Alasan Motor Listrik China Akan Kalah dengan Pabrikan Jepang


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Alasan Motor Listrik China Akan Kalah dengan Pabrikan Jepang yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Pasar sepeda motor listrik di Indonesia saat ini dibanjiri banyak merek asal China. Beberapa di antaranya adalah NIU, Davigo, Volta, U-Winfly, dan lain sebagainya. Bisa dibilang ancaman kendaraan listrik asal Negara Tirai Bambu tersebut dapat memutus dominasi merek Jepang.

Tapi ada beberapa alasan kenapa motor Jepang akan tetap menjadi pilihan masyarakat Indonesia. Bagi kebanyakan orang di Tanah Air, merek-merek seperti Honda,Yamaha, dan Suzuki sudah lama dipercaya sebagai produk yang bagus. Pabrikan Jepang sendiri sudah lama menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Kekuatan brand ini yang belum dimiliki pabrikan China.

   Baca Juga: Kawasaki Ninja EV Mejeng di EICMA 2022, Beredar Tahun Depan?

Pernah terjadi era motor matic pertama kali hadir di Indonesia. Pabrikan di luar Jepang seperti Kymco dan Vespa lebih dulu beredar, yang merupakan perintis hadirnya skuter di Tanah Air. Namun, kehadiran mereka kini tersisih.

Alasan lain motor-motor Jepang terus berjaya adalah karena jaringan servis mereka yang sangat luas. Selain itu, suku cadang juga selalu tersedia dan gampang dicari, bahkan di kota kecil sekali pun.

   Baca Juga: Meluncur Tahun Depan, Motor Listrik Ion M1-S Akan Dirakit di Indonesia

Jadi para pemilik motor merek Jepang juga tak perlu pusing mencari bengkel, karena hampir di setiap kota di Indonesia terdapat bengkel resmi. Tak hanya itu, harga jual kembali  biasanya lebih stabil dibandingkan produk bikinan pabrikan China, Amerika, Korea Selatan, dan bahkan Eropa.

“Sepeda motor listrik China yang tidak siap dengan integrasi layanan 3S bergaransi (Sales-Service-Spareparts) tidak akan mampu bersaing dengan brand besar Jepang yang sudah siap dengan semua ekosistem yang sudah dibangun oleh Jepang,” kata Pengamat Otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Pasaribu kepada OtoRider, Sabtu (19/11).

Dengan adanya ‘perlawanan’ dari pabrikan Jepang, bukan tidak mungkin motor listrik buatan China ini akan redup di pasar Indonesia. Hal ini salah satunya dimulai ketika Yamaha menunjukan taringnya dalam era elektrifikasi dengan memperkenalkan motor listrik E01 yang sedang masuk dalam program uji coba.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Alasan Honda Indonesia Mulai Era Elektrifikasi dengan Produk Hybrid


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Alasan Honda Indonesia Mulai Era Elektrifikasi dengan Produk Hybrid yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

JAKARTA, KOMPAS.com – PT Honda Prospect Motor (HPM) memastikan bakal memasuki era elektrifikasi di Indonesia mulai tahun depan dengan memperkenalkan produk hibrida atau hybrid.

Alasannya, sebagaimana dikatakan Senior Vice President HPM Benawati Abas, karena perseroan butuh transisi untuk menuju ke kendaraan ramah lingkungan. Sebab apabila langsung beralih ke kendaraan listrik murni, risikonya besar.

“Untuk saat ini pertama kami akan menjembatani dengan membuat planning untuk hybrid yang pertama kali akan diperkenalkan di tahun 2023, tahun depan. Selanjutnya kami akan mendalami juga Battery Electric Vehicle (BEV),” kata dia dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Komisi VII DPR RI pada Rabu (8/11/2022).

Baca juga: Simak Spesifikasi Mobil Listrik Toyota bZ4X

“Kalau seandanya kita dari Honda langsung ke BEV, maka banyak supplier kami akan tutup dan banyak sekali pengangguran,” lanjut Benawati.

Diungkapkannya, saat ini sudah ada sebanyak 180 pemasok Honda yang ada di dalam negeri. Dari jumlah tersebut, 65 pemasok di antaranya merupakan pemasok komponen mesin.

Sehingga apabila perseroan memutuskan untuk langsung menuju kendaraan listrik murni atau BEV, otomatis akan terjadi gejolak besar terhadap pemasok dimaksud karena tidak terpakai.

Di samping itu, komponen pengganti mesin yaitu baterai dan motor listrik pada kendaraan listrik murni butuh investasi yang besar. Apalagi Indonesia belum ada pemasoknya di Indonesia sehingga pembangunan akan dari awal lagi.

Baca juga: Luhut Pastikan Produksi Baterai Kendaraan Listrik Nasional Mulai 2024

Namun mengenai lini produk kendaraan hybrid Honda yang akan diluncurkan ke pasar dalam negeri tahun depan, belum diungkapkan Benawati.

Hanya saja bila mengacu mobil yang sudah dikenalkan belum lama ini dalam pameran Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2022, kemungkinan besar ialah Honda Accord Hybrid dan Honda CR-V Hybrid.

“Hybrid kita anggap sebagai pendorong utama elektrifikasi karena ada baterai dan mesin. Jadi sebagai transisi atau jembatan menuju full elektrifikasi dan hybrid sebagai opsi sampai seluruh varian sudah BEV,” ujar Yusak Billy, Sales Marketing & Business Innovation Director PT HPM dalam kesempatan terpisah.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Alasan Kenapa Citroen Belum Luncurkan Penantang Avanza Cs di Ri


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Alasan Kenapa Citroen Belum Luncurkan Penantang Avanza Cs di Ri yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Jakarta

Indomobil Group selaku distributor Citroën di Indonesia resmi membawa mobil terjangkau ke Tanah Air, Citroën C3. Namun kenapa bukan MPV, mobil favorit orang sini?

Mobil bergaya compact SUV ini ditawarkan dengan harga mulai Rp 225 juta. Akankah Citroen membawa lagi mobil murah ke Tanah Air. Khususnye di segmen Low MPV seperti Avanza, Ertiga, Xpander Cs?

“Belum ada produk MPV (Citroen) yang cocok di sini. Mungkin (MPV yang cocok) yang 7-seater, MPV seperti biasanya,” kata Stefan Hutahayan, Business Development Head Indomobil Group saat ditemui di BSD, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (25/1/2023).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Jika dilirik produk secara global Citroen memang belum memiliki lini produk seperti Low MPV di Indonesia. Saat ini produk C3 yang dipasarkan masih diimpor utuh dari India.

Adapun baru-baru ini Citroen Berlingo tertangkap kamera sedang melakukan pengujian jalan di India. Jika uji coba berhasil dan mobil ini diedarkan resmi, maka Berlingo bakal menjadi penantang Suzuki Ertiga hingga Toyota Innova Crysta di sana.

Citroen Berlingo Foto: Citroen

Dikutip dari Indianautosblog, Citroen Berlingo kedapatan menjalani tes jalan tanpa kelir kamuflase. Artinya, wujud nyata mobil MPV asal Prancis itu benar-benar terlihat jelas. Citroen Berlingo memiliki bahasa desain yang khas Citroen, dengan lampu depan yang terbelah secara horizontal dan bumper memiliki ventilasi udara berbentuk trapesium seperti Citroen C5 Aircross.

Di bagian samping, Citroen Berlingo memiliki pilar A yang dicat warna hitam, sedangkan desain jendela belakang asimetris. Selain itu, pada sisi belakang mendapat lampu rem yang ditumpuk secara vertikal. Secara keseluruhan, desainnya terasa mewah khas mobil-mobil Eropa.

Di pasar internasional, Citroen Berlingo ditawarkan dengan dua pilihan mesin, yakni 1.2L turbo-bensin dan 1.5L diesel, yang menghasilkan output tenaga puncak masing-masing 110 hp dan 130 hp. Dikatakan bahwa model spesifikasi India akan dibekali pilihan mesin bensin 1.5L, yang dikombinasi dengan sistem transmisi manual 6-percepatan.

Simak Video “Mobil Listrik ‘Langka’ Citroen Ami Buggy Nongol di RI”
[Gambas:Video 20detik]
(riar/lth)

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Alasan Toyota Indonesia Hadirkan Mobil Hybrid


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Alasan Toyota Indonesia Hadirkan Mobil Hybrid yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

JAKARTA, KOMPAS.com – Toyota Indonesia memastikan bakal menjangkau seluruh lapisan masyarakat di dalam negeri untuk bersama-sama menuju era elektrifikasi kendaraan bermotor agar mengurangi tingkat emisi CO2 dan menekan impor BBM.

Langkah ini, sejalan dengan visi perseroan yang menggunakan strategi multi-pathway atau secara simultan, dari memperkenalkan model Battery Electric Vehicle (BEV), Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV), Hybrid Electric Vehicle (HEV), sampai Biofuel.

“Salah satu challange kami dalam menuju era elektrifikasi, bagaimana untuk menghadirkan teknologi yang dapat dijangkau semua masyarakat, tidak terkecuali kelas menengah ke bawah,” kata Direktur Corporate Affair PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam belum lama ini.

Baca juga: Inden Suzuki Jimny Bertahun-tahun, Harga Tidak Mengikat

“Sehingga, kita melakukan strategi untuk membawa seluruh produk elektrifikasi, dari BEV yang sejauh ini baru bisa menggarap segmen premium, sampai HEV yang lebih terjangkau,” lanjut dia.

Menurut Bob, kendaraan hibrida yang jauh lebih terjangkau dari mobil listrik berbasis baterai murni dapat mempercepat era elektrifikasi nasional karena persiapan yang dibutuhkan tidak terlalu panjang dan segmentasinya besar.

Seiring dengan itu, secara perlahan masyarakat juga akan teredukasi terkait kendaraan rendah emisi yang pada akhirnya bisa menuju penggunaan BEV di masa mendatang.

“Mobil hybrid itu membantu mempercepat atas terbentuknya ekosistem yang menjadi strong foundation untuk BEV, bukan saling memakan pasar BEV. Jadi dengan hal terkait, perlahan bisa didorong BEV-nya,” kata Bob.

Baca juga: Hanya Kendaraan Listrik yang Boleh Parkir di Tebet Eco Park

“Dari sisi bisnis model dan ekosistemnya juga bisa terbentuk nanti, termasuk pada pasar used car, recycle baterai karena besarannya hanya 1 kW saja (BEV rata-rata lebih dari 6 kW), leasing, dan lain sebagainya,” tambahnya.

Sebagaimana dilakukan Thailand, kini mereka perlahan melengkapi ekosistem kendaraan listrik, mulai dari pasar yang sudah akrab dengan teknologi elektrik, hingga adanya fasilitas daur ulang baterai.

“Thailand memulainya dari HEV sejak 10 tahun lalu, jadi masyarakatnya sudah akrab dengan kendaraan listrik. Selain itu, keberadaan HEV juga merangsang kehadiran investor fasilitas daur ulang baterai, karena ini bagian penting dari ekosistem kendaraan listrik,” kata Bob.

Terbukti, di Thailand besaran pasar BEV telah tembus 3.000 unit sepanjang semester I/2022. Fasilitas daur ulang baterai pun telah mencapai skala keekonomian.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.