Pengertian Rangkaian Seri Serta Contoh dan Rumusnya


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Pengertian Rangkaian Seri Serta Contoh dan Rumusnya yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Dilansir dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, rangkaian listrik merupakan jalur yang tersusun dari berbagai komponen elektronik yang mengalirkan arus listrik dari sumbernya ke berbagai perangkat. Terdapat dua jenis komponen elektronik yang dapat ditemukan dalam rangkaian listrik, yaitu rangkaian seri dan paralel. Dalam artikel ini, rangkaian seri akan dijelaskan lebih dalam.

Rangkaian seri memiliki prinsip kerja, ciri-ciri, rumus, serta kekurangan dan kelebihan yang berbeda dengan rangkaian paralel. Ingin mempelajari rangkaian seri lebih dalam? Simak artikel berikut ini!.

Mengutip situs pintar.jatengprov.go.id, rangkaian seri adalah suatu rangkaian yang input komponennya berasal dari output komponen lain. Jenis komponen elektronik satu ini terdiri dari dua atau lebih beban listrik dan dihubungkan ke catu daya lewat satu rangkaian.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Rangkaian seri hanya memiliki satu baris arus listrik yang rangkaiannya dipasang secara berurutan tanpa ada percabangan. Rangkaiannya hanya dapat terbentuk bila dua buah atau lebih komponen elektronik dihubungkan secara berderet dengan sumber tegangan yang dihubungkan secara berderet juga.

Prinsip Kerja Rangkaian Seri

Prinsip kerja rangkaian seri terdiri dari tiga hal, yaitu:

  1. Hambatan total rangkaian seri diperoleh dari penjumlahan tiap hambatan serinya.
  2. Kuat arus dalam tiap hambatan tetap dan besar kuat arus setiap hambatan sama dengan kuat arus totalnya.
  3. Beda potensial atau tegangan dari tiap hambatan berbeda-beda dan hasil penjumlahan tegangan tiap hambatannya sama dengan tegangan totalnya.

Ciri-ciri Rangkaian Seri

Rangkaian seri memiliki empat ciri yang membedakannya dengan rangkaian paralel. Berikut ini rinciannya:

  1. Setiap beban memiliki aliran arus yang sama.
  2. Tegangan sumber akan dibagi dengan jumlah tahanan seri jika besar tahanan sama. Jumlah penurunan tegangan dalam rangkaian seri dari masing-masing tahanan seri adalah sama dengan tegangan total sumber tegangan.
  3. Banyak beban listrik yang dihubungkan dalam rangkaian seri. Tahanan total rangkaian menyebabkan naiknya penurunan arus yang mengalir dalam rangkaian. Arus yang mengalir tersebut bergantung pada jumlah besar tahanan beban dalam rangkaian.
  4. Aliran arus akan berhenti bila salah satu beban atau bagian dari rangkaian tidak terhubung atau putus.

Kelebihan dan Kekurangan Rangkaian Seri

Baik rangkaian seri maupun paralel memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Berikut ini kelebihan dan kekurangan yang dimiliki rangkaian paralel:

1. Kelebihan

Rangkaian seri lebih hemat kabel serta saklar. Hal ini membuat rangkaian seri membutuhkan biaya yang lebih murah daripada rangkaian paralel.

2. Kekurangan

  • Adanya salah satu komponen yang dicabut atau rusak akan menyebabkan komponen lainnya tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
  • Semakin jauh letak lampu, semakin redup juga nyala lampunya.

Rumus Rangkaian Seri

Rumus-rumus yang berlaku dalam rangkaian seri yaitu:

  • Jumlah arus listrik pada setiap titik sama besar dalam rangkaian arus listrik. Hal ini dinyatakan dalam rumus: I = I₁ = I₂ = I₃
  • Besar hambatan listrik dalam rangkaian sama dengan jumlah dari masing-masing hambatan dinyatakan dalam rumus: Rs = R₁ + R₂ + R₃

Benda yang Mengaplikasikan Rangkaian Seri

Tanpa kita sadari, rangkaian seri dapat ditemukan di berbagai benda. Benda-benda yang mengaplikasikan rangkaian seri yaitu:

Contoh Soal Rangkaian Seri

Setelah memahami pengertian rangkaian seri, ciri-ciri, dan prinsipnya, penting untuk memahami rangkaian seri lebih dalam melalui contoh-contoh soal yang ada. Berikut ini berbagai contoh soal rangkaian seri:

Contoh 1

Suatu rangkaian tahanan yang dihubungkan secara seri memiliki R1 = 2 Ω, R2 = 5 Ω, R3 = 3 Ω, dan tegangan sumber V = 20 V. Hitunglah hambatan pengganti dan arus yang mengalir pada rangkaian tersebut!

Jawaban:

a. Hambatan Pengganti
RT = R1 + R2 + R3
RT = 2 Ω + 5 Ω + 3 Ω
RT = 10 Ω


b. Arus yang Mengalir
V = I . RT
I = V
———–
R1 + R2 + R3
I = 20 V
—— = 2 A
10 Ω






Contoh 2

Hitunglah hambatan total suatu rangkaian seri jika R1 = 5 Ω, R2 = 10 Ω, dan R3 = 3 Ω.

Jawaban:
RT = R1 + R2 + R3
RT = 5 Ω + 10 Ω + 3 Ω
RT = 18 Ω


Contoh Penerapan Rangkaian Listrik Seri di Sekitar Kita

Nyatanya, rangkaian seri diterapkan dalam banyak hal di sekitar. Berikut ini contoh penerapannya dalam kehidupan sehari-hari:

  1. Lampu hias pohon Natal model lama cenderung menggunakan rangkaian seri dari beberapa lampu sehingga menerima tegangan sesuai dengan jala-jalan.
  2. Tube lamp atau lampu neon model lama masih memakai ballast. Di dalam box-nya masih ditemukan rangkaian seri antara jala-jala dengan ballastnya.
  3. Di dalam setrika, umumnya terdapat bimetal atau temperatur kontrol dengan rangkaian seri.
  4. Saklar atau switch lampu merupakan penerapan rangkaian seri dengan beban.

Itulah informasi seputar rangkaian seri sebagai salah satu jenis komponen dari rangkaian listrik. Semoga artikel ini membantu detikers memahami rangkaian seri lebih baik, ya!

Simak Video “Sensasi Makan Raos Pisaan Euy, Dapur Kraton Cimahi”
[Gambas:Video 20detik]

(des/fds)

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Beda Potensial Listrik Pengertian dan Rumusnya


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Beda Potensial Listrik Pengertian dan Rumusnya yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

KOMPAS.com – Dalam mempelajari listrik, ada yang disebut dengan potensial listrik. Apa yang itu beda potensial listrik? Berikut adalah pembahasannya!

Dilansir dari Khan Academy, beda potensial listrik adalah perbebedaan energi potensial per satuan muatan antara dua lokasi dalam medan listrik.

Perbedaan energi potensial di kedua titik tersebut disebabkan oleh perbedaan muatan listrik. Beda potensial listrik juga lebih dikenal sebagai tegangan atau voltase.

Baca juga: Ciri-Ciri Medan Listrik

Beda potensial listriklah yang menyebabkan listrik.

Hal tersebut karena perbedaan potensial menyebabkan satu titik memiliki potensial tinggi (mengandung banyak muatan positif) dan yang satunya lagi memiliki potensial rendah (mengandung banyak muatan negatif).

Muatan listrik positif akan berpindah ke muatan listrik negatif, menyebabkan arus listrik yang mengalir dari potensial listrik tinggi ke potensial listrik rendah.

Namun, arah aliran arus listrik berbanding terbalik dengan arah aliran arus elektron. Di mana arus elektron mengalir dari potensial listrik rendah ke potensial listrik tinggi.

Baca juga: Kuat Arus Listrik: Pengertian, Satuan, dan Rumusnya

Dilansir dari Physiscs LibreTexts, beda potensial listrik adalah energi per satuan muatan. Artinya, beda potensial listrik berbeda dengan energi potensial listrik.

Sehingga, rumus beda potensial listrik dapat dituliskan sebagai:

Dengan,
V: beda potensial listrik atau tegangan (volt)
W: energi (joule)
Q: muatan listrik (Coulomb)


Baca juga: Muatan dan Medan Listrik

Dilansir dari The Physics Libretexts, beda potensial listrik dilambangkan dengan “V” dan memiliki satuan volt untuk menghormarti penemunya yaitu Alessandro Volta. Adapun, satu volt diketahui setara dengan satu joule per coulomb.

Artinya, jika beda potensial dua buah titik sama dengan dua volt. Maka, satu satu Coulomb muatan akan mendapatkan energi sebesar dua volt untuk berpindah dari satu titik ke titik lainnya.

Rumus beda potensial litrik juga dapat diturunkan dari hukum ohm. Rumus beda potensial listrik menurut hukum ohm adalah:

Dengan,
V: beda potensial listrik atau tegangan (volt)
I: kuat arus listrik (ampere)
R: hambatan listrik (ohm)


Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Arus Listrik adalah Muatan yang Mengalir Ini Contoh dan Rumusnya


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Arus Listrik adalah Muatan yang Mengalir Ini Contoh dan Rumusnya yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Listrik bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari. Contohnya saja penggunaan listrik untuk menyalakan alat elektronik seperti mesin cuci, televisi, dan lampu. Sekarang ini kebutuhan sehari-hari menggunakan listrik untuk berbagai keperluan.

Salah satu fenomena alam yang berkaitan dengan listrik adalah petir. Ketika hujan lebat datang, petir biasanya muncul menghasilkan suara dan cahaya besar. Petir adalah proses alam yang membebaskan muatan ketika badai listrik terjadi.

Pembebasan muatan ini bersamaan dengan emisi cahaya tampak, serta radiasi gelombang elektromagnetik. Aliran ini membentuk garis yang membawa panas dan menyebar ke udara. Kemudian garis yang membawa panas ini memproduksi gelombang kejut berupa gemuruh. Petir termasuk fenomena pembentuk aliran listrik alami.

Pengertian Arus Listrik 

Arus listrik adalah sebuah muatan listrik yang mengalir atau berpindah. Muatan listrik ini mengandung konduktor. Kemudian muatan diberikan pada satu titik di permukaan logam, kemudian tersebar merata ke segala arah.

Dalam buku Fisika Interaktif IPA, arus listrik merupakan muatan yang mengalir tiap satuan waktu. Arah arus listrik ini berasal dari potensial tinggi ke rendah. Selain itu arus listrik berlawanan dengan arah elektron, meskipun arus terjadi dari aliran elektron.

Contoh proses arus listrik yaitu dua buah benda masing-masing A dan B, dihubungkan dengan penghantar. Jika potensial A lebih tinggi dari B, maka arus mengalir dari A ke B. Arus listrik akan mengalir dalam waktu singkat. Jika potensial A sama dengan B maka arus akan berhenti mengalir.

Agar arus listrik tetap mengalir dari A ke B, maka muatan positif B harus dipindahkan ke A. Sehingga potensi A selalu lebih tinggi dari B. Berdasarkan penjelasan tersebut, arus listrik dapat mengalir melalui kawat penghantar. Aliran arus listrik ini melewati dua ujung kawat yang berbeda potensial.

Jenis Arus Listrik

1. Direct Current (DC)

Arus DC adalah arus listrik yang tidak akan berubah. Meski perubahan waktu terjadi, arus selalu bernilai konstan. Arus DC ini disimbolkan dengan huruf l (i kapital). Contoh arus listrik DC yaitu solar sel, baterai, akumulator, elemen voltan, dan generator DC.

2. Arus Bolak-balik (AC)

Alternating Current (AC) adalah arus listrik yang berubah-ubah. Arus AC ini tidak konstan seiring waktu berubah. Nilai arus dapat berubah dari positif ke negatif atau sebaliknya. Arus AC disimbolkan dengan i (huruf kecil). Biasanya arus AC dipakai untuk kebutuhan rumah tangga. Contohnya saja penggunaan AC, kipas angin, mesin cuci, setrika, dan kompor listrik.

Contoh Arus Listrik

Arus listrik akan mengalir pada satu arah. Berikut contoh arus listrik pada benda elektronik:

1. Bola Lampu

Arus listrik terhubung ke baterai dan bola lampu. Hal ini terjadi karena arus listrik melalui kabel tembaga. Arus listrik membuat bola lampu bersinar karena aliran muatan melalui kabel tembaga dan bola lampu.

2. Arus Listrik PLN

Arus listrik bisa searah atau bolak-balik. Contoh arus listrik yang mengalir bolak-balik yaitu arus listrik PLN. Arus listrik dari PLN dapat mengalir bergantian arah atau bolak-balik.

Rumus Kuat Arus Listrik

Kuat arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir. Muatan listrik ini mengalir pada penghantar setiap detik. Satuan kuat arus listrik disimbolkan dengan huruf l, sedangkan kuat satuan adalah Ampere. Kata Ampere ini diambil dari nama Andre Marie Ampere (1775 – 1836), ilmuwan dari Perancis.

Rumus kuat arus listrik untuk menghitung kecepatan perpindahan arus. Kuat arus listrik rumusnya yaitu banyaknya muatan listrik (coulomb) dibagi waktu (t).

Berikut rumus kuat arus listrik:

l = Q/t

atau

Q = l x t

Keterangan:

l = kuat arus listrik (A)
Q = banyaknya muatan listrik (coulomb)
T = waktu (s)

Satuan kuat arus listrik adalah ampere (A). Satu ampere ini menjelaskan besarnya kuat arus listrik dalam penghangat. Jika arus listrik dapat memindahkan muatan 1 coulomb tiap satu sekon, maka 1 ampere = 1 C/s.

Contoh Soal Kuat Arus Listrik dan Pembahasan

1. Diketahui muatan listrik mengalir selama 10 sekon, pada penghantar yang dialiri arus listrik sebesar 5 A. Berapa kuat arus listriknya?

Diketahui

l = 5A
5 = 10s
Q?

I = Q/t
Q = l x t
Q = 5 x 10
Q = 50 C


Jadi, muatan yang mengalir sebesar 50 C

2. Arus listrik sebesar 4 A mengalir melalui kawat penghantar dengan beda potensial di kedua ujungnya sebesar 16 V. Besarnya hambatan pada kawat yaitu:

Diketahui

l = 4A
V = 16V
Ditanya R?

I = V/R
4 = 16/R
R = 16/4
R = 4 Ω


Besarnya hambatan pada kawat sebesar 4 Ω

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.