Cek Fakta Tidak Benar Foto yang Diklaim Kucing Langka Ditemukan di Hutan Hujan Amazon


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Cek Fakta Tidak Benar Foto yang Diklaim Kucing Langka Ditemukan di Hutan Hujan Amazon yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Gambar Tangkapan Layar Foto yang Diklaim Kucing Langka dari Hutan Hujan Amazon (sumber: Facebook).

Liputan6.com, Jakarta – Sebuah foto yang diklaim kucing langka ditemukan di hutan hujan Amazon beredar di media sosial. Foto tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 15 Maret 2023.

Akun Facebook tersebut mengunggah gambar foto kucing bercorak atau berbulu kuning dan hitam. Kucing tersebut terlihat dari samping, kemudian foto tersebut diklaim sebagai kucing langka yang ditemukan di hutan hujan Amazon.

Snake Kat from the rain

forests of the Amazon,” tulis salah satu akun Facebook pada 15 Maret 2023.

Konten yang disebarkan akun Facebook telah beberapa kali direspons dan empat kali dibagikan oleh warganet usai diunggah pada 15 Maret 2023 lalu.

Benarkah dalam foto itu merupakan kucing langka yang ditemukan di hutan Amazon? Berikut penelusurannya.

Bagi-bagi hadiah, adalah modus penipuan online yang paling marak belakangan ini. Pelaku mengirim pesan yang mengabarkan seolah-olah kita memenangkan hadiah. Simak video berikut ini untuk tahu bagaimana mengantisipasinya.

Penelusuran Fakta

CEK FAKTA Liputan6 (Liputan6.com/Abdillah)

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri foto yang diklaim kucing langka dari hutan Amazon. Penelusuran dilakukan dengan memasukkan kata kunci “snake cat amazon” di kolom pencarian Google Search.

Hasilnya terdapat beberapa artikel yang membantah kabar tersebut. Satu di antaranya artikel berjudul “‘Amazon snake cat’ photo goes viral and mystifies internet” yang dimuat situs nypost.com pada 15 Maret 2023.

Dalam artikel tersebut dijelaskan bahwa foto tersebut viral setelah diklaim sebagai kucing paling langka di Bumi dan saat ini hidup di daerah hutan hujan Amazon.

Namun menurut ahli zoologi, tidak ada kucing dengan warna kulit atau bulu seperti yang ada di foto. Warna dan pola di foto itu memiliki kemiripan yang kuat dengan reptil boiga dendrophila, yang biasanya disebut sebagai ‘ular kucing cincin emas’.

Referensi:

https://nypost.com/2023/03/15/amazon-snake-cat-photo-goes-viral-and-mystifies-internet/

Kesimpulan

Foto yang diklaim kucing langka ditemukan di hutan hujan Amazon ternyata tidak benar. Faktanya, foto tersebut diduga merupakan hasil rekayasa digital.

Banner Cek Fakta: Salah (Liputan6.com/Triyasni)

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email [email protected].

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Restorasi Ekosistem Jadi Cara Desa di Kalimantan Tengah Manfaatkan Hutan Secara Berkelanjutan


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Restorasi Ekosistem Jadi Cara Desa di Kalimantan Tengah Manfaatkan Hutan Secara Berkelanjutan yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Suara.com – Masyarakat semakin sadar pentingnya menjaga dan memanfaatkan hutan secara berkelanjutan. Hal ini tercermin dari semakin banyak desa yang mengimplementasikan program perhutanan sosial di sekitar mereka.

Salah satunya adalah sebuah desa di Kabupaten Katingan yang terletak di Kalimantan Tengah. Kabupaten tersebut memiliki Hutan Desa seluas lebih dari 10 ribu hektar yang dikelola oleh masyarakat.

Untung bisa memanfaatkan hutan secara bijak, dibentuklah inisiatif restorasi ekosistem bertajuk Katingan Mentaya Project (KMP). Salah satu desa pemegang Hak Pengelola Hutan Desa  (HPHD) dari KLHK adalah Desa Tampelas seluas 6.303 hektar.  

Dikatakan General Field Manager PT Rimba Makmur Utama (RMU) – Taryono Darusman, dulu banyak warga desa Tampelas yang berprofesi sebagai penebang liar.

Hal itu diamini oleh Ketua Lembaga Pengelola Hutan Desa Tampelas – Sumber. Sumber mengatakan, selama puluhan tahun, warga Tampelas menggantungkan hidupnya dari menebang kayu di hutan.

“Kegiatan yang awalnya  tidak bersifat eksploitatif ini kemudian menjadi eksploitatif dan cenderung merusak karena pohon-pohon yang berusia relatif muda pun ikut ditebang,” kata Sumber dikutip dari siaran pers, Minggu (18/9/2022).

Namun kemudian pemerintah memperketat pengawasan dan penindakan terhadap pelaku illegal logging. Dari situ, bangak warga kemudian beralih menjadi petani dan nelayan.

“Namun mereka sering mengalami kesulitan karena cuaca yang tidak menentu. Inilah dasar dari komitmen kami di Tampelas untuk melestarikan hutan di sekeliling desa kami melalui program Perhutanan Sosial yang dicetuskan oleh Pemerintah melalui KLHK,” kata Sumber.

Saat ini, total ada tiga desa di sekeliling wilayah kerja KMP yang telah mengimplementasikan perhutanan desa melalui izin HPHD atas fasilitasi PT RMU dan mitra pendampingnya.  

Selain itu, ada tiga desa lain yaitu Desa Tewang Kampung, Perigi, dan Tumbang Bulan – yang sedang dalam proses perolehan perizinan dan difasilitasi dengan total luas hutan sekitar 14.000 hektar.  

“Antusiasme warga untuk mengelola kawasan hutan ini sangat menggembirakan, karena menunjukkan semakin tingginya semangat dan kesadaran warga desa untuk mendapatkan manfaat dari hutan dengan cara yang lestari,” tambah Taryono.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Babi Rusa Sulawesi dan Ancaman terhadap Habitatnya di Hutan Gorontalo


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Babi Rusa Sulawesi dan Ancaman terhadap Habitatnya di Hutan Gorontalo yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Babirusa sulawesi merupakan kelompok mamalia dalam keluarga Suidae. Dok. TNWB

Liputan6.com, Gorontalo – Dalam upaya pelestarian satwa prioritas babi rusa habitatnya di Gorontalo, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Gorontalo, Perkumpulan Biodiversitas Gorontalo (BIOTA), dan The Society of Indonesian Environmental Journalist (SIEJ) menggelar simpul penyelamatan habitat satwa dengan nama latin Babyrousa tersebut.

“Gorontalo yang berada di kawasan Wallacea memiliki kekayaan flora dan fauna, salah satunya adalah babi rusa. Satwa ini dapat dijumpai di hutan-hutan Gorontalo seperti Hutan Nantu, Bogani Nani Wartabone, hingga hutan di bagian Barat Gorontalo seperti di Kabupaten Pohuwato,” kata Koordinator SIEJ Gorontalo Debby Mano.

Sayangnya, menurut dia, babi rusa yang mendiami sejumlah kawasan hutan di Gorontalo itu, statusnya masuk kategori rentan punah di alam liar. Karenanya untuk mengetahui bagaimana sebetulnya ancaman terhadap habitat babi rusa di Gorontalo itu dengan mengadakan pertemuan.

“Saling memberikan informasi mengenai temuan-temuan terbaru tentang spesies ini, kami merasa itu sangat perlu,” ujarnya.

Sementara menurut Biodiversity Specialist, Hanom Bashari bahwa, ada tiga jenis babi rusa di alam yakni Sulawesi Babirusa (Babyrousa celebensis), Togean Babirusa (Babyrousa togeanensis), dan Hairy Babirusa (Babyrousa babyrussa) atau juga dikenal sebagai babi rusa berbulu lebat.

“Nah untuk babirusa Sulawesi biasanya hidup berkelompok. Anaknya satu sampai dua. Tidak banyak seperti babi hutan. Bisa hidup sampai 20 tahunan,” jelas Hanom.

Simak juga video pilihan berikut:

Taman Alas Purwo Banyuwangi ternayat memiliki alam yang sangat Indah salah satu spot wisata yang terkenal adalah Padang Savanah Sadeng.Pengunjung dapat menikmati Taman dengan habitat aslinya yang tersebar di Savanah ini.

Ancaman Habitat

Sementara habitat babi rusa ini, kata Hanom, yakni hampir seluruh hutan primer dataran rendah di Sulawesi. Baik itu lembah, area datar, tepi sungai. Kadangkala juga mendatangi tepi hutan sekunder.

“Perburuan dan perdagangan masih menjadi ancaman untuk mereka. Kemudian ancaman berikutnya adalah berkurangnya dan hutan-hutan primer di Sulawesi akibat pembalakan dan konversi hutan menjadi lahan budidaya,” kata Hanom.

Kepala SPTN 1 Taman Nasional Bogani Nani Wartabone (TNBNW) Bagus Tri Nugroho, menjelaskan, babirusa adalah satu dari empat satwa prioritas utama yang dilindungi di kawasan TNBNW.

“Kami sudah melakukan program-program yang termasuk dalam strategi konservasi babirusa. Diantaranya pengendalian perburuan dan perdagangan ilegal babirusa,” kata Bagus.

Program lainnya misalnya pengelolaan habitat, pembangunan sistem pangkalan data, peningkatan peran lembaga konservasi, komunikasi dan penyadartahuan publik, pengembangan kerja sama dan kemitraan, serta pendanaan yang berkelanjutan.

“Kami setiap tahun melakukan kegiatan monitoring rutin, baik Anoa, Babirusa, maupun Maleo. Pemantauan dilakukan dengan transek, point count, dan pemasangan camera trap. Dan saat ini yang menjadi prioritas adalah pemantauan babirusa menggunakan camera trap,” ungkapnya

Selain TNBNW, kawasan yang juga menjadi habitat babirusa adalah Suaka Margasatwa Nantu yang secara administrasi terletak di Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Boalemo, dan Kabupaten Gorontalo Utara. Pada tahun 1999 SM Nantu ditetapkan dengan luas 31.215 Ha, kemudian diperluas pada tahun 2010 menjadi 51.507,33 Ha berdasarkan SK Menhut No.325/Menhut-II/2010.

Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo mengakui bahwa keberadaan hutan ini sangat penting untuk babi rusa. Ia mengungkapkan bahwa meskipun hutan Nantu masih terjaga,  bukan berarti bebas dari risiko dan ancaman habitat satwa.

 Satu ancaman yang nyata adalah Hutan Produksi Terbatas (HPT) Boliyohuto di Kabupaten Gorontalo, yang mulai dirambah dan dikhawatirkan berdampak pada ekosistem Hutan Nantu.

“Untuk mempertahankan hutan ini, maka salah satu yang kami lakukan adalah mengusulkan  perubahan HPT Boliyohuto  menjadi taman hutan rakyat atau Tahura. Lokasi HPT ini berbatasan dengan  hutan Nantu. Nah kalau ini rusak, maka bisa juga berimbas pada Hutan Nantu dan tentu babirusa,” ia menandaskan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.