Sumur Bor Desa Mategal dari Anggaran Pokir Anggota DPRD Siap Dikerjakan


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Sumur Bor Desa Mategal dari Anggaran Pokir Anggota DPRD Siap Dikerjakan yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Titik lokasi pengeboran sumur bor air Munum Pokmas Jati Wekas Mategal, Kecamatan Parang

MAGETAN, PETISI.CO – Proyek pembangunan sumur bor untuk kebutuhan air minum warga, yang digelontorkan dari dana APBD 2022 melalui anggaran pokok-pokok pikiran (Pokir) anggota DPRD, yang dialokasikan untuk Kelompok Masyarakat (Pokmas) Jati Wekas Desa Mategal, Kecamatan Parang Magetan dalam waktu dekat akan segera mulai dikerjakan.

“Memang ada keterlambatan pengerjaanya, karena adanya permasalahan beralihnya pada titik lokasi pengeboran,” terang Jamaludin Malik, Anggota DPRD Magetan dari Fraksi PKB, Sabtu (1/04/2023).

Jamaludin Malik, mengatakan dalam waktu dekat ini satu hingga dua minggu pengerjaan sumur bor yang berlokasi di Dk. Gangsiran, Desa Mategal sudah siap dan akan mulai dikerjakan.

Memang dalam pengerjaan ini ada keterlambatan, karena adanya permasalahan teknis beralihnya titik lokasi pengeboran, yang awalnya berlokasi di mantren di lahan perhutani, tapi ternyata disana medanya terlalu berat.

“Karena medannya terlalu berat, atas usulan dari warga selanjutnya dipindahkan ke tanah milik warga yang berlokasi di Dukuh Gangsiran, Desa Mategal, karena di area tersebut minimal akan bisa mengcover kebutuhan air minum warga untuk 2 RT, yang memang kesulitan air minum saat musim kemarau tiba,” jelas Jamaludin.

Selain itu, keterlambatan pengerjaan ini karena masih menunggu operator pengebor sumurnya yang masih ada kesibukan pengerjaan di tempat yang lain.

“Namun sudah kita konfirmasi, sehingga untuk waktu dekat ini sudah mulai bisa mengerjakan di titik lokasi sumur bor baru yang telah diusulkan oleh warga di pokmas Desa Mategal ini,” imbuhnya.

Lanjut Jamaludin, keterlambatan ini karena perkara teknis saja tidak ada unsur kesengajaan atau yang lainya. Dan boleh dicek di sumur-sumur tempat lainya yang sudah dibantunya, kesemuanya realisasi dan tidak ada yang fiktif.

Pertimbangan untuk peralihan titik lokasi tersebut selain lahanya milik perhutani yang juga harus ada perijinan lahanya juga berat, karena berada di bawah dan jika masyarakat berada di atas jadi perlu tenaga lagi untuk pipa menyedot air ke atas.

“Sedang lokasi yang baru lahanya milik warga sendiri dan tidak perlu ada ijin selain itu lokasinya berada di atas, sehingga akan mudah disalurkan ke rumah warga,” tutupnya. (pgh)


Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.