Ratusan Personil PLN se JawaBali Masih Perbaiki Potensi Gangguan Lain di SKTT Jembatan Suramadu


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Ratusan Personil PLN se JawaBali Masih Perbaiki Potensi Gangguan Lain di SKTT Jembatan Suramadu yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

TRIBUNMADURA.COM, BANGKALAN – Keberhasilan mengembalikan 100 persen pasokan listrik ke Pulau Madura tidak kemudian membuat pihak PLN berpuas diri.

Observasi kembali dilakukan pada jalur transmisi sirkit 2 Kenjeran-Bangkalan sebagai upaya mitigasi agar gangguan serupa tidak terulang.

Hasilnya, ditemukan indikasi berpotensi terjadi gangguan atau titik kritis yang membutuhkan penanganan segera.

Kondisi itu tidak hanya memaksa pihak PLN kembali menerapkan kebijakan manajemen beban atau padam bergilir mulai Selasa (14/2/2023).

Namun juga, sedikitnya 262 personil PLN lintas unit se Jawa-Bali urung ‘pulang kampung’.

Baca juga: PLN Lakukan Observasi Lanjutan Jalur Transmisi Sirkit 2 Kenjeran-Bangkalan, Ditemukan Indikasi

Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunMadura.com

“Ini adalah keputusan yang sulit. Namun dikarenakan sumber daya yang diperlukan seperti personil, peralatan, hingga genset masih standby di lokasi, maka kami mengambil keputusan untuk melakukan perbaikan,” ungkap General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Timur, Lasiran dalam siaran persnya yang diterima Tribun Madura.

Sekedar diketahui, pelepasan ratusan personil yang terdiri dari tim pemeliharaan, konstruksi, hingga engineering untuk kembali ke barak masing-masing dijadwalkan hari ini.

Begitu juga dengan 106 unit bantuan genset dari PLN unit se Jawa-Bali, akan ditarik secara bertahap.

Namun, hasil observasi pada Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT) 150 kV Kenjeran-Bangkalan sirkit 2 memaksa mereka harus bertahan.

Itu setelah ditemukan indikasi yang berpotensi terjadi gangguan atau titik kritis yang membutuhkan penanganan segera.

Potensi gangguan itu terdeteksi melalui perangkat canggih High Voltage (HV) Test.

“Jika diibaratkan sebuah roda terindikasi gembos, apabila diteruskan tidak hanya ban yang bocor. Tetapi juga berdampak velg bisa patah. Sementara tukang tambal ban (personil se-Jawa Bali) sudah tidak ada, perjalanan akan semakin lama kita tempuh,” jelas Lasiran.

Sebelumnya, PLN mengumumkan bahwa pasokan listrik 100 persen kembali normal pada Senin (13/2/2023).

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Ratusan Personil Teknis PLN se JawaBali Dikerahkan Titik Gangguan Terindikasi di Jembatan Suramadu


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Ratusan Personil Teknis PLN se JawaBali Dikerahkan Titik Gangguan Terindikasi di Jembatan Suramadu yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

TRIBUNMADURA.COM, BANGKALAN – Sedikitnya 290 personil teknis dari unit-unit PLN se Jawa-Bali dikerahkan ke Pulau Madura untuk segera memulihkan pasokan listrik di empat kabupaten; Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep.

Melalui perangkat High Voltage (HV) Test, terdapat indikasi gangguan pada salah satu kabel fasa bawah tanah di sekitar pintu keluar Jembatan Suramadu sisi Bangkalan.

Berkurangnya pasokan listrik ke Pulau Madura disebabkan terjadi gangguan pada transmisi Suramadu yang menyebabkan trip pada PMT Bay Bangkalan, Jumat (3/2/2023) sekitar pukul 15-13 WIB.

Manajemen beban bergantian atau pemadaman bergilir per 3 jam di empat kabupaten terpaksa dilakukan pihak PLN mulai kemarin menjelang petang.

Baca juga: Line 150 kV Ujung Bangkalan Alami Gangguan Listrik, 342.595 Rumah Pelanggan di Madura Padam

Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunMadura.com

“Kami kerahkan tim teknis di lapangan dari luar Jawa dan Bali, termasuk seluruh kekuatan personel se Madura. Total personel sekitar 290 lebih,” ungkap Manajer PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Pamekasan, Feri Asmoro Hermanto kepada Tribun Madura, Sabtu (4/2/2023).

Ia menjelaskan, regu petugas PLN berhasil mendeteksi gangguan kelistrikan Madura melalui perangkat HV Test sekitar pukul 02.29 WIB.

Titik gangguan terindikasi pada salah satu kabel fasa bawah tanah dekat pintu keluar Jembatan Suramadu sisi Bangkalan.

“Gangguan ini yang menyebabkan pasokan listrik ke pulau Madura berkurang. Sehingga kami terpaksa menerapkan pengaturan pasokan listrik secara bertahap dengan pengaturan daya listrik yang padam antara 20 – 100 MW dan bergiliran per 3 jam,” jelas Feri.

Akibat berkurangnya pasokan daya listrik itu, jumlah pelanggan yang terdampak oleh gangguan teknis tersebut sebanyak 342.595 atau 32 persen dari total 1.059.523 pelanggan di Pulau Madura. Upaya optimalisasi pelayanan listrik sementar, PLN Unit Pelayanan Madura mendatangkan genset mobile dari lintas unit PLN dengan total sejumlah 99 unit dengan masing-masing kapasitas 10,6 MVA.

“Seluruh unit PLN berkolaborasi, mulai dari unit di Banten, DKI Jakarta, Jawa Tengah dan Bali mengirimkan genset agar masyarakat Madura tetap dapat menikmati listrik di tengah pemulihan gangguan. Bahkan subholding PLN Nusantara Power juga bahu membahu mengirimkan lampu darurat untuk masyarakat,” papar Feri.

Sebelumnya, pengaturan beban bergantian atau pemadaman bergilir pernah terjadi hingga sembilan hari.

Terhitung sejak terjadinya gangguan berupa flashover (terbakar) kabel transmisi 150 kV di Jembatan Suramadu pada 26 Februari 2022 sekitar pukul 21.44 WIB.

Akibatnya, terjadi defisit beban sebesar 15 MW pada siang hari dan 60 MW pada malam hari karena beban daya hanya ditopang oleh 1 Line 150 kV.

Pasokan listrik kembali normal pada 7 Maret 2023, mengakhiri pemadaman bergiliran kala itu. 

Feri mengatakan, PLN memprioritaskan penyediaan listrik di fasilitas publik dan pelayanan umum, seperti rumah sakit, puskesmas, kantor polisi, kodim, rumah ibadah, dan sarana publik lainnya. Hingga sejauh ini, pihaknya terus berupaya agar penyebab gangguan dapat segera ditemukan dan diperbaiki secepatnya.

“Estimasi perbaikan sesuai yang diinformasikan teman-teman PLN UID Jawa Timur yakni sampai 10 hari. Mohon maaf atas ketidaknyamanannya, mohon doa serta dukungan agar pasokan listrik dapat segera pulih kembali,” pungkas Feri.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Mengapa Tidak Dibangun Jembatan Penghubung antara Pulau Jawa dan Bali Simak Jawaban Berikut Ini


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Mengapa Tidak Dibangun Jembatan Penghubung antara Pulau Jawa dan Bali Simak Jawaban Berikut Ini yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

suarabandungbarat.id –  Pulau Jawa dan Pulau Bali merupakan dua wilayah yang secara geografis berdekatan. 

Bahkan, letak kedua Pulau ini membuat ada beberapa orang yang berpikir dan membayangkan jika ada pembangunan Jembatan penghubung antara Pulau Jawa dan Pulau Bali.

Namun kabarnya, banyak masyarakat Bali yang menolak dibangunnya jembatan penghubung antara Pulau Dewata dan Pulau Jawa.

Lalu, apa alasan banyak masyarakat Bali menolak penolakan jembatan penghubung Pulau Dewata ke Pulau Jawa tersebut? Berikut jawabannya yang dilansir dari akun tiktok YES INFOTAINMENT.

Baca Juga:Ada Indikasi Praktik Cuci Uang di Bisnis Solar Ilegal di Sumsel, Ditemukan Rekening Rp 16 Miliar

Jembatan penghubung antara Bali dan Jawa tidak begitu diharapkan dan bahkan ditolak sebagian besar masyarakat Bali.

Lalu, mengapa orang Bali menolak pembangunan jembatan tersebut?

Bukan tanpa alasan sebagian besar orang Bali menolak ide ini. Bukan karena oang Bali anti orang Jawa, akan tetapi karena faktor kepadatan yang sudah cukup mengkhawatirkan.

Pulau kecil ini dinilai tidak akan kuat menahan lonjakan pendatang yang akan memasuki Bali menggunakan cara yang mudahnya melewati jembatan penghubung. Orang Bali percaya, bahwa dulunya Pulau Jawa dan Pulau Bali adalah satu daratan.

Namun, kehendah Tuhan sehingga Pulau ini dipisahkan. Hal ini tentu dianggap memiliki tujuan kedua Pulau ini terpisah.

Baca Juga:Anya Geraldine Penasaran Efek Menelan Sperma, Padahal Najis dan Harus Dimuntahkan Menurut Hukum Islam

Selain itu, faktor keamanan membuat Bali tidak perlu dipersatukan Pulau Jawa melalui jembatan. Jangan sampai karena adanya akses yang mudah, tingkat kejahatan di Bali akan meningkat karena mudahnya orang luar masuk Bali.

Sampai saat ini, tingkat kejahatan di Bali cukup kecil. Jangan sampai virus tingkat kejahatan dari Pulau Jawa masuk ke Pulau Bali.

Tanpa jembatan penghubung, membuat Bali terlihat eksklusif untuk dikunjungi. Tidak mudah tentu keluar-masuk Bali, perlu menyeberangi Lautan untuk memasuki Pulau Dewata ini.

Lonjakan penduduk Bali yang sangat cepat membuat Pulau ini disebut kelelahan, sedangkan Pulau ini hanya mengandalkan sektor pariwisata untuk hidup tanpa sektor tambang.

Adanya lonjakan penduduk yang terbilang banyak dan tanpa diimbangi pendapatan yang sesuai, lama-kelamaan akan menjadi beban bagi Pulau ini.

Demikian informasi tentang alasan tidak dibangunnya jembatan penghubung antara Pulau Jawa dan Bali. (*)

Sumber: Akun tiktok YES INFOTAINMENT

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Kenapa JawaBali Tidak ada Jembatan Penghubung Antara Keduanya Inilah 3 Alasannya


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Kenapa JawaBali Tidak ada Jembatan Penghubung Antara Keduanya Inilah 3 Alasannya yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

JAKARTA, iNews.id – Kenapa Jawa-Bali tidak ada jembatan penghubung antara keduanya? Simak pembahasannya dalam artikel kali ini.

Pulau Bali atau biasa disebut dengan Pulau Dewata merupakan primadona pariwisata Indonesia yang sudah terkenal di seluruh dunia. Selain terkenal dengan keindahan alam, terutama pantainya, Bali juga terkenal dengan kesenian dan budayanya yang unik dan menarik. 


Industri pariwisata berpusat di Bali Selatan dan di beberapa daerah lainnya. Lokasi wisata yang utama adalah Kuta dan sekitarnya seperti Legian dan Seminyak, daerah timur kota seperti Sanur, pusat kota seperti Ubud, dan di daerah selatan seperti Jimbaran, Nusa Dua dan Pecatu.

Sebagai tempat destinasi liburan yang sudah terkenal di Indonesia dan dunia, Pulau Bali hanya bisa dikunjungi melalui jalur laut dan jalur udara.


Sedangkan untuk jalur darat hingga sampai saat ini belum dibuat oleh pemerintah. Namun, sejatinya pada tahun 1960-an sudah merencanakan pembangunan tol bebas hambatan dari Merak, Banten, hingga Pulau Bali.

Usulan dicetuskan oleh mendiang Profesor Dr Ir Sedyatmo, guru besar ITB, yang terkenal dengan konstruksi cakar ayam.


Usulan dari mendiang Profesor Dr Ir Sedyatmo, tersebut tadinya akan diberi nama Tri Nusa Bima Sakti yang akan menghubungkan tiga pulau, yaitu Pulau Sumatera, Pulau Jawa, dan Pulau Bali. Akan tetapi, ide brilian itu kandas lantaran menuai banyak tantangan dari berbagai pihak.

Pada 2012 silam, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi sempat mengusulkan untuk membangun jembatan Selat Bali dengan panjang 39 km. Pembangunan jembatan penghubung Jawa-Bali ini bertujuan untuk memperlancar laju ekonomi masyarakat.


Sayangnya, usulan tersebut kembali ditolak oleh masyarakat Bali. Persatuan Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Jembrana turut mendukung penolakan tersebut.

Lalu mengapa Jawa-Bali tidak ada penghubung jembatan antara keduanya? Berikut 3 alasannya.

1.Kepercayaan Masyarakat Bali

Penolakan jembatan penghubung Jawa-Bali erat kaitannya dengan mitologi yang dipercayai oleh masyarakat Bali. 


Masyarakat Bali yang masih berpegang teguh pada sejarah, tradisi, dan mitologinya memercayai jika dulunya Sang Dang Hyang Sidhimantra sengaja memisahkan Jawa-Bali agar pulau Bali terhindar dari hal-hal negatif dan kebudayaannya tetap terjaga.

2.Konstruksi Jembatan

Masyarakat Bali masih meyakini bahwa sebuah bangunan tidak boleh lebih tinggi dari Padmasana, yaitu tempat sembahyang atau menaruh sesaji bagi umat Hindu. 

Hal ini merujuk pada konstruksi jembatan penghubung yang nantinya akan lebih tinggi karena ombak di selat Bali cukup besar dan tinggi.

Editor : Komaruddin Bagja

Follow Berita iNews di Google News

Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews.id tidak terlibat dalam materi konten ini.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Alasan Kenapa Jembatan Jawa Bali Tidak Pernah Dibangun Ternyata karena Mitos Ini


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Alasan Kenapa Jembatan Jawa Bali Tidak Pernah Dibangun Ternyata karena Mitos Ini yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

JAKARTA, iNews.id – Kenapa jembatan Jawa Bali tidak pernah dibangun? Pertanyaan tersebut tentu saja seringkali terbesit dalam pikiran orang-orang yang sering berlalu-lalang dari Jawa ke Bali ataupun sebaliknya.

Sebagaimana yang telah diketahui, akses menuju Bali dari Jawa hanya bisa ditempuh melalui jalur laut dan udara. Padahal setiap harinya, jumlah mobil dan sepeda motor yang melewati Selat Bali sangat membludak.


Kenapa jembatan Jawa Bali tidak pernah dibangun? 

Sebelum pertanyaan tersebut muncul, guru besar dari Institut Teknologi Bandung, Prof. Sedyatmo telah terlebih dahulu menggagas pembangunan jembatan untuk menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau Bali di tahun 1960. Alasannya agar
perekonomian kedua pulau tersebut dapat meningkat dengan pesat.

Tak hanya itu, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi pada tahun 2012 juga pernah mengusulkan pembangunan jembatan Jawa-Bali. Hal ini ditengarai meningkatnya kendaraan yang menyeberangi Selat Bali pada 3 tahun terakhir.


Banyaknya kendaraan yang melintas tersebut dianggap tidak sebanding dengan jumlah kapal dan dermaga yang ada. Terlebih, banyak kapal yang mengalami kecelakaan, seperti kapal Rafelia II yang tenggelam di Selat Bali.

Maka dari itu, adanya jembatan yang menghubungkan Jawa dan Bali diyakini dapat menjadi jalur alternatif yang lebih aman dan cepat. Dengan demikian, sektor ekonomi kedua pulau juga akan meningkat pesat. 


Namun sayangnya, keinginan ini ditolak mentah-mentah oleh Pemerintah Kabupaten Jembrana, Bali. Alih-alih membangun jembatan, pemerintah setempat ingin agar infrastruktur di jalan Gilimanuk ke Denpasar lebih diprioritaskan.

Selain itu, Persatuan Hindu-Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Jembrana juga menolak pembangunan jembatan tersebut. Pasalnya, Pulau Jawa dan Bali secara sekala dan niskala memang harus diputus tanpa adanya jembatan penghubung.


Lebih lanjut, Pulau Bali menurut mitologi Hindu harus dibatasi dengan laut. Tujuannya agar hal-hal negatif atau pengaruh buruk dari luar Bali lebih mudah diawasi. 

“Jika benar seperti yang diusulkan Bupati Banyuwangi itu, pembangunan Jembatan Jawa-Bali akan sangat berpengaruh pada tatanan sosial budaya masyarakat. Akan ada pergeseran-pergeseran nilai di Bali,” ujar I Komang Arsana, Ketua PHDI Kabupaten Jembrana, dikutip dari Sindonews, Senin (31/10/2022).


 “Dengan tegas kami menolak adanya itu. Tatanan yang seperti ini sekarang sudah cukup bagus,” imbuhnya.

Tak berhenti di situ, Persatuan Hindu-Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Banyuwangi juga meminta pemerintah mempertimbangkan pembangunan jembatan tersebut. 

Editor : Komaruddin Bagja

Follow Berita iNewsBali di Google News

Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews.id tidak terlibat dalam materi konten ini.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Alasan Jembatan Penghubung Pulau Jawa dan Bali Tak Dibangun Berkaitan dengan Mitos


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Alasan Jembatan Penghubung Pulau Jawa dan Bali Tak Dibangun Berkaitan dengan Mitos yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

PIKIRAN RAKYAT – Pulau Dewata atau Bali merupakan salah satu pulau indah di Indonesia. Pulau Bali menjadi salah satu destinasi wisata unggulan Indonesia. Pulau ini juga dikenal sebagai pulau seribu pura.

Hal tersebut membuat mobilitas Pulau Bali cukup tinggi, terlebih dari Pulau Jawa. Terutama di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi selalu dipenuhi dengan orang yang hendak ke Bali. Tetapi mengapa sampai saat ini belum ada pembangunan jembatan untuk menghubungan Pulau Jawa dengan Pulau Bali.

Seperti halnya Pulau Madura, jarak antara Pulau Jawa dengan Pulau Bali cukup dekat yakni 5 kilometer. Sedangkan seperti yang kita ketahui, Pulau Madura dan Pulau Jawa memiliki jembatan Suramadu sebagai penghubung. Mengapa Pulau Bali dan Pulau Jawa tidak?

Seperti dalam video di akun TikTok @NangBryan, wacana pembangunan jembatan di Selat Bali sebenarnya sudah pernah menjadi gagasan pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Namun, pihak pemerintah Bali ternyata memiliki alasan tersendiri akan penolakan tersebut.

Baca Juga: Teddy Adhitya Rilis Single Pembuka untuk Mini Almbumnya: Stay The Same, Berikut Liriknya

Ada yang mempercayai jika alasan penolakan pembangunan jembatan tersebut berkaitan dengan mitos atau kepercayaan masyarakat Pulau Bali. Masyarakat Pulau Bali sepakat untuk menolak adanya pembangunan jembatan tersebut.

Ketua Persatuan Hindu Darma Indonesia, Kabupaten Jembrana menyatakan sebelum adanya penolakan tersebut sudah sempat menjadi pertimbangan untuk menyetujuinya atau tidak. Jika disetujui, maka jembatan penghubung Pulau Jawa dan Pulau Bali tersebut maka akan dibangun lebih tinggi dari lautan dan daratan dikarenakan ombak Selat Bali cukup besar dan tinggi.

Sedangkan dalam agama Hindu sendiri memiliki kepercayaan, di mana posisi manusia tidak boleh melebihi tinggi dari Padmasana atau tempat umat Hindu berdoa dan meletakan sesaji. Padmasana adalah tempat suci yang harus dijaga dan dirawat.

Baca Juga: Jelang Pensiun, Serena Williams Taklukkan Petenis Kedua Dunia di US Open 2022

Merujuk dalam mitologi, Dang Hyang Sidimantra sengaja memisahkan Pulau Bali dan Jawa. Sejak awal, Pulau Bali telah dibuat sedemikian rupa dan terpisah oleh lautan.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.