Mengapa Tidak Dibangun Jembatan Penghubung antara Pulau Jawa dan Bali Simak Jawaban Berikut Ini


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Mengapa Tidak Dibangun Jembatan Penghubung antara Pulau Jawa dan Bali Simak Jawaban Berikut Ini yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

suarabandungbarat.id –  Pulau Jawa dan Pulau Bali merupakan dua wilayah yang secara geografis berdekatan. 

Bahkan, letak kedua Pulau ini membuat ada beberapa orang yang berpikir dan membayangkan jika ada pembangunan Jembatan penghubung antara Pulau Jawa dan Pulau Bali.

Namun kabarnya, banyak masyarakat Bali yang menolak dibangunnya jembatan penghubung antara Pulau Dewata dan Pulau Jawa.

Lalu, apa alasan banyak masyarakat Bali menolak penolakan jembatan penghubung Pulau Dewata ke Pulau Jawa tersebut? Berikut jawabannya yang dilansir dari akun tiktok YES INFOTAINMENT.

Baca Juga:Ada Indikasi Praktik Cuci Uang di Bisnis Solar Ilegal di Sumsel, Ditemukan Rekening Rp 16 Miliar

Jembatan penghubung antara Bali dan Jawa tidak begitu diharapkan dan bahkan ditolak sebagian besar masyarakat Bali.

Lalu, mengapa orang Bali menolak pembangunan jembatan tersebut?

Bukan tanpa alasan sebagian besar orang Bali menolak ide ini. Bukan karena oang Bali anti orang Jawa, akan tetapi karena faktor kepadatan yang sudah cukup mengkhawatirkan.

Pulau kecil ini dinilai tidak akan kuat menahan lonjakan pendatang yang akan memasuki Bali menggunakan cara yang mudahnya melewati jembatan penghubung. Orang Bali percaya, bahwa dulunya Pulau Jawa dan Pulau Bali adalah satu daratan.

Namun, kehendah Tuhan sehingga Pulau ini dipisahkan. Hal ini tentu dianggap memiliki tujuan kedua Pulau ini terpisah.

Baca Juga:Anya Geraldine Penasaran Efek Menelan Sperma, Padahal Najis dan Harus Dimuntahkan Menurut Hukum Islam

Selain itu, faktor keamanan membuat Bali tidak perlu dipersatukan Pulau Jawa melalui jembatan. Jangan sampai karena adanya akses yang mudah, tingkat kejahatan di Bali akan meningkat karena mudahnya orang luar masuk Bali.

Sampai saat ini, tingkat kejahatan di Bali cukup kecil. Jangan sampai virus tingkat kejahatan dari Pulau Jawa masuk ke Pulau Bali.

Tanpa jembatan penghubung, membuat Bali terlihat eksklusif untuk dikunjungi. Tidak mudah tentu keluar-masuk Bali, perlu menyeberangi Lautan untuk memasuki Pulau Dewata ini.

Lonjakan penduduk Bali yang sangat cepat membuat Pulau ini disebut kelelahan, sedangkan Pulau ini hanya mengandalkan sektor pariwisata untuk hidup tanpa sektor tambang.

Adanya lonjakan penduduk yang terbilang banyak dan tanpa diimbangi pendapatan yang sesuai, lama-kelamaan akan menjadi beban bagi Pulau ini.

Demikian informasi tentang alasan tidak dibangunnya jembatan penghubung antara Pulau Jawa dan Bali. (*)

Sumber: Akun tiktok YES INFOTAINMENT

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Kenapa JawaBali Tidak ada Jembatan Penghubung Antara Keduanya Inilah 3 Alasannya


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Kenapa JawaBali Tidak ada Jembatan Penghubung Antara Keduanya Inilah 3 Alasannya yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

JAKARTA, iNews.id – Kenapa Jawa-Bali tidak ada jembatan penghubung antara keduanya? Simak pembahasannya dalam artikel kali ini.

Pulau Bali atau biasa disebut dengan Pulau Dewata merupakan primadona pariwisata Indonesia yang sudah terkenal di seluruh dunia. Selain terkenal dengan keindahan alam, terutama pantainya, Bali juga terkenal dengan kesenian dan budayanya yang unik dan menarik. 


Industri pariwisata berpusat di Bali Selatan dan di beberapa daerah lainnya. Lokasi wisata yang utama adalah Kuta dan sekitarnya seperti Legian dan Seminyak, daerah timur kota seperti Sanur, pusat kota seperti Ubud, dan di daerah selatan seperti Jimbaran, Nusa Dua dan Pecatu.

Sebagai tempat destinasi liburan yang sudah terkenal di Indonesia dan dunia, Pulau Bali hanya bisa dikunjungi melalui jalur laut dan jalur udara.


Sedangkan untuk jalur darat hingga sampai saat ini belum dibuat oleh pemerintah. Namun, sejatinya pada tahun 1960-an sudah merencanakan pembangunan tol bebas hambatan dari Merak, Banten, hingga Pulau Bali.

Usulan dicetuskan oleh mendiang Profesor Dr Ir Sedyatmo, guru besar ITB, yang terkenal dengan konstruksi cakar ayam.


Usulan dari mendiang Profesor Dr Ir Sedyatmo, tersebut tadinya akan diberi nama Tri Nusa Bima Sakti yang akan menghubungkan tiga pulau, yaitu Pulau Sumatera, Pulau Jawa, dan Pulau Bali. Akan tetapi, ide brilian itu kandas lantaran menuai banyak tantangan dari berbagai pihak.

Pada 2012 silam, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi sempat mengusulkan untuk membangun jembatan Selat Bali dengan panjang 39 km. Pembangunan jembatan penghubung Jawa-Bali ini bertujuan untuk memperlancar laju ekonomi masyarakat.


Sayangnya, usulan tersebut kembali ditolak oleh masyarakat Bali. Persatuan Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Jembrana turut mendukung penolakan tersebut.

Lalu mengapa Jawa-Bali tidak ada penghubung jembatan antara keduanya? Berikut 3 alasannya.

1.Kepercayaan Masyarakat Bali

Penolakan jembatan penghubung Jawa-Bali erat kaitannya dengan mitologi yang dipercayai oleh masyarakat Bali. 


Masyarakat Bali yang masih berpegang teguh pada sejarah, tradisi, dan mitologinya memercayai jika dulunya Sang Dang Hyang Sidhimantra sengaja memisahkan Jawa-Bali agar pulau Bali terhindar dari hal-hal negatif dan kebudayaannya tetap terjaga.

2.Konstruksi Jembatan

Masyarakat Bali masih meyakini bahwa sebuah bangunan tidak boleh lebih tinggi dari Padmasana, yaitu tempat sembahyang atau menaruh sesaji bagi umat Hindu. 

Hal ini merujuk pada konstruksi jembatan penghubung yang nantinya akan lebih tinggi karena ombak di selat Bali cukup besar dan tinggi.

Editor : Komaruddin Bagja

Follow Berita iNews di Google News

Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews.id tidak terlibat dalam materi konten ini.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.