FIVB Tawarkan Investasi Pembinaan Timnas Voli dan Voli Pantai Indonesia


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul FIVB Tawarkan Investasi Pembinaan Timnas Voli dan Voli Pantai Indonesia yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

JAKARTA – Direktur Jenderal Fédération Internationale de Volleyball (FIVB), Fabio Azevedo melakukan kunjungan ke Kantor Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) di Senayan, Jakarta, Jumat (16/3/2023). Dia menyampaikan komitmen FIVB membantu pembinaan prestasi voli Indonesia.

Azevedo datang didampingi Direktur Asia & Ocenia FIVB, Luis Alexandre, Direktur Bisnis FIVB Guio Betti, Kepala Teknis dan Pembinaan FIVB Steve Tutton, serta Sekretaris Jenderal Konfederasi Voli Asia (AVC) Kiattipong dan para Pengurus Pusat Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PP PBVSI).

Kedatangan mereka disambut Pelaksana Tugas Sekretaris Jenderal NOC Indonesia, Harry Warganegara, Komite Eksekutif Antonius Adi Wirawan, dan Komisi Sport & Development, Calvin Legawa.

“Terima kasih untuk NOC Indonesia yang telah menerima kedatangan kami. Kami ingin menawarkan kerja sama dengan semua pihak, federasi nasional (PBVSI), NOC Indonesia, dan pemerintah dalam program pengembangan pembinaan kami,” kata Azevedo.

Ia menjelaskan program yang ditawarkan FIVB adalah investasi pembinaan untuk Timnas Voli Putra dan Putri serta Timnas Voli Pantai. Hal ini untuk meningkatkan kualitas prestasi voli Indonesia yang diyakini Azevendo memiliki potensi positif.

“Target kami ingin dengan pembinaan ini, Voli Indonesia, baik indoor dan pantai, bisa tampil solid di World Championship dan Olimpiade,” kata Azevendo.

“Banyak yang mengira postur tubuh pemain Asia yang tak terlalu tinggi membuat mereka sulit tampil kompetitif, tapi kita punya contoh Timnas Voli Putra Jepang. Mereka tidak terlalu tinggi tapi bisa menang lawan Rusia dan Brazil.”

Sementara itu, Harry menyambut baik kerja sama yang ditawarkan FIVB untuk Indonesia. Terlebih, tawaran pembinaan tersebut tak hanya untuk atlet saja, tetapi juga mencakup pelatihan pelatih hingga memperbanyak International Techinal Officials(ITO) dari Indonesia.

“Kami sangat gembira dengan apa yang dibawa oleh FIVB. Programnya sangat serius dan ini sejalan dengan target NOC Indonesia, yang menginginkan adanya penambahan jumlah atlet di Olimpiade ke depan. Kami percaya kerja sama ini menjadi salah satu cara mewujudkan misi tersebut,” ujar Harry. ***

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Harry Warganegara Perpres no 952017 Tepat Dijadikan Acuan Pembinaan Prestasi Olahraga Nasional


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Harry Warganegara Perpres no 952017 Tepat Dijadikan Acuan Pembinaan Prestasi Olahraga Nasional yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Keberadaan Peraturan Presiden (Perpres) no: 95/2017 tentang peningkatan prestasi olahraga nasional, yang diterbitkan bersamaan dengan persiapan Indonesia menuju Asian Games 2018 lalu dinilai tepat menjadi landasan untuk terus meningkatkan prestasi olahraga Indonesia di level internasional.

Dengan kebijakan dalam Perpres itu, memaksimalkan peran dari induk organisasi olahraga (PB/PP) dalam mengembangkan bakat calon atlet berprestasi, sehingga para atlet nasional mampu berjaya di Asian Games 2018 lalu dengan meraih 31 medali emas.

PB/PP berwewenang penuh dan secara langsung untuk menseleksi calon atlet, calon pelatih, menjalankan pelatihan performa tinggi, lalu pembinaan kehidupan sosial para atlet, hingga pembiayaan menempatkan PB/PP sebagai ujung tombak agar Indonesia sebagai negara besar mampu pula berbicara di tingkat olahraga Asia dan dunia.

Sudah tentu, apa yang dijalankan PB/PP tersebut harus mengacu pada kebijakan peningkatan prestasi olahraga nasional yang ditetapkan oleh Kementerian Olahraga yang berkoordinasi dengan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.

“Menurut saya, prestasi yang sudah diperlihatkan di Asian Games 2018 lalu tak hanya memperlihatkan kemampuan Induk Organisasi dalam menseleksi dan membina atlet berprestasinya saja, tapi juga koordinasi yang baik dengan pemerintah, yang terlibat langsung dalam memberikan dukungan langsung pendanaan kepada PB/PP. Apalagi dana tersebut langsung digunakan untuk uang saku atlet, biaya pelatih asing, uji coba ke luar negeri, peralatan tanding, dan pelatihan performa tinggi,” ungkap Ketua Komunitas Olahraga Indonesia (KORI),Harry Warganegara, Senin (17/6/2019).

Oleh karena itu, Harry Warganegara menambahkan bahwa Perpres ini tepat dijadikan acuan dalam pembinaan prestasi olahraga nasional kedepannya, terlebih, kita harus mampu mempertahankan prestasi di Asian Games Hangzhou 2022 dan juga mempertahankan tradisi medali emas Olimpiade 2020 di Tokyo.

Dalam Perpres tersebut, selain mengatur peran PB/PP dan fungsi Kementerian Olahraga, juga dibahas peran Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) yang disebutkan membantu Kementerian (Kemenpora,dalam hal ini) dalam melakukan pengawasan dan pendampingan dalam pelaksanaan pengembangan bakat calon atlet berprestasi yang dilakukan oleh PB/PP.

Komite Olimpiade Indonesia (KOI), sebagai organisasi perpanjangan tangan International Olympic Committee (IOC) di Indonesia, sesuai IOC charter (anggaran dasar organisasi) mempunyai tugas untuk menjalankan program Olympisme dan memajukan olahraga khususnya olahraga Olimpiade di Indonesia.

Program berkesinambungan dari IOC dan juga dari organisasi lainnya seperti Olympic Council Asia (OCA), Sea Games (SEAG) Federation, Islamic Solidarity Federation (ISF), senantiasa dimintakan untuk KOI sebagai perwakilan mereka di Indonesia untuk di jalankan bersama. Program dan dukungan itu berupa dana, pelatihan, pengembangan sports science, dan jejaring untuk meningkatkan kualitas atlet dan pelatih berprestasi.

Sesuai dengan IOC Charter juga disebutkan tugas KOI salah satunya adalah ikut menyeleksi atlet yang akan diberangkatkan ke ajang multisport event tersebut dan tentunya dalam hal ini KOI bekerjasama dengan pemerintah khususnya Kementerian Pemuda dan Olahraga sehingga dana yang dikucurkan untuk keberangkatan dan persiapan kontingen tersebut dapat tepat sasaran sesuai target medali yang diprediksi dalam setiap multisport event yang ada.

“Terlebih lagi pada event Olimpiade, atlet yang dapat bertanding adalah hanya yang lolos kualifikasi dunia. Menengok ke Olimpiade 2016 yang lolos dari Indonesia hanya 25 atlet, jauh dibawah dari jumlah atlet negara tetangga seperti Malaysia dan Singapore, padahal jika dibandingkan dengan presentase jumlah penduduknya, Indonesia seharusnya lebih banyak lagi atlet Indonesia yang lolos kualifikasi. Melihat rencana ke depan, kalau kita memang serius ingin menjadi tuan rumah Olimpiade 2032, kita juga harus menyiapkan target lebih banyak atlet Indonesia yang dapat lolos kualifikasi di Olimpiade-Olimpiade mendatang,” papar Harry Warganegara yang juga Komite Eksekutif Bidang Sport Development Komite Olimpiade Indonesia.

Di tempat terpisah, Ferdiansyah, politisi Partai Golkar menyampaikan, ”Melihat perkembangan terkini atas kemampuan cabang-cabang potensial prestasi dalam memilih dan menilai kepantasan seorang atlet untuk masuk pelatnas yang semakin objektif, maka peran kepada PB/PP harus dipertahankan, bahkan kalau perlu ditingkatkan. Setelah sukses prestasi di Asian Games 2018 lalu, maka acuannya harus internasional. Prestasi internasional harus jadi target utama”.

Terkait dengan itu, anggota DPR yang sudah makan asam garam dalam mendampingi olahraga nasional karena selalu duduk di Komisi X DPR RI ini menambahkan bahwa, bicara soal prestasi di tiga ajang multi event, SEA Games, Asian Games, dan Olimpiade, hal itu menjadi tugas pemerintah yang harus menetapkan cabang olahraga dan nomor yang harus diikuti.

Lalu pemerintah pula yang harus membuat unit cost yang diperlukan untuk setiap cabang olahraga atau nomor yang diperkirakan mendapat medali. Jadi semua yang dilakukan pemerintah itu langsung berhubungan dengan PB/PP.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Mengapa Pelatih K pensiun Legenda Duke mengutip keluarga COVID dalam keputusan dan waktu untuk menjauh dari pembinaan


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Mengapa Pelatih K pensiun Legenda Duke mengutip keluarga COVID dalam keputusan dan waktu untuk menjauh dari pembinaan yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Mike Krzyzewski kurang dari sebulan lagi pensiun sebagai pelatih bola basket putra Duke.

Bahkan jika Pelatih K memimpin Setan Biru untuk memenangkan kejuaraan nasional keenam di Turnamen NCAA 2022 — tidak di luar kemungkinan tim peringkat keempat negara itu — hari terakhir yang mungkin dia latih adalah 4 April. Tanggal itu, atau pukul setiap titik selama March Madness, akan menandai saat terakhir Krzyzewski mengambil alih lapangan sebagai pelatih Duke.

Ini adalah fakta kehidupan, meskipun itu tidak membuatnya tampak kurang nyata karena pertandingan terakhir Krzyzewski — kapan pun itu — semakin dekat. Bagaimanapun, ia telah menjadi andalan di lanskap bola basket perguruan tinggi selama lebih dari empat dekade. Dia telah mengamankan 15 kejuaraan Turnamen ACC, 12 penampilan Final Four, lima gelar Turnamen NCAA dan lebih dari 1.100 kemenangan sebagai bagian dari salah satu dinasti terbesar dalam sejarah bola basket perguruan tinggi.

Mengapa Krzyzewski memutuskan untuk mundur dari kepelatihan? Dan kenapa sekarang? Itu keputusan, katanya, dia telah merenungkan selama beberapa tahun dengan istrinya, Mickie. Akhirnya menjadi nyata ketika dia mengumumkan keputusannya dalam konferensi pers 3 Juni.

MUSIM AKHIR COACH K

Bab 1: Mengakhiri era

Bab 2: Di dalam game terhebat

Bab 3: Direkrut oleh sang legenda

Bab 4: Menebus Bola Basket AS

Bab 5: Latihan melawan K

Dengan itu, The Sporting News merinci keputusan Pelatih K untuk pensiun sebagai pelatih di Duke; berapa lama dia memimpin Setan Biru; dan siapa yang akan menggantikannya selanjutnya.

Mengapa Pelatih K pensiun dari kepelatihan di Duke?

Krzyzewski, 75, mengatakan dalam konferensi pers 3 Juni bahwa keputusannya untuk mundur dari kepelatihan tidak ada hubungannya dengan kesehatannya atau pandemi COVID-19.

“Dengar, ini bukan tentang kesehatan. Ini bukan tentang COVID atau mengatakan mengapa tahun itu begitu buruk,” kata Krzyzewski saat itu. Ini tentu bukan tentang apa yang terjadi (terjadi) dengan bola basket perguruan tinggi. Wah, permainannya berubah. Baik. Saya sudah di dalamnya selama 46 tahun. Apakah Anda pikir permainan tidak pernah berubah?

“Kami selalu harus beradaptasi dengan perubahan budaya, perubahan aturan, perubahan di dunia. Kami sedang mengalaminya sekarang. Bukan itu alasannya. Itu akan menjadi alasan yang buruk, terutama kesehatan. satu.”

Lalu mengapa, Pelatih K memilih untuk pensiun? Berbicara dengan Mike DeCourcy dari The Sporting News, Krzyzewski menyebut keluarganya sebagai alasan utama keputusannya untuk pergi:

“Bagi saya, waktu — berapa banyak waktu yang Anda miliki? Pasti ada sesuatu yang lebih yang ingin saya lakukan dengan waktu saya,” kata Krzyzewski kepada TSN. “Seperti halnya saya suka pergi ke Peach Jam dan semua perekrutan, jumlah perekrutan dan intensitas yang Anda lakukan untuk mendapatkan level pemain yang kami dapatkan sangat besar.

“Itu bagian dari itu. Hal lainnya, Mickie, kami telah menikah selama 52 tahun. Kami memiliki 10 cucu; mereka semua ada di sini. Mereka telah membuat banyak pengorbanan. Dan lagi, putri saya dan keluarga saya akan melakukannya. semuanya untuk saya, apa pun yang akan saya lakukan. Tapi Mickie dan saya telah membicarakannya selama beberapa tahun.”

LEBIH: Mike Krzyzewski akan pensiun: Berapa lama Pelatih K berada di Duke dan lebih banyak lagi berdasarkan angka

Memang, Krzyzewski dalam konferensi persnya 3 Juni, mengatakan dia dan istrinya telah mempertimbangkan keputusan itu selama bertahun-tahun, tetapi percakapan itu tidak pernah mencapai “tingkat keseriusan ini.” Dia juga mengatakan dia menginginkan kesempatan untuk melatih satu tahun lagi setelah musim bola basket perguruan tinggi 2020-21, yang membuat Setan Biru kalah 13-11 dan melewatkan Turnamen NCAA untuk pertama kalinya sejak 1994-95.

Sementara Krzyzewski mengatakan COVID bukanlah alasan dia memutuskan untuk pensiun, pandemi — dan bagaimana hal itu memengaruhi timnya — memang memengaruhi waktunya. Pelatih K mengatakan dia tidak ingin meninggalkan program yang gagal, yang akan membuat pekerjaan menjadi lebih sulit bagi penggantinya.

“Begitu COVID menyerang, saya bilang tidak mungkin. Kami harus menggembalakan – saya tidak tahu di mana itu akan berakhir atau apa pun – tetapi saya katakan kami harus menggembalakan program ini,” kata Krzyzewski kepada Sporting News. “Saya tidak tahu bahwa penggembalaan akan membawa domba melewati Lembah Kematian dan mendaki Himalaya. Untuk semua orang, itu sulit.”

Berapa lama Mike Krzyzewski melatih di Duke?

Krzyzewski dipekerjakan untuk memimpin Setan Biru pada 1980, menjadikannya musim ke-42 dan terakhirnya di Durham. Krzyzewski sebelumnya memimpin Angkatan Darat selama lima tahun, dari 1975-80, setelah sebelumnya bermain untuk Black Knights di bawah pelatih Bob Knight.

Secara total, Krzyzewski telah menjadi pelatih kepala bola basket selama 47 tahun.

Namun, masa awal Krzyzewski di Durham tidak sepenuhnya menampik karier Hall of Fame. Mengikuti rekor 17-13 di tahun pertamanya, The Blue Devils mengalami rekor 10-17 dan 11-17 masing-masing pada 1981-82 dan 1982-83 — satu-satunya dua musim yang kalah dalam karirnya di Duke. Dia tidak mencapai rekor konferensi .500 sampai musim keempatnya — ketika dia menang 7-7 — yang juga merupakan tempat pertama Turnamen NCAA-nya.

Dua musim kemudian, pada 1985-86, Krzyzewski memimpin Blue Devils ke rekor 37-3, musim reguler ACC dan kejuaraan turnamen turnamen dan 1986 NCAA Tournament runner-up finish. Setan Biru semakin dekat selama tahun-tahun berikutnya, tetapi tidak memenangkan kejuaraan nasional pertama mereka sampai Turnamen NCAA 1991. Duke mengulang sebagai juara pada tahun berikutnya dan memenangkan semuanya pada tahun 2001, 2010 dan 2015.

Secara keseluruhan, Krzyzewski telah memimpin Duke ke 15 kejuaraan ACC, 13 kejuaraan musim reguler ACC, 12 Final Fours dan lima kejuaraan nasional di atas 1.170 kemenangan (dan terus bertambah). Dia telah tiga kali dinobatkan sebagai Pelatih Nasional Tahun Ini Naismith dan dinobatkan sebagai Pelatih Berita Olahraga Tahun 1991-92.

LEBIH: Siapa Jon Scheyer? Apa yang perlu diketahui tentang pengganti Mike Krzyzewski

Siapa yang menggantikan Coach K di Duke?

Preferensi Krzyzewski untuk menggantikannya di Duke adalah pelatih kepala asosiasi berusia 34 tahun Jon Scheyer, yang bermain di bawah Krzyzewski dari 2006-10. Scheyer akan mengambil alih Duke pada 2022-23, meskipun rencana suksesi Krzyzewski dilaporkan menghadapi sedikit perlawanan.

Bagaimanapun, Scheyer — yang telah memegang posisinya sejak 2018 dan yang menjadi asisten di Duke dari 2014-18 — telah mengambil tanggung jawab signifikan yang dulu ditangani Krzyzewski. Dia mengisi peran sebagai pelatih kepala Duke di turnamen dan pertunjukan musim panas dan telah menjamu keluarga yang mengunjungi kampus di rumahnya, berbeda dengan Krzyzewski.

“Jon telah melakukan segalanya, dan dalam beberapa tahun terakhir, kami telah membawanya ke tingkat yang lebih tinggi,” kata Krzyzewski pada 3 Juni. “Dia adalah salah satu pelatih paling cerdas di negara ini, terus terang. Tidak ada yang tahu itu sebagai sebanyak yang saya tahu itu.

“Ironis. Dia berusia 33 tahun. Saya berusia 33 tahun ketika saya di sini. Harapan utama saya baginya adalah tidak mengulangi tiga tahun pertama saya. Itu tidak akan bagus. Meskipun, (direktur atletik Nina King), mungkin itu akan terjadi waktu untuk kepercayaan yang besar.”

Kehadiran Scheyer di staf juga merupakan faktor dalam menentukan waktu Kryzewski untuk pensiun. Kemampuan untuk memimpin Duke melewati masa terburuk dari pandemi COVID-19 dan mengoper bola ke Scheyer, bisa dikatakan, merupakan faktor penting dalam keputusan itu.

“Implementasi keputusan itu banyak berkaitan dengan suksesi,” Krzyzewski. “Jika Anda tidak memiliki seseorang yang (dapat) mengambil alih komando, Anda dalam masalah. Tapi kami melakukannya.”

“Pecandu media sosial. Fanatik zombie. Penggemar perjalanan. Pecandu musik. Ahli daging. Pelopor web. Pencinta twitter yang ekstrem.”

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.