihat dari cara penyusunannya, rangkaian seri disusun dengan cara bersambung atau sejajar dan rangkaian paralel disusun berderet.

Contoh rangkaian seri dalam kehidupan sehari-hari adalah lampu senter.

SUTET -Pekerja sedang memasang rangkaian besi konstruksi baja tiang listrik tegangan tinggi di kampung Pasar Minggu, Kembangan, Jakarta Barat, Kamis (16/8/2018). Pemasangan konstruksi baru ini untuk mengganti tiang yang lama untuk memperlancar penyaluran arus listrik yang sangat dibutuhkan warga masyarakat. (Wartakota/Nur Ichsan) (Warta Kota/Nur Ichsan (SAN))

Rangkaian yang disusun seri pada lampu senter adalah baterai, karena hanya terdapat satu lampu pada senter.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Mengenal Rangkaian Seri dan Rangkaian Paralel dalam Sirkuit Listrik


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Mengenal Rangkaian Seri dan Rangkaian Paralel dalam Sirkuit Listrik yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Jakarta

Rangkaian seri dan rangkaian pararel merupakan dua jenis susunan komponen elektronik yang dapat ditemukan di rangkaian listrik atau sirkuit listrik.

Rangkaian listrik adalah jalur yang tersusun dari berbagai macam komponen elektronik yang mampu mengalirkan arus listrik dari sumber listrik ke berbagai perangkat.

Berdasarkan ada tidaknya arus yang mengalir, rangkaian atau sirkuit listrik terdiri rangkaian terbuka dan rangkaian tertutup. Pada rangkaian listrik terbuka, arus listrik tidak ada yang mengalir.

Sementara itu, pada rangkaian listrik tertutup arus listrik dapat mengalir, karena kedua kutub pada sumber arus listrik saling dihubungkan. Ketika kita mempelajari rangkaian arus listrik, kita akan mengenal adanya jenis rangkaian seri dan rangkaian paralel.

Sebelum memahami lebih lanjut mengenai jenis rangkaian listrik, detikers perlu mengetahui beberapa istilah berikut:

I = kuat arus listrik
A = ampere
V = beda potensial, satuannya volt (V)
R = hambatan listrik, satuannya Ohm (Ω)


Dilansir dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, berikut adalah penjelasan mengenai jenis rangkaian listrik:

Pada rangkaian seri hanya terdapat satu baris arus listrik, yang bagian rangkaian dipasang secara beruntutan atau berderet tanpa adanya percabangan.

Rangkaian seri akan terbentuk jika dua buah atau lebih komponen elektronika dihubungkan secara berderet, dengan sumber tegangan yang juga dihubungkan secara berderet.

Apabila salah satu komponen dipindahkan dari rangkaian seri, arus listrik tidak akan mengalir karena rangkaian ini terbuka. Rangkaian seri biasanya sering digunakan pada radio, TV dan komputer.

(a) Contoh lampu yang disusun seri, (b) Resistor yang disusun seri Foto: dok. modul IPA Kemdikbud

Dalam rangkaian arus seri, jumlah arus listrik pada setiap titik sama besar. Rumusnya adalah: I = I₁ = I₂ = I₃

Besar hambatan listrik (gambar b) dalam rangkaian sama dengan jumlah dari masing-masing hambatan. Rumusnya adalah: Rs = R₁ + R₂ + R₃

Keuntungan rangkaian seri adalah rangkaiannya sederhana dan hemat kabel, sehingga untuk membuatnya pun cukup mudah. Sedangkan, kerugiannya bisa kita lihat apabila salah satu lampu diputuskan (mati), maka lampu yang lainnya juga akan ikut mati.

Begitu juga pada nyala lampunya ketika tidak terang (redup), sehingga membuat energinya juga ikut boros karena digambarkan 1R+1R+1R.

Rangkaian paralel adalah rangkaian yang terbentuk jika dua buah lampu atau lebih dihubungkan secara berjajar, sehingga merupakan rangkaian bercabang. Arus yang diterima oleh setiap cabang, masih lebih besar dibandingkan arus pada rangkaian seri, hal ini akan membuat nyala lampu akan terlihat lebih terang.

Rangkaian lampu di rumah, di kantor, dan lampu lalu lintas adalah contoh pemanfaatan penggunaan rangkaian listrik paralel di kehidupan sehari-hari.

Jika arus lebih banyak mengalir dari sumber, dimana merupakan penjumlahan tiap cabang, maka perlawanan total atau resistensi pada rangkaian paralel akan jauh lebih kecil daripada rangkaian seri.

Keuntungan dan kerugian rangkaian paralel merupakan kebalikan dari rangkaian seri, maka rangkaian paralel adalah 1/R+1/R+1/R.

Rangkaian resistor yang disusun pararel Foto: Modul IPA Kemendikbud

Setiap lampu pada rangkaian paralel mendapat arus tanpa dipengaruhi lampu satunya. Itu lah yang mengakibatkan lampu yang lainnya masih terhubung dengan sumber arus listrik.

Misalnya, apabila lampu-lampu yang ada di rumah kita dipasang secara paralel, meskipun salah satu dari lampu-lampu dimatikan atau padam, lampu yang lainnya masih akan tetap bisa menyala.

Menurut hukum I Kirchhoff, arus listrik dibagi dalam tiga cabang, jika kuat arus dalam tiap cabang dijumlahkan maka besarnya sama dengan kuat arus sebelum memasuki cabang.

Hukum Persamaannya dapat ditulis dengan: I masuk = I₁ + I₂ + I₃= I keluar.

Berdasarkan hukum Ohm, I = V/ R dan V untuk tiap cabang sama. Maka rumusnya adalah:

Rumus total hambatan rangkaian pararel Foto: Modul IPA Kemendikbud

Rangkaian Campuran

Gabungan dari rangkaian seri dan rangkaian paralel dinamakan dengan rangkaian campuran atau disebut juga dengan rangkaian rumit.

Rangkaian campuran seri dan pararel Foto: Modul IPA Kemendikbud

Pada gambar rangkaian campuran di atas R₁ seri dengan R₂ dan R₃ yang paralel, sehingga rumus hambatan total dan rangkaian campuran antara rangkaian seri dan rangkaian pararel adalah: Rt = R₁ + Rp

Simak Video “Bus Listrik Sudah Banyak, Kok Truk Listrik Belum Dijual di Indonesia?”
[Gambas:Video 20detik]

(pal/pal)

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Mengenal Rangkaian Listrik Beserta Komponen dan Fungsifungsinya


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Mengenal Rangkaian Listrik Beserta Komponen dan Fungsifungsinya yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Bobo.id – Teman-teman tentu tahu kalau sebagian besar aktivitas manusia membutuhkan listrik.

Listrik memberi tenaga pada peralatan elektronik yang kita gunakan setiap hari, seperti lampu, televisi, kulkas, pengisi daya ponsel, dan masih banyak lagi.

Kali ini kita akan mengenal dan mempelajari tentang rangkaian listrik. 

Yuk, simak penjelasan selengkapnya di artikel ini!

Pengertian Rangkaian Listrik

Rangkaian listrik adalah jalur atau rangkaian sehingga elektron dapat mengalir dari sumber arus listrik (voltase).

Proses perpindahan elektron dikenal sebagai listrik. Elektron dapat mengalir pada material penghantar arus listrik yakni konduktor.

Rangkaian listrik berfungsi mengalirkan listrik ke perangkat yang kita inginkan.

Rangkaian listrik terbagi menjadi tiga jenis, yaitu rangkaian listrik analog (rangkaian listrik seri dan rangkaian listrik paralel), rangkaian listrik digital, dan rangkaian listrik hibrid.

Komponen Rangkaian Listrik

Komponen-komponen dalam rangkaian listrik adalah resistor, kapasitor, induktor, diode, transistor, IC dan sakelar.

Baca Juga: Mengenal Pembangkit Listrik Tenaga Angin atau Bayu (PLTB), Materi Kelas 3 SD Tema 6

1. Resistor

Resistor atau hambatan merupakan komponen elektronika pasif yang berfungsi untuk menghambat dan mengatur arus listrik dalam rangkaian elektronika.

Nilai hambat atau resistansi resistor dinyatakan dalam satuan ohm, seperti resistansi bahan.

Nilai resistansi sebuah resistor biasanya diwakili oleh kode angka atau gelang warna di badan resistor.

2. Kapasitor

Kapasitor atau kondensator merupakan komponen elektronika pasif yang dapat menyimpan energi atau muatan listrik untuk sementara waktu.

Fungsi-fungsi kapasitor, yaitu memilih gelombang radio pada rangkaian penala, sebagai perata arus pada rangkaian penyearah atau rectifier, dan sebagai filter dalam rangkaian catu daya atau power supply.

Kemampuan kapasitor menyimpan energi listrik ditunjukkan oleh kapasitasnya. Kapasitas kapasitor dinyatakan dalam satuan farad (F).

Untuk nilai yang lebih kecil menggunakan satuan mikrofarad, nanofarad, dan pikofarad.

3. Induktor

Induktor atau koil atau kumparan merupakan komponen elektronika pasif yang berfungsi sebagai pengatur frekuensi, filter, dan juga sebagai penyambung.

Baca Juga: Contoh Perubahan Energi Listrik menjadi Energi Gerak dalam Kehidupan Sehari-Hari

Induktor banyak ditemukan pada peralatan atau rangkaian elektronika yang berkaitan dengan frekuensi. Satuan induktansi untuk induktor adalah henry (H).

4. Diode

Diode merupakan komponen elektronika aktif yang menghantarkan arus listrik ke satu arah dan menghambat arus listrik dari arah sebaliknya.

Diode terdiri atas dua elektrode, yaitu anode dan katode.

5. Transistor

Transistor merupakan komponen elektronika aktif multifungsi.

Beberapa fungsi transistor antara lain sebagai penguat arus, sebagai sakelar (pemutus dan penghubung), dan stabilisator.

6. IC

IC (Integrated Circuit) merupakan komponen aktif yang terdiri atas gabungan ratusan bahkan jutaan transistor, resistor, dan komponen lainnya yang dalam sebuah kemasan kecil.

Fungsi IC beragam, yaitu penguat, switching, pengontrol, dan media penyimpanan.

7. Sakelar

Baca Juga: Bisakah Pengisian Daya Baterai Motor Listrik Dilakukan di Rumah? Ini Penjelasannya

Sakelar atau switch merupakan komponen yang digunakan untuk menghubungkan dan memutuskan aliran listrik.

Sakelar sering digunakan sebagai tombol ON/OFF untuk menyalakan dan mematikan peralatan.

 (Penulis: Jessie)

—-

Kuis!

Apa yang dimaksud dengan listrik?

Petunjuk: cek halaman 1!

Lihat juga video ini, yuk!

—- 

Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo. 

Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id. 

Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023

Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan

Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

PROMOTED CONTENT

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Cara Membuat Rangkaian Paralel


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Cara Membuat Rangkaian Paralel yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

ilustrasi listrik (sumber: Freepik)

Liputan6.com, Jakarta Rangkaian paralel adalah salah satu jenis rangkaian listrik, yang terdiri dari beberapa komponen di mana dapat terhubung secara paralel dengan sumber daya listrik yang sama. Dalam rangkaian paralel, setiap komponen terhubung langsung dengan sumber daya listrik, dan memiliki potensial yang sama dengan sumber daya listrik. Cara membuat rangkaian paralel juga cukup mudah dan prkatis, namun harus sesuai dengan petunjuk. 

Cara membuat rangkaian paralel juga perlu dipelajari, karena dalam rangkaiannya arus total sama dengan jumlah arus pada setiap cabang. Artinya, arus yang mengalir melalui setiap cabang tergantung pada nilai resistansi atau impedansi dari setiap komponen. Semakin rendah resistansi atau impedansi sebuah komponen, semakin besar arus yang mengalir melalui komponen tersebut. Hal ini berbeda dengan rangkaian seri, di mana arus total tetap konstan, tetapi tegangan terbagi di seluruh komponen.

Rangkaian paralel sering digunakan dalam aplikasi elektronik dan listrik, seperti dalam sistem pencahayaan, peralatan rumah tangga, dan sistem listrik rumah. Keuntungan dari rangkaian paralel adalah kemampuannya untuk menambah daya dan menjaga daya tetap stabil, karena setiap cabang memiliki potensial yang sama dengan sumber daya listrik. Berikut ini cara membuat rangkaian paralel yang Liputan6.com rangkum dari berbagi sumber, Jumat (24/3/2023). 

1. Siapkan sumber daya listrik

Ilustrasi Arus Listrik Credit: pexels.com/pixabay

Rangkaian paralel adalah salah satu jenis rangkaian listrik, di mana terdiri dari beberapa komponen yang terhubung secara paralel dengan sumber daya listrik yang sama. Pada rangkaian paralel, setiap komponen terhubung langsung dengan sumber daya listrik, dan memiliki potensial yang sama dengan sumber daya listrik.

Berikut adalah cara membuat rangkaian paralel yang wajib Anda simak: 

Sebelum membuat rangkaian paralel, pastikan Anda memiliki sumber daya listrik yang cukup untuk menghidupkan semua komponen. Ada beberapa pilihan sumber daya listrik yang dapat digunakan, seperti baterai, catu daya, atau generator. Anda harus memilih sumber daya listrik yang sesuai dengan kebutuhan Anda. Pastikan juga bahwa sumber daya listrik memiliki tegangan dan arus yang tepat untuk menghidupkan semua komponen.

2. Siapkan komponen

Setelah Anda memilih sumber daya listrik yang tepat, cara membuat rangkaian paralel selanjutnya adalah menyiapkan semua komponen, yang akan digunakan dalam rangkaian paralel. Beberapa komponen yang dapat digunakan dalam rangkaian paralel antara lain resistor, kapasitor, induktor, dan sumber daya aktif seperti LED atau motor. Pastikan bahwa setiap komponen memiliki nilai resistansi atau impedansi yang sama, sehingga arus dapat terbagi secara merata di seluruh rangkaian. Hal ini akan memastikan bahwa tegangan pada setiap komponen sama dengan tegangan sumber daya listrik.

3. Hubungkan komponen secara paralel

Setelah semua komponen siap, langkah selanjutnya adalah menghubungkan komponen secara paralel dengan sumber daya listrik. Untuk melakukan ini, sambungkan ujung positif dari setiap komponen ke ujung positif sumber daya listrik, dan ujung negatif ke ujung negatif sumber daya listrik. Dalam rangkaian paralel, setiap komponen terhubung langsung dengan sumber daya listrik dan memiliki potensial yang sama dengan sumber daya listrik. Ini membuat arus dapat terbagi secara merata di seluruh rangkaian. Pastikan bahwa setiap sambungan terpasang dengan aman dan rapat, dan bahwa tidak ada kabel atau koneksi yang terkelupas atau rusak.

4. Ukur tegangan dan arus

Cara membuat rangkaian paralel selanjutnya setelah semua komponen terhubung, maka Anda bisa mengukur tegangan dan arus di setiap komponen. Hal ini akan membantu Anda memastikan bahwa arus terbagi secara merata di seluruh rangkaian, dan bahwa tegangan pada setiap komponen sama dengan tegangan sumber daya listrik. Anda dapat menggunakan multimeter atau alat pengukur lainnya untuk melakukan pengukuran ini.

5. Uji rangkaian

Sebelum menggunakan rangkaian paralel untuk aplikasi yang diinginkan, pastikan untuk menguji rangkaian untuk memastikan, bahwa semua komponen berfungsi dengan baik dan tidak ada masalah dengan koneksi atau komponen yang rusak. Anda dapat menggunakan alat pengukur seperti oscilloscope atau generator fungsi untuk menguji rangkaian.

Cara Kerja

Ilustrasi palang sengatan listrik (pixabay)

1. Arus dan Tegangan

Dalam rangkaian paralel, setiap komponen terhubung langsung dengan sumber daya listrik dan memiliki potensial yang sama dengan sumber daya listrik. Hal ini membuat arus dapat terbagi secara merata di seluruh rangkaian. Oleh karena itu, tegangan yang diberikan pada setiap komponen dalam rangkaian paralel adalah sama.

Dalam hal ini, hukum Ohm berlaku, di mana tegangan (V) adalah hasil kali antara arus (I) dan resistansi (R), yaitu V = I x R. Dalam rangkaian paralel, karena tegangan sama untuk setiap komponen, maka arus yang mengalir melalui setiap komponen akan berbeda-beda tergantung pada nilai resistansi dari komponen tersebut.

2. Arus Total

Arus total dalam rangkaian paralel, sama dengan jumlah arus pada setiap cabang. Oleh karena itu, jika terdapat dua atau lebih cabang dalam rangkaian paralel, arus total akan lebih besar daripada arus pada setiap cabang.

Arus total dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

I_total = I1 + I2 + I3 + … + In

di mana I_total adalah arus total dalam rangkaian paralel, dan I1, I2, I3, … In adalah arus pada setiap cabang.

3. Keuntungan dan Kelemahan

Keuntungan dari rangkaian paralel adalah kemampuannya untuk menambah daya, dan menjaga daya tetap stabil, karena setiap cabang memiliki potensial yang sama dengan sumber daya listrik. Selain itu, jika salah satu komponen dalam rangkaian paralel rusak atau terputus, komponen lainnya tetap dapat berfungsi dengan baik, karena setiap cabang terhubung secara independen dengan sumber daya listrik.

Namun, ada juga beberapa kelemahan dalam penggunaan rangkaian paralel. Salah satunya adalah biaya yang lebih tinggi karena setiap komponen membutuhkan jalur listrik tersendiri ke sumber daya listrik. Selain itu, jika terdapat perbedaan nilai resistansi atau impedansi pada setiap cabang, maka arus dalam setiap cabang tidak akan terbagi secara merata, sehingga menyebabkan ketidakseimbangan dalam sistem.

4. Contoh Aplikasi

Rangkaian paralel sering digunakan dalam aplikasi elektronik dan listrik, seperti dalam sistem pencahayaan, peralatan rumah tangga, dan sistem listrik rumah. Misalnya, dalam sistem pencahayaan, lampu-lampu terhubung secara paralel dengan sumber daya listrik yang sama, sehingga setiap lampu dapat dinyalakan atau dimatikan secara independen tanpa memengaruhi kinerja lampu lainnya.

Ilustrasi hemat listrik. (Photo Copyright by Freepik)

1. Daya lebih besar

Salah satu kelebihan dari rangkaian paralel adalah kemampuannya untuk menambah daya. Jika terdapat dua atau lebih komponen yang terhubung secara paralel, masing-masing komponen dapat menerima tegangan yang sama dari sumber daya listrik, sehingga daya total yang dihasilkan akan lebih besar daripada jika hanya menggunakan satu komponen saja. Hal ini membuat rangkaian paralel cocok digunakan dalam sistem listrik yang membutuhkan daya yang besar, seperti dalam sistem pencahayaan atau sistem pendingin udara.

2. Kestabilan tegangan

Dalam rangkaian paralel, setiap komponen terhubung langsung dengan sumber daya listrik dan memiliki potensial yang sama dengan sumber daya listrik. Hal ini membuat tegangan yang diberikan pada setiap komponen dalam rangkaian paralel adalah sama. Oleh karena itu, rangkaian paralel sangat stabil dalam hal tegangan, bahkan jika salah satu komponen dalam rangkaian paralel terputus atau mengalami kerusakan.

3. Pemeliharaan lebih mudah

Keuntungan lain dari rangkaian paralel adalah kemudahan dalam pemeliharaan. Jika salah satu komponen dalam rangkaian paralel mengalami kerusakan atau perlu diganti, maka hanya komponen tersebut yang perlu diganti, sementara komponen lainnya tetap dapat berfungsi dengan baik. Hal ini membuat pemeliharaan rangkaian paralel lebih mudah dan efisien.

4. Efisiensi lebih tinggi

Rangkaian paralel memiliki efisiensi yang lebih tinggi, dibandingkan dengan rangkaian seri. Hal ini disebabkan karena dalam rangkaian paralel, setiap komponen terhubung secara independen dengan sumber daya listrik, sehingga arus yang mengalir melalui setiap komponen dapat terbagi secara merata. Selain itu, jika salah satu komponen dalam rangkaian paralel mengalami kerusakan atau terputus, maka komponen lainnya tetap dapat berfungsi dengan baik, sehingga tidak mengganggu kinerja rangkaian paralel secara keseluruhan.

5. Redundansi

Rangkaian paralel juga memiliki keuntungan dari sisi redundansi. Dalam rangkaian paralel, jika salah satu komponen mengalami kerusakan atau terputus, maka komponen lainnya tetap dapat berfungsi dengan baik. Hal ini membuat rangkaian paralel lebih andal dan tahan, terhadap kegagalan atau kerusakan pada salah satu komponen. Oleh karena itu, rangkaian paralel sering digunakan dalam sistem yang membutuhkan keandalan dan keamanan yang tinggi, seperti dalam sistem penerangan darurat atau sistem keamanan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Silvia Estefina Subitmele

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.