Ragam Hoaks Pesan Berantai dari Penculikan Anak hingga Kerusuhan di Plumpang


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Ragam Hoaks Pesan Berantai dari Penculikan Anak hingga Kerusuhan di Plumpang yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Ilustrasi hoaks pesan berantai. (via: istimewa)

Liputan6.com, Jakarta – Hoaks berupa pesan berantai kerap beredar di masyarakat dalam beragam tema. Hoaks ini tentu sangat berbahaya karena bisa menimbulkan keresahan.

Lalu apa saja hoaks berupa pesan berantai terbaru? Berikut beberapa di antaranya:

1. Cek Fakta: Hoaks Pesan Berantai Catut Nama Direktorat Jenderal Pajak Minta Masyarakat Unduh Aplikasi

Beredar di aplikasi percakapan pesan berantai mengatasnamakan Direktorat Jenderal Pajak yang meminta masyarakat mengunduh aplikasi tertentu. Pesan berantai itu beredar sejak beberapa waktu lalu.

Dalam pesan berantai yang beredar disebutkan bahwa penerima pesan mendapatkan dokumen pajak berupa dokumen softcopy dan hardcopy.

Dokumen hardcopy akan dikirimkan ke alamat penerima dan untuk dokumen softcopy, penerima diminta menginstall sebuah aplikasi untuk dapat mengakses dokumen tersebut.

Lalu benarkah pesan berantai mengatasnamakan Direktorat Jenderal Pajak yang meminta masyarakat mengunduh aplikasi tertentu? Simak dalam artikel berikut ini…

2. Cek Fakta: Hoaks Pesan Berantai Berisi Penculikan dan Pembunuhan Anak dengan Diambil Organ Dalamnya di Depok

Beredar kembali di media sosial dan aplikasi percakapan pesan berantai berisi penculikan dan pembunuhan terhadap anak dengan diambil organ tubuhnya di Depok. Pesan berantai itu beredar sejak beberapa waktu lalu.

Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 29 Oktober 2018.

Berikut isi postingannya:

“Foto dari Babinsa Depok terkait korban penculikan dan pembunuhan target anak2 umur 3-5 tahun. Korban diambil organ tubuhnya. Korban anak warga depok pelaku sdh tertangkap 2 hari lalu warga Cibinong laki-laki dan perempuan.

Korban lainnya 3 anak diambil organ jantung dan mata. Kita tetap waspada jaga anak cucu di rumah dan sekolahan. Info ini bukan hoax. Langsung dr petugas Babinsa saat patroli di komplek rumah tadi malam.”

Lalu benarkah pesan berantai berisi penculikan dan pembunuhan terhadap anak dengan diambil organ tubuhnya di Depok? Simak dalam artikel berikut ini…

3. Cek Fakta: Hoaks Pesan Berantai Imbauan Hindari Priok karena Ada Kerusuhan Usai Kebakaran di Depo Pertamina Plumpang

Beredar di media sosial postingan pesan berantai yang menyebut ada kerusuhan di Plumpang usai terjadi kebakaran di Depo Pertamina. Pesan berantai itu beredar sejak pekan lalu.

Salah satu akun ada yang mempostingnya di Facebook. Akun itu mengunggahnya pada 5 Maret 2023.

Berikut isi postingannya:

“Akibat kebakaran tangki minyak di plumpang, daerah tanah merah hancur, ada lebih dari 1.100 KK kehilangan tempat tinggal. Terjadi chaos….rupanya disinyalir banyak warga tanah yg punya latar belakang hitam (preman). Saat ini mereka menjarah ke sekeliling priok. Daerah perumahan sekitar kelapa gading dijaga tentara. Bagi teman² yg ada rencana bepergian ke daerah tanjung priok atau melewati tj. Priok dihimbau utk menunda dulu perjalanannya. Sekalipun lewat tol di daerah priok juga hindari dulu. Dwmikian info dari saudara kita di daerah priok.”

Lalu benarkah postingan pesan berantai yang menyebut ada kerusuhan di Plumpang usai terjadi kebakaran di Depo Pertamina? Simak dalam artikel berikut ini…

Cek Fakta Liputan6 update kali ini membahas soal hoax permainan lato-lato

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email [email protected].

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Cek Fakta Sepekan Hoaks Penculikan Anak hingga Reshuffle


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Cek Fakta Sepekan Hoaks Penculikan Anak hingga Reshuffle yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

KOMPAS.com – Salah satu faktor penyebaran hoaks yang marak adalah kurangnya kemampuan mengidentifikasi informasi.

Belakangan beredar pesan berantai dan unggahan di media sosial soal penculikan anak.

Hoaks terkait kasus pembunuhan Brigadir J juga tidak ada habisnya. Begitu pula hoaks politik dan propaganda hadirnya tentara asing di indonesia.

Agar lebih mudah mengidentifikasi sebaran hoaks, berikut rangkuman penelusuran fakta dalam satu pekan ini.

Selain melalui pesan berantai, hoaks penculikan anak juga beredar melalui video yang diunggah di media sosial.

Salah satu video menampilkan seseorang memakai baju dan helm hitam, mendatangi kerumunan anak dan membawa pergi salah satu dari mereka.

Setelah ditelusuri Kompas.com pada Kamis (2/2/2023), ternyata itu hanyalah video simulasi di sebuah taman kanak-kanak di Malaysia.

Simulasi itu dibuat agar anak-anak dan orangtua waspada terhadap penculikan anak.

Narasi dalam video itu juga telah dibantah oleh Divisi Humas Polri melalui akun Instagram resminya.

Hakim dan jaksa kasus Brigadir J tidak ditangkap KPK

Konten berupa gabungan potongan video dan penggunaan foto di luar konteks menjadi model sebaran hoaks yang marak di YouTube.

Kali ini, ditemukan narasi yang menyebut bahwa hakim dan jaksa kasus pembunuhan Brigadir J alias Nofriansyah Yosua Hutabarat ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Kompas.com pada Kamis (2/2/2023), menemukan ketidaksesuaian antara judul, foto thumbnail, dan isi video.

Fotonya menggunakan foto Taufik, manajer PT Meraseti Logistik Indonesia, yang tidak ada kaitannya dengan kasus Brigadir J.

Sementara, videonya menampilkan Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso, yang menjelaskan tentang dugaan adanya lobi untuk mempengaruhi vonis terhadap terdakwa Ferdy Sambo.

Tidak ditemukan informasi kredibel soal hakim dan jaksa kasus pembunuhan Brigadir J yang ditangkap KPK.

Hoaks TKA China deklarasi perang

Beredar sejumlah hoaks setelah insiden bentrokan antara pekerja dalam negeri dan tenaga kerja asing (TKA) asal China di PT Gunbuster Nickel Industry (GNI), Morowali Utara, Sulawesi Tengah, Sabtu (14/1/2023).

Sebuah video mengeklaim bahwa TKA China menyatakan deklarasi perang dan pekerja lokal mulai disingkirkan.

Rupanya, thumbnail video merupakan foto pergantian shift kerja di kawasan industri tambang Kabupaten Morowali.

Sementara salah satu potongan videonya diambil dari tayangan Kompas.tv soal kedatangan TKA di Sulawesi Tenggara di tengah pandemi Covid-19.

Penelusuran fakta selengkapnya dapat dilihat di sini.

Phishing mengatasnamakan Pertamina

Tautan yang menawarkan subsidi dari pemerintah kembali beredar. Kali ini menggunakan modus subsidi bahan bakar minyak (BBM) dari Pertamina.

Pjs Vice President Corporate Communication Pertamina, Heppy Wulansari membantah pemberian subsidi melalui tautan tersebut.

“Hoaks,” kata Heppy dikutip dari Kompas.com, Senin (30/1/2023).

Tidak ada menteri dari Nasdem yang diganti

Pekan lalu beredar rumor bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan melakukan reshuffle kabinet pada Rabu (1/2/2023).

Rumor itu tidak terbukti. Hingga Senin (6/2/2023), tidak ada kabar lebih lanjut mengenai perombakan kabinet.

Sementara, di media sosial beredar hoaks yang menyebut bahwa Jokowi telah mendepak tiga menteri dari Partai Nasdem.

Narasi yang menyebar melalui sebuah video di YouTube itu ternyata hanya membahas tentang pertemuan Jokowi dan Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh.

Mereka bertemu di Istana Negara pada 26 Januari 2023 lalu. Narator membacakan artikel dari salah satu media online.

Sementara, potongan video yang diambil bersumber dari tayangan Kompas.tv yang menampilkan Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanudin Muhtadi.

Tidak ada informasi valid yang membuktikan pencopotan menteri dari Partai Nasdem.

Fakta selengkapnya dapat dibaca di sini.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Cek Fakta Muncul Lagi Foto Hoaks Wajah Pelaku Penculikan Anak


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Cek Fakta Muncul Lagi Foto Hoaks Wajah Pelaku Penculikan Anak yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Gambar Tangkapan Layar Foto yang Diklaim Wajah Pelaku Penculikan Anak (sumber: Facebook).

Liputan6.com, Jakarta – Sebuah foto yang diklaim wajah pelaku penculikan anak beredar di media sosial. Foto tersebut disebarkan oleh salah satu akun Facebook pada 5 Desember 2022.

Dalam foto itu berisi 9 orang yang disebut-sebut sebagai pelaku penculikan anak. Dari 9 orang tersebut, 4 pelaku merupakan pria dan 5 lainnya yaitu perempuan.

Mohon di sebarkan group Rt masing2 agar warga kita mengenali wajah2 para pelaku penculik anak ini,” demikian narasi dalam foto tersebut.

Waspada dgn orang orang yg di Poto ini,

So ulang jaga bapancuri anak.

Tolong di sebarkan kembali,” tulis salah satu akun Facebook.

Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 2 ribu kali dibagikan dan mendapat 64 komentar dari warganet.

Benarkah foto tersebut merupakan pelaku penculikan anak? Berikut penelusurannya.

Maraknya peredaran hoaks membuat kita harus lebih teliti lagi dalam meneliti informasi yang diterima. Oleh karena itu, chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta hadir untuk melawan misinformasi dan disinformasi yang kian masif menyebar di masyarakat, baik …

Penelusuran Fakta

CEK FAKTA Liputan6 (Liputan6.com/Abdillah)

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri foto dan informasi yang diklaim sebagai pelaku penculikan anak. Penelusuran dilakukan dengan mengunggah foto tersebut ke situs Yandex.

Hasilnya terdapat beberapa artikel yang menjelaskan mengenai foto tersebut. Satu di antaranya artikel berjudul “Beredar Wajah Pelaku Penculikan Anak di Pekanbaru, Ini Kata Kapolresta” yang dimuat situs riau.suara.com pada 10 September 2021.

Berikut gambar tangkapan layarnya:

SuaraRiau.id – Isu soal penculikan anak kembali merebak di Pekanbaru. Usai voice note WhatsApp yang berisi kabar seorang anak diculik, kini warga dihebohkan dengan wajah-wajah pelaku penculikan.

Beredarnya foto wajah para penculik di WhatsApp membuat warga Kota Bertuah tersebut geger.

Mendapati hal itu, Kapolresta Pekanbaru Kombes Pol Pria Budi menjelaskan bahwa informasi tersebut menyesatkan alias hoaks.

“Itu hoaks, kita perlu waspada namun jangan termakan isu hoaks yang akan menimbulkan keresahan di tengah masyarakat,” kata Pria Budi saat dikonfirmasi SuaraRiau.id, Jumat (10/9/2021).

Kapolresta Pria Budi mengungkapkan bahwa kasus penculikan sampai dengan hari ini di Pekanbaru tidak ada. Kabar-kabar mengenai isu tersebut dipastikan tidak benar.

“Sampai saat ini belum ada kasus penculikan di wilayah hukum Polresta Pekanbaru,” ungkapnya.

Juga mengenai kabar viral penculikan yang terjadi di kawasan perumahan wilayah hukum Polsek Tampan beberapa waktu lalu, Pria menjelaskan bahwa hal itu belum terbukti keberaniannya.

“Nyatanya tidak ada yg laporan anaknya diculik (sampai sekarang),” tuturnya.

Kombes Pol Pria Budi pun menunjukan beberapa bukti bahwa informasi berisikan foto-foto pelaku penculikan di Pekanbaru itu hoaks. Ia mengirimkan link dari kominfo.go.id yang menjabarkan kebohongan berita itu.

Dalam situs Kominfo itu, beredar postingan berupa tangkapan layar dari pesan berantai WhatsApp yang berisi foto-foto pelaku penculikan anak.

Faktanya, selebaran foto pelaku penculikan anak itu sudah tersebar pada tahun 2018 lalu dan bukan terkait kasis penculikan anak. Pelaku mendapatkan informasi dari Facebook lalu menyebarkan kembali tanpa sebelumnya memeriksa kebenarannya.

Terkait hoaks foto wajah-wajah penculik anak itu, pelaku penyebarnya sudah ditangani oleh Polres Blitar, Jawa Timur.

Referensi:

https://riau.suara.com/read/2021/09/10/162327/beredar-wajah-pelaku-penculikan-anak-di-pekanbaru-ini-kata-kapolresta

Kesimpulan

Foto dan informasi yang diklaim sebagai pelaku penculikan anak ternyata tidak benar alias hoaks. Faktanya, foto tersebut pernah viral pada 2018 lalu dan bukan pelaku penculikan. Narasi yang disebarkan salah satu akun Facebook tidak sesuai dengan fakta sebenarnya.

banner Hoax (Liputan6.com/Abdillah)

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email [email protected].

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Cek Fakta Hoaks Pesan Berantai Berisi Penculikan dan Pembunuhan Anak dengan Diambil Organ Dalamnya di Depok


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Cek Fakta Hoaks Pesan Berantai Berisi Penculikan dan Pembunuhan Anak dengan Diambil Organ Dalamnya di Depok yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Cek fakta penculikan anak di Depok

Liputan6.com, Jakarta – Beredar kembali di media sosial dan aplikasi percakapan pesan berantai berisi penculikan dan pembunuhan terhadap anak dengan diambil organ tubuhnya di Depok. Pesan berantai itu beredar sejak beberapa waktu lalu.

Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 29 Oktober 2018.

Berikut isi postingannya:

“Foto dari Babinsa Depok terlaot korban penculikan dan pembunuhan target anak2 umut 3-5 tahun. Korban diambil organ tubuhnya. Korban anak warga depok pelaku sdh tertangkap 2 hari lalu warga Cibinong laki-laki dan perempuan.

Korban lainnya 3 anak diambil organ jantung dan mata. Kita tetap waspada jaga anak cucu di rumah dan sekolahan. Info ini bukan hoax. Langsung dr petugas Babinsa saat patroli di komplek rumah tadi malam.”

Lalu benarkah pesan berantai berisi penculikan dan pembunuhan terhadap anak dengan diambil organ tubuhnya di Depok?

Belakangan marak penipuan dengan modus bagi-bagi hadiah mencatut nama perusahaan besar atau BUMN. Pelaku mengaku mewakili perusahaan yang akan memberikan hadiah pada korban, namun ujungnya korban malah tertipu dengan berbagai cara. Bagaimana menganti…

Penelusuran Fakta

CEK FAKTA Liputan6 (Liputan6.com/Abdillah)

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dan menemukan penjelasan dari Humas Polri yang diunggah di akun Twitter @DivHumas_Polri yang sudah bercentang biru atau terverifikasi. Polri menjelaskan bahwa pesan berantai yang beredar tidak benar.

“Beredarnya informasi di medsos terkait penculikan dan pembunuhan terhadap anak di bawah umur yang diambil organ dalamnya di wilayah Depok, Jabar adalah hoaks atau tidak benar.

Faktanya setelah diklarifikasi ke Kepolisian setempat informasi tersebut tidak benar bahkan informasi tersebut meresahkan masyarakat.”

Selain itu pada tahun 2018 hoaks serupa juga pernah muncul. Hoaks ini dibantah oleh Dandim 0508/Depok Letkol. Inf. R . Iskandarmanto.

“Tidak benar, saya sudah cek tidak ada dan sudah dikonfirmasi ke Polres juga,” ujar Iskandarmoto dalam artikel Jawapos.com berjudul “Hoax! Viral Pesan WA Penculikan Anak dan Diambil Organ Tubuh” yang tayang pada 24 Oktober 2018.

Sumber:

https://www.jawapos.com/hoax-atau-bukan/24/10/2018/hoax-viral-pesan-wa-penculikan-anak-dan-diambil-organ-tubuh/

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/10/26/14190231/foto-anak-korban-penculikan-yang-diambil-organ-tubuhnya-di-depok-hoaks

https://twitter.com/DivHumas_Polri/status/1619651521876230144/photo/1

Kesimpulan

banner Hoax (Liputan6.com/Abdillah)

Pesan berantai berisi penculikan dan pembunuhan terhadap anak dengan diambil organ tubuhnya di Depok adalah hoaks.

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email [email protected].

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Awas Penyebar Hoaks Penculikan Anak Bisa Dipenjara Maksimal 10 Tahun


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Awas Penyebar Hoaks Penculikan Anak Bisa Dipenjara Maksimal 10 Tahun yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Ilustrasi hoaks penculikan anak. (Liputan6.com/Rita Ayuningtyas)

Liputan6.com, Jakarta – Kapolda NTB, Inspektur Jenderal Polisi Djoko Poerwanto menyebut penyebar hoaks terkait penculikan anak bisa dipenjara. Tak main-main, penyebar hoaks itu bisa dihukum paling berat 10 tahun penjara.

Belakangan ini marak beredar di media sosial maupun aplikasi percakapan pesan berantai hoaks atau postingan terkait penculikan anak. Hal ini tentu membuat resah masyarakat.

Tak hanya di NTB, hoaks terkait penculikan anak juga menyebar luas di daerah lain seperti Sumatera, Jawa Timur, hingga ke Jawa Barat.

“Ancaman hukuman penjara maksimal 10 tahun sesuai dengan aturan pidana pasal 14 ayat 1 UU RI nomor 1 tahun 1946 tentang peraturan hukum pidana. Selain itu ada juga pasal 45A UU RI nomor 19 Tahun 2016 tentang perubahan atas UU RI nomor 11/2008 tentang informasi dan Transaksi Elektronik, pelaku terancam hukuman paling berat enam tahun penjara dan denda paling banyak Rp 1 miliar,” ujar Djoko dilansir Antara.

“Kami juga meminta masyarakat tidak panik dan resah menanggapi isu penculikan anak. Segera laporkan ke RT/RW atau petugas kepolisian terdekat, jangan lakukan tindakan main hakim sendiri. Selain itu kami berharap masyarakat lebih bijaksana dalam menanggapi isu atau informasi yang belum jelas kebenarannya.”

Isu penculikan yang marak di media sosial akhir-akhir ini kian meresahkan warga. Di Kota Palembang, Sumatera Selatan, polisi memastikan berita itu tidak benar alias hoax. Begitu pula berita siswa SD yang diculik di Tanggamus, Lampung.

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email [email protected].

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

6 Hoaks Terkini Soal Penculikan Anak Paling Banyak Beredar


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul 6 Hoaks Terkini Soal Penculikan Anak Paling Banyak Beredar yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Cek fakta penculikan anak di Depok

Liputan6.com, Jakarta- Sebaran hoaks di tengah masyarakat semakin beragam, dalam sepekan terakhir kabar bohong yang kerap muncul pun sulit untuk dikenali.

Dengan kondisi tersebut menuntut kita untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap hoaks yang beredar. Salah satunya dengan memastikan kebenaran informasi yang didapat.

Cek Fakta Liputan6.com pun telah menelusuri sejumlah informasi yang beredar di tengah masyarakat, mulai dari penculikan anak sampai TKA China.

Berikut kumpulan 6 hoaks terkini.

1. Pesan Berantai Berisi Penculikan dan Pembunuhan Anak dengan Diambil Organ Dalamnya di Depok

Beredar kembali di media sosial dan aplikasi percakapan pesan berantai berisi penculikan dan pembunuhan terhadap anak dengan diambil organ tubuhnya di Depok. Pesan berantai itu beredar sejak beberapa waktu lalu.

Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 29 Oktober 2018.

Berikut isi postingannya:

“Foto dari Babinsa Depok terlaot korban penculikan dan pembunuhan target anak2 umut 3-5 tahun. Korban diambil organ tubuhnya. Korban anak warga depok pelaku sdh tertangkap 2 hari lalu warga Cibinong laki-laki dan perempuan.

Korban lainnya 3 anak diambil organ jantung dan mata. Kita tetap waspada jaga anak cucu di rumah dan sekolahan. Info ini bukan hoax. Langsung dr petugas Babinsa saat patroli di komplek rumah tadi malam.”

Lalu benarkah pesan berantai berisi penculikan dan pembunuhan terhadap anak dengan diambil organ tubuhnya di Depok? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com di sini.

2. Foto Penangkapan Pelaku Penculik Anak di Cirebon

Beredar di media sosial postingan foto penangkapan pelaku penculikan anak di Lemahabang, Kabupaten Cirebon. Postingan itu beredar sejak beberapa waktu lalu.

Salah satu akun ada yang mempostingnya di Facebook. Akun itu mengunggahnya pada 26 Januari 2023.

Dalam postingannya terdapat foto beberapa orang anggota kepolisian sedang berdiri dan dua orang sedang duduk memakai masker. Postingan tersebut disertai narasi:

“Penculikan anak sudah tertangkap dua orang, masih ada komplotannya lg yg masih gentayangan,harap waspada buat para orang tua awasi anak2,, mereka nyamar jadi tukang lato2..”

Lalu benarkah postingan foto penangkapan pelaku penculikan anak di Lemahabang, Kabupaten Cirebon? Simak hasil penelusurannya di sini..

3. Pertamina Bagikan Subsidi BBM Rp 5 Juta

Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim PT Pertamina (Persero) membagikan subsidi bahan bakar minyak atau BBM sebesar Rp 5 juta. Kabar tersebut beredar lewat aplikasi percakapan WhatsApp.

Klaim Pertamina membagikan subsidi BBM sebesar Rp 5 juta berupa tautan sebagai berikut.

“fancarving.top/pertaminabxv2/tb.php?gr=jy1674976127081”

Jika tautan klaim Pertamina membagikan subsidi BBM sebesar Rp 5 juta tersebut diklik maka masuk pada halaman situs yang berisi narasi sebagai berikut.

“🎉Pertamina National Fuel Subsidy🎊29 January, 2023

Congratulations!

Pertamina National Fuel Subsidy

Through the questionnaire, you will have a chance to get 5000000 Rupiah .”

Benarkah klaim Pertamina membagikan subsidi BBM sebesar Rp 5 juta? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com di sini..

Maraknya peredaran hoaks membuat kita harus lebih teliti lagi dalam meneliti informasi yang diterima. Oleh karena itu, chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta hadir untuk melawan misinformasi dan disinformasi yang kian masif menyebar di masyarakat, baik …

Hoaks Berikutnya

4. Minum Kopi Bisa Digunakan Sebagai Pencegahan Kejang pada Anak

 Beredar di media sosial postingan yang mengklaim kopi bisa digunakan sebagai pencegahan kejang pada anak. Postingan itu beredar sejak beberapa waktu lalu.

Salah satu akun ada yang mempostingnya di Facebook. Akun itu mengunggahnya pada 25 Desember 2022.

Berikut isi postingannya:

“Selain kelapa hijau dan madu, kopi hitam juga bisa untuk penyegahan step.

Caranya:Anak yg sering step berilah minum kopi hitam 3 sendok kecil setiap pagi.”

Lalu benarkah postingan yang mengklaim kopi bisa digunakan sebagai pencegahan kejang pada anak? Simak hasil penelusurannya di sini.

5.  Buruh Pabrik di Depok Dikarantina Usai Mengamuk dan Gigit Lima Rekannya

 Beredar di media sosial postingan artikel yang mengklaim seorang buruh pabrik di Depok dikarantina karena mengamuk dan menggigit lima rekannya. Postingan itu beredar sejak tengah pekan ini.

Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 25 Januari 2023.

Dalam postingannya terdapat artikel dari CNNIndonesia.com berjudul “Mengamuk dan Menggigit 5 Rekan Kerjanya, Seorang Buruh Pabrik di Depok Terpaksa Di Karantina”

Akun itu menambahkan narasi “Varian Baru”

Lalu benarkah postingan artikel yang mengklaim seorang buruh pabrik di Depok dikarantina karena mengamuk dan menggigit lima rekannya? Simak hasil penelusurannya di sini..

6. Video TKA China Sedang Siksa Warga Negara Indonesia

Beredar di media sosial postingan video yang diklaim penyiksaan Tenaga Kerja Asing China pada Tenaga Kerja Indonesia. Postingan ini beredar sejak beberapa waktu lalu.

Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 18 Januari 2023.

Dalam postingannya terdapat video berdurasi satu menit enam detik seseorang sedang menyiksa orang yang lain dengan cara ditendang, dipukul, maupun dibanting.

Akun itu menambahkan narasi

“CARA TKA RRC MENGHAJAR TK LOKAL.Tapi kenapa pribumi msih tetap diam?Usir cina di seluruh polosok indonesia . Kalau sdh begini apa gk kasihan pekerja pribumi tdk ada perlindungan rezim jokowi membiarkan penindasan dan penyiksaan yg di alami pekerja pribumi.MANA NKRI “HARGA MATI” YANG SERING DI UCAPKAN PARA PEJABAT…!!”

Lalu benarkah postingan video yang diklaim penyiksaan Tenaga Kerja Asing China pada Tenaga Kerja Indonesia? Simak dalam artikel berikut ini…

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email [email protected].

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.