Ada Ledakan di Kilang Pertamina Lagi Anggota DPR Ini Minta Petinggi Pertamina Mundur


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Ada Ledakan di Kilang Pertamina Lagi Anggota DPR Ini Minta Petinggi Pertamina Mundur yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

ILUSTRASI. Refenery Dumai. Ledakan kilang minyak Pertamina di Dumai, Riau terjadi pada Sabtu (1/4) pukul 22.30 WIB. Adapun sampai dengan saat ini PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) Refinery Unit (RU) Dumai masih melakukan investigasi terkait peristiwa ini.

Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Ledakan terjadi di kilang minyak Pertamina di Dumai, Sabtu malam (1/4). Terkait terjadinya kembali ledakan dan kebakaran di kilang minyak Pertamina, Anggota Komisi VII DPR Fraksi PKS Mulyanto meminta pimpinan Pertamina yakni komisaris utama dan direktur utama  Pertamina mengundurkan diri.

Ledakan di kilang minyak Pertamina di Dumai, Riau terjadi pada Sabtu (1/4/2023) pukul 22.30 WIB. Adapun sampai dengan saat ini PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) Refinery Unit (RU) Dumai masih melakukan investigasi terkait peristiwa ini.

Mulyanto menilai, ledakan yang terjadi di kilang minyak Dumai menandakan Direktur Utama dan Komisaris Utama Pertamina sekarang tidak dapat melakukan perbaikan sistem keamanan dan keselamatan kerja di wilayah kerja strategisnya.

“Terlepas dari penyebab kebakaran ini karena sabotase atau kecelakaan murni,  Komut dan Dirut Pertamina harusnya malu bila masih mempertahankan jabatannya,” ujarnya dalam keterangan resmi, Minggu (2/3).

Baca Juga: Langsung Investigasi, PT KPI Minta Maaf Soal Ledakan di Kilang Minyak Pertamina Dumai

Mulyanto menyatakan, seharusnya secara legowo Komut dan Dirut Pertamina mengundurkan diri secara sukarela. Sebagai bentuk pengakuan ketidakmampuan dalam mengelola resiko, sehingga ledakan dan kebakaran kilang ini kembali terjadi.

Menurutnya, Pertamina butuh pimpinan yang dapat menggerakan semua potensi Sumber Daya Manusia (SDM) untuk mengamankan aset yang dikelola. Juga mampu berkoordinasi dengan aparat keamanan dalam mengamankan wilayah kerja Pertamina.

Hal ini penting karena wilayah kerja dan fasilitas produksi Pertamina adalah objek vital negara, aset strategis nasional

Sedikit kilas balik, dalam waktu kurang dari dua bulan terjadi tiga kali ledakan dan kebakaran beruntun di fasiltas strategis BBM Pertamina. Sebelumnya terjadi ledakan di Terminal BBM Pertamina di Plumpang, Jakarta Utara. Disusul terjadinya kebakaran di kapal angkut BBM Pertamina di Mataram. Kemudian sekarang terjadi lagi ledakan di kilang minyak Pertamina Dumai, Riau.

“Menjelang hari raya Idul Fitri dan di tahun politik, ledakan yang terjadi pada obyek vital negara yang strategis dan terjadi secara beruntun adalah hal yang tidak biasa.  Jangan dianggap remeh,” kata Mulyanto.

Baca Juga: Ledakan di Kilang Minyak Pertamina Dumai, 5 Pekerja Terluka

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

DONASI, Dapat Voucer Gratis!

Dukungan Anda akan menambah semangat kami untuk menyajikan artikel-artikel yang berkualitas dan bermanfaat.

Sebagai ungkapan terimakasih atas perhatian Anda, tersedia voucer gratis senilai donasi yang bisa digunakan berbelanja di KONTAN Store.

Reporter: Arfyana Citra Rahayu
Editor: Khomarul Hidayat

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

KPK Usut Dugaan Gratifikasi Eks Sekretaris MA Nurhadi dari Mantan Petinggi Lippo Group Eddy Sindoro


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul KPK Usut Dugaan Gratifikasi Eks Sekretaris MA Nurhadi dari Mantan Petinggi Lippo Group Eddy Sindoro yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ilham Rian Pratama

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memberi sinyal akan membuka kembali kasus yang menjerat eks Petinggi Lippo Group Eddy Sindoro.

Kasus terkait Lippo Group bakal dibongkar dalam penyidikan gratifikasi dan tindak pidana pencucian uang (TPPU) mantan Sekretaris Mahkamah Agung (MA) Nurhadi.

KPK menduga ada gratifikasi dari Eddy Sindoro untuk Nurhadi.

KPK bakal mendalami dugaan gratifikasi dari mantan petinggi Lippo Group tersebut dengan pencucian uang Nurhadi yang saat ini sedang dalam proses penyidikan.

“Nah kalau Eddy Sindoro itu sebetulnya kan pernah terkait dengan perkara sebelumnya, di dalam penanganan TPPU mungkin akan diklarifikasi terkait gratifikasi apakah ada gratifikasi lain selain perkara sebelumnya,” ujar Wakil Ketua KPK Alexander Marwata kepada wartawan, Rabu (20/12/2022).

Eddy Sindoro sebelumnya sempat terjerat kasus suap mafia perkara.

Baca juga: KPK Jadwalkan Periksa Eddy Sindoro Terkait Kasus TPPU Mantan Sekretaris MA Nurhadi

Mantan Presiden Komisaris Lippo Group itu telah divonis 4 tahun penjara ditambah denda Rp200 juta subsider 3 bulan kurungan pada 6 Maret 2019 lantaran terbukti menyuap mantan panitera Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Eddy Nasution sebesar Rp150 juta dan 50 ribu dolar AS.

Adapun, saat ini KPK sedang mengembangkan kasus dugaan korupsi terkait pengurusan perkara di MA yang menjerat Nurhadi.

KPK telah menjerat Nurhadi dengan kasus dugaan suap, gratifikasi, dan TPPU.

Baca juga: Periksa Wakil Bupati Blitar, KPK Telusuri Aset Milik Eks Sekretaris MA Nurhadi

Diketahui, KPK juga membuka penyidikan terkait penerimaan hadiah atau janji ihwal pengurusan perkara mantan Presiden Komisaris PT Lippo Group Eddy Sindoro.

“Saat ini KPK telah menaikan status penyidikan tindak pidana korupsi berupa dugaan penerimaan hadiah atau janji terkait pengurusan perkara dari ES (Eddy Sindoro) dkk,” kata Ali Fikri, Jumat (16/4/2021).

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.