PLN Dukung Penggunaan Kompor Listrik Induksi untuk Rumah Tangga demi Tercipta Kemandirian Energi Nasional


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul PLN Dukung Penggunaan Kompor Listrik Induksi untuk Rumah Tangga demi Tercipta Kemandirian Energi Nasional yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

KOMPAS.com – PT PLN (Persero) merekomendasikan penggunaan kompor listrik induksi di dapur rumah tangga. Pasalnya, kompor ini dirasa lebih aman, mudah, dan efisien.

Hal tersebut diutarakan oleh Executive Vice President Komunikasi Korporat dan CSR PLN Agung Murdifi dalam rangka mendukung penggunaan kompor listrik induksi demi menciptakan kemandirian energi nasional.

Menurutnya, kompor induksi memiliki sejumlah keunggulan ketimbang kompor gas. Salah satunya adalah praktis karena pengguna kompor listrik tidak perlu menukar tabung liquefied petroleum gas (LPG) ketika habis.

“Kompor (induksi) bekerja ketika alat masak diletakkan di atas kompor. Arus listrik pun akan bolak-balik dilewatkan dari dalam badan kompor melalui gulungan kawat. Panas yang dihasilkan langsung dialirkan ke alat masak, ” ujar Agung dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu (6/4/2022).

Dengan demikian, lanjut Agung, ketika kompor iduksi bersentuhan dengan anggota tubuh, tidak akan terasa panas dan relatif aman.

Keunggulan berikutnya adalah kompor induksi lebih aman. Agung menjelaskan bahwa kompor ini tidak menimbulkan api dan asap. Dengan demikian, risiko kebakaran jauh lebih kecil. Selain itu, kompor ini tidak berpotensi memicu ledakan akibat kebocoran bahan bakar.

“Kompor induksi yang tanpa api dan asap juga lebih sehat bagi penggunanya karena tidak menghasilkan emisi. Selain itu, juga ramah terhadap anak-anak karena lebih aman,” kata Agung.

Dari sisi waktu memasak, menggunakan kompor induksi juga lebih cepat. Sebab, kompor induksi memungkinkan penyebaran panas yang lebih merata ketimbang kompor gas.

“Waktu masak yang lebih cepat akan membuat kompor listrik lebih hemat penggunaan energi daripada gas,” ujar Agung.

Dari sisi penggunaan, kompor induksi juga lebih murah daripada dengan kompor LPG. Hasil uji coba menunjukkan bahwa rumah tangga kecil rata-rata mengonsumsi 11,4 kilogram (kg) LPG subsidi per bulan. Biaya yang dikeluarkan pun mencapai Rp 204.800.

Sementara itu, dengan menggunakan kompor induksi biaya yang dibutuhkan sebesar Rp 118.465. Ini berarti lebih hemat Rp 86.335 per bulan. Rinciannya, harga listrik tanpa subsidi 1 kilowatt hour (kWh) Rp 1.444,7, sedangkan kebutuhan listrik per bulan sebesar 82 kWh.

Berbagai keunggulan kompor induksi tersebut dirasakan oleh Imran, pemilik Kafe Kalukulolo di Tolitoli Sulawesi Tengah. Ia mengatakan bahwa kafe miliknya telah beralih menggunakan kompor induksi untuk mendukung kebutuhan operasional.

“Bentuk kompor induksi itu kekinian, sesuai dengan konsep kafe kami. Ternyata, (kompor induksi) juga lebih bersih daripada kompor gas,” kata Imran.

Dia mengaku bisa lebih menghemat pengeluaran dari sisi energi dalam biaya operasionalnya ketika menggunakan kompor induksi. Selain itu, waktu memasak juga menjadi lebih cepat karena panas yang dihasilkan pun optimal.

Menurut Imran, setelah menggunakan kompor induksi, ia tidak ada lagi khawatir kehabisan bahan bakar ketika sedang memasak. Pasalnya, PLN selalu menyediakan energi listrik yang andal secara optimal.

Tak hanya itu, Imran juga mengaku merasa lebih aman menggunakan kompor induksi karena tidak ada risiko kebocoran gas.

Dukungan PLN untuk beralih ke kompor induksi

Menurut Agung, tidak hanya pengguna yang akan merasakan manfaat dari pemakaian kompor induksi. Negara pun akan memperoleh penghematan subsidi dan impor jika masyarakat menggunakan kompor induksi.

“Jika beralih menggunakan kompor induksi ,Indonesia juga akan mandiri energi tanpa bergantung impor. Sebab, selama ini, sebagian besar penyediaan energi kompor LPG masih impor,” tutur Agung.

Dalam kajian PLN, paparnya, dari 300.000 pengguna yang melakukan konversi ke kompor induksi setiap tahun, negara dapat menghemat pemberian subsidi LPG sekitar Rp 450 miliar dan menekan biaya impor LPG sebesar Rp 220 miliar.

Untuk mendukung hal tersebut, PLN telah melakukan sejumlah upaya agar masyarakat beralih ke kompor induksi. Salah satunya, melalui program Nyaman Kompor Induksi.

Pada program tersebut, pelanggan yang membeli kompor induksi melalui partner yang bekerja sama dengan PLN akan mendapatkan harga khusus untuk tambah daya listrik sebesar Rp 150.000.

Selain itu, PLN juga memiliki layanan Ekstra Daya berupa paket tambahan kapasitas daya bagi rumah baru. Pelanggan cukup membayar biaya penyambungan daya 900 VA untuk mendapat kapasitas daya 2.200 VA jika rumah tersebut sudah dilengkapi kompor induksi.

Program tersebut dilakukan dengan menggandeng Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Karya dan perusahaan properti.

“Produk-produk layanan PLN untuk paket kompor induksi ini merupakan bagian dari rencana program konversi energi berbasis impor menjadi domestik. Langkah ini akan berkontribusi terhadap penguatan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan,” imbuh Agung.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Cara Kerja Kompor Listrik Vs Kompor Induksi Apa Perbedaannya


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Cara Kerja Kompor Listrik Vs Kompor Induksi Apa Perbedaannya yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Kompas TV feature tips, trik, dan tutorial

Sabtu, 24 September 2022 | 06:10 WIB


Ilustrasi memasak dengan kompor listrik. Pemerintah sedang menyiapkan program konversi dari LPG ke kompor listrik. (Sumber: bobo.grid.id)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Kompor listrik akan dibagikan secara cuma-cuma alias gratis oleh pemerintah kepada 300.000 rumah tangga miskin. Pembagian ini adalah salah satu upaya pemerintah untuk mengalihkan penggunaan kompor gas berbahan elpiji.

Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Rida Mulyana menyebut setiap rumah tangga miskin akan menerima paket kompor listrik senilai Rp2 juta yang terdiri dari dua tungku, satu alat masak, dan satu meteran listrik khusus atau miniature circuit breaker (MCB).

Baca Juga: YLKI soal Konversi Kompor Induksi: Kalau Listrik Mati, Repot, Konsumen Pengeluarannya Malah Dobel

“Uji coba ini yang akan kita evaluasi sampai Oktober nanti,” ujarnya di kutip dari Kompas.com, Selasa (20/9/2022) kemarin.

Tedapat perbedaan yang mencolok antara kompor listrik dengan kompor induksi.

Kompor induksi mengantarkan panas menggunakan radiasi elektromagnetik. Sementara kompor listrik menggunakan arus listrik yang mengalir melalui kumparan logam pada permukaan kompor.

Baca Juga: Mulan Jameela Protes Kompor Induksi Bisa Bikin Masalah Baru, Netizen: Masakan Gue Jadi Kagak Enak

Cara Kerja Kompor Listrik vs Kompor Induksi

Kompor listrik menggunakan desain tanam untuk mengalirkan listrik melalui kumparan logam di bawah keramik atau kaca.

Arus listrik tersebut akan mengalir melalui logam pada permukaan kompor yang berupa keramik atau kaca.

Bila listrik telah mengirimkan panas ke permukaan kompor, alat akan memberikan tanda siap digunakan.

Kemudian energi panas pada keramik permukaan kompor akan menyalurkannya ke alat masak menggunakan energi inframerah.

Baca Juga: Pemerintah Canangkan Program Konversi Kompor Gas ke Kompor Listrik, Setuju?

Setelah kompor listrik selesai digunakan dan dimatikan, kompor masih akan terasa panas, sehingga perlu waktu agar permukaan kembali dingin.

Sementara pada kompor induksi mengandalkan radiasi elektromagnetik untuk mengantarkan panas. Arus listrik akan bergantian melewati cincin ke peralatan masak.

Perbedaannya, kompor induksi tak perlu menunggu waktu untuk mendinginkan alat.

Kelebihan dan Kekurangan Kompor Listrik Vs Kompor Induksi

Terdapat sejumlah kelebihan dan kekurangan ketika memakai kompor listrik atau kompor induksi. Seperti dikutip dari Forbes berikut beberapa plus dan minus-nya.

Baca Juga: Bos PLN Sebut Masak dengan Kompor Listrik Lebih Hemat Rp8.000 Per Kg Elpiji

1. Kompor listrik

Kelebihan:

  • Lebih mudah dipasang dan digunakan.
  • Menyisakan sedikit panas setelah digunakan, bisa untuk menghangatkan makanan.
  • Panas terkontrol dan biaya energi lebih sedikit.

Kekurangan:

  • Sisa panas setelah dimatikan bisa berbahaya untuk anak-anak.
  • Perlu menunggu beberapa saat untuk panas, sehingga waktu memasak lebih lama.
  • Kumparan logam sering kali mengantarkan panas yang tidak merata.

Baca Juga: PLN Berencana Konversi Gas Elpiji 3 KG ke Kompor Listrik, DPR Minta Jangan Buru-buru

2. Kompor induksi

Kelebihan:

  • Kompor tetap dingin setelah memasak.
  • Lebih mudah dibersihkan karena permukaan kompor tetap dingin.
  • Tidak menyisakan panas, sehingga biaya energi lebih rendah dan dapur lebih sejuk.
  • Waktu memasak lebih cepat.

Kekurangan:

  • Umumnya lebih mahal daripada kompor listrik.
  • Perlu alat masak yang kompatibel atau sesuai dengan induksi, seperti besi tuang atau baja tahan karat.
  • Pada pengaturan tinggi, kemungkinan ada suara dengungan.

Sumber : Kompas TV/Kompas.com

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar
sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

BERITA LAINNYA

Politik

Jumat, 31 Maret 2023 | 06:53 WIB

Ekonomi dan Bisnis

Jumat, 31 Maret 2023 | 06:45 WIB

Agama

Jumat, 31 Maret 2023 | 06:37 WIB

Ekonomi dan Bisnis

Jumat, 31 Maret 2023 | 06:30 WIB

Politik

Jumat, 31 Maret 2023 | 06:23 WIB

Humaniora

Jumat, 31 Maret 2023 | 06:15 WIB

Sepak Bola

Jumat, 31 Maret 2023 | 06:09 WIB

SINAU

Jumat, 31 Maret 2023 | 06:00 WIB

Sepak Bola

Jumat, 31 Maret 2023 | 05:59 WIB

Politik

Jumat, 31 Maret 2023 | 05:52 WIB


Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Bukan Arus Listrik Kebakaran 5 RT di Tambora Berasal dari Kompor Gas


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Bukan Arus Listrik Kebakaran 5 RT di Tambora Berasal dari Kompor Gas yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

JAKARTA. KOMPAS.com – Lurah Duri Selatan M. Ghufri Fatchani mengatakan, kebakaran yang menghanguskan lima RT di wilayahnya disebabkan oleh ledakan kompor gas.

Temuan ini berbeda dengan dugaan sebelumnya yang menyebutkan kebakaran bermula dari korsleting arus listrik.

“Keterangan saksi yang dipercaya itu berasal dari kompor yang apinya tiba-tiba membesar,” kata Ghufri saat dikonfirmasi, Rabu (12/8/2020).

Pascasambaran dari kompor tersebut, api kemudian mulai menjalar dan membakar kediaman warga.

Kondisi permukiman yang sangat padat membuat api menyebar dengan cepat hingga lima RT menjadi korban.

Baca juga: Kelurahan Duri Selatan Siapkan Empat Tenda untuk Korban Kebakaran Tambora

Saat ini, empat tenda pengungsian telah didirikan untuk menampung korban kebakaran. Empat tenda itu diharapkan cukup untuk menampung 500 lebih warga yang terdampak kebakaran.

“Yang kita siapkan itu cukup untuk segitu, tapi kita belum tahu pasti berapa yang akan mengungsi karena sebagian ada juga yang ke rumah saudara,” kata Ghufri.

Adapun kebakaran tersebut berlangsung selama delapan jam dari Selasa malam hingga Rabu dini hari.

Baca juga: Kebakaran Selama 8 Jam, 987 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal di Tambora

Kasieops Damkar Jakarta Barat Eko Sumarno mengatakan kebakaran tersebut menjalar hingga lima RT yakni RT 001, 002, 003, 005 dan 010 di RW 005 Kelurahan Duri Selatan.

Akibatnya, hampir 1.000 jiwa terpaksa kehilangan tempat tinggal dalam musibah tadi malam tersebut.

“Data sementara, total ada 382 kepala keluarga dengan 987 jiwa yang harus mengungsi akibat musibah ini,” kata Eko.

Menurut Eko, kawasan permukiman yang sangat rapat menjadikan api begitu cepat merambat.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.