Jauh dari Pusat Perbelanjaan Warga Desa Malasari Bogor Lebih Memilih Berbelanja ke Sukabumi


Berikut adalah artikel atau berita tentang otomotif dengan judul Jauh dari Pusat Perbelanjaan Warga Desa Malasari Bogor Lebih Memilih Berbelanja ke Sukabumi yang telah tayang di apurboitservices.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Muamarrudin Irfani

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, NANGGUNG – Kampung Citalahab Central berada di Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor.

Untuk menjangkau perkampungan tersebut, harus menempuh jarak kurang lebih 17 kilometer dari Kantor Desa Malasari, sekitar 29 kilometer dari Kantor Kecamatan Nanggung, dan berjarak lebih dari 70 kilometer dari pusat Pemerintahan Kabupaten Bogor.

Selain jaraknya yang jauh, kondisi jalan bebatuan membuat waktu tempuh menjadi lebih lama. Dari Kantor Desa menuju pekampungan tersebut saja membutuhkan waktu kurang lebih 1 jam perjalanan.

Karena lokasinya yang jauh dari pusat perbelanjaan, warga sekitar lebih memilih untuk mencari kebutuhan pokok ke wilayah Sukabumi dibandingkan berbelanja ke wilayah Nanggung ataupun Leuwiliang.

Pasalnya, akses jalan Desa Malasari ini berbatasan langsung dengan wilayah Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Salah satu waga sekitar, Ade Suryadi (45) mengatakan wilayah Sukabumi lebih dekat dari kampungnya, walaupun untuk ke Sukabumi sama-sama menempuh jarak kurang lebih 17 kilometer.

“Daripada 17 kilometer baru sampe balai desa, kami lebih memilih ke Sukabumi karena lebih dekat, keluarnya di Cibadak,” ujarnya kepada TribunnewBogor.com, Rabu (8/2/2023).

Hal senada pun diungkapkan oleh seorang ibu rumah tangga di Kampung Citalahab Centra, Yuli (32).

Ia mengatakan di kampungnya terdapat penjual sembako, hanya saja, tidak selengkap di pusat kota dan juga harganya lebih mahal.

“Ada yang jual sayur ke sini dua hari sekali, kita belinya sekalian di stok. Kalau sembako di warung lengkap, cuma bisa dua kali lipat harganya, soalnya kan ongkosnya mahal,” ungkapnya.

Yuli mengungkapkan, warga setempat hanya berbelanja ke pasar jika ada suatu keperluan yang sangat penting ataupun kebutuhan dalam jumlah besar semisal belanja bulanan.

Ketika belanja bulanan pun warga lebih memilih menggunakan sepeda motor ketimbang menyewa kendaraan roda empat.

Hal itu dikarenakan biaya sewa kendaraan roda empat yang terbilang mahal untuk mengantarkan berbelanja ke pasar.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih. Untuk berlangganan artikel seperti ini harap hubungi kami agar anda dapat artikel atau berita terupdate dari kami.