Soal Kemungkinan PDIP Gabung Koalisi Besar Airlangga Makin Bagus


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Soal Kemungkinan PDIP Gabung Koalisi Besar Airlangga Makin Bagus yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

JAKARTA, KOMPAS.com – Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengatakan, jika PDI Perjuangan (PDI-P) bergabung dengan koalisi besar maka situasinya akan semakin bagus.

“Makin bagus,” ujar Airlangga di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (4/4/2023).

Namun, Airlangga mengatakan, pihaknya juga membuka kesempatan partai-partai lain untuk bergabung.

“Semua juga boleh (gabung),” kata Airlangga.

Baca juga: Soal Kemungkinan Dipasangkan dengan Prabowo oleh Koalisi Besar, Ini Kata Airlangga

Adapun sinyal pembentukan koalisi besar menguat setelah lima ketua umum partai politik dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertemu di Kantor DPP PAN, Minggu (2/4/2023).

Pertemuan itu diikuti oleh Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto; Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto; Plt Ketua Umum PPP Mardiono; Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar; dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan.

Lima parpol yang bertemu pada Minggu itu sebenarnya telah membentuk dua koalisi. Golkar, PPP dan PAN telah bergabung ke dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Sementara Gerindra dan PKB membentuk koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR).

Sebelumnya, Ketua DPP PDI-P Said Abdullah mengungkapkan partainya berpeluang bergabung ke koalisi besar yang diwacanakan Koalisi KIR dan KIB.

Baca juga: Puan Ngaku Diundang ke Acara KIB-KIR, Tak Merasa PDI-P Ditinggal

Hal itu merespons adanya pertemuan ketua umum partai politik di Kantor DPP PAN pada Minggu, di mana PDI-P tak hadir.

“PDI-P sejak awal memang akan bergotong royong bersama-sama dengan kekuatan lain untuk bekerja sama, baik dengan Golkar, baik dengan PPP maupun PAN, maupun Gerindra dan PKB, semua partai,” kata Said di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (3/4/2023).

Oleh karena itu, Said mengatakan, PDI-P juga melancarkan silaturahmi politik ke partai-partai yang dilakukan Ketua DPP PDI-P Puan Maharani.

Menurut Said, konsep koalisi besar memang baik untuk kepentingan bangsa dan negara.

“Ya, semakin baik dan semakin ringan beban kalau dipikul bersama, karena tantangannya ke depan juga tidak semakin ringan. Kan setiap periode setiap pemimpin punya tantangan yang berbeda. Bahwa akan melanjutkan kepemimpinan Presiden Jokowi, pasti. Akan tetapi, tantangannya pasti berbeda,” ujarnya.

Baca juga: Bantah Jokowi Marah ke PDI-P, PAN Jelaskan Ketidakhadiran Megawati di Silaturahmi Ketum Parpol

Lebih lanjut, Said mengungkapkan bahwa konsep koalisi besar bisa saja sudah dipikirkan oleh elite-elite partai jauh hari sebelumnya.

Namun, ia mengakui bahwa konsep tersebut baru ramai di permukaan setelah diwacanakan koalisi KIR dan KIB.

“Tapi, di pikiran semua elite memang penting membuat sebuah koalisi untuk bersama-sama mengawal bangsa ini ke depan,” kata Said.

Baca juga: Buka Peluang Gabung Koalisi Besar, PDI-P: Sejak Awal Memang Akan Gotong Royong dengan Kekuatan Lain

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

PSI Ingin Gabung KIBKKIR Singgung Koalisi Tim Jokowi


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul PSI Ingin Gabung KIBKKIR Singgung Koalisi Tim Jokowi yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

JAKARTA, KOMPAS.com – Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ingin bergabung dengan koalisi besar seandainya Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) bergabung. 

“Dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, PSI tegak lurus masuk dalam koalisi tim Jokowi mulai hari ini,” kata Ketua Umum PSI Giring Ganesha dalam jumpa pers, Rabu (5/4/2023).

Adapun isu bergabungnya dua koalisi partai politik ini mencuat setelah Presiden RI Joko Widodo berjumpa para ketua umum partai-partai tersebut, yakni Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, PKB Muhaimin Iskandar, PAN Zulkifli Hasan, Golkar Airlangga Hartarto, dan PPP Muhamad Mardiono, dalam Silaturahmi Ramadhan, Minggu (2/4/2023).

Baca juga: Ingin Gabung ke KIB-KIR, PSI Klaim Sudah Komunikasi

“PSI merasa ini sudah saatnya untuk kita membangun komunikasi yang lebih intens dalam tenda besar koalisi pendukung Pak Jokowi,” kata Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie dalam kesempatan yang sama.

“Saat ini sudah mulai semakin menemukan bentuknya koalisi dari partai-partai pendukung Pak Jokowi, di situ ada KIB, di situ juga ada KIR, yang kemudian mungkin akan disebut koalisi besar yang masih terus mencari bentuknya, tapi komunikasi yang lebih intens sekarang sedang terus kita bangun,” jelasnya.

Grace menambahkan bahwa keinginan untuk bergabung dengan koalisi ini tak terlepas dari keinginan PSI untuk mengawal warisan kebijakan rezim Jokowi.

Baca juga: PSI Live di TikTok untuk Galang Dana? Ini Penjelasannya

Ia enggan berandai-andai soal siapa calon presiden dan wakil presiden yang akan diusung oleh koalisi gemuk ini seandainya KIB dan KKIR jadi mendayung bersama.

Sebagaimana diketahui, berdasarkan hasil “Rembuk Rakyat” yang dilakukan PSI, partai yang belum mempunyai kursi di parlemen itu mendukung kader PDI-P Ganjar Pranowo dan Yenny Wahid untuk diduetkan sebagai capres-cawapres Pemilu 2024.

Grace menegaskan bahwa pihaknya masih terus mengupayakan komunikasi dengan partai-partai politik di KKIR yang terdiri dari Gerindra dan PKB serta KIB yang digawangi Golkar, PAN, dan PPP.

“Komunikasi informal sudah dijalankan, rencananya minggu depan komunikasi formalnya akan berlanjut jika diizinkan tentunya, karena ini kan terkait dengan koalisi. Ada pihak-pihak yang banyak ya,” kata Grace.

“Jika semua pihak mengizinkan tentu kita PSI akan dengan senang hati ikut masuk dalam tenda besar koalisi pendukung Pak Jokowi untuk memastikan keberlanjutan kebijakan Pak Jokowi,” tambahnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Koalisi Besar Dinilai Tengah Incar Golden Ticket PDIP


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Koalisi Besar Dinilai Tengah Incar Golden Ticket PDIP yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

JAKARTA, KOMPAS.com – Rencana pembentukan koalisi besar untuk menghadapi Pemilu 2024 terus disuarakan ke publik.

PDI Perjuangan yang sebelumnya tak ikut di dalam pertemuan antara Presiden Joko Widodo dengan parpol koalisi pemerintahan di Kantor DPP Partai Amanat Nasional (PAN), beberapa waktu lalu, bahkan bersedia menjadi tuan rumah untuk silaturahmi berikutnya.

Pertemuan antara Jokowi dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Plt Ketua Umum PPP Mardiono, dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar di markas PAN, disinyalir menjadi awal rencana pembentukan koalisi besar. 

“Kalau kemudian ada kesempatannya PDI-Perjuangan atau Ibu Megawati yang menjadi tuan rumahnya ya silakan juga,” ujar Ketua DPP PDI-P Puan Maharani saat ditemui di Gedung Nusantara II DPR-RI, Selasa (4/4/2023).

Baca juga: Pengamat Menilai Capres Koalisi Besar Mengerucut ke Prabowo

Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menilai, rencana pembentukan koalisi besar ini akan terus mebayang-bayangi PDI Perjuangan yang hingga kini belum menentukan sikap untuk bergabung ke dalam koalisi.

Diketahui, dari lima partai yang ikut di dalam pertemuan dengan Presiden Jokowi, kelimanya telah bergabung ke dalam koalisi. PKB dan Gerindra bergabung ke dalam Koalisi Indonesia Raya (KIR), sementara PAN, PPP dan Golkar bergabung ke dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).

“PDI-P tampaknya juga paham bahwa gerbong koalisi besar tengah mengepung dirinya agar bersedia ‘berpuas diri’ menempati posisi nomor sebagai posisi cawapres. Karena itu, bagi PDI-P, proposal pencapresan Prabowo yang diajukan koalisi besar itu bisa diartikan sebagai penghinaan,” ujar Umam kepada Kompas.com, Rabu.

Baca juga: Siap Jadi Tuan Rumah, PDI-P Sebut Puan Bakal Undang 5 Parpol Penggagas Koalisi Besar

PDI-P sebagai partai pemenang Pemilu 2019 lalu, memiliki kursi yang cukup untuk mengusung sendiri pasangan capres-cawapres pada Pilpres 2024. Sehingga, bukan perkara mudah untuk menarik PDI-P masuk ke dalam rencana pembentukan koalisi ini.

Apalagi, menurut Umam, Jokowi tidak bergerak sendiri. Sebab, ia memandang, ada peran Menteri Koordinator bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan di belakangnya.

Ia pun menduga bahwa tujuan pembentukan koalisi besar ini agar PDI-P menyerahkan “golden ticket”-nya tersebut.

“Namun, PDI-P tampaknya tidak ingin mudah diperdaya oleh agenda kepentingan koalisi besar tersebut. PDI-P membatasi ruang negosiasinya dengan menegaskan bahwa dirinya siap bergabung asal posisi capres diserahkan kepada PDI-P,” kata Umam.

Baca juga: Waketum PPP Sebut Tak Ada Arahan Jokowi untuk Jajaki Pembentukan Koalisi Besar

“Karena PDI-P memiliki elektabilitas partai yang lebih tinggi, punya capres potensial yang elektabilitasnya juga lebih tinggi, dan bahkan punya golden ticket yang bisa mengusung calon sendiri,” sambung dia.

Senada, Ketua DPP PDI-P Said Abdullah mengatakan bahwa bila ingin PDI-P bergabung ke dalam koalisi, tentu syaratnya capres adalah kader banteng.

Positioning PDI-P adalah pemenang Pemilu 2019, basis pencalonan 2024, kan, hasil Pemilu 2019,” kata Said saat ditemui di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa.

“Pada titik itu, kalau PDI-P mengambil posisi capres, ya, wajar-wajar saja, make sense-lah,” tambahnya.

Sosok capres-cawapres

Hingga kini, belum muncul sosok capres-cawapres yang hendak diusung oleh koalisi besar, meskipun di dalamnya terdapat beberapa tokoh yang punya elektabilitas potensial.

Juru Bicara Partai Golkar Tantowi Yahya mengaku soal pembahasan capres dan cawapres di koalisi besar akan dilakukan jika koalisi itu sudah terbentuk.

“Koalisi besar ini baru pondasi. Masih akan ada beberapa pertemuan lagi untuk membangun rumah dan atapnya. Artinya masih terlalu awal untuk bicara siapa capres dan cawapresnya,” kata Tantowi kepada Kompas.com, Rabu.

Baca juga: Koalisi Besar Diprediksi Alot soal Capres-Cawapres, Prabowo: Mungkin Pengamat Lebih Pintar dari Saya

“Jika PDI-P mempunyai kesamaan pandangan tentang bagaimana membangun bangsa ini ke depan, ya monggo (bergabung Koalisi Besar). Soal siapa yang akan jadi capres, kita bahas nantilah,” imbuhnya.

Senada, Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan belum ada pembahasan mengenai capres dan cawapres untuk Koalisi Besar.

Sekalipun nama-nama yang santer bakal menjadi capres itu sudah muncul dalam partai-partai koalisi besar. Salah satunya Prabowo.

Dasco menjelaskan, pembahasan nama-nama itu tentu akan dilakukan secara bersama partai-partai yang akan bergabung dalam koalisi tersebut.

Baca juga: Ingin Gabung Koalisi Besar KIB-KIR, PSI Tetap Akan Dukung Ganjar Capres

Sementara itu, Ketua DPP PPP Achmad Baidowi menilai, proses menentukan nama capres dan cawapres tidak menghambat jalannya pembentukan koalisi besar.

“Soal capres-cawapres tentu nama-nama yang bermunculan di rapat-rapat KIB, itu ada saja kemungkinan sama dengan yang diusulkan oleh PDI-P. Tentu kita lihat perkembangannya,” kata Baidowi kepada Kompas.com, Rabu.

Sebagai informasi, nama-nama yang bermunculan di KIB digadang sebagai capres dan cawapres di antaranya Prabowo, Airlangga Hartarto, Sandiaga Uno, Ganjar Pranowo, dan Erick Thohir.

Mengenai nama capres-cawapres itu, Awiek sapaan akrab Baidowi mengatakan, tentu akan dimunculkan setelah Koalisi Besar resmi terbentuk

Namun, menurutnya hingga kini Koalisi Besar masih sampai tahap penjajakan untuk terbentuk.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Koalisi Besar Diprediksi Bakal Mentok Sepakati Cawapres


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Koalisi Besar Diprediksi Bakal Mentok Sepakati Cawapres yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

JAKARTA, KOMPAS.com – Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menilai, Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) sulit gabung membentuk koalisi baru.

Adapun KIB merupakan gabungan dari Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Sementara KIR bentukan Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Umam mengatakan bahwa koalisi besar itu akan kerepotan dalam menentukan komposisi capres-cawapres.

“Memang mayoritas partai-partai di koalisi besar memiliki spirit keberlanjutan. Namun, ketika masuk di ranah penentuan capres-cawapres, potensi faksionalisme tampak menganga. Koalisi besar tampak kerepotan dalam menentukan komposisi capres-cawapres,” ujar Umam ketika dihubungi, Selasa (4/4/2023).

Baca juga: Buka Peluang Gabung Koalisi Besar, PDI-P: Sejak Awal Memang Akan Gotong Royong dengan Kekuatan Lain

Umam mencontohkan pernyataan sikap PKB yang menegaskan koalisi besar akan terwujud jika Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin yang menjadi capres.

“Padahal, semua tahu bahwa yang dimaksud Presiden Jokow Widodo sebagai capresnya koalisi besar adalah Prabowo Subianto,” kata Umam.

Dia memprediksi, mencermati intensitas manuver elite Gerindra, tampak jelas gelagat Gerindra lebih memilih Gubernur Jawa Timur Khofifah Indarparawansa menjadi cawapresnya Prabowo, bukan Cak Imin.

Baca juga: Punya Kepentingan Politik Sama, KIB-KIR Dinilai Sangat Mungkin Bentuk Koalisi Besar

Lebih lanjut, Umam mengatakan, koalisi besar juga akan terbentur pertarungan sengit dalam menentukan cawapres.

Setidaknya, ada tiga gerbong besar yang siap mengantri menjadi cawapres.

Tiga gerbong itu antara lain gerbong Ketua Umum Golkar Airlangga Hartanto, gerbong Cak Imin, dan gerbong politik PAN yang besar kemungkinan akan mengangkat Erick Thohir.

“Dengan demikian, koalisi besar rasanya agak sulit terwujud. Kecuali jika PDI-P sendiri mau tunduk dan menurunkan marwah atau harga dirinya dengan menyerahkan “Golden Ticket” yang mereka miliki kepada arus koalisi besar, sehingga menambah kepercayaan diri dan peluang menang yang lebih besar,” kata Umam.

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengatakan bahwa KIB dan KIR berpeluang untuk gabung. Prabowo merasa KIB dan KIR satu frekuensi.

“Ternyata ada. Jadi kami merasa dalam frekuensi yang sama ya, ada kecocokan, dan kalau dilihat, pimpinan partai kami sudah masuk. Cak Imin ya, kami sudah masuk timnya Pak Jokowi sebetulnya sekarang,” ujar Prabowo usai acara “Silaturahmi Ramadhan bersama Presiden RI” yang digelar di Kantor DPP PAN, Pancoran, Jakarta Selatan, Minggu (2/4/2023).

Kendati demikian, Menteri Pertahanan itu belum mau menjawab secara gamblang terkait rencana penggabungan KIB dan KIR.

Baca juga: Menguatnya Sinyal Pembentukan Koalisi Besar di Tengah Ketidakhadiran Megawati dan Surya Paloh

Yang jelas, ketua umum partai dalam KIB dan KIR akan berkomunikasi lebih intens lagi.

“Ya nanti kita lihat prosesnya, tapi yang pasti akan intens,” kata Prabowo.

Dalam kesempatan yang sama, Presiden Joko Widodo (Jokowi) langsung melontarkan kata “cocok” seandainya KIB dan KIR bersatu untuk menghadapi Pemilu 2024.

“Cocok. Saya hanya bilang cocok. Terserah kepada ketua-ketua partai atau gabungan ketua partai. Untuk kebaikan negara, untuk kebaikan bangsa untuk rakyat, hal yang berkaitan, bisa dimusyawarahkan itu akan lebih baik,” ujar Jokowi kepada awak media.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Demokrat Ajak Parpol Lain Gabung Koalisi Perubahan Untuk yang Masih Bingung Tentukan Arah


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Demokrat Ajak Parpol Lain Gabung Koalisi Perubahan Untuk yang Masih Bingung Tentukan Arah yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

JAKARTA, KOMPAS.com – Deputi Balitbang DPP Partai Demokrat Syahrial Nasution menegaskan bahwa Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) masih terbuka terhadap partai politik lain untuk ikut bergabung.

Adapun KPP kini resmi dibentuk oleh Partai Nasdem, Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Ketiga partai sama-sama mengusung Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden (capres) pada 2024.

“Meski masih cukup waktu proses menuju penetapan capres dan cawapres, KPP tentu tetap membuka tangan selebar-lebarnya untuk yang masih bingung menentukan arah. Kembali merapikan dan memperbaiki shaf bersama-sama dengan rakyat,” kata Syahrial dalam keterangannya, Minggu (26/3/2023).

Syahrial lantas membanggakan koalisinya sebagai koalisi pertama yang memenuhi persyaratan presidential threshold atau ambang batas pencalonan presiden dan wakil presiden.

Baca juga: Soal Cawapres Anies, PBNU: Kami Tak Berkapasitas untuk Mendukung, Menyodorkan, dan Merestui

Setelah Anies terpilih sebagai capres, ia mengatakan, KPP segera memasuki tahapan berikutnya, yaitu menyiapkan strategi pemenangan termasuk deklarasi capres dan cawapres.

“Meski belum dapat ucapan selamat atau apresiasi dari partai politik sahabat, KPP tetap membuka ruang hadirnya parpol lain di parlemen untuk ikut bergabung,” ujar Syahrial.

Tak sampai situ, Syahrial mengklaim bahwa Koalisi Perubahan memberikan pelajaran politik untuk rakyat.

Salah satunya, lahirnya calon pemimpin bisa dilakukan lewat jalan musyawarah. Dalam arti, pembelajaran politik itu bisa dilihat dari pengusungan Anies oleh Koalisi Perubahan.

“Lahirnya seorang pemimpin atas kehendak rakyat. Bukan kehendak kekuasaan atau karena mau menang-menangan saja,” katanya.

Baca juga: Ditanya Soal Wakil NU Sebagai Cawapres, Demokrat: Kita Sudah Percaya Anies

Lebih lanjut, Syahrial bercerita bahwa ia pernah terlibat pemenangan pasangan calon (paslon) di Pilpres 2004, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Jusuf Kalla (JK).

Menurutnya, kemenangan pasangan ini tidak dilalui dengan mudah.

“Begitu besarnya tekanan kekuasaan dan ada koalisi besar ikut menghadang, toh tetap saja tidak mampu membendung kehendak rakyat yang ingin perubahan,” ujarnya.

Syahrial menilai, suasana Pilpres 2004 yang demikian terasa serupa dengan Pilpres 2024 mendatang.

Namun, menurutnya, suasana itu dalam wujud yang berbeda.

Baca juga: Tim Anies Nilai Tokoh NU Layak Jadi Cawapres, PBNU: Jangan Tarik NU ke Politik Praktis

Di situlah, Syahrial menyinggung bahwa Koalisi Kerakyatan yang disebut-sebut berhasil dalam memenangkan pasangan SBY-JK.

Pada 2024, Koalisi Perubahan dianalogikan Syahrial serupa dengan Koalisi Kerakyatan yang saat itu diinisiasi Demokrat ketika pemenangan SBY-JK.

“Jika gerakan perubahan 2004 dinamai Koalisi Kebangsaan Vs Koalisi Kerakyatan, menurut saya suasana Pilpres 2024 yang akan dihadapi adalah Koalisi Oligarki Vs Koalisi Kerakyatan,” katanya.

“Dan Demokrat punya pengalaman memenangkan pertarungan ini. Termasuk PKS yang ikut bergabung di putaran kedua. Ketika itu, Partai Nasdem belum ada,” ujar Syahrial lagi.

Sebagai informasi, Koalisi pengusung Anies Baswedan sebagai capres pada Pemilu 2024 resmi terbentuk. Koalisi tersebut diberi nama Koalisi Perubahan untuk Persatuan.

Baca juga: Demokrat Ungkap Alasan Deklarasi Koalisi Perubahan Usung Anies Mendadak Batal

Terbentuknya koalisi ini ditandai oleh ditandatanganinya nota kesepakatan oleh Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), serta Presiden PKS Ahmad Syaikhu.

“Dengan ditandatanganinya piagam ini, Koalisi Perubahan untuk Persatuan resmi terbentuk,” ujar Ketua DPP Partai Nasdem Willy Aditya di Sekretariat Perubahan, Kebayoran Baru, Jakarta, Jumat (24/3/2023).

Adapun penunjukan nota kesepakatan Koalisi Perubahan untuk Persatuan itu diwakili oleh tim kecil perwakilan ketika parpol, dan perwakilan Anies.

Pertemuan dihadiri oleh juru bicara Anies, Sudirman Said; Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya; Ketua DPP Partai Nasdem Willy Aditya, dan Sugeng Suparwoto. Serta, Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Sohibul Iman, dan Ketua DPP PKS Al-Muzammil Yusuf.

Willy mengungkapkan, deklarasi besar-besaran bakal dilakukan setelah calon wakil presiden (cawapres) terpilih.

Baca juga: Manuver Tak Pantas Kepala BIN Endorse Prabowo: Gerindra Girang, Nasdem-Demokrat Meradang

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Bakal Gabung Koalisi Besar Hary Tanoe Disindir Nasdem Upayakan Perindo Lolos ke Parlemen


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Bakal Gabung Koalisi Besar Hary Tanoe Disindir Nasdem Upayakan Perindo Lolos ke Parlemen yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Partai NasDem tak khawatir dengan manuver Partai Perindo yang akan bergabung koalisi besar bersama Prabowo Subianto.

Bahkan, partai besutan Surya Paloh itu memberikan sindiran kepada Perindo.

Baca juga: PDIP Nyatakan Siap Jadi Tuan Rumah untuk Pertemukan 5 Parpol Koalisi Besar dengan Megawati

Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali menyindir Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo memikirkan partainya lolos ke parlemen. Hal itu agar Perindo bisa mencalonkan sendiri presiden dalam pesta demokrasi lima tahunan.

“Kita doakan supaya Perindo lolos ke parlemen supaya berikutnya ada calon presiden baru,” ujar Ali saat dikonfirmasi, Kamis (6/4/2023).

Namun begitu, Ali menuturkan bergabungnya Partai Perindo dengan koalisi besar merupakan hak dalam berdemokrasi. Namun, dia tidak khawatir dengan manuver tersebut.

“Ngga lah (khawatir), siapa bergabung dengan siapa itu hak demokrasi dari partai masing-masing,” jelasnya.

Lebih lanjut, Ali mengaku optimistis bahwa Anies Baswedan tetap akan memenangkan Pilpres 2024. Meskipun, kini Eks Gubernur DKI Jakarta itu bakal melawan koalisi besar.

“Kalau tidak yakin (menang) ngapain bertanding,” tukasnya.

Baca juga: Partai Gelora Harap Koalisi Besar Mampu Hasilkan Kepemimpinan Politik yang Kuat

Diberitakan sebelumnya, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mulai bergeriliya untuk mengagas koalisi besar dari Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR). Bahkan, dia mengajak partai Perindo bergabung bersama koalisi besar.

Ajakan itu disampaikan langsung saat Prabowo menerima kunjungan Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo di kediamannya di Kertanegara IV, Jakarta Selatan pada Rabu (5/4/2023).

Dalam pertemuan itu, Prabowo tak menampik ada pembicaraan mengenai kerjasama antara kedua partai politik. Adapun keduanya bersepakat untuk penyamaan visi untuk berkoalisi.

“Jadi kita sepakat kita banyak visi yang sama, kita banyak nilai-nilai sama. Jadi kita akan bertemu lagi untuk dan kita sepakat bahwa kita ingin lebih dalam lagi pembicaraan supaya kita bisa ada kerjasama politik ke depan untuk kepentingan bangsa dan rakyat,” ujar Prabowo seusai melakukan pertemuan dengan Hary Tanoe di Kertanegara IV, Jakarta Selatan pada Rabu (5/4/2023).

Baca juga: PKS Tegaskan Wacana Pembentukan Koalisi Besar Bukan Ancaman Bagi KPP

Prabowo menuturkan  pihaknya pun terbuka jika nantinya Perindo mau bergabung dengan koalisi besar KIB-KKIR. Nantinya, Eks Danjen Kopassus itu yang akan meyakinkan rekan koalisi lainnya.

“Kami terbuka untuk Perindo kalau mau dukung atau mau gabung dalam koalisi yang besar kami akan bicarakan. Kami akan yakinkan kawan-kawan yang sudah dalam koalisi kami,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo menyambut ajakan partainya untuk bergabung dalam koalisi besar KIB-KKIR. Dia pun nantinya akan membicarakan lebih lanjut terkait rencana berkoalisi.

Baca juga: Syarief Hasan Nilai Koalisi Besar Bakal Alami Kesulitan: Tiap Parpol Ingin Usung Kader jadi Capres

“Bagus tentunya, memang itu substansinya yang penting dibicarakan. Jadi ke depan tentunya nanti dari partai Gerindra dan dari kami Partai Perindo akan melanjutkan diskusi-diskusi ini,” jelasnya.

Di siai lain, lanjut dia, partainya pun berharap kerja sama politik kedua parpol dapat dilanjutkan kembali. Hal ini untuk kepentingan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Mudah-mudahan ke depan kerja sama politik ini bisa berjalan baik untuk kepentingan NKRI,” pungkasnya.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Infografis Koalisi Indonesia Bersatu Goyah dan Terancam Pecah


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Infografis Koalisi Indonesia Bersatu Goyah dan Terancam Pecah yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Banner Infografis Koalisi Indonesia Bersatu Goyah dan Terancam Pecah? (Foto: Facebook @golkar.indonesia/Liputan6.com/Trieyasni)

Liputan6.com, Jakarta – Koalisi Indonesia Bersatu atau KIB disinyalir goyah, bahkan terancam pecah. Sebab, KIB yang terdiri dari Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan, dan Partai Amanat Nasional dinilai memiliki skema calon presiden dan calon wakil presiden atau capres-cawapres berbeda untuk Pemilu Presiden atau Pilpres 2024.

Menurut pengamat politik Arifki Chaniago, hal itu dapat terjadi antara lain setelah munculnya wacana Partai Amanat Nasional atau PAN yang hendak mengusung duet Ganjar Pranowo dan Erick Thohir di Pilpres 2024.

Menurut Arifki, PAN diduga mulai goyah untuk mencalonkan kader internal. Selain itu, partai anggota KIB lain, yaitu PPP juga terlihat mulai merapat ke arah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP.

Narasi ini juga diperkuat dengan adanya upaya mantan Ketua Umum PPP Muhammad Romahurmuziy yang lebih mendekat dengan PDIP. “Dari dua narasi ini, PAN dan PPP maka banyak yang berkesimpulan bahwa masing-masing anggota KIB memiliki jalan berbeda di Pilpres 2024,” kata Direktur Eksekutif Aljabar Strategic itu, Selasa 14 Maret 2023.

Hanya saja, jika narasi itu muncul dan dikaitkan dengan pecahnya KIB, maka hal itu terlalu terburu-buru. Sebab, tindak tanduk dari Romahurmuziy yang merapat ke PDIP tidak dapat diartikan sebagai bagian KIB. “Kecuali yang berbicara itu para ketua umum partai atau para fungsionaris ketiga partai yang terlibat langsung dengan KIB,” Arifki menambahkan.

Adapun Sekretaris Jenderal Partai Golkar Lodewijk F. Paulus membantah koalisi yang digagas Golkar, PPP dan PAN itu bubar. Lodewijk mengatakan, tidak ada satu pun partai di KIB yang keluar dari koalisi.

“Sekarang apakah ada yang keluar dari KIB? Kan enggak ada, ya toh. Ada enggak? Enggak ada. Ya memang kondisinya seperti itu,” kata Sekjen Partai Golkar itu, Selasa 14 Maret 2023.

Penegasan lainnya, Golkar masih konsisten bersama Koalisi Indonesia Bersatu. “KIB sejauh ini on the track (sesuai jalur) dengan segala komunikasi yang telah disepakati bersama. Bahwa komunikasi politik ini nanti akan bergabung atau menjadi koalisi besar, itu semua bisa terjadi,” ucap Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia, Rabu 15 Maret 2023.

Apa saja manuver 3 parpol KIB ke partai lain di luar koalisi? Bagaimana pula ragam tanggapan Koalisi Indonesia Bersatu disinyalir goyah dan terancam pecah? Simak selengkapnya dalam rangkaian Infografis berikut ini:

Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) kini disinyalir memiliki skema calon presiden dan calon wakil presiden berbeda. Benarkah KIB akan pecah?

Infografis Koalisi Indonesia Bersatu Goyah dan Terancam Pecah? (Liputan6.com/Trieyasni)

Infografis Manuver 3 Parpol Koalisi Indonesia Bersatu ke Partai Lain di Luar Koalisi

Infografis Manuver 3 Parpol KIB ke Partai Lain di Luar Koalisi. (Liputan6.com/Trieyasni)

Infografis Ragam Tanggapan Koalisi Indonesia Bersatu Disinyalir Goyah dan Terancam Pecah

Infografis Ragam Tanggapan KIB Disinyalir Goyah dan Terancam Pecah. (Liputan6.com/Trieyasni)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.