Kebakaran Pusat Perbelanjaan LTC Glodok Jakarta Barat Diduga Korsleting pada Panel Motor Listrik


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Kebakaran Pusat Perbelanjaan LTC Glodok Jakarta Barat Diduga Korsleting pada Panel Motor Listrik yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Kompas TV video vod

Minggu, 25 September 2022 | 20:33 WIB

TAMAN SARI, KOMPAS.TV – Pusat Perbelanjaan Elektronik LTC Glodok, terbakar pagi ini (25/09), kebakaran terjadi saat LTC Glodok belum buka.

Kebakaran diduga disebabkan korsleting pada panel motor listrik di lantai 5.

Masih tutupnya pusat perbelanjaan, membuat petugas kesulitan masuk ke lokasi kebakaran,

Pintu masuk LTC glodok, masih terkunci.

Petugas mengelilingi gedung, mencari akses masuk yang bisa dibuka.

Baca Juga: AHY Kritik Kinerja & Pertumbuhan Infrastruktur Pemerintahan Jokowi, Benar atau Blunder?

_____

Jangan lewatkan live streaming Kompas TV 24 jam nonstop di https:www.kompas.tv,live.

Agar tidak ketinggalan berita-berita terkini, terlengkap, serta laporan langsung dari berbagai daerah di Indonesia, yuk, subscribe channel youtube Kompas TV!

Aktifkan juga lonceng supaya kamu dapat notifikasi video terbaru dari Kompas TV. sahabat Kompas TV juga bisa memperoleh informasi terkini melalui website: https:www.kompas.tv

Sumber : Kompas TV

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar
sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

BERITA LAINNYA

KOMPAS DUNIA

Sabtu, 1 April 2023 | 19:35 WIB

Sumatra

Sabtu, 1 April 2023 | 19:25 WIB

Hukum

Sabtu, 1 April 2023 | 19:23 WIB

VOD

Sabtu, 1 April 2023 | 19:23 WIB

VOD

Sabtu, 1 April 2023 | 19:20 WIB

Hukum

Sabtu, 1 April 2023 | 19:18 WIB

VOD

Sabtu, 1 April 2023 | 19:06 WIB

VOD

Sabtu, 1 April 2023 | 19:05 WIB

Hukum

Sabtu, 1 April 2023 | 19:01 WIB

Berita Daerah

Sabtu, 1 April 2023 | 19:01 WIB


Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Gak Kaget Ini Biang Kerok Sebenarnya Pasar Glodok Sepi Parah


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Gak Kaget Ini Biang Kerok Sebenarnya Pasar Glodok Sepi Parah yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Jakarta, CNBC Indonesia – Fenomena mal sepi di ibu kota berlanjut hingga 2023, termasuk di kawasan Glodok, Jakarta Barat. Kiprah Pasar Glodok yang dulu merupakan salah satu pusat elektronik legendaris di ibu kota sejak 1980-an semakin meredup setelah pandemi Covid-19.

Pantauan CNBC Indonesia pada Selasa (10/1) lalu, kondisi gedung tampak sangat lusuh dan ketinggalan zaman.

Tak hanya itu, kondisi langit-langit gedung juga banyak yang bolong, eskalator tak berfungsi, kios-kios yang lebih dari setengahnya tutup, debu pada lantai dibiarkan menebal hingga lengket, pencahayaan yang minim, sampai dengan pendingin ruangan yang seperti sudah tidak berfungsi sehingga menambah kesan menyeramkan di dalam gedung ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dewan Penasehat Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Belanja Indonesia (HIPPINDO) Tutum Rahanta mengatakan, pusat perbelanjaan atau mal yang saat ini mulai ditinggalkan pengunjung itu karena dulunya mereka didesain sebatas untuk kegiatan jual beli atau perdagangan saja.

Hal itu yang menjadi permasalahan saat ini, sebab seiring perkembangan zaman, kini fungsi pusat perbelanjaan telah bergeser menjadi suatu tempat berkumpul, dan ada juga sedikit rekreasi.

“Ada kelompok-kelompok pusat belanja yang dulu didesain pada zamannya itu seakan kios yang memang diperjualbelikan. Itu memang ada permasalahan, saat ini dengan kemajuan waktu dan zaman, kini orang-orang perlu kenyamanan. Nah pusat belanja yang memang menjadi tempat berkumpul, ada sedikit rekreasi itu masih tetap bertahan, masih ramai,” kata Tutum kepada CNBC Indonesia, dikutip Sabtu (14/1/2023).

Dia menjelaskan mal-mal yang sekarang sepi dulunya pernah ramai pengunjung, karena itu merupakan suatu hal yang baru bagi masyarakat pada zaman tersebut.

Namun dengan fungsi pusat perbelanjaan yang kini sudah bergeser, ditambah kurangnya dukungan resources atau produk-produk yang mampu membuat mereka bertahan, pusat perbelanjaan saling bersaing bahkan dengan toko online dan e-commerce.

“Dulu belum ada e-commerce. Orang merasa wah ke ITC atau Glodok sesuatu yang baru ya. Nah ternyata itu tidak bertahan lama karena mereka tidak didukung oleh resources atau produk-produk yang bisa membuat mereka bertahan. Beda dengan trendsetter di luar negeri yang mereka tiru sebelumnya, di situlah masalah. Nah itu yang akhirnya menjadi sepi,” ujarnya.

“Kalau kita lihat, area-area pusat belanja yang dulu berjaya, seperti Glodok itu sepi karena perkembangan zaman, masalahnya penjualan produk-produk demikian sudah bisa dilakukan secara online,” tambah Tutum.

Selain karena produk-produk yang dijual bisa diperjualbelikan melalui toko online atau e-commerce, menurutnya, ketidaknyamanan transportasi umum menjadi faktor pemicunya. Sebab, aksesibilitas dari transportasi umum merupakan faktor penting agar pusat perbelanjaan atau mal dapat tetap hidup.

“Analisa yang memang perlu kita cermati adalah fenomena perkembangan area-area tersebut yang mempercepat kematian mereka. Ada yang namanya 3 in 1, ada yang namanya transportasi tidak nyaman, yang selebihnya perkembangan zaman. Produk-produk yang dijual di toko fisik tersebut bisa dijual secara online atau e-commerce,” terangnya.

Tutum menjelaskan alasan Plaza Semanggi atau Plangi kini sepi dari pengunjung, yakni karena Plangi merupakan pusat perbelanjaan dengan size yang sangat tanggung. Sehingga lebih menekankan fungsi sebagai pusat perbelanjaan meeting point.

“Yang ditinggalkan orang karena memang ada campuran penyewaan kios-kios kecil di bawahnya yang membuat konsumen untuk membeli kebutuhannya tidak perlu pergi ke pusat perbelanjaan. Orang memerlukan sesuatu yang lebih wah, seperti Grand Indonesia,” ujarnya.

Adapun pusat perbelanjaan yang memang masih tetap bertahan dan bagus dalam hal tingkat kunjungan pengunjungnya adalah karena pusat perbelanjaan atau mal tersebut dikelola secara baik.

“Yang bisa kita katakan, Grand Indonesia, Plaza Indonesia, Plaza Senayan, Senayan City, dan beberapa mal-mal di pinggiran seperti Central Park, Citraland, dan contoh pusat perbelanjaan lainnya yang masih ramai dikunjungi pengunjung,” katanya.

[Gambas:Video CNBC]

Misteri Pasar Glodok Sepi & Pengunjung Hilang, Ini Pemicunya

(dce)


Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

DPRD Minta Pemprov DKI Antisipasi Polemik Pengadaan Lahan Puskesmas Glodok


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul DPRD Minta Pemprov DKI Antisipasi Polemik Pengadaan Lahan Puskesmas Glodok yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Komisi E DPRD Provinsi DKI Jakarta meminta Badan Pengelola Aset Daerah (BPAD) mengkaji lagi rencana pengadaan lahan untuk pembangunan Puskesmas di Kebon Torong, Kelurahan Glodok, Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat.

Ketua Komisi E DPRD DKI Jakarta Iman Satria mengatakan, peninjauan ulang mengenai kelayakan status lahan hingga dinamika yang terjadi pada warga sekitar perlu dilakukan. Pasalnya, ada informasi yang menyebutkan ada sebagian warga di RW 01 Kelurahan Glodok menolak rencana pembangunan tersebut.

“Karena itu kita minta BPAD untuk menyelesaikan dan memperjelas status tanahnya,” ujar Iman pada rapat kerja di gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu (29/3).

Meski demikian, Ia menyampaikan mengenai alternatif lain untuk pembangunan Puskesmas. Di mana Novotel yang berdiri di kawasan tersebut masih memiliki kewajiban untuk memberikan kontribusi dalam bentuk penyerahan fasilitas sosial dan fasilitas umum (Fasos dan Fasum). Kendati masih harus divalidasi lebih lanjut.

“Kalau bisa ditelusuri juga apa betul pihak Novotel niat mau bangun (Puskesmas) apa tidak atau sebenarnya dia minta dibangunkan (Puskesmas). Kan beda nih,” ungkapnya. 

Anggota Komisi E DPRD DKI Ima Mahdiah pada kesempatan tersebut menyampaikan, bahwa keberadaan Puskesmas di Kelurahan Glodok sangat mendesak. Kebutuhan itu pun sejatinya telah menjadi program prioritas sejak tahun 2019.

“Prinsipnya kami mengakomodir di daerah yang tidak ada Puskesmas ini dibangun Puskesmas. Mau lahan dimanapun kepentingan warga terakomodir,” terangnya. 

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ani Ruspitawati menjelaskan, di Kecamatan Taman Sari, ada tiga Kelurahan yang tak miliki Puskesmas. Masing-masing yakni Kelurahan Glodok, Kelurahan Tangki dan Kelurahan Pinangsia. 

Dari hasil kajian, lantaran tak dilengkapi Puskesmas Kelurahan, warga Glodok kebanyakan berobat ke Puskesmas Kecamatan Taman Sari dan Puskesmas Tambora. Untuk mencapai dua Puskesmas itu, warga harus merogoh kocek transportasi hingga Rp30 ribu satu kali jalan untuk sampai di dua Puskesmas tersebut. 

“Jumlah penduduk Kecamatan Taman Sari ada lebih dari 129 ribu dan luasnya 4.36 kilometer. Tiga kelurahan itu berdekatan antara Kelurahan Pinangsia, Glodok dan Kelurahan Tangki itu ketiganya memang tidak ada Puskesmas kelurahannya. Jadi, pemilihan didirikan Puskesmas di Kelurahan Glodok mungkin itu salah satu pertimbangan untuk memfasilitasi kebutuhan masyarakat disitu,” ungkapnya. 

Sementara itu, Plt Kasuban Aset Jakarta Barat Fitri Emawati Sutari menambahkan, status tanah yang terletak di belakang Novotel belum menjadi aset pemerintah dan belum tercatat di BPAD. Untuk itu perlu pertimbangan mendalam untuk memproyeksikan pembangunan Puskesmas dari kontribusi pengembang,

“Untuk tanah yang dibelakang Novotel Itu statusnya calon aset. Belum diserahterimakan yang merupakan kewajiban Fasos Fasum. Belum merupakan barang daerah yang tercatat. Jadi yang di Novotel itu asetnya baru tercatat di Wali Kota belum sampai di BPAD,” ungkapnya. (DDJP/bad)

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.