Pusat Belanja Pulih Ritel Masih Rentan


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Pusat Belanja Pulih Ritel Masih Rentan yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

”FnB (makanan dan minuman) yang sudah pulih bahkan melampaui sebelum pandemi turut dipengaruhi perilaku konsumen yang semakin yakin untuk bepergian dan makan di luar,” kata Tutum, saat dihubungi, Rabu (29/3/2023), di Jakarta.

Ia menambahkan, keseimbangan baru yang membentuk keyakinan masyarakat untuk bepergian ke mal dan berbelanja belum bisa dikatakan stabil. Tahun 2023 dan 2024 masih akan dibayang-bayangi resesi dan penurunan daya beli. Selain itu, sejumlah ritel memilih tidak melakukan ekspansi dan menunggu perkembangan politik pascapemilu tahun depan.

Baca juga: Pengunjung Pusat Perbelanjaan Diperkirakan Meningkat 100 Persen

”Sektor ritel sangat rentan terhadap isu, di samping dipengaruhi daya beli masyarakat,” ujar Tutum.

ADRYAN YOGA PARAMADWYA

Para pengunjung berbuka puasa di salah satu mal di kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Jumat (24/3/2023). Mal menjadi salah satu tempat favorit warga Jakarta untuk berbuka puasa. Selain menyediakan berbagai macam pilihan kuliner, pengunjung dapat berkeliling dan berbelanja sembari menunggu waktu berbuka puasa.

Terus tumbuh

Secara terpisah, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Wijaya mengemukakan, tingkat kunjungan ke pusat perbelanjaan terus meningkat, terutama setelah pemerintah mencabut PPKM menjelang akhir tahun 2022. Saat ini, tidak sedikit pusat perbelanjaan yang tingkat kunjungannya mencapai 100 persen atau bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan sebelum pandemi.

Tingkat rata-rata kunjungan pada tahun ini diproyeksikan akan sama atau melebihi sebelum pandemi. Pada awal pandemi tahun 2020, rata-rata tingkat kunjungan ke pusat perbelanjaan sekitar 50 persen dan pada tahun 2021 sedikit meningkat menjadi sekitar 60 persen. Sementara tahun 2022 tingkat kunjungan mencapai 90 persen.

”Setelah PPKM dicabut beberapa waktu lalu, pusat perbelanjaan telah mulai kembali mengadakan berbagai acara dan kegiatan serta promo belanja yang sebelumnya hampir selama tiga tahun dilarang sehubungan dengan PPKM,” tutur Alphonzus.

Masa Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini pertama kalinya dilaksanakan tanpa PPKM, setelah tiga tahun berturut-turut sebelumnya selalu disertai dengan berbagai pembatasan akibat pandemi Covid-19.

Baca juga: Pusat Perbelanjaan, Tujuan Wisata Keluarga

Tingkat kunjungan ke pusat perbelanjaan pada saat Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini diperkirakan lebih dari 100 persen dibandingkan dengan sebelum pandemi, atau paling tidak sama dengan sebelum pandemi. Puncak kunjungan ke pusat perbelanjaan pada saat Ramadhan umumnya akan terjadi 1-2 pekan menjelang Idul Fitri.

KOMPAS/AGUS SUSANTO

Warga mengelilingi pusat perbelanjaan di Kota Bekasi, Jawa Barat, Rabu (8/3/2023). Pusat perbelanjaan terus berbenah dengan menawarkan sejumlah pameran dan kuliner yang menarik pengunjung untuk datang.

Alphonzus menilai, perkembangan ritel dengan konsep stand alone tidak akan menggerus pasar pusat perbelanjaan. Pusat perbelanjaan masih akan tetap menjadi pilihan karena menawarkan konsep yang berbeda. Selain itu, juga kategori penyewa yang lebih lengkap dan lebih beragam sehingga menyediakan pengalaman berbelanja yang lebih bervariasi bagi pelanggan.

Sebelumnya, konsultan properti Knight Frank, dalam laporan Jakarta Property Highlight semester II-2022, menyebut, pencabutan PPKM di akhir tahun mengirimkan sinyal positif pada sektor ritel secara umum di Jakarta yang ditandai dengan mulai kembalinya pengunjung ke ruang ritel, meski tidak terjadi pada semua kelas ritel. Serapan ruang ritel oleh penyewa potensial antara lain produk alas kaki, fesyen, kosmetik, elektronik, e-dagang, produk sehari-hari, dan tempat bermain anak.

Lebih jauh, laporan itu mencatat bahwa akan beroperasi tiga proyek ritel terbaru di Jakarta di tahun 2023. Salah satunya, berkonsep food and beverage di Jakarta Utara, sehingga total pasokan mal bertambah menjadi 4.923.911 meter persegi (m2). Sementara itu, hingga tahun 2025, akan ada 6 proyek mal sejumlah 292.109 m2.

Director Strategic Consultancy Knight Frank Indonesia, Sindiani Adinata, menyebutkan, sektor ritel merupakan salah satu subsektor properti yang masih prospektif ke depannya karena pertumbuhan cepat pascapandemi. “Tingkat kegiatan masyarakat pada kebanyakan mal dan pusat perbelanjaan di Jakarta meningkat tajam setelah dicabutnya PPKM. Ini menjadi dorongan pasar ritel dalam mengejar ketertinggalan di beberapa tahun ke belakang,” ujarnya.

Baca juga: Pusat Perbelanjaan Perlu Difungsikan sebagai Ruang Koneksi Sosial

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.