Siapa Dirut BUMN yang Bawa Pistol sampai Meletus di Bandara Ini Sosoknya


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Siapa Dirut BUMN yang Bawa Pistol sampai Meletus di Bandara Ini Sosoknya yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Suara.com – Sebuah pistol tiba-tiba meletus saat check in di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar. Belakangan diketahui senjata api tersebut milik seorang dirut BUMN. Siapa dia?

Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Komang Suartana telah mengonfirmasi bahwa pistol yang menyalak tersebut merupakan milik Dirut PT Berdikari, Harry Warganegara.

“Iya, punya dia,” kata Komang saat dikonfirmasi.

Insiden pistol meletus di bandara itu membuat heboh penumpang bandara.

Baca Juga:
Dorr!! Senpi Dirut BUMN Meletus di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Begini Kronologinya!

Kejadian bermula saat Harry sedang check in di Counter 16 Citilink pada Rabu (19/4/2023). Harry menyerahkan barang bawaan untuk diperiksa petugas.

Saat petugas sedang memeriksa pistol Harry dan mengosongkan magazen, tak disengaja pistol tersebut terjatuh dan meletus.

Meski demikian, Harry tidak ditahan karena disebut memiliki dokumen kepemilikan senjata yang lengkap.

“Tidak ditahan karena dokumen lengkap,” imbuh Komang.

Berikut ini Suara.com mengulas profil lengkap Harry Warganegara.

Baca Juga:
Profil Shin Ye Eun, Sukses Akting di The Glory Kini Curi Perhatian dalam Drakor Terbaru

Profil Harry Warganegara

Dinukil dari laman resmi PT Berdikari, Harry Warganegara memegang jabatan sebagai Direktur Utama PT Berdikari, salah satu perusahaan BUMN dibawah naungan Menteri BUMN Erick Thohir.

Harry yang lahir di Palembang ini ditunjuk menjadi Direktur Utama PT Berdikari sejak 2 April 2020 lalu sampai saat ini.

Pria kelahiran 1971 itu tercatat menyelesaikan pendidikan tinggi bisang Business Managament and Finance di City university of New York.

Sebelum menjadi pejabat di BUMN, Harry pernah bergabung dengan National Westminster Bank Plc New York City, Bear and Sterns New York City and Fund Asia Investment Bank, Bank PDFCI yang menangani Corporate FInance, Funs Rising and Restructuring.

Puas melanglang buana di perusahaan New York, Harry melanjutkan kariernya bergabung dengan Henan Putihrai Sekuritas dan menjabat sebagai Senior Vice President.

Disana ia menangani Investment Banking, Corporate Structure hingga Merger Acquisition.

Tak hanya berpengalaman dalam manajemen saja, Harry Warganegara juga memiliki rekam jejak karier di bidang properti.

Ia pernah menduduki posisi Presiden Direktur Pacific Metro Realty (pemilik perusahaan Menara Imperium) dan PT Prabu Budi Mulia (pemilik perusahaan Crowne Plaza Hotel).

Jejak karier Harry Warganegara tak hanya sampai disitu, ia tercatat menjadi salah satu pendiri BUMD di Sulawesi Barat, yakni PT Sulbar Group dan menduduki sebagai Presiden Direktur pada 2010-2013.

Selepas dari PT Sulbar Group, Harry dipercaya menjadi Komisaris Utama Sulbar Energi Group dan Krakatau Steel Global Trading atau PT Krakatau Natural Resource.

Itulah profil singkat Harry Warganegara untuk menjawab pertanyaan siapa Dirut BUMN yang bawa pistol sampai meletus di bandara.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Tes Kesenyapan 5 LMPV Terlaris Siapa Paling Senyap


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Tes Kesenyapan 5 LMPV Terlaris Siapa Paling Senyap yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

JAKARTA, KOMPAS.com – Kenyamanan berkendara jadi salah satu hal yang dicari konsumen saat membeli mobil. Oleh sebab itu, kesenyapan kabin jadi parameter penting yang bisa mendukung hal tersebut.

Dalam Kompas Otomotif Challenge (KOC) 2022, kali ini lima LMPV alias MPV murah terlaris di Indonesia diadu kesenyapan kabinnya dalam beberapa kondisi.

Untuk diketauhui, redaksi Kompas.com mengukur tingkat kesenyapan di interior menggunakan alat berupa DB Meter dengan skala desibel (db).

Baca juga: Ini 28 Akses Gerbang Tol di Jakarta yang Kena Ganjil Genap

Pada pengetesan kali ini terdapat tiga parameter, pertama idle di mana mesin dalam kondisi menyala dan AC on.

Kemudian, pada parameter kedua mobil melaju di jalan aspal dengan kecepatan 60 kpj. Dan, parameter ketiga mobil melaju di jalan beton dengan kecepatan 60 kpj.

Kelima mobil yang dites, yakni Daihatsu Xenia, Mitsubishi Xpander, Hyundai Stargazer, Suzuki Ertiga, dan Toyota Veloz, diambil datanya secara bersamaan di Proving Ground Bridgestone di Karawang, Jawa Barat.

Baca juga: Jawaban Resmi Hyundai Indonesia Soal Baterai Ioniq 5 yang Bermasalah

Pada kondisi mesin idle, pengaturan fan speed AC diatur pada level terendah, sementara suhunya ditaruh di level paling tinggi. Sementara itu, AC belakang dinyalakan dengan fan speed terendah.

Metode pengetesannya, DB Meter diletakkan di posisi tengah-tengah, lalu mesin jangan di-kick down, serta pastikan area di sekitar mobil tidak terlalu ramai.

Baca juga: Kapolri Imbau Perpanjang SIM Manfaatkan Aplikasi SINAR

Berikut ini hasil tes kesenyapan kabin 5 LMPV terlaris di Indonesia:

1. Daihatsu Xenia
– Idle 44,5 db
– Jalan Aspal 58,2 db
– Jalan Beton 59,7 db


2. Mitsubishi Xpander
– Idle 44,8 db
– Jalan Aspal 57,7 db
– Jalan Beton 58,6 db


3. Hyundai Stargazer
– Idle 45,5 db
– Jalan Aspal 57,2 db
– Jalan Beton 58,1 db


4. Suzuki Ertiga
– Idle 45,7 db
– Jalan Aspal 58,5 db
– Jalan Beton 59,4 db


5. Toyota Veloz
– Idle 46,5 db
– Jalan Aspal 58,6 db
– Jalan Beton 60,9 db


Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Perang Low MPV Berlanjut AvanzaXpander Berebut Takhta Siapa Jadi Jawara


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Perang Low MPV Berlanjut AvanzaXpander Berebut Takhta Siapa Jadi Jawara yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Jakarta

Mobil di kelas low MPV masih menjadi pilihan banyak konsumen. Menjelang akhir tahun kemarin, beberapa pabrikan otomotif menghadirkan pilihan low MPV terbaru.

Sepanjang 2021, persaingan low MPV di Indonesia masih terbilang ketat. Toyota Avanza dan Mitsubishi Xpander saling berebut hati masyarakat Indonesia. Data penjualan dua low MPV itu pun menunjukkan persaingan yang cukup ketat.

Di kelas ini, Toyota Avanza masih menjadi yang paling laris. Toyota Avanza (termasuk Avanza lawas di luar Veloz) menduduki peringkat pertama low MPV paling laris di Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dari data wholesales (distribusi dari pabrik ke dealer) yang dirilis Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan Avanza (di luar Veloz) sebanyak 40.777 unit.

Toyota Avanza bersaing ketat dengan Mitsubishi Xpander. Penjualan Mitsubishi Xpander mencatatkan angka sebanyak 30.283 unit. Sebagai catatan, angka penjualan Xpander itu tidak termasuk Xpander Cross. Angka penjualan Xpander Cross akan kami bandingkan dengan mobil di kelas Low SUV di artikel selanjutnya.

Sementara Toyota Veloz yang kini mulai dibedakan dengan Avanza menjadi low MPV terlaris ketiga. Toyota Veloz mencatatkan angka penjualan sebanyak 25.332 unit. Angka penjualan Veloz itu termasuk Veloz lama yang masih menggunakan penggerak roda belakang.

Kemudian, Daihatsu Xenia mengisi pos selanjutnya dalam daftar low MPV terlaris. Selama tahun 2021, penjualan Daihatsu Xenia mencatatkan angka 15.555 unit.

Selanjutnya Suzuki Ertiga di posisi kelima dengan angka 11.410 unit, Wuling Confero sebanyak 10.448 unit, Honda Mobilio 5.566 unit dan Nissan Livina sebanyak 2.015 unit.

Berikut data penjualan low MPV selama 2021:

  1. Toyota Avanza (termasuk Avanza lawas): 40.777 unit
  2. Mitsubishi Xpander (tanpa Xpander Cross): 30.283 unit
  3. Toyota Veloz (termasuk Veloz lawas): 25.332 unit
  4. Daihatsu Xenia: 15.555 unit
  5. Suzuki Ertiga: 11.410 unit
  6. Wuling Confero: 10.448 unit
  7. Honda Mobilio: 5.566 unit
  8. Nissan Livina: 2.015 unit.

Simak Video “Bukan Avanza, Ini Mobil Terlaris di Tahun 2022”
[Gambas:Video 20detik]
(rgr/din)

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Kurikulum Merdeka Memerdekakan Siapa


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Kurikulum Merdeka Memerdekakan Siapa yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Jakarta

Ivan Illich pelopor utama kritikus model pendidikan klasikal yang terinstitusi melalui sekolah, dalam After Deschooling, What? sempat menawarkan satu model yang memiliki kemiripan dengan model pendidikan dengan konsep Kurikulum Merdeka. Setelah 1972 menulis Deschooling Society mendapat sambutan sekaligus kritik karena tidak menawarkan solusi, Ivan menyodorkan satu model desain pendidikan merdeka. Ivan menyodorkan konsep pendidikan sebagai proses memanusiakan manusia dengan pilihan, cara dan minat yang ingin ditempuhnya. Lalu institusi pendidikan ditempatkan hanya menjadi pendamping dan fasilitator murni.

Kurikulum Merdeka atau sering disebut Merdeka Belajar yang mulai diperkenalkan sejak dua tahun lalu oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Dikbudristek) era Nadiem Makarim, tahun ini mulai diimplementasikan di sejumlah sekolah yang mengajukan pendaftaran. Data dari portal Kementerian Dikbudristek sudah 143.265 sekolah di seluruh Indonesia dalam berbagai jenjang dan jenis sekolah mendaftar. Peserta belajar (siswa) adalah subjek utama dan guru sebagai tenaga pengajar ditempatkan sebagai mitra dalam proses pendidikan. Siswa akan belajar dengan mengerjakan project base learning.

Pilihan dari siswa terhadap cakupan materi pelajaran akan menentukan bagaimana pendidikan dilaksanakan tanpa harus terkungkung tempat dan waktu. Akses akan bahan-bahan sumber belajar yang dekat dengan siswa, baik melalui jaringan internet atau pun kedekatan dengan lingkungan dan peminatan, menjadi dasar menentukan proyek belajar. Kungkungan tempat, waktu dan kelas-kelas dalam sekolah tidak akan ada lagi. Beban satuan pelajaran dirumuskan sendiri dan ditetapkan bersama dengan guru mengacu kepada target capaian belajar yang hanya berbentuk besaran pokok tujuan pembelajaran. Peserta belajar benar-benar memiliki pilihan menentukan sendiri bagaimana cara mencapai tujuan pembelajaran.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sekolah atau satuan pendidikan bukan lagi merupakan seonggok bangunan berisikan ruang-ruang kelas berisikan bangku-bangku dan anak-anak remaja berseragam. Sekolah bisa didesain seperti rumah, warung atau apa saja serupa tempat yang menyenangkan, sebagai tempat dimana peserta belajar sesekali bisa bertemu mengevaluasi capaian belajar. Sekolah memberikan fasilitas secara mandiri yang ditunjang oleh dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan diserahkan pengelolaannya secara murni kepada sekolah.

Ruang belajar bisa kebun, dapur. lapangan olah raga bengkel, laboratorium atau apa saja yang dipilih oleh peserta belajar. Pertemuan tidak harus dalam bentuk tatap muka dan kasat mata. Jam belajar juga tidak harus dalam jam tertentu. Segala sesuatu yang dipilih dan disepakati oleh peserta belajar, itulah yang dikerjakan. Sungguh sebuah desain kurikulum pembelajaran yang dahsyat dan ideal dalam membangun kapasitas dan kapabilitas insan Indonesia berkarakter.

Betapapun desain seperti ini bukan hal baru dalam konteks pendidikan Indonesia, tetapi, belum pernah terjadi sebelumnya, jika hal ini menjadi kebijakan yang berskala nasional. Dalam catatan sejarah pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara sebagai bapak pendidikan memperkenalkan 3 N di Taman Siswa. Niteni, Nirokke, dan Nambahi adalah konsep pendidikan Taman Siswa sejak tahun 1928, yang memiliki kesamaan semangat dan nafas dalam menyelenggarakan pendidikan.

Dalam tawaran ki Hajar Dewantara niteni berarti mengerti, mendalami atau memahami. Nirokke berarti meniru, mencontoh atau meneladani. Dan nambahi berarti menambahkan, memperkaya dan memperluas. Pendidikan menurut Ki Hajar sejatinya harus mampu membuat peserta didik mandiri untuk bisa mengerti, meneladani, dan memperluas cakupan kehidupan di sekelilingnya. Baik pada aspek pengetahuan dan perilakunya.

Selain yang ditawarkan oleh Ki Hajar, era 70 – 80 bermunculan konsep pendidikan partisipatif dan model pendidikan andragogi. Dalam nafas yang sama, orientasinya bahwa peserta belajar sebagai subjek pendidikan yang menentukan sendiri apa yang ingin digelutinya. Berikutnya, mulai tahun 2000 sampai sekarang beragam lembaga pendidikan swasta menawarkan konsep Sekolah Alam yang kurikulumnya dirancang sesuai peminatan dan kemandirian siswa. Termasuk juga di lembaga pendidikan berbasis keagamaan seperti di Pondok Pesantren dan sekolah keagamaan lain yang secara usia jauh sudah hadir sebelum lembaga pendidikan moderen hadir.

Tentu akan dapat kita bayangkan betapa luas dan besarnya dampak yang akan terjadi pada dunia pendidikan di Indonesia, jika Kurikulum Merdeka benar-benar diimplemetasikan. Penyiapan tenaga pendamping, penyiapan bahan-bahan belajar, penyiapan fasilitas belajar, dan konsekuensi-konsekuensi lanjutan lain dari sebuah kurikulum. Pemerintah daerah yang bertanggung jawab untuk penyelenggaraan pendidikan tingkat dasar, dituntut memiliki dukungan yang lebih besar dari yang terjadi sekarang. Masalah kemudian akan bergeser jauh dari hal yang masih didominasi oleh urusan sekolah rusak dan ketersediaan ruang belajar yang cukup.

Lebih dari itu masalah akan terjadi pada bagaimana proses belajar bisa berlangsung sesuai dengan desain kurikulum. Siswa harus disediakan media belajar sesuai dengan pilihannya. Terlebih lagi, pada tingkat teknis penyelenggaraan belajar, akan jauh lebih luas lagi dampaknya. Karena peserta belajar akan mandiri dan bertanggung jawab atas pilihannya, maka dia harus sanggup mendapatkan pendamping yang andal.

Guru sebagai pendamping tidak akan banyak manfaatnya jika tidak memiliki kapasitas dan kapabilitas memadai. Besar kemungkinan, dengan akses terhadap sumber-sumber belajar dari media internet guru dengan kemampuan dan cara berpikir lama, akan semakin ditinggal. Pendampingan bisa dilakukan dengan media daring, dan karena itu masalah seputar guru akan jauh lebih komplek.

Dengan berbagai alasan apapun tentang keberhasilan pelaksanaan sebuah desain kurikulum pendidikan, pada akhirnya kita akan sampai pada fakta, capaian pembelajaran tergantung pada tiga hal pokok. Yakni kualitas dan keandalan guru, media belajar yang tersedia, serta kualitas input (siswa). Faktanya, penyelenggaraan pendidikan di Indonesia berlangsung dalam kesenjangan sangat besar.

Pendidikan di desa/daerah dengan segala keterbatasan dan apa adanya, berbeda dengan penyelenggaraan di kota-kota besar. Kualitas guru masih belum dapat diandalkan. Media pendukung belajar masih belum sepenuhnya memiliki standarisasi yang sama antara satu sekolah dengan sekolah lainnya. Apalagi jika dibandingkan dengan sekolah-sekolah swasta di perkotaan. Tentu hal ini pada akhirnya terkait juga dengan kemampuan ekonomi keluarga dan komitmennya terhadap pendidikan anak.

Dengan semua problem mendasar seperti ini, bagaimana Kurikulum Merdeka akan mencapai tujuannya?

Sejak Indonesia Merdeka tahun 1945 sampai saat ini sudah 10 kali terjadi pergantian kurikulum. Mulai tahun 1947 Kurikulum Rencana Pelajaran (KRP), 1964 Kurikulum Pancawardhana, 1968 Kurikulum Pancasila, 1975 Kurikulum Rencana Pelaksanaan Pelajaran, 1984 Kurikulum Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA), 1994 lanjutan penyempurnaan CBSA, 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi, 2006 Kurikulum Kompetensi Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), 2013 Kurikulum Interpersonal, dan 2021 Kurikulum Merdeka.

Pernahkah kita mendengar secara terbuka hasil evaluasi terhadap pelaksanaan kurikulum? Pada kurikulum mana kita dianggap berhasil dan pada kurikulum mana kita gagal?

Dengan desain yang bertumpu pada siswa sebagai subjek, dan kewajiban menyediakan pendukung belajar ada pada sekolah. Bila daya dukungnya bertumpu hanya pada dana BOS, maka desain Kurikulum Merdeka akan membawa dampak polarisasi sosial yang didasari oleh kesenjangan ekonomi. Sekolah elit di kota-kota akan semakin mentereng karena kemampuannya menyediakan kebutuhan siswa. Dan sekolah yang hanya bertumpu pada dana BOS akan tergantung pada bagaimana satuan pendidikan memperlakukan kewajiban-kewajibannya.

Dengan kata lain, Kurikulum Merdeka dapat menjadi mesin baru terciptanya elit-alit kaum berpendidikan yang memang memiliki kesempatan karena kemampuannya mengikuti proses belajar sesuai kurikulum. Sementara bagi kalangan menengah ke bawah yang mengandalkan subsidi pemerintah, jangan banyak berharap dulu. Lalu, dalam keadaan seperti ini Kurikulum Merdeka ini mau memerdekakan siapa?

Anang A Yaqin Direktur Karsa Majemuk Indonesia

(mmu/mmu)

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

13 Merek Motor Listrik Disubsidi Rp 7 Juta Siapa TKDN Tertinggi


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul 13 Merek Motor Listrik Disubsidi Rp 7 Juta Siapa TKDN Tertinggi yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Jakarta, Beritasatu.com– Pemerintah memutuskan memberikan bantuan atau subsidi senilai Rp 7 juta untuk pembelian motor listrik dengan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) minimal 40% mulai 20 Maret 2022. Sementara untuk konversi dari motor konvensional disubsidi Rp 1 juta. 

Sementara subsidi mobil listrik sebanyak 35.900 unit pada tahun 2023, mulai 20 April 2023 mendatang. Subsidi mobil listrik tersebut bakal diberikan terhadap pembelian dua mobil listrik yang masing-masing diproduksi oleh Hyundai dan Wuling. Mobil Hyundai Ionic 5 akan mendapatkan insentif Rp 70-Rp 80 juta, sementara Wuling air EV Rp 25 juta-35 juta.

Hingga Rabu (22/3/2023), Kementerian Perindustrian (Kemenperin) sudah memverifikasi 13 merek dari delapan produsen motor listrik yang telah memenuhi syarat mendapatan subsidi Rp 7 juta.

Dari 13 merek motor listrik, tiga merek keluaran United memiliki TKDN tertinggi disusul dua merek besutan PT Artas Rakata Indonesia. Beirkutnya merek Selis produksi PT Juara Bike.

Berikut daftar 13 merek dari delapan perusahaan motor listrik dengan TKDN tertinggi:

1. United TX3000 A/T produksi PT Terang Dunia Internusa dengan TKDN 57,19% dibanderol Rp 50,0 juta, setelah subsidi menjadi Rp 43,5 juta.
2. United TX1800 A/T produksi PT Terang Dunia Internusa dengan TKDN 57,02% dibanderol Rp 33,9 juta, setelah subsidi menjadi Rp 26,9 juta.
3. United T1800 A/T produksi PT Terang Dunia Internusa dengan TKDN 56,89% dibanderol Rp 30,5 juta, setelah subsidi menjadi Rp 23,5 juta.
4. RAKATA S9 produksi PT Artas Rakata Indonesia dengan TKDN 55,78% dibanderol Rp 17 juta, setelah subsidi menjadi Rp 10 juta.
5. RAKATA X5 produksi PT Artas Rakata Indonesia dengan TKDN 54,17% dibanderol Rp 22,1 juta, setelah subsidi menjadi Rp 15,1 juta.
6. Selis E-Max produksi PT Juara Bike dengan TKDN 53,69% dibanderol Rp 22 juta, setelah subsidi menjadi Rp 15 juta.
7. Selis Agats produksi PT Juara Bike dengan TKDN 53,37% dibanderol Rp 19,9 juta, setelah subsidi menjadi Rp 12,9 juta.
8. Viar New Q1 produksi PT Triangle Motorindo dengan TKDN 50,26% dibanderol Rp 21,5 juta, setelah subsidi menjadi Rp 14,5 juta.






9. Smoot Elektrik Tempur produksi PT Smoot Motor Indonesia dengan TKDN 47,6% dibanderol Rp 18,5 juta, setelah subsidi menjadi Rp 11,5 juta.
10. Smoot Elektrik Zuzu produksi PT Smoot Motor Indonesia dengan TKDN 47,8% dibanderol Rp 19,9 juta, setelah subsidi menjadi Rp 12,9 juta.
11. Volta 401 produksi PT Volta Indonesia Semesta dengan TKDN 47,36% dibanderol Rp 18 juta, setelah subsidi menjadi Rp 11 juta.
12. Gesits G1 besutan PT Wika Industri Manufaktur dengan TKDN 46,73% dibanderol Rp 28.970.000, setelah subsidi menjadi Rp 21.970.000.
13. Polytron PEV 30M1 A/T produksi PT Hartono Istana Teknologi dengan TKDN 45,3% dibanderol Rp 20,5 juta, setelah subsidi menjadi Rp 13,5 juta.



Penerima Bantuan
Sementara Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengungkapkan, ada beberapa syarat atau hanya untuk kalangan tertentu yang akan menerima manfaat subsidi motor listrik, yakni:

1. UMKM penerima kredit usaha rakyat (KUR),
2. Penerima bantuan produktif usaha mikro (BPUM)
3. Bantuan subsidi upah,
4. Penerima subsidi listrik 450 hingga 900 VA.


Sementara untuk motor konversi tidak ada batasan syarat penerima.

Saksikan live streaming program-program BTV di sini

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.