Kumpulan Hoaks Terkait Telur Mengandung Silikon hingga Cegah Covid19


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Kumpulan Hoaks Terkait Telur Mengandung Silikon hingga Cegah Covid19 yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Ilustrasi telur rebus (dok.unsplash/ Maria Ionova)

Liputan6.com, Jakarta – Telur menjadi salah satu sumber protein yang digemari masyarakat. Sayangnya beberapa oknum justru menjadikan telur sebagai bahan hoaks.

Lalu apa saja hoaks seputar telur yang sempat beredar di masyarakat? Berikut beberapa di antaranya:

1. Cek Fakta: Tidak Benar Mengonsumsi Telur Rebus Bisa Cegah Covid-19

Beredar di media sosial dan aplikasi percakapan soal khasiat telur rebus bisa mencegah covid-19. Klaim ini telah viral sejak beberapa bulan belakangan.

Salah satunya adalah akun Dwi yang membagikannya 26 Maret 2020. Selain itu ada pula akun Update Muarajawa yang mempostingnya pada tanggal yang sama.

Hingga kini postingan tersebut mendapat 14 komentar dan 10 kali dibagikan. Selain itu disertai dengan kalimat, “Semalam di kagetkan dengan broadcast seperti ini, seketika cari TELOR trus di REBUS tapi gak jadi. Hayoo siapa yang mengalami hal yang sama?”

Lalu benarkah mngonsumsi telur rebus bisa mencegah virus corona covid-19? Simak dalam artikel berikut ini…

2. Cek Fakta: Tidak Benar Balurkan Telur Rebus di Tubuh Bisa Turunkan Demam Anak

Beredar di media sosial postingan yang menyebut membalurkan telur rebus ke tubuh bisa untuk menurunkan demam pada anak. Postingan itu beredar sejak pekan lalu.

Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 30 Oktober 2022.

Dalam postingannya terdapat link yang mengarah pada artikel berjudul “Cara Mengobati Anak Demam, Baby Badan Panas Dengan Telur Rebus”

Artikel itu menyebutkan bahwa telur yang direbus dibalurkan pada kepala, perut, kaki hingga seluruh badan anak yang demam. Artikel itu juga menyebutkan bahwa cara itu merupakan amalan tabib dari Cina.

Lalu benarkah postingan yang menyebut membalurkan telur rebus ke tubuh bisa untuk menurunkan demam pada anak? Simak dalam artikel berikut ini…

3. Cek Fakta: Beredar Lagi Video Salah Temuan Telur Palsu Berkulit Kertas dengan Kuning Silikon

Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim video penemuan telur palsu berkulit kertas dengan kuning silikon.

Klaim video penemuan telur palsu berkulit kertas dengan kuning silikon menampilkan seorang yang sedang mengulas telur dengan membukanya dalam video tersebut terdapat narasi yang menyebutkan cangkang telur tersebut seperti kertas dan kuning telurnya silikon.

Seorang tersebut pun meminta pemerintah untuk mengatasi penemuan telur palsu tersebut karena masyarakat mengkonsumsi kimia.

Benarkah klaim video penemuan telur palsu berkulit kertas dengan kuning silikon? Simak dalam artikel berikut ini…

Beredar informasi dari pesan bernatai yang menyebut Indonesia tengah dilanda gelombang panas. Pesan berantai itu memperingatkan ancaman bagi kesehatan jika kita melakukan kegiatan-kegiatan tertentu karena gelombang panas. Masa Iya?

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email [email protected].

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Cek Fakta Tidak Benar Minum Oralit Bisa Cegah Dehidrasi saat Puasa


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Cek Fakta Tidak Benar Minum Oralit Bisa Cegah Dehidrasi saat Puasa yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Cek fakta oralit cegah dehidrasi saat puasa.

Liputan6.com, Jakarta – Beredar di media sosial postingan yang menyebut minum oralit saat sahur bisa mencegah dehidrasi saat puasa. Postingan ini beredar sejak pekan lalu.

Salah satu akun ada yang mempostingnya di Facebook. Akun itu mengunggahnya pada 24 Maret 2023.

Dalam postingannya terdapat narasi sebagai berikut:

“Tips puasa saya, sahur cukup segelas oralit dan segelas air putih. Batalin puasa juga cukup segelas oralit dan segelas air putih, lanjut hidrasi secukupnya sampai sebelum tidur. Makan besar sekali, sebelum Isya, banyakin serat. Hindari buffet ayce (all you can eat), sisanya fokus ibadah.”

Akun itu menambahkan narasi “Tips puasa yang lagi viral: sahur cukup segelas oralit dan segelas air putih.”

Lalu benarkah postingan yang menyebut minum oralit saat sahur bisa mencegah dehidrasi saat puasa?

Berkaca dari Pemilu dan Pilkada sebelumnya,menjelang dan selama tahun politik, pasti akan banyak kabar bohong dan hoaks yang beredar. Kamu perlu tonton video ini supaya tidak jadi korban hoaks lagi jelang tahun politik 2024 nanti.

Penelusuran Fakta

CEK FAKTA Liputan6 (Liputan6.com/Abdillah)

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dan menemukan artikel berjudul “Guru Besar FKUI Tekankan Minum Oralit untuk Mengatasi Dehidrasi, Bukan Mencegah” yang tayang di Liputan6.com pada 25 Maret 2023.

Di sana terdapat penjelasan dari Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Profesor Ari Fahrial Syam.

“Oralit bukan untuk mencegah dehidrasi. Oralit itu mengandung garam dan gula jadi pada orang-orang tertentu seperti penderita diabetes, gulanya bisa naik,” kata Ari.

“Oralit hanya diperuntukkan orang dengan permasalahan diare. Jika memang orang diare maka kita imbangi dengan oralit, itu yang harus diperhatikan,” katanya menambahkan.

Dalam artikel tersebut juga terdapat penjelasan dari Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Adib Khumaidi.

“Cairan oralit itu kan mengganti cairan tubuh yang hilang, puasa itu bukan berarti ada cairan tubuh kita yang hilang. Minum yang cukup saat buka, saat sahur. Jangan diasumsikan dengan minum oralit seolah kita kekurangan cairan. Karena saat puasa, tidak berarti kita akan kekurangan cairan kalau kita minum dan makan sesuai saat sahur dan buka,” kata Adib.

Kementerian Kesehatan juga menjelaskan konsumsi oralit bila tidak sesuai peruntukan malah bisa membuat gangguan gerakan usus.

“Jika konsumsi oralit di luar pemakaian bisa memicu perut kembung. Tetap gunakan oralit sesuai peruntukannya,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi.

Sumber:

https://www.liputan6.com/health/read/5242655/guru-besar-fkui-tekankan-minum-oralit-untuk-mengatasi-dehidrasi-bukan-mencegah

https://www.liputan6.com/health/read/5242805/minum-oralit-tak-sesuai-peruntukan-malah-bisa-bikin-perut-kembung

Kesimpulan

Banner Cek Fakta: Salah (Liputan6.com/Triyasni)

Postingan yang menyebut minum oralit saat sahur bisa mencegah dehidrasi saat puasa adalah tidak benar.

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email [email protected].

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Menurut ahli bahasa Sansekerta, upawasa bermakna ritual untuk “masuk” ke Yang Ilahi.

    puasa

  • Ramadhan adalah bulan kesembilan dalam penanggalan Hijriyah (sistem penanggalan agama Islam).

    Ramadhan

  • Ramadan adalah bulan suci umat Islam yang dirayakan dengan cara melaksanakan puasa selama satu bulan penuh.

    Ramadan

  • Hoaks

  • Hoax

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.

Cegah Kembali Mati Listrik di Berau PLN Berupaya Lakukan Sistem Interkoneksi 150 KV


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Cegah Kembali Mati Listrik di Berau PLN Berupaya Lakukan Sistem Interkoneksi 150 KV yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

benuanta.co.id, BERAU – Kondisi arus kelistrikan rumah ke rumah di Kabupaten Berau mulai berangsur-angsur membaik berkat keseriusan tanggungjawab pemerintah daerah.

Tak hanya itu kata General Manager Unit Induk Distribusi (UID) Kaltimra, Joice Lanny Wantania mengatakan setelah 7 mesin sudah masuk ke Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Sambaliung.

Langkah selanjutnya yang akan dilakukan oleh PLN yakni bakal memperpanjang secara korporasi dan mengusahakan jalur transmisi 150 KV dari sistem pembangkit di Mahakam.

“Untuk jangka panjang agar Berau aman dan tidak ada pemadaman lagi dari sisi teknis, kami akan perpanjang secara korporasi sistem interkoneksi 150 KV jadi interkoneksi Kalimantan. Saat ini jalurnya masih tamaloy, nanti akan di-update lagi dengan teman-teman dari direktorat Mega Project, sudah sampai daerah mana mereka membangun jalur transmisi 150 KV ini. Kalau sudah bisa ke arah Tanjung Redeb maka sudah bisa kami evakuasi surplus daya yang ada di sistem Mahakam sebagai daya keseluruhan,” ucapnya Sabtu (1/4/2023).

Sebab kata dia, surplus daya yang ada di sistem Mahakam sebesar 140 MW lebih, tentunya jika untuk kebutuhan listrik di Berau sangat mencukupi karena beban puncak daya listrik Berau hanya 33 MW.

“Tapi kalau untuk jangka pendek ini. Artinya mesin tersebut masih ada back-upnya. Misalnya PLTU Berau gangguan ada 7 Megawatt ini memback up,” bebernya.

Kemudian soal status sewa mesin yang saat ini ada di PLTD Sambaliung, dikatakan Joice masih akan tetap ada sebagai back up.

“Selagi di butuhkan, selagi di perlukan, ini masih akan tetap ada. Karena beban listrik di sini kan tidak stuck pada 33 MW,” bebernya.

Kehadiran arus listrik pun selalu ada juga untuk memenuhi kebutuhan listrik Berau yang tiba-tiba bertambah, ketika ada pelanggan yang membutuhkan daya besar masuk ke Berau. Bahkan untuk kompensasi selama terjadi pemadaman bergilir di Berau, dikatakannya tidak bisa serta merta diberikan.

“Karena harus disesuaikan dengan Service Level Agreement (SLA) dan Tingkat Mutu Pelayanan (TMP), yang tentunya akan diberikan, kalau memang menjadi bagian kewajiban PLN kepada masyarakat. Dan kami mendukung penuh program presiden Jokowi bahwa di tahun 2060 sudah 100% semua daerah teraliri listrik,” terangnya.

“Jadi sekarang masih ada mesin yang berbahan bakar solar yang kami sewa. Tapi yang menyewa mesin ini bukan Pemda tetapi dari korporasi PLN lewat sub holding atau anak perusahaan yang sudah bergabung di sub holding,” pungkasnya. (*)

Reporter: Georgie Silalahi

Editor: Yogi Wibawa

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.