Gerhana Separo Lebih Matahari di Langit Kudus Tertutup


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Gerhana Separo Lebih Matahari di Langit Kudus Tertutup yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

TRIBUNMURIA.COM, KUDUS – Ma’had Aly Tasywiqut Thullab Salafiyah (TBS) Kudus menggelar pemantauan gerhana matahari hibrida dari lantai 6 atau lantai paling atas gedung lembaga pendidikan ini, Kamis (20/4/2023).

Gerhana hibrida yang terjadi di Kudus itu berlangsung selama 2 jam 48 menit.

Untuk memuluskan pantauan objek matahari, Ma’had Aly TBS menyediakan teleskop yang terhubung secara digital ke layar. Artinya tidak perlu membidik teleskop sudah bisa terlihat objek matahari yang sedang terjadi gerhana.

Teleskop tersebut diletakkan di lantai paling atas. Selain itu ada teleskop manual yang cara pakainya harus dibidik dan juga terdapat kacamata filter matahari.

Di sela-sela pemantauan gerhana juga digelar salat sunah kusuf al-syams berjemaah di lantai lima disambung dengan khotbah. Salat tersebut disunahkan bagi umat Islam saat terjadi peristiwa gerhana matahari.

Pakar ilmu falak dari Madrasah TBS Kudus, Azhar Latief Nasiran, mengatakan, gerhana matahari hibrida yang terjadi di Kudus selama 2 jam 48 menit berlangsung sejak pukul 09.30 sampai pukul 12.18.

Puncak gerhana terjadi pada pukul 10.51 yang mana matahari tertutup 51 persen.

“Jadi puncaknya ukuran gerhana kurang lebih 51 persen gerhana di selatan,” katanya .

Baca juga: Gerhana Matahari Dipantau LFNU Jepara dari Pantai Semat, Digelar Besok Pagi

Baca juga: BMKG Sebut Fenomena Alam Gerhana Total Tak Berdampak Cuaca Ekstrem dan Bencana Hidrometeorologi

Azhar Latief yang juga sebagai Ketua Lembaga Falakiyah PCNU Kudus tersebut mengatakan, gerhana matahari sebagian ini terjadi di hampir seluruh wilayah di Indonesia.

Sebagian kecil wilayah Indonesia bisa melihat gerhana matahari total misalnya dari sebagian wilayah di Fakfak Papua Barat. Kemudian ada juga wilayah yang tidak terjadi gerhana misalnya di Banda Aceh.

Gerhana matahari sendiri merupakan momentum peristiwa alam yang menjadi pengingat bagi setiap manusia. Bagi Azhar Latief, peristiwa tersebut tidak lain merupakan wujud dari kebesaran Allah.

Oleh karenanya, manusia sebagai ciptaan Allah tidak berarti apa-apa alias hanya makhluk kecil jika dihadapkan dengan semesta.

“Untuk mengingatkan pada kita Allah maha besar, kita sebagai makhluk ini kecil,” katanya. (Goz)

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.