Schneider targetkan netralitas karbon di pabrik Cikarang pada 2025


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Schneider targetkan netralitas karbon di pabrik Cikarang pada 2025 yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Cikarang (ANTARA) – Schneider Electric Indonesia mempertegas komitmen terhadap program berkelanjutan dengan menargetkan netralitas karbon atau emisi nol bersih pada tahun 2025 di pabrik pintar mereka di Cikarang, Jawa Barat.

“Targetnya kita 2025 sudah zero carbon operation di Cikarang. Sekarang baru 20 persen (mengonsumsi energi listrik dari tenaga surya), targetnya 2025 kita 100 persen,” ungkap Direktur pabrik Schneider Electric Cikarang Rudy Granet saat dijumpai di pabrik Cikarang, Jawa Barat, Kamis.

Rudy mengatakan mereka membuat green energy, enegi hijau, yang ramah lingkungan.

“Saat ini kami menggunakan panel surya. Kapasitasnya itu kira-kira 200 kwp. Itu sama kira-kira dengan 20 persen total konsumsi listrik kita atau kita bisa mengurangi kira-kira 181 ton Co2 per tahun,” kata Rudy.

Baca juga: 3 Indonesia gandeng Schneider Electric modernisasi tiga pusat data

Sebagai upaya berkelanjutan, Rudy juga menyampaikan bahwa pabrik pintar Cikarang menerapkan efisiensi air. Mereka melakukannya dengan menampung penggunaan air wudhu di pabrik tersebut, kemudian menggunakannya untuk menyiram tanaman.

Target netralitas karbon tersebut juga diwujudkan dengan pemanfaatan energi terbarukan sebagai sumber energi listrik di pabrik pintar Cikarang. Selain itu, Schneider juga menerapkan green supply chain seperti mengurangi air freight ratio di sektor logistik dan program 3R (reduce, reuse, recycle) di sektor kemasan produk hingga dapat mencapai zero waste dalam pengelolaan sampah.

“Yang kita lakukan adalah green supply chain. Itu adalah tentang bagaimana sistem supply chain kita tidak menghasilkan banyak Co2. Contohnya kita mengurangi yang namanya air freight. Kalau kita kirim pakai udara kan pesawat itu banyak menghasilkan Co2. Jadi kita kontrol. Kalau bisa semaksimal mungkin pengiriman digabung jadi satu, dikirim lewat laut,” kata Rudy menjelaskan.

Schneider Electric Indonesia merupakan perusahaan asal Prancis yang bergerak pada transformasi digital dalam pengelolaan energi dan otomasi. Saat ini, pabrik pintar Cikarang mempekerjakan 800 karyawan.

Schneider Electric Cikarang merupakan pabrik perakitan panel dengan spesifikasi khusus untuk berbagai macam produk mulai dari peralatan listrik bertegangan rendah hingga menengah.

Baca juga: Schneider Electric Indonesia kembali selenggarakan EEPC


Baca juga: Schneider Electric dukung pengembangan pusat data berkelanjutan


Baca juga: EVLink, alat pengisian daya mobil listrik dari Schneider

Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Natisha Andarningtyas
COPYRIGHT © ANTARA 2023

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

MultiPathway Jurus Toyota Capai Karbon Netral


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul MultiPathway Jurus Toyota Capai Karbon Netral yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

JAKARTA, KOMPAS.com – Salah satu langkah dan strategi Toyota Indonesia dalam berkontribusi menekan emisi karbon adalah dengan menerapkan konsep Multi-Pathway.

Dengan pendekatan Multi-Pathway, Toyota menyajikan beragam pilihan teknologi ramah lingkungan yang bisa diberikan oleh masyarakat Indonesia. Mulai hybrid EV (HEV), plug-in hybrid EV (PHEV), battery electric vehicle (BEV), dan fuell cell electric vehicle.

Teknologi-teknologi ramah lingkungan tersebut saat ini sudah ada dan dipasarkan Toyota melalui jajaran produk elektrifikasinya di Indonesia. Terakhir dengan peluncuran generasi baru Kijang Innova Zenix Hybrid.

Melalui mobil legendaris yang kini telah berevolusi tersebut, Toyota berharap makin banyak masyarakat yang ikut serta dalam upaya menekan emisi gas buang sehingga bisa ikut berperan dalam mencapai netralitas karbon.

“Sejak 2009, TAM telah menjadi pioneer dalam menghadirkan kendaraan elektrifikasi dalam rangka mewujudkan mobilitas ramah lingkungan. Melalui strategi Multi-Pathway, TAM menyediakan pilihan lengkap teknologi elektrifikasi,” ucap Vice President Director PT Toyota-Astra Motor (TAM) Henry Tanoto, beberapa waktu lalu.

Baca juga: Toyota Bikin Sejarah Baru Lewat All New Kijang Innova Zenix Hybrid EV

“Secara total, TAM telah memiliki 15 line-up elektrifikasi yang telah kami pasarkan lebih dari 7.000 unit dan memberikan kontribusi nyata dalam menurukan emisi karbon lebih dari 7.500 ton,” lanjutnya.

Adapun upaya Toyota menyajikan ragam pilihan produk ramah lingkungan juga untuk memberikan pilihan lengkap bagi masyarakat. Hal tersebut tak lepas karena tiap model elektrifikasi ternyata memiliki konsumen yang berbeda-beda.

Hal ini yang melatarbelakangi akhirnya menyediakan banyak produk elektrifikasi. Guna mencapai target netral karbon, perlu adanya diversifikasi teknologi yang pada akhirnya bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan daya beli konsumen.

Harapannya, melalui pilihan produk yang disedikan, konsumen bisa menyesuaikan jenis kendaraan ramah lingkungan mana yang mau digunakan. Tak hanya dari produk elektrifikasi saja, model-model mesin konvensional yang dipasarkan juga selalu berorientasi ramah lingkungan.

Baca juga: Toyota Trust Bikin Mudah Kepemilikan Kijang Innova Zenix

Langkah Toyota dalam netralisasi karbon tak berhenti sebatas produk saja. Baru-baru ini TAM juga menjalankan kampanye It’s Time For Everyone untuk mengajak masyarakat sama-sama mencegah peningkatan risiko pemanasan global dan perubahan iklim.

Kampanye ini dimulai dengan pengadaan waste station di Mall Kelapa Gading, Jakarta Utara, yang menjadi pijakan awal untuk kemudian menyediakan berbagai cara pengurangan emisi karbon lainnya.

Bekerja sama dengan Rekosistem untuk pengadaan, Toyota akan membangun waste station di berbagai titik di Pulau Jawa hingga 2023. Sampah anorganik yang dikumpulkan pada waste station ini kemudian akan diolah dengan prinsip 3R (Reuse, Reduce, Recycle) bersama dengan tim Rekosistem.

“Netralitas karbon telah menjadi tujuan bersama. Pemerintah Indonesia telah menyatakan komitmen mencapai Net Zero Emission pada 2060 yang juga sejalan dengan target prinsipal kami lewat Toyota Environmental Challenge 2050 merespon perubahan kondisi iklim. Lewat gerakan It’s Time For Everyone, Toyota menyediakan akses bagi masyarakat untuk bisa ikut berkontribusi dan bersama-sama mengurangi emisi karbon demi masa depan yang lebih hijau,” ujar Henry.

Baca juga: Paket Lengkap Pilihan Mobil Elektrifikasi Toyota di Indonesia

Baik secara global maupun nasional, Toyota merupakan pionir dalam memproduksi maupun memasarkan kendaraan elektrifikasi.

Pada level global, Toyota sudah memperkenalkan kendaraan listrik sejak 1997 dengan meluncurkan Toyota Prius Hybrid. Untuk Indonesia sendiri telah dimulai sejak 2009 dengan mendatangkan Toyota Prius Hybrid Generasi ke-3, dan sampai saat ini sudah memasarkan lebih dari 7.021 unit kendaraan elektrifikasi lewat 15 model Toyota dan Lexus yang berkontribusi pada pengurangan lebih dari 7.500 ton emisi karbon di Indonesia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.