Penyebab Tegangan Listrik di Rumah Tidak Stabil


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Penyebab Tegangan Listrik di Rumah Tidak Stabil yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Yuk, cari tahu penyebab tegangan listrik di rumah tidak stabil dan cara mengatasinya dengan mudah. Simak ulasannya berikut ini. 

Kamu pernah mengalami tegangan listrik turun lampu redup, pastinya pernah dan merupakan hal biasa. 

Apalagi kalau kamu sedang santai di rumah saat malam hari dan melihat lampu mendadak redup. 

Sebenarnya, hal ini memang sering terjadi karena berbagai penyebab. 

Lampu redup memang menjadi cara termudah untuk melihat apakah tegangan listrik di rumah stabil alias ciri ciri listrik tidak stabil.

Namun, kalau kamu sering merasakan lampu redup hampir setiap hari pastinya ada masalah dalam instalasi listrik. 

Hal in bisa berimbas pada peralatan elektronik di rumah karena bisa rusak.

Situs properti Rumah123.com akan membahas mengenai penyebab hal tersebut dan cara mengatasinya. 

Rumah123.com merangkum dari berbagai sumber. 

Kamu bisa menyimak sejumlah penyebab tegangan listrik dalam hunian yang tidak stabil, beberapa di antaranya. 

  1. Kelebihan beban di luar jaringan rumah.
  2. Kerusakan pada jaringan listrik PLN. 
  3. Jarak rumah yang terlalu jauh dari tiang induk PLN.
  4. Instalasi kabel listrik memakai material yang tidak standar. 
  5. Trafo penurun tegangan PLN yang ternyata tidak stabil. 
  6. Ada gangguan pada peralatan listrik atau peralatan rumah tangga. 
  7. Ada gangguan pada instalasi listrik di rumah.

Salah satu poin adalah pemakaian kabel listrik yang tidak stabil, bisa membuat penyebab tegangan listrik turun.

Cara mengetahui voltase listrik turun yang paling mudah. 

Kamu bisa teknisi listrik yang berpengalaman untuk mengganti kabel lama dengan produk yang standar.

Mencari Tahu Penyebab Tegangan Listrik Tidak Stabil 

Cara cek listrik stabil atau tidak sebenarnya mudah, kamu bisa mulai mempelajarinya dari sekarang. 

Kamu hanya memakai alat pengukur tegangan listrik yaitu multimeter atau voltmeter. 

Jika sudah menggunakannya, kamu bisa mengetahui kalau lampu dan peralatan elektronik lainnya tidak bermasalah. 

Kalau begitu, instalasi listrik rumah memang baik-baik saja. 

Bisa jadi yang bermasalah justru bersumber pada instalasi luar rumah yaitu jaringan listrik PLN.

Selain itu, kamu bisa menguji coba pada panel Miniature Circuit Breaker (MCB).

Ingat, hanya teknisi berpengalaman saja yang bisa melaksanakan pengujian ini. 

Perlu kamu ketahui, ada aliran listrik tegangan tinggi yang berbahaya sehingga orang awam sebaiknya tidak mengecek begitu saja. 

Cara Mengatasi Tegangan Listrik Naik Turun 

Ada sejumlah cara mengatasi voltase listrik turun naik, langkah antisipasi agar peralatan elektronik tidak rusak.

1. Memakai Stabilizer 

Kamu bisa memakai stabilizer tegangan AC atau stavolt untuk mengatasi masalah tegangan turun naik. 

Namun, alat ini cuma bisa menyeimbangkan tegangan listrik saja. 

Peralatan ini tidak dapat menyimpan energi listrik. 

2. Memakai Uninterruptible Power Supply (UPS)

Uninterruptible Power Supply (UPS) ini bisa menjadi solusi berikutnya. 

Biasanya, orang menggunakan UPS untuk peralatan elektronik seperti komputer personal atau PC.

Peralatan ini memiliki kelebihan untuk membuat tegangan listrik menjadi lebih stabil, bisa bekerja dalam rentang tegangan. 

Selain itu, alat ini bisa menyimpan energi listrik cadangan. 

***

Semoga ulasan ini bisa memberikan manfaat bagi Property People.

Jangan lupa klik tautan artikel Rumah123.com untuk mendapatkan informasi yang menarik mengenai properti hingga gaya hidup.

Kamu juga bisa mengikuti akun Google News dari Rumah123.com untuk memperoleh update serupa.

Situs ini juga memudahkan bagi para pencari properti dan lainnya karena Rumah123.com memang #AdaBuat Kamu.

Waktu yang tepat bagi kamu memilih dan mencari properti terbaik untuk tempat tinggal atau investasi, hanya di Rumah123.com.

Jika kamu sedang mencari rekomendasi properti untuk tempat tinggal atau investasi di Padang, Sumatra Barat, pilihan terbaik adalah Griya Megah Land. 

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Mitos atau Fakta Ukuran Aki Mobil Besar Arus Listrik Jadi Lebih Stabil


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Mitos atau Fakta Ukuran Aki Mobil Besar Arus Listrik Jadi Lebih Stabil yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

JAKARTA, KOMPAS.com – Baterai atau aki pada mobil merupakan piranti penting untuk memulai kinerja mesin. Komponen penyimpan energi listrik ini memiliki besaran arus listrik atau ampere yang berbeda-beda.

Seperti halnya pada mobil yang menggunakan mesin diesel dan juga dengan mobil berbahan bakar bensin.

Perbedaan inilah yang kemudian memunculkan anggapan jika akumulator dengan ukuran ampere lebih besar akan menghasilkan listrik yang lebih bagus. Tentunya, hal itu juga akan bagus untuk menjaga arus listrik pada mobil.

Kepala Bengkel Auto2000 Cilandak, Suparna mengatakan, mengganti aki sebaiknya disesuaikan dengan spesifikasi mesin atau yang direkomendasikan oleh pabrikan.

“Mengganti baterai dengan ukuran ampere yang lebih besar tidak serta merta akan membuat kinerja mesin yang lebih bagus,” katanya kepada Kompas.com belum lama ini.

Baca juga: Jangan Asal Ganti Aki Mobil, Ketahui Efek Buruknya

Suparna menambahkan, biasanya mengganti yang lebih besar itu karena sudah ada modifikasi untuk perangkat di dalam mobil. Misalkan dengan menambahkan audio atau perangkat yang lainnya.

“Kalau mengganti baterai akan membuat power atau tenaga mesin meningkat itu tidak, kalau bisa seperti itu tidak perlu modifikasi mesin cukup ganti aki saja,” ucapnya.

Mengganti aki menjadi lebih besar bisa membuat kerja alternator menjadi lebih berat. Misalkan, sebelumnya mobil menggunakan aki dengan ukuran 45 ampere kemudian diganti menjadi 60 ampere.

Baca juga: Mitos atau Fakta, Aki MF Lebih Awet dari Tipe Basah?

“Biasanya alternator hanya bekerja untuk mengisi arus listrik ke aki standar, kemudian diganti menjadi lebih besar maka kerja aki juga akan menjadi lebih berat,” ujarnya.

Dengan beban kerja yang lebih tinggi tersebut, dinamo ampere juga akan lebih cepat mengalami kerusakan.

Pasalnya, sebelumnya alternator hanya bekerja mengisi sesuai dengan spesifikasi, kemudian diganti menjadi lebih besar.

“Seharusnya alternator ini sudah berhenti bekerja, tetapi karena ada penggantian maka harus bekerja terus untuk mengisinya,” katanya.

Untuk itu, Suparna pun menyarankan, jika pemilik mobil ingin mengganti baterai sebaiknya disesuaikan dengan spesifikasi mobil.

Menurutnya, aki yang sesuai dengan standar akan lebih bagus dibandingkan dengan mengganti ukuran yang lebih besar atau pun lebih kecil.

Baca juga: Ikuti Langkah Ini Ketika Mengganti Aki Mobil Sendiri di Rumah

“Kalau ganti lebih baik yang sesuai standar saja sesuai spesifikasi mobil, lebih aman,” kata Suparna.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Fungsi Penting Stabilizer Saat Tegangan Listrik Tidak Stabil


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Fungsi Penting Stabilizer Saat Tegangan Listrik Tidak Stabil yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Bisnis.com, JAKARTA – Pernahkah Anda mengalami kejadian listrik di rumah turun karena tidak stabil?

Ya, penggunaan listrik yang berlebihan dapat menyebabkan tegangan listrik menjadi tidak stabil. Ketika listrik digunakan secara berlebihan, tegangan listrik menjadi sering naik turun sehingga mengakibatkan terjadinya korsleting, lonjakan arus listrik yang besar, hingga kerusakan.

Ketidakstabilan atau naik turunnya tegangan listrik ini juga dapat menimbulkan ancaman besar bagi keselamatan barang-barang elektronik di rumah atau kantor. Tegangan listrik yang terlalu rendah atau terlalu tinggi dapat memengaruhi kinerja peralatan elektronik dengan konsumsi listrik berat seperti AC, kulkas, komputer, TV, dan lain-lain.

Untuk mencegah terjadinya masalah ini serta melindungi barang-barang elektronik dengan konsumsi listrik berat tersebut dari kerusakan, dibutuhkan stabilizer listrik agar arus listrik bisa seimbang sehingga peralatan elektronik di rumah atau kantor dapat berfungsi dengan optimal.

Stabilizer listrik adalah alat yang berfungsi untuk mengatur dan menyeimbangkan tingkat tegangan listrik secara konstan. Kini stabilizer listrik pun telah menjadi salah satu kebutuhan penting untuk mengatasi masalah naik turunnya tegangan listrik di rumah ataupun kantor.

Jacky Herman Hardjono yang merupakan putra dari pemilik PT Gunindo Trimukti produsen Stabilizer Matsuyama mengatakan ada dua faktor yang sangat menentukan cara kerja stabilizer listrik.

Faktor pertama ialah kapasitas nilai yang dimiliki oleh barang elektronik yang sedang tersambung dengan stabilizer, sedangkan faktor kedua ialah nilai kapasitas yang diperlukan oleh stabilizer itu sendiri. Maka dari itu, pilihlah stabilizer listrik yang berkualitas baik serta sesuai dengan konsumsi daya dan kapasitas pada peralatan elektronik di rumah atau kantor.

“Stabilizer Matsuyama terdiri dari 2 kategori, yaitu  1 Phase dan 3 Phase. Model 1 Phase biasanya digunakan untuk listrik perumahan dan elektronik rumah, sedangkan model 3 Phase umumnya digunakan untuk perumahan mewah,industri atau pabrik. Dengan menggunakan stabilizer, mesin-mesin yang memiliki tingkat kepekaan tinggi terhadap perubahan tegangan listrik tetap dapat beroperasi dengan baik.” ujarnya dalam keterangan tertulisnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik
artikel ini, di sini :

listrik tegangan tinggi

Editor : Mia Chitra Dinisari

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Arus Listrik Mobil Sering Tidak Stabil Bisa Jadi Ini Penyebabnya


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Arus Listrik Mobil Sering Tidak Stabil Bisa Jadi Ini Penyebabnya yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Jakarta

Memiliki sebuah mobil tidak hanya merawat bagian mesin saja, namun juga perlu memperhatikan sistem kelistrikan mobil. Komponen yang satu ini juga tidak kalah penting, sebab kalau sudah rusak mobil akan sulit dinyalakan.

Terkadang, kelistrikan mobil yang jarang dicek dan dirawat sering menimbulkan sejumlah gangguan, salah satunya sistem arus listrik yang tidak stabil. Hal ini biasanya muncul dengan berbagai tanda-tanda seperti intensitas cahaya dari lampu tidak stabil.

Apabila mobil kamu sudah mulai menunjukkan tanda-tanda arus listrik mulai tidak stabil, sebaiknya segera diperiksa agar mengetahui sumber masalahnya. Dikutip dari Daihatsu, ada empat bagian pada mobil yang perlu dicek jika arus listrik mulai tidak stabil.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

1. Aki Mobil Lemah

Fungsi aki adalah menyimpan dan mengalirkan arus listrik sesuai dengan kebutuhan komponen mobil. Saat kondisi aki mulai lemah atau tidak stabil, maka tegangan yang dibutuhkan jadi tidak mumpuni, alhasil terjadi gangguan fungsi pada komponen yang membutuhkan aliran listrik saat digunakan.

Biasanya, aki mobil memiliki batas usia pemakaian sekitar dua tahun, tapi tergantung intensitas mobil dan juga tipenya. Jika kamu merasa aki mobil mulai lemah, lebih baik ganti dengan yang baru.

Selain itu cermati juga bagian klem positif-negatifnya. Bisa jadi posisinya kendor sehingga memicu kelistrikan mobil menjadi tidak stabil.

Untuk gejala mesin mobil yang susah dinyalakan, memang butuh tegangan listrik yang cukup besar. Maka jangan heran masalah ini dapat terjadi saat kelistrikan mobil mulai tidak stabil.

Ilustrasi Aki Mobil Foto: Dok. Mitsubishi

2. Alternator Rusak

Selain aki yang mulai lemah, penyebab lain kelistrikan mobil sudah tidak stabil adalah alternator yang rusak. Fungsi alternator sebenarnya adalah sebagai penghasil energi listrik.

Jika fungsinya rusak, kondisi ini menyebabkan penggunaan daya menjadi lebih besar dari pemakaian yang dibutuhkan. Dampaknya dapat memicu aki jadi cepat habis alias tekor.

Ciri-ciri alternator yang sudah rusak bisa dilihat dari lampu indikator aki yang menyala. Lampu yang pada umumnya terletak di dashboard mobil menandakan terjadi kerusakan pada dinamo ampere. Apabila lampu ini menyala dan tidak ada masalah pada aki, berarti kerusakan terjadi di alternator.

Ciri-ciri yang kedua adalah munculnya bau hangus. Hal itu bisa jadi akibat gesekan karena belt yang tidak terpasang dengan baik. Jika kamu mencium bau hangus dari alternator, segera bawa mobil ke bengkel terdekat.

Tanda-tanda alternator sudah rusak adalah terdengar bunyi decitan dari ruang mesin, ini menandakan kalau posisi pulley tidak sejajar dan membuat belt alternator jadi melintir.

3. Periksa Kabel Penghubung

Arus listrik yang tidak stabil juga bisa disebabkan oleh kabel yang kurang kencang atau bahkan sudah tidak berfungsi dengan baik. Hal itu bisa memicu arus listrik tidak mengalir secara optimal.

Perhatikan juga kabel-kabel yang menghubungkan aki dengan komponen lain. Apabila kondisi kabel sudah rusak atau terlihat mulai usang, lebih baik segera ganti dengan yang baru.

Ilustrasi kabel kelistrikan di kendaraan Maxxwire Foto: Istimewa

4. Voltage Regulator

Penyebab terakhir arus listrik mulai tidak stabil karena terjadi kerusakan pada voltage regulator. Komponen ini cukup berbahaya jika terjadi kerusakan, sebab punya fungsi untuk menjaga tegangan dan kestabilan listrik. Jika sudah rusak dan tidak segera diperbaiki, risikonya bisa memicu kebakaran karena tidak ada penahan arus listrik yang mengalir.

Bahkan yang lebih ngeri, perangkat atau aksesoris mobil yang menggunakan listrik bisa mengalami kelebihan arus, meleleh, hingga meledak. Gejala permasalahan ini sebetulnya cukup mudah dikenali, yaitu lampu mobil cepat putus.

Untuk itu, suplai arus listrik yang tidak stabil sebaiknya cepat diperbaiki agar tidak merusak komponen mobil yang lain. Cara paling mudah adalah membenahi komponen yang rusak dan memasang voltage regulator.

(lth/lth)

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.